• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM NEGERI 5 MENARA BERDASARKAN PENDEKATAN KONFLIK TOKOH UTAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM NEGERI 5 MENARA BERDASARKAN PENDEKATAN KONFLIK TOKOH UTAMA"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM NEGERI 5 MENARA BERDASARKAN

PENDEKATAN KONFLIK TOKOH UTAMA

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Oleh :

MUHAMMAD WILDAN AL-FIRDAUS NIM. 16148110

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA

SURAKARTA

2021

(2)

PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM NEGERI 5 MENARA BERDASARKAN

PENDEKATAN KONFLIK TOKOH UTAMA

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Strata -1 (S-1)

Proram Studi Televisi dan Film Jurusan Seni Media Rekam

Oleh :

MUHAMMAD WILDAN AL-FIRDAUS NIM. 16148110

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA

SURAKARTA

2021

(3)
(4)

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Wildan Al-Firdaus

NIM : 16148110

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (Skripsi) berjudul :

Penerapan Struktur Naratif Pada Film Negeri 5 Menara Berdasarkan Pendekatan Konflik Tokoh Utama adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan atau plagiarisme dari karya orang lain. Apabila di kemudian hari, terbukti sebagai hasil jiplakan atau plagiarisme, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Selain itu, saya menyetujui laporan Tugas Akhir ini dipublikasikan secara online dan cetak oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dengan tetap memperhatikan etika penulisan karya ilmiah untuk keperluan akademis.

Demikian, surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, 19 Agustus 2021 Yang menyatakan

Muhammad Wildan Al- Firdaus

NIM. 16148110

(5)

ABSTRAK

PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM NEGERI 5 MENARA

BERDASARKAN PENDEKATAN KONFLIK TOKOH UTAMA

(Muhammaad Wildan Al – Firdaus, 2021, hal 1 - 133) Tugas Akhir Skripsi Program Studi Film & Televisi Jurusan Seni Media Rekam Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konflik menjadi sebuah unsur yang membangun cerita pada film. Skripsi ini mengkaji mengenai konflik tokoh utama pada film Negeri 5 Menara. Penelitian ini menggunakan teori tangga dramatik dari buku Himawan Pratista. dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan observasi dan studi Pustaka, sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh utama dalam film ini mempunyai karakter tokoh dengan tujuan yang lemah, tidak di dasari dengan motivasi serta filosofi yang kuat pada segi alur cerita film. Tangga dramatic pada film ini ditunjukkan bahwa konflik sudah muncul sejak awal film sebagai pemantik penonton dengan cerita yang disuguhkan, hingga pada bagian perengahan berisi konflik utama dan resolusi penyelesaian masalah, sedangkan tahap penutupan berisi pencapaian atas konflik yang dialami sebelumnya.

Kata Kunci : Konflik, Struktur Naratif, Tokoh Utama, Film Negeri 5 Menara

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Allah SWT

Kedua Orang tua saya, Ayah dan Ibu, keluarga besar saya, serta teman- teman seperjuangan. Terimakasih atas dukungan dan doa kalian selama ini,

utamanaya dalam proses pengerjaan skripsi ini.

(7)

MOTTO

Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan

-Ali bin Abi Thalib -

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah dan hidahyah-Nya kepada penulis sehingga diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyusun tugas skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada :

1. Sri Wastiwi Setiawati, S.Sn., M.Sn, selaku Dosen pembimbing tugas akhir skripsi, yang telah memberikan banyak arahan dan saran selama proses penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.

2. Ttius Soepono Adji, S.Sn., M.A, selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan perhatian dan arahan kepada penulis untuk segera menyelesaikan studi sekaligus sebagai dosen penguji tugas akhir yang memberikan masukan dan saran.

3. I Putu Suhada Agung, S.T., M.Eng. selaku ketua penguji pada ujian pendadaran sekaligus memberikan arahan dan saran kepada penulis.

4. Seluruh dosen program studi film dan televisi, yang telah memberikan ilmunya selama masa perkuliahan di Institut Seni Indonesia Surakarta.

5. Saiful Asrori dan Lailatul Nikmah, S.Pd., M.Pd. selaku kedua orang tua

penulis yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada

penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir skripsi.

(9)

6. Rizky Hikmatul Maulidia yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk segera menyelesaikan tugas akhir skripsi.

7. Ustadz Royali selaku pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Miftahul Khoirot yang senantiasa memberi semangat dan membimbing penulis selama menempuh studi di pondok.

8. Hizbul Wafi, Wifaqurrohman, Subhan Masruri, Aji Pangestu, Slamet Ginanjar yang selalu mendengarkan keluh kesah, dan memberikan nasihat dukungan, serta semangat kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir skripsi.

9. Rekan-rekan Pondok Pesantren Mahasiswa Miftahul Khoirot yang senantiasa memberi dukungan penuh kepada penulis.

10. Teman-teman seperjuangan prodi film & televisi yang memberi inspirasi, dukungan serta semangat kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir skripsi.

11. Semua pihak yang membantu dalam bentuk apapun yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Besar harapan penulis atas kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca dan semua pihak.

Surakarta, 19 Agsustus 2021

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... …vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Peneletian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Tinjauan Pustaka ... 5

F. Kerangka Konseptual ... 9

1. Struktur ... 9

2. Pola Struktur ... 10

G. Metode Penelitian ... 15

1. Jenis Penelitian ... 15

2. Objek Peneliitian ... 15

3. Jenis dan Sumber Data ... 16

4. Teknik Pengumpulan Data ... 17

(11)

BAB II FILM NEGERI 5 MENARA ... 22

A. Film Negri 5 Menara ... 22

1. Identitas Film ... 23

2. Sinopsis ... 24

B. Bedah scene Film Negeri 5 Menara ... 25

C. Identifikasi Tokoh Utama ... 65

BAB III PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM NEGERI 5 MENARA BERDASARKAN PENDEKATAN KONFLIK TOKOH UTAMA ... 75

A. Struktur Film ... 75

1. Babak Permulaan ... 75

2. Babak Pertengahan ... 93

3. Babak Akhir ... 127

BAB IV PENUTUP ... 130

A. KESIMPULAN ... 130

B. SARAN ... 131

DAFTAR ACUAN ... 132

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Poster Film Negeri 5 Menara ... 2

Gambar 2. Karakter tokoh Alif diperankan Gazza Zubiareta ... 66

Gambar 3. Karakter tokoh Raja dipernakan oleh Jiofani Lubis ... 67

Gambar 4. Karakter tokoh said dipernakan oleh Ernest Samudera ... 68

Gambar 5. Karakter tokoh Dulmajid diperankan oleh Aris Putra ... 69

Gambar 6. Karakter tokoh Atang dipernakan oleh Rizki Ramdani ... 70

Gambar 7. Karakter tokoh Baso diperankan olwh Bily Sandy ... 71

Gambar 8. Karakter tokoh Amak diperankan oleh Lulu Tobing ... 72

Gambar 9. Karakter tokoh Ayah diperankan oleh David Chalik ... 73

Gambar 10. Alif dan Randai berlarian di tepi danau Maninjau ... 76

Gambar 11. Alif mendengarkan pembicaraan Amak dan Ayah ... 78

Gambar 12. Ayah menjual kerbau peliharaanya untuk biaya Alif ... 82

Gambar 13. Alif bertanya kepada Ayah ... 83

Gambar 14. Kebimbangan Alif melihat dua brosur di hadapannya ... 88

Gambar 15. Alif berkata kepada Amak ... 90

Gambar 16. Amak mengantar Alif dan Ayah ke terminal ... 91

Gambar 17. Amak memasang foto Alif dantara Moh. Hatta dan Buya Hamka .. 86

Gambar 18. Ustadz Iskandar menerangkan peraturan kamar ... 94

Gambar 19. Alif dan kawan-kawan dihukum oleh santri senior ... 98

Gambar 20. Baso sedang berlatih pidato bahasa Inggris ... 100

Gambar 21. Alif mendapat surat dari Randai yang berada di Bandung ... 101

Gambar 22. Alif mendaftar ke lembaga jurnalistik pondok ... 103

Gambar 23. Alif dan teman-teman menceritakan cita-cita mereka ... 105

Gambar 24. Shohibul Menara berhasil membetulkan genset rusak ... 108

Gambar 25. Dulmajid berinisiatif agar bisa menonton bulu tangkis di pondok .. 110

