KORELASI HASIL PEMBELAJARAN DESAIN DASAR DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DENGAN PRAKTEK GARNISH
DI SMK N 1 KALASAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Made Aditya Abhi Ganika NIM 11206244008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI
vi
Ibu,Ayah ,mboktu,komang dan keluarga kecilku di Bali yang telah
memberikan kasih sayang,perhatian ,materi yang tidak henti
–
hentinya memotivasi saya untuk mengejar impian ku dan kalian
adalah kekuatn dan penyemangat saya
Seseorang yang istimewa di hati saya Ayu Ganika yang selalu
memberikan motivasi untuk cepat menyelesaikan kuliah.
Buat Teman
–
Teman angkatan 2011 Pendidikan Seni Rupa
,Trimakasih telah selalu memberi motivasi dan dorongan untuk
selalu dan tetap berkarya
Kampus FBS jurusan Seni Rupa Yamg telah memberikan ilmu
dan fasilitas untuk berkarya Seni rupa.
vii
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
ABSTRAK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah . ... 2
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A.Kerangka Teori ... 7
1. Pengertian Korelasi ... 7
2.Pembelajaran Desain Dalam Mata pelajaran seni budaya... ... 9
3. Pembelajaran Dan Desain Dasar ... 15
4. Pengertian Seni Budaya ... 17
5. Pengertian Garnish ... 19
B. Kerangka Berpikir ... 21
viii
D.Populasi Dan Sampel Penelitian ... 24
E. Instrumen Dan Teknik Penelitian ... 25
F. Uji Coba Instrumen ... 26
1. Validitas Instrumen ... 26
2. Analisis Data Dalam Rangka Uji Hipotesis ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
A.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 29
B.Deskripsi Hasil Penelitian ... 29
A. Pembelajaran Desain Dasar ... 30
B. Praktek Berkarya Garnish ... 32
C. Hasil Penelitian ... 35
1. Uji Prasyarat Analisis ... 35
2. Uji Hipotesis ... 36
D. Pembahasan ... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40
A.Kesimpulan ... 40
B.Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 42
ix
Tabel 1 : Hasil Statistik Deskriptif Minimum, Nilai Maksimum,
Nilai Rata-Rata, Dan Standar Deviasi ... 35
Tabel 2 : Distribusi Interval Pembelajaran Desain Dasar ... 36
Tabel 3 : Kategorisasi Pembelajaran Desain Dasar ... 37
Tabel 4 : Distribusi Interval Praktek Berkarya Garnish ... 38
Tabel 5 : Kategorisasi Praktek Berkarya Garnish ... 39
Tabel 6 : Hasil Uji Normalitas ... 41
Tabel 7 : Uji Linieritas ... 41
x Oleh:
Made Aditya Abhi Ganika NIM 11206244008
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikansi antara pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran seni budaya dengan praktek garnish makanan di jurusan Jasa Boga di SMK N 1 Kalasan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
Populasi penelitian adalah siswa kelas X Jasa Boga B di SMK N1 Kalasan yang berjumlah 33 orang siswa. Data yang diambil berupa nilai-nilai siswa dalam mata pelajaran Desain Dasar dan praktek garnish, data dikumpulkan melalui hasil dokumentasi nilai prestasi siswa. Pada penelitian ini variabel bersifat bebas (independent) dimana tiap variabel saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Pembelajaran Desain Dasar dinotasikan X dan praktek berkarya garnish dinotasikan Y. Hasil uji normalitas variabel penelitian ini dibuktikan dengan komputer program SPPS 19.00 for windows.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keseluruhan proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan interaksi aktif dari berbagai komponen pembelajaran dan salah satunya adalah komponen penggunaan sumber belajar. Dalam kegiatan pembelajaran, sekolah dituntut untuk dapat menggunakan sumber belajar dengan baik, tepat dan lengkap karena pelajaran itu tidak dapat dikuasai hanya dengan penjelasan dari guru. Guru dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar yang penuh inisiatif dan dengan motivasi tinggi siswa sangat tergantung kepada guru. Pada saat ini, guru hanyalah satu sumber belajar dari bermacam-macam sumber belajar. Sardiman (2006) menyatakan bahwa “guru memang bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangat penting”.
