Review Chapter 1
Visualisasi dan Estetika Desain Pembelajaran
SYARI HASNIYATI
06032682327004 Teknologi Pendidikan Universitas Sriwijaya 2023
Penataan Ruang Dua Dimensi
Persepsi Visual adalah proses interpretasi cahaya yang masuk ke mata menjadi informasi visual yang spesifik di otak. Sistem penglihatan manusia mendapat informasi visual dari lingkungan sekitarnya lalu diproses menjadi sinyal saraf yang menghasilkan persepsi visual. Informasi visual yang diterima oleh mata diproses di area-area yang berbeda pada otak. Interpretasi terhadap suatu objek yang melalui beberapa rangkaian proses. Persepsi warna, persepsi gerak, persepsi ruang dan persepsi kedalaman dari informasi visual memberikan kode spesifik yang dianalisis oleh korteks oksipital sehingga manusia dapat melihat suatu objek.
Meskipun kita hidup di dunia tiga dimensi, dimensi ini tidak sama dalam hal persepsi manusia tentang ruang. Dua dimensi yang diletakkan "dalam bidang gambar"
memiliki sedikit kesamaan dengan dimensi ketiga menuju dan menjauh dari sudut pandang.
Di dunia nyata, cahaya bergerak dalam arah yang berlawanan dan informasi tentang warna permukaan dicatat oleh reseptor kerucut di bagian belakang mata, tetapi intinya adalah bahwa hanya ada satu warna dalam arah menjauh yang sesuai dengan
setiap retina.
Sumber daya pemrosesan pola di otak sebagian besar dikhususkan untuk informasi dalam bidang gambar, bukan kedalaman. Pola dua dimensi ini pada dasarnya penting karena dua alasan. Pertama, mereka adalah prekursor objek. Kedua, pola juga dapat berupa hubungan antar objek. Ada dua jenis proses yang terlibat dalam persepsi pola. Satu harus dilakukan dengan membagi ruang atas-bawah melalui pengikatan kontur dan area yang berkesinambungan.
Ide umum dari pola berlaku untuk lebih dari sekedar bentuk. Pola temporal juga dapat ditemukan dalam mengubah urutan bentuk visual. Respons perilaku terhadap pola visual dapat dianggap sebagai pola tindakan. Menemukan pola adalah inti dari bagaimana kita memahami dunia.
Kelompok 2 A (Yumi dan Krisnatalety) belum mengaitkan antara visualisasi dengan estetika desain yang baik mengenai penataan ruang dua dimensi ini..
Kelompok 2 B (Sherly dan Catur) juga belum mengaitkan antara visualisasi dengan estetika desain yang baik mengenai penataan ruang dua dimensi ini. Namun penjelasan dari kelompok ini lebih jelas.