Gambat 26. Alif mendapat surat dari Amak ... 113

Gambar 27. Baso dijemput tetangganya dan meninggalkan Pondok Madani ... 115

Gambar 28. Alif membuat sebuah tulisan di bukunya ... 117

Gambar 29. Alif beradu argumen dengan teman-temanya ... 119

(13)

Gambar 30. Said mendatangi Alif setelah kelas ... 120

Gambar 31. Alif membaca surat permintaan maaf Amak ... 123

Gambar 32. Alif tidak jadi meninggalkan pondok ... 124

Gambar 33. Baso mengurus neneknya yang sakit dan mengajari ... 126

Gambar 34. Alif mengikuti workshop jurnalis ... 127

Gambar 35. Alif bertemu dengan Raja dan Atang ... 128

Gambar 36. Baso mendapat telepon dari Alif ... 129

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Scene dan adegan dalam film Negeri 5 Menara ... 64

(15)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Skema pola struktur naratif menurut Himawan Pratista ... 10

Bagan 2. Skema penelitian struktur naratif film Negeri 5 Menara ... 14

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Film sebagai salah satu media untuk menyampaikan sebuah gagasan dari kreator film kepada penontonnya. Pembuat film dapat menjadikanya sebagai media penyampai pesan dalam bentuk karya audio visual yang didalamnya dapat dimasukkan nilai-nilai yang diinginkan. Seorang kreator menyampaikan pesan kepada penonton melalui rangkaian cerita dengan memainkan alur atau arah cerita dalam film tersebut agar tercipta film yang menarik untuk dinikmati dengan unsur-unsur pembentuk film.

Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur naratif dan sinematik. Unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah, sementara sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya.

1

Film Negeri 5 Menara yang diadaptasi dari novel yang berjudul sama karya A. Fuadi, seorang penulis yang menggabungkan konsep cerita novel “Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy dengan setting/latar lingkungan religius, serta mengusung konsep cerita novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata dengan konsep mimpi besar khas anak daerah, yang jika digabungkan menjadi sebuah novel berjudul “Negeri 5 Menara” dan kemudian diadaptasi menjadi sebuah film yang di produksi oleh Milion Pictures dan Kompas Gramedia Production dengan di sutradarai oleh Affandi Abdul Rachman.

1 Himawan Pratista. 2008. Memahami Film. Homerian Pustaka : Yogyakarta. hal 1

(17)

Sebuah hal yang menjadikan menarik pada film ini adalah cerita yang menggambarkan pergolakan batin seorang Alif sebagai salah satu tokoh utama dalam film ini dan kelima temannya untuk mewujudkan mimpinya sesuai passionnya, untuk sukses dengan prinsip yang mereka pahami.

Namun, mimpi Alif terkendala dengan harus menuruti permintaan orang tuanya sebagai tanda bakti atas nama anak terhadap orang tua. Salah satu bukti bahwa Alif menunjukkan baktinya sebagai anak adalah dengan mengikuti apa kata amaknya untuk masuk pesantren.

Konflik dapat diartikan sebagai penghalang yang dihadapi tokoh

protagonis untuk mencapai tujuanya. Banyak konflik secara lansgung dan

tak langsung yang dialami oleh tokoh, baik berupa kejadian-kejadian antara

tokoh dengan tokoh maupun konflik batin yang berasal dari diri sisi

psikologis tokoh. Pemilihan tokoh dalam sebuah film adalah suatu hal yang

sangat penting karena penonton akan memusatkan perhatianya kepada

tokoh yang akan membawa cerita pada film tersebut melalui peran tokoh

dan konflik yang dimunculkan. Karakter tokoh utama dalam film Negeri 5

Menara tidak hanya dibawakan oleh satu atau dua orang saja, melainkan

lima orang santri yang berasal dari berbagai daerah yang sama-sama

diwujudkan sebagai sosok yang semangat menggapai mimpinya, sebagai

anak daerah yang berkeinginan menunjukkan bahwa dirinya akan menjadi

sosok yang berhasil. Peran Alif sebagai salah satu tokoh sentral dalam film

ini dapat dilihat dari konflik-konflik yang dihadapi. walaupun dalam sebuah

cerita mungkin terdapat berbagai konflik, tapi didalamnya terdapat satu

(18)

konflik besar yang akhirnya menyimpan arti terpenting dari cerita itu sebagai sebuah keseluruhan.

Film Negeri 5 Menara merupakan kisah perjuangan seorang anak daerah yang bernama Alif Fikri Chaniago asal Bukittinggi, Sumatera Barat, beserta lima temanya dari berbagai daerah, yang berusaha menggapai mimpi di balik persahabatan dan persaudaraan di pondok madani, sebuah pondok pesantren modern di Ponorogo, Jawa Timur. Film ini bercerita tentang Alif (Gazza Zubizareta) yang setelah kelulusanya di Madrasah Tsanawiyah Negeri Maninjau, bersama sahabatnya Randai (Sakura Ginting), yang memiliki keinginan untuk bersama sama melanjutkan ke sekolah umum, SMA Bukittinggi, dan kemudian meneruskan kuliah di kampus yang menjadi tujuanya di ITB (Institut Teknologi Bandung) karena terinspirasi dari seorang tokoh nasional yang juga presiden B.J Habibie. Namun keinginan Alif bertolak belakang dengan amaknya (Lulu Tobing) yang menginginkan Alif masuk ke pondok pesantren untuk mendalami ilmu agama agar nanti dewasa menjadi tokoh nasional yang bermanfaat bagi banyak orang, walaupun pada awalnya Alif tidak mau, namun akhirnya memenuhi keinginan orang tuanya meski dengan setengah hati.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana penciptaan konflik

melalui pola struktur naratif diterapkan dalam film ini, alur yang mudah

dipahami membuat penonton merasa dekat dengan maksud dari film tersebut

melalui alur cerita yang disampaikan. penulis mengkaji pola struktur naratif

dalam film Negeri 5 Menara ini untuk melihat bagaimana penerapan pola

(19)

struktur naratif dalam menciptakan sebuah konflik sehingga menjadikan film ini menarik untuk ditonton dan menimbulkan kesan menginspirasi dan memotivasi setelah menontonnya. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberi sedikit manfaat terhadap proses inspirasi penciptaan cerita dalam sebuah film.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana struktur naratif dalam film Negeri 5 Menara diterapkan melalui konflik pada tokoh utama ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan struktur naratif film Negeri 5 Menara melalui konflik pada tokoh utama dalam film.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memahami

penerapan struktur naratif pada film Negeri 5 Menara melalui konflik pada

tokoh utama dalam film dan juga sebagai referensi model dalam penciptaan

struktur naratif melalui konflik tokoh utama.

(20)

E. Tinjauan Pustaka

Banyak buku dan skripsi terdahulu yang ditemukan sebagai rujukan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian yang pernah diteliti oleh peneliti lain, diantaranya :

Skripsi yang berjudul Karakter Tokoh Utama Film Di Timur Matahari Melalui Metode Langsung (Telling) Karya Araya Dewi Anggraeni.

Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film, Jurusan Seni Media Rekam, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta tahun 2018.

Penelitian ini mengkaji tentang kehidupan sosial masyarakat Tiom yang menceritakan bagaimana semangat anak-anak di pegunungan Papua untuk mengenyam pendidikan dasar dengan berbagai keterbatasan. Metode telling adalah dengan mengkarakteristikkan melalui tokoh utama, dengan pemaparan cerita yang dilakukan oleh pengarang untuk menentukan karakterisasi tokoh. Penelitian ini dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada sutradara, ditambah dengan studi pustaka menggunakan buku penunjang maupun jurnal. Hasil Penelitian ini adalah memaparkan isu sosial terkait pelestarian budaya yang kental menunjukkan realitas yang ada di Papua, dengan dua tokoh yang menuturkan adanya permasalahan sosial di Papua, yakni kemiskinan, kurangngnya lapangan pekerjaan, dan sering terjadinya konflik semakin menunjukkan relitas yang ada di Papua.