Guru atau instruktur hanyalah satu dari begitu banyak sumber belajar yang dapat memungkinkan siswa belajar.
Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mata pelajaran Seni Budaya masuk pada intrakulikuler yang terdiri dari Desain Dasar , termasuk pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukir, cetak-mencetak, seni tari, termasuk keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, seni musik, termasuk kemampuan untuk menguasai olah vocal.
Pendidikan Seni Budaya diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: „ belajar dengan seni „ , „ belajar melalui seni „ dan „belajar tentang seni „. „ Belajar dengan seni „ yaitu menjadikan seni sebagai unsur pokok dalam belajar. “ Belajar melalui seni ” yaitu menggunakan media seni untuk belajar. „ Belajar tentang seni „ yaitu mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan seni. Peran ini tidak diberikan oleh mata pelajaran lain (Mendiknas, 2009: 210).
Pelajaran seni di SMK N 1 Kalasan dilaksanakan dalam mata pelajaran Seni Budaya sesuai kurikulum 2013. Mata pelajaran Seni Budaya mencakup pelajaran seni rupa yang mempelajari mengenai Desain Dasar seperti menggambar bentuk–bentuk makanan contohnya menggambar sayur, menggambar buah, maupun flora fauna. Mengeksplorasi karya saat menggambar desain bisa dilakukan dengan cara bereksperimen ke dalam beragam teknik menggambar.
Mendesain gambar bentuk makanan di dalam membuat sebuah karya seni rupa, sangat diperlukannya suatu kreativitas agar dengan mendesain makanan tersebut bisa membuat makanan tampak lebih cantik dan menarik. Membuat suatu desain gambar bentuk makanan bisa mempengaruhi dalam mata pelajaran lain yaitu menghias makanan dalam praktek garnish makanan.
Di Jurusan Jasa Boga terdapat pelajaran praktek garnish makanan yang membutuhkan adanya seni dalam memasak. Pelajaran menghias dalam praktek garnish pada suatu hidangan bertujuan untuk memberi daya tarik serta keindahan pada hidangan tersebut. Hal ini akan mempengaruhi penglihatan sehingga dapat menimbulkan selera dan keinginan untuk mencicipi makanan tersebut.
garnish bisa dipelajari oleh semua orang yang menginginkan penampilan masakannya sebaik dan seenak rasa dari masakan itu sendiri (Hernanto, 2001)
Dalam mendekor makanan diperlukan ilmu Seni Budaya yang terdapat dalam mata pelajaran Desain Dasar , karena hal tersebut akan mempengaruhi dekorasi makanan yang dapat memberi kesan statis dan dinamis pada hidangan makanan tersebut. Selain itu warna juga menjadikan suatu hidangan tampak menarik perhatian dan memberikan suasana pada cita rasa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana relevansi pembelajaran Desain Dasar dalam pembelajaran Seni Budaya terhadap praktek berkarya garnish. Metode penyelesaian masalah yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Dalam metode kuantitatif, proses pengumpulan datanya dilakukan melalui dokumentasi nilai-nilai hasil prestasi siswa pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya dan praktek berkarya garnish. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui instrumen penelitian berupa populasi dan sampel serta hasilnya diperoleh melalui prosedur statistik. Salah satu penelitian yang penting dan bermanfaat dalam dunia
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut:
1. Korelasi pembelajaran Desain Dasar dalam Seni Budaya dengan pembelajaran garnish makanan di SMKN 1 Kalasan.
2. Keterkaitan pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya terhadap pembelajaran garnish makanan di SMKN 1 Kalasan.