Sedangkan pada penelitian Penerapan struktur naratif pada film Negeri 5

Menara berdasarkan pendekatan konflik tokoh utama membahas tentang

penerapan struktur naratif pada film dalam menciptakan konflik tokoh utama.

(21)

Skripsi yang berjudul Pembangunan Konflik Melalui Struktur Naratif Dalam Film RUDHY HABIBIE yang ditulis oleh Winda Setya Maharani.

Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film, Jurusan Seni Media Rekam, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Suraarta, tahun 2019.

Penelitian ini membahas tentang bagaimana konflik dibangun melalui struktur naratif pada film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan memahami perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan yang disampaikan melalui dialog yang ada, menggunakan teknik purposive sampling atau mengambil cuplikan scene-scene mengandung konflik yang berpengaruh pada pelaku utama yaitu Rudy Habibie. Hasil penelitian yang dilakukan pada film ini adalah konflik yang dihadirkan lebih banyak mengenai konflik antar tokoh utama (Rudy Habibie) dengan tokoh lainya, pola struktur naratif pada film Rudy Habibie menggunakan pola struktur naratif tiga babak. Sedangkan pada penelitian Penerapan struktur naratif pada film Negeri 5 Menara berdasarkan pendekatan konflik tokoh utama lebih menekankan bagaimana konflik diciptakan melalui struktur naratif.

Skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Moral Dalam Film Negeri 5 Menara Perspektif Pendidikan Islam yang ditulis oleh M.Hadi Saputro, Universitas Islam Negreri Sunan Ampel Surabaya, tahun 2019.

Penelitian ini membahas tentang nilai-nilai moral apa saja yang diterapkan

pada film Negeri 5 Menara, karena pada dasarnya moral sangat penting baik

kepada teman sesama, guru, orang tua, maupun masyarakat luas. Penelitian

(22)

ini menggunakan pendekatan semiotik sebagai metode penelitianya, dengan mengambil nilai moral yang ada didalamnya, disertai observasi dengan mengamati secara langsung terhadap objek penelitiannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai moral dapat di kategorikan menjadi 2, yaitu moral terhadap Tuhan, meliputi beriman, selalu ingat, dan taat terhadap Tuhan, dan nilai moral kepada diri sendiri adalah jujur,disiplin, dan pantang menyerah.

Sedangkan pada penelitian Penerapan struktur naratif pada film Negeri 5 Menara berdasarkan pendekatan konflik tokoh utama lebih menekan kepada konflik yang dalami tokoh utama sebagai pengantar cerita yang didalamnya terdapat nilai-nilai moral.

Skripsi yang berjudul Analisis Struktur Naratif Dalam Membangun Biografi Soekarno Pada Film Soekarno yang ditulis oleh Meria Agustina, Universitas Jember, tahun 2016. Peneltian ini lebih menekankan struktur naratif biografi tokoh Soekarno dalam Film Soekarno, sedangkan pada penelitian Penerapan struktur naratif pada film Negeri 5 Menara berdasarkan pendekatan konflik tokoh utama mengkaji tentang penerapan struktur naratif dalam penciptaan sebuah konflik pada sebuah film melalui tokoh utama.

Buku Memahami Film Karangan Himawan Pratista. Buku ini banyak

membahas tentang studi film hingga sampai dengan elemen-elemen yan

terkandung didalamnya. Pemahaman mengenai bedah karya film juga

disajikan dalam buku ini, buku ini merupakan golongan buku yang wajib

sebagai referensi dalam bidang perfilman.

(23)

Buku Memahami Penelitian Kualitatif Karangan Prof. Dr. Sugiyono.

Buku ini sebagai pengantar dalam menjalankan penelitian seperti apa yang akan dilakukan. Buku ini menjabarkan tentang teori-teori penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif beserta teknik pengumpulan dan analisisnya.

Buku Kunci Sukses Menulis Skenaruo Karangan Elizabeth Lutters.

Buku ini membahas mengenai tuntunan-tuntunan membuat skenario film, mengkonsep mulai dari ide cerita hingga tata penulisan skenario film dan juga membahas materi bumbu-bumbu yang biasa digunakan untuk menjadikan film menarik di tonton.

Buku Cara Menilai Sebuah Film karya Asrul Sani, buku ini berisi

petunjuk lengkap bagaimana menyusun dan menganalisa kritik film secara

sistematis, dialog dan konflik film merupakan unsur-unsur yang dipakai

dalam penelitian ini.

(24)

F. Kerangka Konseptual

Bagian ini memaparkan konsep yang sesuai dengan tema penelitian, tujuan dengan dipaparkannya konsep ini adalah agar diperoleh pemahaman mendasar mengenai konsep tersebut. Konsep-konsep terkait diantaranya :

1. Struktur Naratif

Sebuah cerita tidak lepas dari namanya unsur naratif, naratif berguna untuk membantu orang lain memahami hal apa yang akan disampaikan dalam sebuah film. Unsur naratif pada sebuah film digunakan sebagai bagian dalam pembentukan sebuah film.

Naratif adalah suatu rangkaian peristiwa yang berhubungan satu sama lain dan terikat oleh logika sebab-akibat (kausalitas) yang terjadi dalam suatu ruang dan waktu. Sebuah kejadian tidak bisa mengalir begitu saja tanpa ada alasan yang jelas. Segala hal yang terjadi pasti disebabkan oleh suatu dan terikat sartu sama lain dalam hubungan kausalitas.

2

Pola struktur naratif dalam film secara umum dibagi menjadi tiga tahapan, yakni : permulaan, pertengahan, serta penutupan. Tahap -tahap inilah karakter, masalah, tujuan, aspek ruang dan waktu masing-masing ditetapkan dan berkembang menjadi alur cerita secara keseluruhan.

3

2 Himawan Pratista. hal 33

3 Himawan Pratista. hal 44

(25)

Berikut skema pola struktur naratif :

Permulaan Pertengahan Penutupan

Aspek Ruang dan waktu Konflik Konfrontasi Akhir

Para pelaku Konfrontasi Resolusi

Masalah Pengembangan Masalah Tujuan

Bagan 1. Skema pola struktur naratif menurut Himawan Pratista Diambil dalam buku berjudul “Memahami Film”

a. Tahap Permulaan

Tahap permulaan atau pendahuluan adalah titik paling kritis dalam sebuah cerita film karena dari sinilah segalanya bermula. Pada titik inilah ditentukan aturan permainan cerita film. Tahap ini biasanya telah ditetapkan pelaku utama dan pendukung, pihak protagonis dan antagonis, masalah dan tujuan, serta aspek ruang dan waktu cerita (eksposisi). Jika seorang pelaku cerita baik protagonis maupun antagonis membutuhkan apapun, pada tahap inilah tuntutan tersebut biasanya dipenuhi. Kadang pada tahap ini terdapat sekuen pendahulu atau prolog yang merupakan latar belakang cerita film. Prolog bukan merupakan bagian dari alur cerita utama namun adalah peristiwa yang terjadi sebelum cerita sebenarnya terjadi.

4

4 Himawan Pratista. hal 45

(26)

b. Tahap Pertengahan

Tahap pertengahan sebagian besar berisi usaha dari tokoh utama atau protagonis untuk menyelesaikan solusi dari masalah yang telah ditentukan pada tahap permulaan. Tahap inilah alur cerita mulai berubah arah dan biasanya disebabkan oleh aksi di luar perkiraan yang dilakukan oleh karakter utama atau pendukung. Tindakan inilah yang nantinya memicu munculnya konflik. Konflik sering kali berisi konfrontasi (fisik) antara pihak protagonis dengan antagonis. Tahap ini juga umumnya karakter utama tidak mampu begitu saja menyelesaikan masalahnya karena terdapat elemen-elemen kejutan yang membuat masalah menjadi lebih sulit atau kompleks dari sebelumnya. Tahap inilah tempo cerita semakin meningkat hingga klimaks cerita. Akhir tahap ini hingga menjelang klimaks, tokoh utama sering kali mengalami titik terendah (putus asa) baik dari segi fisik maupun mental.