3. Dibutuhkan unsur-unsur Desain Dasar dalam pembelajaran garnish makanan di SMKN 1 Kalasan.
4. Dibutuhkan prinsip-prinsip Desain Dasar untuk membuat garnish makanan di SMKN 1 Kalasan.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka batasan masalahnya adalah sebagai berikut : “ Bagaimana korelasi pembelajaran Desain Dasar dengan mata pelajaran Seni Budaya terhadap praktek berkarya garnish makanan di jurusan Jasa Boga di SMK N 1 Kalasan ? ”
D. Rumusan Masalah
Penelitian ini adalah bagaimana korelasi antara praktek berkarya Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya terhadap pembelajaran praktek garnish makanan di jurusan Jasa Boga di SMK N 1 Kalasan.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari korelasi pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya terhadap praktek berkarya mendekorasi makanan atau yang disebut garnish makanan di jurusan Jasa Boga di SMK N 1 Kalasan.
F. Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat yang bisa diambil dalam penelitian ini, yakni: 1. Dari segi praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi guru bahwa pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya ada kaitannya terhadap mata pelajaran garnish makanan. Dalam menghias makanan dibutuhkan unsur unsur seni agar makanan yang dihias tampak lebih menarik. 2. Dari segi teoritis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori 1. Korelasional
Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir, 2009:38). Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
2. Pembelajaran Desain Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Di SMK N 1 Kalasan
a. Belajar dan Pembelajaran
Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari – hari hampir tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti.
mencakup seluruh tingkah laku baik sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. (Slameto, 2010:2).
Dalam proses belajar, aktivitas dan usaha siswa sangat mempengaruhi hasil belajar karena belajar membutuhkan usaha, tingkah laku, dan tanggapan dalam pencapaiannya untuk memperoleh prestasi belajar. Tanggapan yang dihasilkan bisa berawal dari lingkungan yang ada pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, misalnya suasana di sekolah atau di rumah yang sangat mendukung untuk terciptanya proses pembelajaran yang kondusif, atau tanggapan yang berasal dan diri siswa pribadi, misalnya pemahaman, pandangan atau persepsi siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Semua hal tersebut akan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
lingkup pembelajaran antara lain yaitu kurikulum, proses pembelajaran, pendidik/tenaga kependidikan, sarana dan prasarana dan evaluasi pembelajaran. b. Pembelajaran Desain Dasar Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya DI
SMKN 1 Kalasan
Dalam mengembangkan strategi pembelajaran seni di SMKN 1 Kalasanan seorang guru Seni Budaya perlu memahami karakteristik tipe bahan ajar seni. Wickiser (1974), mengklasifikasi orientasi bahan ajar seni menjadi 3, yaitu: a. Orientasi subjek dibagi menjadi: subjek terpisah dan subjek terkoreasi. b. Orientasi kegiatan merupakan kegiatan individu; dan
c. Orientasi cara hidup kreatif merupakan kegiatan sosial.
Lebih lanjut Wickiser (1974) secara garis besar membagi tipe bahan ajar pendidikan seni terdiri atas dua karakteristik, yakni bahan ajar tipe “subyek” dan
bahan ajar tipe “kegiatan”. Bahan ajar tipe subyek adalah bahan ajar yang
Bahan ajar tipe kegiatan adalah bagian dari pengalaman artistik yang bertolak dari impuls. Artinya bahan ajar seni dipandang sebagai unjuk kerja seni yang bertolak dari pengalaman pribadi siswa. Bahan ajar berorientasi kegiatan terbagi menjadi bahan ajar kegiatan seni individu dan bahan ajar ajar kegiatan seni terintegrasi. Bahan ajar kegiatan seni individu merupakan bahan ajar berupa kegiatan seni yang bersifat mempribadi, sedangkan bahan ajar kegiatan seni terintegrasi merupakan bahan ajar kegiatan seni yang dihubungkan dengan kegaiatan sosial dan budaya dilingkungan siswa. Cakupan bahan ajar tipe kegiatan meliputi kegiatan ekspresi/kreasi dan kegiatan apresiasi. Misalnya: menggambar bentuk, melukis, mematung, menari dan sebagainya.