5

c. Tahap Penutupan

Tahap penutupan adalah klimaks cerita, yakni puncak dari konflik atau konfrontasi akhir. Titik inilah cerita film mencapai titik ketegangan tertinggi. Setelah konflik berakhir maka tercapailah penyelesaian masalah, kesimpulan cerita atau resolusi. Tokoh utama berhasil mencapai tujuannya dan bisa pula tidak. Mulai titik inilah tempo cerita makin menurun hingga

5 Himawan Pratista. hal 45

(27)

cerita film berakhir.

6

2. Konflik

Konflik adalah permasalahan yang kita ciptakan untuk menghasillkan pertentangan dalam sebuah keadaan sehingga menimbulkan dramatik yang menarik.

7

Sebuah cerita pasti terdapat sebuah konflik yang memperngaruhi jalan cerita. Penulis menggali lebih dalam konflik apa saja yang ada pada film Negri 5 Menara, penelitian ini menggunakan dua rujukan mengenai konflik, yaitu menurut Asrul Sani dalam bukunya Cara Menilai Sebuah Film, yaitu :

a. Konflik Eksternal

Konflik eksternal bentuknya yang paling bersahaja. Sebuah konflik eksternal bisa merupakan sebuah perkelahian pribadi dan perorangan, atau antara tokoh utama dan tokoh lainya.

b. Konflik Internal.

Konflik internal ialah sebuah konflik yang berpusat pada sebuah konflik internal, psikologis dari tokoh utama, sehingga kekuatan yang saling berlawanan sebetulnya adalah aspek-aspek lainya dari pribadi yang sama.

8

6 Himawan Pratista. hal 46

7 Elizabeth Lutters. 2004. Kunci Sukses Menulis Skenario. Jakarta : PT Grasindo. hal 100

8 Asrul Sani, 1992. Cara Menilai Sebuah Film, Jakarta : Yayasan Citra. hal 65

(28)

3. Tokoh Utama

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tokoh dalam karya sastra adalah sosok yang benar-benar mengambil peran dalam cerita tersebut, Karya sastra termasuk film juga membutuhkan aktor atau pemain (tokoh).

Pelaku yang menggambarkan peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh.

9

Para tokoh yang terdapat dalam suatu cerita memiliki peranan yang berbeda. Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita disebut sebagai tokoh utama. Sedangkan tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculanya hanya melengkapi, melayani, mendukung tokoh utama disebut tokoh tambahan atau tokoh pembantu.

10

G. Skema Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dijabarkan, kemudian penulis membuat skema penelitian untuk mempermudah dan juga dijadikan sebagai fokus penelitian. Berikut skema penelitian yang akan dibuat :

9 Aminuddin 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru. hal 79

10 Aminuddin, hal 80

(29)

Bagan 2. Skema penelitian struktur naratif film negeri 5 menara

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian dengan maksud memahami fenomena yang

dialami oleh subek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan

(30)

tindakan, secara holistik dan dengan cara dekripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada sutu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

12

Penelitian ini fokus pada bagaimana penerapan struktur naratif yang digunakan pada film Negeri 5 Menara melalui pendekatan konflik tokoh utama.

Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap tersebut.

13

2. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah film berjudul Negeri 5 Menara yang diproduksi oleh Milion Pictures dan Kompas Gramedia Production.

Sebuah film tentang perjuangan anak daerah untuk mencapai cita-citanya, yang di sutradarai oleh Affandi Abdul Rachman, dengan naskah yang ditulis oleh Salman Aristo, yang sebelumnya juga menulis skenario film Ayat-ayat Cinta, Laskar Pelangi dan juga Sang Penari. Lokasi pengambilan gambar yang diambil dalam film ini berada di sebuah Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.

Durasi film ini adalah 119 menit, film ini pertama kali dirilis pada 1 Maret 2012. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap film Ngeri 5 Menara. Penulis juga menggunakan file film asli yang didapatkan

12 Lexy J. Moleong.2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. hal 6

13 Sugiyono. 2016. Memehami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. hal 2.

(31)

secara resmi dari Sinematek Indonesia, sebuah lembaga yang berfokus pada penyimpanan dan perawatan film yang berada di Kuningan, Jakarta Selatan, D.K.I Jakarta sebagai bahan penelitian.

3. Jenis dan Sumber data

a. Data Primer

Sumber data utama yang digunakan untuk penelitian ini yaitu file video DVD original film Negeri 5 Menara berformat (VOB) yang didapatkan langsung dari Sinematek Indonesia. Peneliti melihat karakter tokoh, pola struktur naratif, dan konflik yang ada pada film tersebut.

b. Data Sekunder

Data lain yang digunakan untuk melengkapi penelitian ini yaitu buku-buku, jurnal, artikel, maupun situs internet yang relevan dengan objek penelitian serupa. Memahami Film,Cara Menulis Skenario, Kunci Sukses Menulis Skenario, Memahami Penelitisn Kualitatif.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah metode penelitian kualitatif terdapat beberapa metode

dalam pengumpulan data. Untuk menunjang penelitian ini, diperlukan

teknik-teknik dalam pengumpulan data agar mendapatkan informasi yang

diperlukan. Berikut bebrapa teknik yang diperlukan pada penelitian ini :

(32)

a. Observasi

Pada penelitian ini observasi dilakukan untuk menggali data dari sumber data dengan mengamati video original film Negeri 5 Menara untuk menganalisis penerapan struktur naratif film Negeri 5 Menara berdasarkan pendekatan konflik tokoh utama. Peneliti melakukan beberapa tahapan ketika melakukan teknik observasi, yaitu menonton secara berkala setiap sekuen yang ada dalam film tersebut, setiap sekuen peneliti mengamati objek penelitian tentang konflik apa saja yang terjadi dalam film.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk melengkapi data dan informasi yang dibutuhkan peneliti, baik dari jurnal, karya ilmiah atau buku- buku yang berkaitan dengan penelitian film Negeri 5 Menara.

Dengan melakukan studi pustaka, peneliti dapat memanfaatkan informasi yang diperlukan dari berbagai media tersebut. dengan studi pustaka yang dilakukan, harapanya peneliti mendapatkan informasi dari sumber yang tepat dan terpercaya sebagai penunjang teori yang digunakan dalam penelitian.

c. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan tiga tahap dalam menganalisis data

yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimoulan dan

verifikasi.

(33)

1) Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya.

14

Mereduksi data berarti pemilihan, penyederhanaan, dan pemfokusan dari semua data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber. Reduksi data ddilakukan agar mempermudah menemukan data karena tidak semua data digunakan dalam penelitian ini.

Analisis data ini dapat diperoleh dari mengamati film Negeri 5 Menara.

Dari pengamatan seluruh scene dalam film Negeri 5 Menara, dipilih yang sesuai dengan tema bahasan pada penelitian ini. Pemilihan beberapa scene yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah scene yang sering memunculkan tokoh utama, konflik yang dalam film yang berhubungan dengan tokoh utama, dan kesesuaian karakter tokoh dengan pesan yang ingin disampaikan dalam film Negri 5 Menara.

2) Penyajian data

Pada Penelitian ini, data disajikan secara deskriptif.

Setelah melalui tahap reduksi data, maka tahap

14 Prof. Dr. Sugiyono.2012.Memahami Penelitian Kulaitatif. Bandung : Alfabeta. hal 92

(34)

selanjutnya adalah menyajikan data. Pada penelitian ini, pemilihan scene-scene terpilih dari sekuen yang dilakukan sebelumnya selanjutnya dialihkan menjadi adegan, kemudian mendeskripsikan dan selanjutnya diubah menjadi narasi. Data yang diperlukan mencakup karakterisasi tokoh, konflik, dan pesan yang ingin disampaikan dalam film Negeri 5 Menara.