Wickiser membagi kegiatan seni menjadi 4 kegiatan: 1. Kegiatan ekspresi
2. kegiatan konstruksi 3. Kegiatan apresiasi; dan 4. Kegiatan sosial
Kegiatan seni eskpresi dan konstruksi merupakan kegiatan seni mempribadi; kegiatan seni apresiasi merupakan kegiatan pengamatan dan perseponan yang mempribadi; sedangkan kegiatan seni sosial maksudnya kegiatan seni mensosial baik dari kegiatan ekspresi, konstruksi maupun aparesiasi.
subyek, sedangkan bahan ajar apresiasi seni dan bahan ajar pengalaman berkarya seni termasuk tipe kegiatan.
Pembelajaran pendidikan Seni Budaya dilaksanakan dengan bertolak dari karya seni, meliputi dua materi kegiatan seni yaitu kegiatan berekspresi/berkreasi seni dan kegiatan berapresiasi seni. Gambaran petunjuk tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar yang bersifat pengetahuan seni tidak diberikan secara terpisah, melainkan secara integratif menyatu dengan bahan ajar kegiatan. Sehingga dapat dikatakan bahan ajar tipe subyek menyatu dengan bahan ajar tipe kegiatan. Jika dirinci bahan ajar kegiatan berekspresi/berkreasi seni meliputi kegiatan berkarya seni dan kegiatan penyajian karya seni, sedangkan kegiatan apresiasi seni meliputi kegiatan apresiasi itu sendiri dan kegiatan kritik seni.
Bahan ajar pengalaman berkarya seni merupakan suatu kegiatan mencipta atau membuat karya seni. Bentuk bahan ajar ini berupa kegiatan pengalaman berkarya seni meliputi: kegiatan mencipta karya seni rupa, mencipta lagu, aktivitas menyanyi, bermain musik, mengarasemen musik, aktivitas menari, menciptakan tarian, bermain drama dan sejenisnya. Dalam berkarya seni, siswa akan mengalami bagaimana menuangkan gagasan, memanfaatkan dan menguasai media maupun bagaimana menguasai teknik berkarya seni.
lingkungan. Aktivitas mengidentifikasi tema gagasan dan teknik merupakan proses eksplorasi dalam tahapan berkarya seni. Jika kebiasaan bereksplorasi dan mengungkapkan gagasan baru ini dipupuk terus bisa mendorong imaginasi dan kreativitas siswa. Media yang digunakan akan menuntut penguasaan teknik, dan hal ini akan terkuasai bila sering dilakukan kegiatan eksperimentasi. Eksperimen siswa dilakukan akan menemukan cara atau prosedur yang paling dianggap bagus dan cocok. Akan tetapi semua itu harus dengan pengawasan guru. Eksperimen yang gagal bila tidak segera terdeteksi dapat mengakibatkan siswa menjadi frustasi dan tidak mau lagi berkarya. Oleh karena itu pengetahuan tentang prosedur mengolah bahan atau teknik menggunakan bahan perlu juga diberikan. Pada tahapan siswa sudah terbiasa bereksplorasi dan bereksperimentasi dalam berkarya seni bisa dilanjutkan dengan siswa untuk melakukan aktivitas mencipta karya seni yang disebut sebagai tahapan menginvensi.
3. Pembelajaran Dalam Desain Dasar
tiga dimensi adalah tanah liat, kayu, logam, kertas, bubur kertas, rotan, dan sebagainya, media tersebut dibentuk berdasarkan kaidah desain yang benar.
(Winkel : 1987) Media pembelajaran dalam pengajaran Desain Dasar lebih berperan sebagai visualisasi dan pembangkit motivasi siswa untuk mampu menciptakan atau mengekspresikan gagasannya. Prinsip penciptaan karya Desain Dasar adalah bersifat individual, walaupun menggunakan tema atau obyek yang sama tetapi hasilnya relatif berbeda. Hal ini dapat dilihat pada goresan, gelap terang, karakter obyek, kekuatan warna, kerapian dan media yang digunakan.