3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi menjadi puncak dalam sebuah penelitian. Dalam tahap ini peneliti dapat membuat kesimpulan-kesimpulan sementara. Hasil dari kesimpulan sementara ini kemudian dapat di verifikasi ulang dengan cara pencocokan data yang telah dilakukan dan menonton film Negeri 5 Menara sebagai sumber data utama.

Setelah data terkumpul melalui Teknik pengumpulam data, maka analisis dapat dilakukan dengan mereduksi data, yaitu mencatat sekuen fikm Negeri 5 Menara yang berhubungan dengan struktur naratif dan konflik tokoh utama. Setelah tahapan sebelumnya selesai, selanjutnya yaitu penyajian data.

Data berupa uraian cerita film dibagi berdasarkan

(35)

struktur naratif dan konflik-konflik yang terjadi pada film.

I. Sistematika Penulisan

Laporan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab yang berisi uraian dan penjelasan yang dibagi menjadi beberapa subbab. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM FILM NEGERI 5 MENARA

Pada film ini dijelaskan deskripsi film Negeri 5 Menara, mulai dari sinopsis film hingga identitas film tersebut. dalam bab ini sebagai pengantar juga dijelaskan tentang rumah produksi yang memproduksi film Negeri 5 Menara.

BAB III PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM NEGERI 5 MENARA BERDASARKAN PENDEKATAN TOKOH UTAMA

Bab ini merupakan bagian inti dari penelitian ini, yang berisi tentang data-

(36)

data umum hasil dari analisis adegan untuk mengetahui pola struktur naratif pada penciptaan konflik melalui karakter tokoh Alif sehingga menjadikan film ini menarik dari segi cerita yang disampaikan. Bab ini berisi hasil penelitian mengenai penciptaan konflik melalui karakter tokoh pada film Negeri 5 Menara.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan.

(37)

BAB II

FILM NEGERI 5 MENARA

A. Film Negeri 5 Menara

Film Negeri 5 Menara adalah sebuah film karya Affandi Abdul Rahman yang diadaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama karya A. Fuadi, seorang penulis cerita yang dulunya juga pernah menuntut ilmu di pondok yang dijadikan latar cerita dalam film ini. skenario pada film ini dibuat oleh Salman Aristo yang juga sekaligus menjadi produsernya. Film ini rilis pertama kali pada 1 Maret 2012 dan dengan genre drama.

Fim ini bercerita tentang Alif, seorang anak daerah yang mempunyai cita-cita untuk kuliah di sebuah perguruan tinggi di Bandung (ITB) yang terinspirasi dari tokoh nasional B.J Habibie, tetapi keinginan Alif tersebut terhalang oleh keinginan amak/ibunya yang menginginkannya masuk ke sebuah pondok pesantren dengan tujuan setelah lulus bisa menjadi panutan bagi bangsa dan negara dengan ilmu agama yang dimilikinya.

Film ini dibintangi oleh Gazza Zubizareta, Sakurta Ginting, Lulu Tobing

dan beberapa artis senior seperti Ikang Fawzi, David Chalik dan Donny

Alamsah. Film ini juga menceritakan bagaimana menjalani hidup di sebuah

pondok pesantren dengan segala keterbatasanya, dengan demikian banyak

pelajaran kehidupan yang didapatkan didalamnya.

(38)

Gambar 1. Poster Film Negeri 5 Menara (Diunduh dari http://filmindonesia.or.id pukul 17.37)

1. Identitas Film

Judul film yang digunakan pada penelitian ini adalah film Negeri 5

Menara, sebuah film fiksi bergenre drama dengan durasi 119 menit. Tema

yang diambil dalam film ini tentang sekelompok pemuda yang menamakan

diri sebagai Shohibul Menara, karena titik kumpul mereka terletak di bawah

menara di sebelah masjid utama. Shohibul Menara yang berusaha meraih

impian atau cita-citanya, pada film ini cerita tidak hanya dibawakan oleh satu

orang saja, melainkan tokoh utama beserta keempat temanya sebagai sahabat

dengan tujuan yang sama sebagai inti cerita dalam film ini. Sasaran penonton

pada film ini ditujukan kepada usia 13 tahun keatas dengan alasan menjadi

inspirasi bagi pemuda-pemudi yang hendak melanjutkan pendidikanya di

(39)

pondok pesantren dan juga menjadi referensi untuk orang tua yang ingin memasukkan putra-putrinya masuk ke pondok pesantren. Film ini diambil berdasarkan kisah nyata Ahmad Fuadi, penulis ceriita film ini yang juga menyandang status santri di Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur.

2. Sinopsis Film Negeri 5 Menara

Pertengahan tahun 1988 Alif akan lulus SMP. Bersama sahabatnya, Randai, mereka berharap bisa masuk SMA terkenal di Bukit Tinggi, lalu lanjut kuliah di ITB. Namun Amaknya menginginkan Alif untuk masuk ke Pondok Madani, sebuah pesantren di sudut kota Ponorogo, Jawa Timur. Alif sempat menolak dengan keinginan amaknya, tetapi pada akhirnya memenuhi keniginan orangtuanya tersebut meski dengan setengah hati.

Setibanya di Pondok Madani, Gontor, Jawa Timur. Alif melihat tempat itu kampungan dan mirip penjara karena peraturan yang ketat dan keharusan mengikuti kelas adaptasi terlebih dahulu selama setahun. Alif sering menyendiri di awal-awal masa adaptasinya, tetapi seiring berjalannya waktu, Alif mulai bersahabat dengan teman-teman satu kamarnya, yaitu Baso dari Gowa, Atang dari Bandung, Raja dari Medan, Said dari Surabaya, dan Dulmajid dari Madura. Mereka berenam selalu berkumpul di menara masjid dan menamakan diri mereka Sahibul Menara alias para pemilik menara.

Suasana kian menghangat di kelas pertama, saat Alif disentak oleh

teriakan penuh semangat dari sang Ustadz: Man Jadda Wajada! Arti kata itu

adalah : Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. "Mantra" ini lah

yang menambah motivasi keenam anak itu bermimpi. Suatu sore, para

(40)

Sahibul menara menatap awan dan bercita-cita untuk keluar negeri. Alif melihat benua Amerika di awan. Raja menatap Eropa, Atang menggambar Afrika. Dulmajid dan Said melihat Indonesia. Sedang Baso, Asia.

B. Bedah Scene Film Negeri 5 Menara

Film Negeri 5 Menara memiliki durasi 1:51:41 dengan total 100 scene, antara lain sebagai berikut :

Tabel 1. Scene dan adegan dalam film Negeri 5 Menara

Scene Setting Adegan Time Code

Established perahu dipinggir danau Maninjau

00.00.28 - 00.00.32

Established orang di pinggir sawah

00.00.34 – 00.00.39

(41)

1. Danau Maninjau

Randai dan Alif berlarian ke tepi danau maninjau sepulang sekolah, disana mereka

berbicara mengenai rencana setelah lulus SMA

00.00.52 – 00.01.40

2. Rumah Alif

Orang tua Alif berdiskusi tentang kemungkinan Alif di sekolahkan ke pesantren

00.01.43 – 00.03.17

3. Rumah Alif

Alif pulang kerumah dan mendengar pembicaraan perihal rencana orang tuanya, seketika itu Alif marah dan langsung berlari keliuar rumah

00.03.37 – 00.04.20

(42)

4. Rumah Randai

Alif pergi ke rumah Randai dan

menceritakan keinginan orang tuanya

00.04.25 – 00.05.19

5. Rumah Alif

Alif Kembali kerumah dan berpapasan dengan ayah di ruang tamu. Alif bergegas ke kamar dan menutup pintu dengan keadaan kesal karena mengetahui rencana orang tuanya yang hendak

menyekolahkan ke pondok pesantren

00.05.19 – 00.06.19

6. Kamar Alif

Selesai sholat subuh, Ayah memanggil Alif dari luar untuk mengajak pergi ke pasar hewan

00.06.20 – 00.07.12

(43)

7. Kamar Alif

Ayah mengajak Alif pergi ke pasar hewan untuk menjual kerbau miliknya untuk biaya Alif sekolah ke Jawa

00.07.13 – 00.07.51

8. Danau Maninjau

Ayah dan Alif berbicara di pinggir danau Maninjau, berbicara perihal mengapa Alif harus

melanjutkan ke sekolah agama, Ayah berusaha meyakinkan Alif agar ia mau menuruti apa keinginan orang

tuanya 00.07.52 – 00.09.45

9. Kamar Alif

Alif melihat brosur ITB dan Pondok Madani, lalu amak menghampiri untuk mengajak Alif makan malam

00.09.46 - 00.11.09

(44)

10. Ruang Makan

Di tengah – tengah makan makan malam Alif berbicara bahwa ia setuju untuk sekolah di Pondok Madani

00.11.10 – 00.12.45

11. Kamar Alif

Alif mengemasi pakaian-pakaian yang akan ia bawa ke Pondok Madani, Randai datang

menghampiri untuk

berpamitan, ia mendoakan agar Alif bisa sukses nantinya di

Pondok Madani 00.12.46 – 00.14.25

12. Terminal

Alif berpamitan kepada Amak sebelum berangkat ke Pondok Madani, Amak

mendoakan agar ia menjadi anak yang sholeh dan berhasil

menuntut ilmu disana

00.14.26 – 00.15.31

(45)

Established Bis

00.15.34 – 00.15.44

13. Ruang Tamu

Amak

menempelkan foto Alif di dinding berhimpitan dengan foto 2 pahlawan, menandakan harapan besar Amak kepada Alif agar ia sukses seperti mereka

00.15.46 – 00.16.15

14. Bis

Alif mabuk perjalanan karena ia tidak terbiasa perjalanan jauh

00.16.17 – 00.17.16

(46)

Established Gapura Kota Ponorogo

00.17.23 – 00.17.54

Established Gapura Pondok Madani

00.17.56 – 00.18.02

15. Halaman Sekertariat

Alif dan Para calon santri mendapat pengaharahan tentang persiapan mengikuti ujian tes tulis

keesokan harinya

00.18.08 – 00.18.12

(47)

16. Lobby Pendaftaran

Calon santri mendengarkan peraturan pondok pesamtren

00.18.22 – 00.19.03

17.

Kamar Transit Peserta

Di tengah malam, Ayah membersihkan bolpoin warisan kakeknya

00.19.07 – 00.19.26

18. Depan Ruang Ujian

Ayah memberikan bolpoin warisan kakeknya sebagai modal untuk Alif menjalankan ujian dengan lancar

00.19.30 – 00.20.09

(48)

19. Ruang Ujian

Alif ujian tulis bersama ratusan calon santri lainya, di tengah-tengah ujian tiba-tiba bolpoin Alif rusak, akhirnya ia menggunakan bolpoin yang diberi ayahnya tersebut

00.20.11 – 00.21.37

20. Halaman Pesantren

Alif bertemu santri yang bernama Baso, ia sedang membaca al- qur’an, ia berkata bahwa seseorang harus mempunyai mimpi yang tinggi seperti menara

00.21.42 – 00.22.34

21. Kamar Transit

Alif dan Bapak berjamaah dan berdoa agar kebaikan hasil dari ujian

00.22.38 – 00.22.56

(49)

22. Papan Pengumuman

Bapak dan Alif melihat daftar nama-nama yang lolos dalam tes bersama yang dilakukan sebelumnya, dan pada papan nama tersebut Alif menjadi salah satu nama yang tertera atau artinya ia di terima masuk ke

Pondok Madani 00.22.58 – 00.23.37

23. Halaman Depan Pondok

Bapak berpamitan dengan Alif untuk terakhir kalinya sebelum pulang, bapak berpesan agar ia sungguh- sungguh dalam belajar

00.23.41 – 00.24.37

24. Bilik Aula

Alif beserta teman-teman barunya mendapat sambutan selamat datang dari ustadz Iskandar dan mendapat pengarahan seputar adaptasi pondok

pesantren, masing-masing santri baru berkenalan dengan teman barunya

00.24.36 – 00.26.16

(50)

25. Depan Kamar Santri

Santri baru mendapat pengarahan dari para pengasuh tentang peraturan pondok pesantren

00.26.19 – 00.26.51

26. Depan Kamar

Alif dan 6 orang teman

sekamarnya meminum susu bersama sembari bercanda

00.26.54 – 00.27.40 Established lonceng dan santri berjalan

27. Ruang Kelas

Alif memasuki kelas

pertamanya, duduk bersebelahan dengan Baso, tak lama ustadz Salman pun datang

memperkenalkan dirinya,

memberi materi pelajaran tentang

“man jadda wa jadda/siapa yang bersungguh- sungguh pasti akan berhasil”

00.28.05 – 00.31.25

(51)

28. Gudang

Santri mengambil lemari di Gudang untuk dibawa ke kamar mereka masing- masing

00.31.28 – 00.32.12

29. Halaman Depan Masjid

Setelah dari Gudang Alif dan kawan-kawan berlari membawa lemari menuju kamar mereka, tetapi ditengah jalan dihadang oleh ustadz pengasuh yang menghukum mereka karena

terlambat, 00.32.15 – 00.34.17

30. Majid

Kyai

penyambutan santri dan tiba- tiba lampu mati

00.34.27 – 00.37.28

(52)

31.

Tangga Depan Masjid

Seluruh santri kembali ke kamar untuk istirahat

00.37.29 – 00.37.37

32. Balkon Kamar

Shohibul Menara meminum susu di balkon depan kamar mereka dan tiab-tiba lampu di sekitarnya mati, penyebabnya adalah genset pondok yang

rusak 00.37.41 – 00.38.34

33. Ruang Kelas

Alif, Baso dan Atang

memperagakan obrolam dengan bahasa inggris, diantara mereka hanya baso yang tidak lancar, Baso merasa malu

00.38.37 – 00.39.25

34. Lapangan Santri-santri olahraga pagi

(53)

00.39.28 – 00.39.43

35. Tempat Mencuci

Raja membawa sebuah brosur perlombaan pidato bahasa inggris tingkat pondok pesantren dan menunjuk Baso sebagai

perwakilan kamar

00.39.45 – 00.40.05

36.

Tempat Menjemur

Baju

Baso berlatih pidato bahasa inggris didepan teman-temanya yang sedang menjemur baju

00.40.17 – 00.41.14

(54)

37. Halaman

Baso berlari menuju masjid karena terlambat dan diikuti

00.41.16 – 00.41.42

38. Di bawah Menara

Baso berlatih Di bawah menara

00.41.44 – 00.41.54

39. Aula

Baso lomba pidato bahasa inggris,

ditengah-tengah pidatonya ia lupa, dan teman temanya

memberi support dengan

membawa boneka orang- orang sawah

00.41.57 – 00.43.03

(55)

40. Di bawah Menara

Shohibul Menara berbicara mengenai impian mereka masing-masing setelah lulus dari pondok madani

00.43.05 – 00.44.55

41. Balkon Kamar

Alif mendapat surat dari sahabatnya Randai dan memberitahu pengalamanya berada di Bandung

'

00.44.56 – 00.46.01

42. Kantor SYAMS

Alif mendaftar di SYAMS, sebuah lembaga jurnalis yang ada di pondok

00.46.03 – 00.48.36

(56)

43. Di bawah Menara

Shohibul Menara berbiacara mengenai mimpinya tentang daerah mana saja yang akan mereka tuju

00.48.48 – 00.51.28

44. Gudang Genseat

Atang dan Alif menghampiri teknisi genset dan bertanya tentang genset mereka

00.51.38 – 00.52.12

45. Lapangan Badminton

Atang dan ke 3 temanya melihat kyai Rais yang sedang bermain musik

00.52.14 – 00.52.53

46. Studio Musik

Shohibul Menara mencari keberadaaan Kyai Rais untuk menanyakan peihal genset, dan mereka menemukanya di studio musik