Bagaimana selanjutnya pendidik memilih metode pembelajaran penciptaan karya Desain Dasar yang dapat memberikan kemudahan dalam proses mencipta, dengan metode yang tepat dapat memberikan motivasi untuk mampu berbuat, mampu mengembangkan kreatifitas dan terampil berkarya Desain Dasar . Pembelajaran Desain Dasar yang baik mampu mengantarkan siswa untuk mampu menemukan dirinya sendiri.
Secara sederhana seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa dirasakan dengan rabaan. Perwujudan ini merupakan hasil pengolahan konsep unsur unsur visual seperti:
a. Garis
Garis atau line merupakan satu unsur visual dalam Desain Dasar . Menurut Fajar Sidik (1981:3), “garis adalah suatu goresan, batas limit dari suatu benda, masa, ruang, warna dan lain–lain”. Peran garis sebagai suatu goresan sangat penting dalammembuat suatu Desain Dasar .
b. Warna
Menurut Pringgodigdo (1997:1164). “Warna adalah sifat cahaya yang
bergantung dari panjang gelombang. Warna suatu benda tergantung pada panjang gelombang yang dipantulkan benda tersebut”. Warna menurut ilmu fisika adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata, sedangkan warna menurut ilmu bahan adalah berupa pigmen. Keutuhan suatu warna bisa merupakan sebuah pengungkapan sebagai warna itu sendiri, tidak selalu berdasarkan sebagai nilai guna sebuah bentuk.
Ada pun pengertian satu persatu mengenai prinsip-prinsip seni rupa, yaitu :
a). Irama (rhytme)
bentuk pengulangan yang terus menerus dan teratur dari suatu unsur-unsur tertentu.
b). Balance (keseimbangan)
tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.
c). Proporsi
Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang .
d). Kesatuan (unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah), maka kesatuan telah tercapai.
e). Dominasi (domination)
4. Seni Budaya
Seni adalah karya manusia dalam mengkomunikasikan pengalaman batinnya. Pengalaman – pengalaman tersebut disajikan secara indah atau menarik sehingga dapat merangsang timbulnya pengalaman batin tersebut pada manusia lain yang mengahayatinya. Kelahiran tidak didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan pokok, melainkan merupakan usaha melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiaannnya dalam memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual Soedarso ( 200 : 4).
Menurut Bastomi (1992 : 8). Seni merupakan hasil kreativitas penciptanya yang terwujud dalam kreasi, dari hasil pengolahan yang kreatif dan salah satu seni yang menonjol adalah kebaharuannya. Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan media grafis, warna, tekstur, volume, dan ruang “. Dalam berkarya seni, segala manifestasi batin dan pengalaman estetis yang dittuangkan melalui media seni, diperlukan suatu kosentrasi atau pemusatan pikiran agar dalam menuangkan gagasannya dapat memuaskan batin penciptanya.
Seni dapat pula dilihat sebagai pengungkapan perasaaan atau emosi penciptanya, yang pada akhirnya dapat menjadi suatu karakteristik. Maksud karakteristik disini adalah mencerminkan kehidupan perasaan penciptanya mampu membangkitkan rasa indah bagi si penciptanya maupun si penikmat seni. Seni merupakan hasil dari pengalaman penciptanya yang telah melalui proses dalam pengungkapan gagasan maupun cara pengungkapannya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang mengagapnya diwariskan secara genetis.
5. Garnish
Sebenarnya, seni menghias hidangan dengan buah dan sayuran itu merupakan suatu warisan dari leluhur kita. Hal tersebut dapat dibuktikan dari bentuk hiasan buah-buahan untuk sesaji di Pulau Bali dan gunungan pada Sekaten di Yogyakarta. Garnish kadang-kadang menunjukkan nama suatu tempat dari mana makanan itu berasal atau menunjukkan nama siapa yang sedang dipestakan. Misalnya, singkatan nama pengantin yang sedang dipestakan diukir pada patung atau mentega sebagai salah satu hiasan yang indah.
Garnish dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Simple Garnish, adalah garnish yang terdiri dari satu bahan atau lebih, biasanya terbuat dari sayur-sayuran, cereal atau makanan-makanan yang sudah jadi, seperti crouton, bread, tart, dan sebagainya.
2. Composite Garnish, adalah garnish yang terdiri dari bermacam-macam bahan sebagai hiasan yang sesuai dengan makanan dasar. Bahan-bahan tersebut harus mempunyai perpaduan rasa dan aroma dengan makanan pokok atau bahan satu dengan yang lainnya.
Syarat –Syarat Garnish di bagi menjadi 4 yaitu
1. Edible : artinya dapat dimakan, dibuat bahan makanan. Garnish ada juga beberapa garnish yang tidak bisa dimakan, tapi alangkah lebih baik jika garnis bisa dimakan.
2. Simple : sederhana dalam arti tidak berlebihan baik dalam jumlah pengolahan, warna, rasa dan daya tarik pemandangan .
4. Attractive : garnish itu sendiri dibuat menarik dan setelah ditambahkan pada makanan lain juga menyebabkan makananan serta keseluruhan. layaknya rambut atau wajah untuk membangkitkan appetite dan emosi orang yang melihatnya. Sebenarnya ini berhubungan erat dengan seni, karena kita bermain dengan komposisi, warna, tekstur dan kepekaan.
B. Kerangka Berpikir
Desain Dasar sebagai bagian dari pelajaran Seni Budaya pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sangat penting diajarkan dalam upaya menumbuhkan kreativitas siswa dalam berkarya. Materi Desain Dasar yang mencakup tentang unsur – unsur seni rupa seperti garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, ukuran dan gelap terang, memiliki keterkaitan dengan mata pelajaran garnish makanan yang juga mengunakan unsur unsur seni rupa dalam menghias hidangan makanan.
Proses berkarya Desain Dasar juga memiliki kaitan dengan prinsip – prinsip pengaturan dekorasi makanan seperti: keselarasan, harmoni, irama, kesatuan, keseimbangan, komposisi dan proporsi. Fungsi dekorasi makanan adalah untuk membuat makanan terlihat tampak lebih cantik dan menarik sehingga dapat menggugah selera makan.
makanan, komposisi dan proporsi juga dibutuhkan untuk memadukan unsur keselarasan dalam mendekor makanan.
Dari pernyataan di atas, dapat diperoleh pemikiran bahwa pelajaran Desain Dasar dalam proses pembelajarannya memiliki keterkaitan dengan komposisi, proporsi, keseimbangan, kesatuan, keselarasan dan irama agar dalam mendesain suatu gambar dapat membuat gambar tersebut tampak lebih indah. Pembelajaran garnish juga memakai prinsip seni rupa yang sama dalam pelajaran Desain Dasar yaitu komposisi, keseimbangan, kesatuan, keselarasan dan irama dalam menghias makanan agar tampak lebih cantik dan menggugah selera makan. Sehingga pembelajaran garnish makanan ada kaitan nya dengan pembelajaran Desain Dasar.
C. Pengajuan Hipotesis
Ada korelasi yang positif dan signifikan antara praktek desain gambar dengan praktek garnish makanan.
D. Pertanyaan Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah ex post facto karena data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil peristiwa yang sudah berlalu dalam arti penelitian tidak memberikan perlakuan atau memanipulasi variabel-variabelnya, tetapi hanya mengungkap fakta berdasarkan responden (Rahayu,1999:26).
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan dua variabel yang terdiri dari variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel –variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mendahului atau mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya yang diberi simbol X1.
2. Variabel terikat yaitu prestasi belajar ketrampilan :
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang praktek di jurusan jasa boga di SMK Negeri 1 Kalasan. Penelitian dilakukan dalam pembelajaran Seni Budaya dan pembelajaran garnish makanan.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini didahului dengan survei atau studi pendahuluan, kemudian pembuatan proposal penelitian, mengurus perijinan dan pengambilan data. Studi pendahuluan dan proposal dimulai desember 2014 sampai januari 2015, sedangkan pengambilan data dilaksanakan mulai februari 2015 sampai april 2015.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagai wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,1998:115). Dalam hal ini populasinya adalah siswa kelas X JB B SMK N 1 Kalasan yang berjumlah 33 siswa. Menurut Sugiyono (2011:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Riduan (2004:73) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
mengistimewakan satu atau beberapa untuk dijadikan sampel (Arikunto,1998:120).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan ancer-ancer yang diberikan Arikunto (1998: 120), yaitu apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih, maka dapat diambil antara 20 - 25 . E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang – barang tertulis. Dalam penelitian ini yang dimaksud dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan melihat catatan yang sudah ada. Catatan tersebut berupa daftar nilai siswa X JB B dalam mata pelajaran Seni Budaya dan mata pelajaran garnish makanan.
Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melihat catatan yang telah ada. Dalam hal ini catatan tersebut berupa daftar nilai siswa, yaitu nilai / prestasi mata pelajaran garnish makanan dan mata pelajaran Seni Budaya .
F. Uji Coba Instrumen
1. Validitas Instrumen
Menurut Arikunto(1998:160) “validitas adalah ukuran yang menunjukan
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.suatu instrumen yang valida atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti rendah”.
Pada penelitian ini,analisis yang akan digunakan untuk menguji validitas alat ukur adalah dengan analisis butir. Dari analisis tersebut maka dapat diketahui butir atau item mana saja yang gugur.Untuk menguji validitas butir maka skor-skor pada setiap butir di korelasikan dengan skor-skor total . Skor butir nilai X dan skor-skor total sebagai Y. Dengan diketahinya indeks validitas setiap butir maka diketahui secara pasti butir-butir mana saja yang memenuhi syarat dan tidak ditinjau dari validitasnya.
Adapun rumus yang digunakan menguji validitas instrument adalah korelasi product moment,menurut Arikunto (1998:162) dengan rumus product moment, angka kasar yaitu:
�
= � −� − � −
rXY : Koefesien korelasi antara variabel X dan Y N : Jumlah Kasus
XY : Jumlah perkalian X dengan Y ∑ 2: Jumlah X kuadrat
∑X :Jumlah X
∑Y : Jumlah Y
X :Skor setiap butir Y :Skor total
Kriteria pengujian butir soal dikatakan valid apabila koefesien (rxy) berharga positif lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 5% maka uji instrumen dapat diterima sebaliknya apabila r diperhitungkan lebih kecil dari tabel berarti soal tersebut tidak valid atau mempunyai validitas rendah sehinga ditolak.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dari itu penelitian ini menggunakan bantuan komputer progam statistik SPSS.
2. Analisis Data Dalam Rangka Uji Hipotesis
Untuk menguji data, data diperoleh menggunakan: 1. Korelasi Product Moment
Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membutikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio adalah sama.
Berikur ini dikemukakan rumus yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi yaitu:
�
=
Dimana:
� = korelasi antara varibel x dengan y X = � −
Y =( � − )
�
=
� �
�− � �
(� � −( �) (� � − �
1. Koefesien korelasi
Ry(1,2,3)
=
+ + )
Keterangan:
Ry(1,2,3) :koefesien korelasi antara x 1 2 3� �
1 : Koefesien Prediktor 1 2 :Koefesien Prediktor 2 3 : Koefisien prediktor 3
1 :Jumlah produk antara 1 dengan y 2 : Jumlah produk antara 2dengan y 3 : Jumlah produk antara 3dengan y
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian mencari korelasi pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya dengan pembelajaran garnish makanan. Pelaksanaannya di mulai pada Desember 2014 sampai april 2015. Penelitian ini dilaksanan di kelas Jasa Boga B yang bertempat di SMK Negri 1 Kalasan .SMK Negeri 1 Kalasan terletak di Dusun Randugunting, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. SMK Negeri 1 Kalasan merupakan salah satu sekolah yang bernaung di bawah pemerintah (sekolah negeri). Lokasinya yang strategis karena terletak tidak jauh dari jalan raya Jogja-Solo membuat SMK Negeri 1 Kalasan mudah dijangkau menggunakan bus kota.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
garnish makanan di nilai dari karya saat menghias makanan. Pada menghias makanan aspek seni rupa seperti komposisi, irama, kesatuan, keseimbangan, komposisi dan proporsi juga di butuhkan karna dalam menghias suatu makanan agar tampak menarik di butuhkan seni dalam menghias makanan agar makanan itu tampak lebih cantik dan menarik. Pada penelitian ini masing-masing variabel bersifat bebas (independent) dimana tiap variabel saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Pembelajaran Desain Dasar dinotasikan X dan praktek berkarya garnish dinotasikan Y. Praktek berkarya garnish diukur dengan menggunakan garnish test.