(57)

00.52.54 – 0053.28

47. Rumah Kyai

Shohibul Menara meghampiri rumah kyai Rais untuk

menanyakan perihal headset

00.53.33 – 00.56.09

48. Kamar Tidur

Ustadz Salman berkeliling kamar santri, dan menemukan Alif yang belum tidur dan ada sebuah lilin di depanya

00.56.11 – 00.57.16

(58)

49. Kantor SYAMS

Alif mendatangi kantor SYAMS, ia menyerahkan essay tulisan sebagai syarat masuknya, tak lama Alif dinyatakan diterima di SYAMS

00.57.18 – 00.58.11

50. Toko Bangunan

Pak kyai membeli sparepart untuk membenahi genset yang rusak, ia

membeli dengan menyerahkan jaminan sementara

00.58.14 – 00.59.53

51. Gudang Genset

Shohibul Menara membetulkan genset pondok yang rusak dan akhirnya mereka berhasil

00.59.54 – 01.01.21

(59)

52. Kamar Baso mengeroki Alif yang sedang masuk angin

01.01.23 – 01.02.05

53. Aula Badminton

Alif memotret kegiatan para santri, Dulmajid bermain

badminton.

Alif melihat keponakan dari pak kyai, ia pun sedikit terpesona

01.02.06 – 01.03.11

54. Ruang Tamu Pak Kyai

Seorang TNI protes kepada kyai rais bahwa bagaimana keponakanya tidak diterima masuk di Pondok Madani

01.03.13 – 01.04.10

(60)

55. Kantor SYAMS

Alif meminta ijin ke koordinator SYAMS untuk mewawancarai kyai Rais

01.04.14 – 01.05.32

56. Kamar

Alif sedang berkaca di kamar dan didatangi oleh kawan Shohibul Menara, pada hari itu Alif akan mewawancarai kyai Rais dan teman-temanya mengira tujuan wawancara kyai Rais hanyalah untuk bertemu

keponakaanya 01.05.34 – 01.06.18

57. Aula Badminton

Shohibul Menara

menggiring Alif ke aula

badminton untuk melihat

keponakaan kyai Rais

01.06.19 – 01.08.04

(61)

58. Rumah Kyai Rais

Alif wawancara dengan kyai Rais dan betemu dengan anak beserta

keponakan kyai

01.08.09 – 01.10.16

59. Halaman Pesantren

Alif berjalan dengan anak dan keponakaan kyai Rais, mereka berfoto-foto di area pesntren

01.10.23 – 01.11.55

60. Kamar

Dulmajid sangat menyukai olahraga bulu tangkis, ia mempunyai keinginan untuk menonton Thomas Cup di TV, tetapi di pondok pesantren mereka tidak diperbolehkan melihat TV.

Baso

mempunyai ide agar mereka tetap bisa menonton, dengan cara merayu ustadz Thariq agar diijinkan

01.11.59 – 01.14.19

(62)

menonton Thomas Cup di pondok

pesantren

61. Aula Badminton

Shohibul Menara dan ustadz Salman merayu ustadz Thariq agar diijinkan menonton TV di pondok dengan alasan sebagai bahan edukasi olahraga bulu tangkis

01.14.21 – 01.16.05

62. Aula Badminton

Santri-santri menonton Thomas Cup di TV

01.16.07 – 01.16.41

63. Depan Rumah Kyai

Keponakan kyai rais berpamitan usai selesai liburanya di pondok madani

01.16.42 – 01.17.10

(63)

64. Depan Ruang Kelas

Ustadz Salman berjalan menuju ruang kelas

01.17.12 – 01.17.23

65. Kamar

Alif mendapat surat dari amaknya

dikampung yang berisi bahwa amaknya tidak bisa memberi uang kiriman untuknya, lalu Atang mengajak Shohibul Menara untuk liburan ke

Bandung 01.17.29 – 01.19.36

66. Kota Bandung

Shohibul Menara berlibur di Bandung, mereka bersepeda keliling di jalan Asia – Afrika, Kota Bandung

01.19.37 – 01.20.33

(64)

67. Kos Randai

Alif bertemu Randai di tempat tinggalnya dan bercerita banyak hal tentang ITB

01.20.34 – 01.21.10

68. ITB

Randai mengajak Alif masuk ke ITB

01.21.11 – 01.22.10

69. Bis

Shohibul Menara dalam perjalanan kembali ke Pondok Madani

01.22.12 – 01.22.39

(65)

Established Gedung Sate, Bandung

01.22.42 – 01.22.46

70. Ruang Kelas

Alif melihat ustadz baru masuk kelas yang

menggantikan ustadz Salman, ia bingung kenapa ustadz Salman digantikan

01.22.48 – 01.23.12

71. Kantor Pondok

Kyai Rais meminta kepada ustadz Salman untuk mulai mengurusi kepentingan pribadinya, karena menurutnya, ustadz Salman sudah terlalu banyak

mengabdi untuk pondok dan melupakaan kepentingan pribadinya

01.23.14 – 01.24.19

(66)

72. Halaman

Di tengah prosesi wawancara untuk SYAMS, Alif melihat ustadz Salman yang

meninggalkan pondok

01.24.22 – 01.25.01

Established Suasana Santri di pondok

01.25.04 – 01.25.09

73. Di bawah Menara

Shohibul Menara berinisiatif mengikuti pentas akbar tahunan di pondok

01.25.11 – 01.26.27

(67)

74. Ruang Kelas

Baso memimpin tim Shohibul Menara dan beberapa santri yang terlibat memepersiapkan pentas seni, mulai dari naskah hingga properti yang akan digunakan

01.26.28 – 01.27.46

75. Kantor

Baso menemui panggilan tetangganya yang menejemput Baso untuk pulang kampung karena neneknya sakit

01.27.47 – 01.27.54

76. Kamar

Baso meminta ijin kepada teman-teman untuk tidak bisa memimpin pentas karena ia harus pergi dari pondok dan menjaga neneknya di

kampung 01.27.56 – 01.30.05

Established Awan Sore

01.30.06 – 01.30.12

(68)

77. Kantor SYAMS

Alif lembur menulis sebuah surat tentag keputusan kelanjutanya di pesantren

01.30.15 – 01.32.06

78. Dubawah Menra

Raja tidak terima dengan

pernyataan bahwa Alif juga akan

meninggalkan pondok

01.32.08 – 01.32.38

Establish Masjid Pondok

01.32.40 – 01.32.44

(69)

79. Tetaer Arena

Raja marah kepada Atang yang telat datang di waktu latihan pentas

01.32.46 – 01.33.03

80. Established Lonceng

01.33.04 – 01.33.05

81. Ruang Kelas

Said mendatangi Alif selesai kelas dan ia bertanya tentang

keputusan Alif yang akan pindah ke bandung

01.33.07 – 01.34.07

(70)

Established Masjid Pondok

01.34.39 – 01.34.50

82. Kamar Alif mengemasi baran-barangnya di lemari

01.34.54 – 01.34.56

83. Serambi Masjid

Alif membaca surat dari amak yang isinya mengizinkan Alif jika ia pindah ke Bandung

01.34.57 – 01.35.20

(71)

84. Kamar

Tengah malam Alif menangis mengingat pesan amak

01.35.20 – 01.35.51

Montase Suasa pondok

01.35.55 – 01.35.59

85. Kamar

Alif berkata kepada teman- temanya bahwa ia memutuskan untuk tidak jadi meninggalkan pondok

01.36.04 – 01.37.04

(72)

86. Kamar

Alif

memandangi sarungnya

01.37.08 – 01.37.34

87. Teater Arena

Atang dan Alif memimpin latihan pentas seni

01.37.34 – 01.37.58

88. Tetae Arena Para pemain latihan senam

01.38.00 – 01.38.50

(73)

89. Kantor

Shohibul

Menara meminta izin kepada pengurus pondok untuk membeli beberapa properti

01.38.53 – 01.39.18

90. Toko Properti

Shohibul Menara menaiki sebuah angkot, dengan tergesa- gesa mereka masuk ke sebuah toko dan

membeli properti

01.39.20 – 01.39.44

91. Toko Properti

Shohibul Menara mengangkuti properti dan bergegas kembali menuju pondok

01.39.48 - 01.39.55

92. Jalan

Di tengah jalan, mobil yang mereka naiki terbakar

(74)

01.39.54 – 01.40.38

93. Persawahan

Akhirnya mereka

menyewa becak sebagai gantinya

01.40.39 – 01.48.49

94. Dapur

Alif dan said mencoba membuat gas buatan untuk kebutuhan pentas

01.40.51 – 01.41.10

95. Teater Arena

Shohibul Menara dan kawan-kawan pentas seni didepan dewan pengurus besar Pondok Madani

01.41.11 – 01.41.27

(75)

96. Rumah Baso

Baso merawat neneknya yang sedang sakit

01.43.10 – 01.43.52

97. Rumah Baso

Baso mengajari anak-anak kecil mengaji

01.45.02 – 01.45.10

Establish Inggris

01.48.29 – 01.48.38

(76)

98.

Inggris - Ruang Seminar

Alif mengikuti workshop jurnalis dan menerima telepon amaknya dikampung

01.48.47 – 01.49.27

99. Inggris - Taman

Alif bertemu dengan Raja dan Atang di Inggris

01.49.35 – 01.50.27

100.

Jakarta - Pertemuan

Santri Nasional

Baso mendapat telepon dari Alif dan mereka juga memanggil Dulmajid dan said, mereka pun telepon bersama

01.50.29 – 01.51.14 Ending

(77)

C. Identifikasi Tokoh Utama

Film Negeri 5 Menara terdapat banyak tokoh yang menjadi pengantar cerita, tetapi dari semua tokoh yang ada, terdapat 6 tokoh utama sebagai inti cerita dan 1 tokoh sentral bernama Alif. Berikut tokoh utama sebagai pengantar cerita dalam film ini :

1. Alif Fikri

Tokoh Alif pada film Negeri 5 Menara diperankan oleh Gazza Zubizareta, seorang anak berusia 15 tahun yang berasal dari Medan. Gazza sendiri baru pertama kali bermain film layer lebar, melalui tawaran salah satu kru ia di coba untuk casting menjadi pemeran. Gazza sendiri tidak mengalami kesulitan berarti dalam belajar aksen minang pada dialog yang ada.

Karakter tokoh Alif sendiri di visualkan sebagai seorang yang bercita -

cita tinggi. Seperti yang digambarkan pada scene- scene awal bahwa ingin

menempuh pendidikan teknik karena mengidolai B.J Habibie. Konflik

karakter tokoh Alif diuji ketika dihadapkan dengan dua pilihan yang mana

harus memilih antara mengejar ambisinya masuk ke ITB atau patuh dengan

orang tuanya.

(78)

Gambar 2. Karakter Tokoh Alif Diperankan Gazza Zubiareta (Sumber : Film Negeri 5 Menara )

Sebagai konflik puncak ditunjukkan dengan keraguan hatinya kembali

ketika amaknya mengirim surat dengan isi bahwa amaknya merasa bersalah

karena terlalu memkasakkan kehendaknya agar Alif masuk ke pondok

pesantren. Alif dengan kebimbangan hatinya pada akhirnya menetapakan

keputusan untuk bertahan di pondok pesantren dan melanjutkan

keseriusanya di bidang jurnalis yang ia awali ketika masuk ke Syams sebuah

organisasi yang ada di Pondok Madani.

(79)

2. Raja Lubis

Gambar 3. Karakter tokoh Raja dipernakan oleh Jiofani Lubis (Sumber : Film Negeri 5 Menara)

Raja Lubis memiliki watak yang percaya diri, keras dan tegas. Tokoh

Raja diperankan oleh Jiofani Lubis. Raja dikenal sebagi sosok karakter yang

tegas dan disiplin, dengan karakternya yang keras diperlihatkan pada

beberapa scene, contohnya ketika ia mengetahui wacana Alif akan

meninggalkan pondok demi masuk ke ITB.

(80)

3. Said Jufri

Gambar 4. Karakter tokoh said dipernakan oleh Ernest Samudera (Sumber : Film Negeri 5 Menara)

Tokoh Said Jufri diperankan oleh Ernest Samudera. Film Negeri 5 Menara menjadi film pertamanya dalam dunia perfilman, melalui casting

yang diikuti akhirnya sutradara memilih Ernest untuk memerankan tokoh Said. Ernest sendiri tidak merasa kesulitan untuk memerankan tokoh said yang mempunyai latar belakang seorang santri yang berasal dari jawa timur dengan logat khas Jawa, dengan perwatakan berpikiran dewasa, dan sabar.

Said divisualkan menjadi karakter yang kalem dan tidak banyak tingkah,

mempunyai pikiran yang dewasa, contohnya ketika menasehati dan

meyakinkan Alif bahwa tidak perlu melulu mengejar ambisinya untuk

masuk ke ITB.

(81)

4. Dulmajid

Gambar 5. Karakter tokoh Dulmajid diperankan oleh Aris Putra (Sumber : Film Negeri 5 Menara)

Tokoh Dulmajid diperankan oleh Aris Putra. Tokoh dengan perwatakan tegas, Dulmajid mewakili karakter madura pada film Negeri 5 Menara.

Dulmajid memiliki cita-cita menjadi pemain bulu tangkis professional,

ditunjukkan ketika di pondok pesantren tidak boleh menonton tv, Dulmajid

menjadi yang paling semangat agar mengusahakan bisa menonton

pertandingan Thomas Cup di Pondok Pesantren.

(82)

5. Atang

Gambar 6. Karakter tokoh Atang dipernakan oleh Rizki Ramdani (Sumber : Film Negeri 5 Menara)

Tokoh Atang dalam film ini diperankan oleh Rizki Ramdani. Atang

dalam film ini digambarkan sebagai seseorang inisiator, scene yang

menunjukkan bahwa Atang adalah seorang yang mempunyai inisiatif, yaitu

ketika di pondok sering terjadi lampu mati setelah isya’, Atang mempunyai

inisiatif untuk mencari tau sebabnya, dan ketika tau bahwa genset

mengalami kerusakan, lalu Atang mengajak teman-temanya untuk

menghadap ke kyai Rais dan meminta solusi. Atang dipercaya oleh kyai

Rais menjadi teknisi untuk memperbaiki genset pondok yang sering mati

dan terbukti berhasil membetulkan genset yang rusak tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Mengenai struktur kehidupan sosial yang terjadi pada masyarakat di Kampung Kauman, kini Kauman telah mengalami perubahan yang sangat besar seiring dengan

Oleh itu, pembangunan web portal berasaskan MOODLE ini bakal menjadi salah satu jalan penyelesaian kepada masalah yang dihadapi oleh guru dan pelajar dalam

Peningkatan permintaan kayu sengon diduga disebabkan oleh semakin berkurangnya pasokan kayu dari luar jawa, menurunnya produksi kayu dari kawasan hutan negara (Perum Perhutani)

Jika Anda ingin mengganti jawaban, Anda dapat menggantinya dengan jawaban lain dengan cara memberikan tanda garis horizontal (-) pada jawaban yang salah dan

komponen mesin induk kapal. Bagaimana menentukan parameter untuk tiap distribusi probabilitas kcgagalan dan mcmplot data kedalam grafik fungsi kegagalan. 5 11agaimana

Dari 30 responden yang diteliti, untuk kategori baik pada pemberian makanan pendamping ASI sebanyak 26 (86,7%) responden, yang sebagian besar adalah responden

glycines yang hidup pada tanaman aplikasi PGPR memiliki waktu yang lebih panjang sehingga perkembangan menjadi imago dewasa menjadi lebih lambat pula dibandingkan dengan tanaman

Sedangkan pada siklus II dilaksanakan model supervisi pembelajaran kolaboratif oleh kepala sekolah dalam kualifikasi baik, dan (2) terjadi peningkatan rata-rata