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran setiap variabel yang ada di dalam penelitian. Statistik deskriptif yang disajikan terdiri dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1 Statistik Deskriptif
Variabel Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Desain Dasar 75,00 85,00 79,2727 3,36594
Garnish 74,33 85,00 79,0909 2,45554
Sumber: Data Primer Diolah 2015
Deskripsi hasil penelitian untuk setiap variabel dalam penelitian dapat dilihat di bawah ini:
a. Pembelajaran Desain Dasar
pembelajaran Desain Dasar berdasarkan kelas interval dapat di lihat pada tabel. Berikut ini tabel distribusi frekuensi:
Tabel 2. Distribusi Interval Pembelajaran Desain Dasar
No, Interval Frekuensi Persen(%)
1 75,0 - 77,0 9 27,3%
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabel dan histogram di atas menunjukkan pembelajaran Desain Dasar paling banyak terletak antara interval 75,0-77,0 dan 79,2-81,2 dengan masing-masing sebanyak 9 siswa (27,3%) dan paling sedikit pada interval 81,3-83,3 yaitu ada 1 orang (3,0%). Histogram dari distribusi frekuensi variabel pembelajaran Desain Dasar sebagai berikut:
Gambar. 1 Histogram Pembelajaran Desain Dasar 9
Pengkategorian data pembelajaran Desain Dasar dibuat berdasarkan mean dan standar deviasi. Kategorisasi pembelajaran Desain Dasar disajikan pada tabel berikut
Tabel 3. Kategorisasi Pembelajaran Desain Dasar
Kategori Interval Skor Frekuensi Persentase (%)
Tinggi X ≥ 81,67 7 21,2
Sedang 78,33 ≤ X < 81,67 12 36,4
Rendah X< 78,33 14 42,4
Jumlah 33 100,0
Sumber: Data Primer 2015
Berdasarkan di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pembelajaran Desain Dasar dalam kategori rendah yaitu 14 siswa (42,4%), kategori sedang 12 siswa (36,4%), dan terdapat 7 siswa (21,2%) yang memiliki pembelajaran Desain Dasar yang termasuk kategori tinggi. Hasil deskriptif tersebut dapat juga disajikan dalam bentuk diagram seperti berikut:
Gambar 2 Diagram Kategori Pembelajaran Desain Dasar b. Praktek berkarya garnish
Hasil analisis deskriptif pada variabel praktek berkarya garnish diperoleh dengan garnish test dengan nilai minimum sebesar 74,33; nilai maksimum sebesar 85,00; mean sebesar 79,09; dan standar deviasi sebesar
7
12 14
Desain Dasar
Tinggi
Sedang
2,46. Distribusi frekuensi praktek berkarya garnish yang diukur dengan garnish test berdasarkan kelas interval dapat di lihat pada tabel. Berikut ini
tabel distribusi frekuensi:
Tabel 4. Distribusi Interval Praktek berkarya garnish
No. Interval Frekuensi Persen(%)
1 74,3 - 76,4 4 12,1%
2 76,5 - 78,6 13 39,4%
3 78,7 - 80,8 15 45,5%
4 80,9 - 83,0 0 0,0%
5 83,1 - 85,2 1 3,0%
Jumlah 33 100,0%
Sumber : Data Primer 2015
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada interval 78,7-80,8 sebanyak 15 siswa (45,5%). Histogram dari distribusi frekuensi variabel praktek berkarya garnish sebagai berikut:
Gambar. 3 Histogram Praktek Berkarya Garnish 0
2 4 6 8 10 12 14 16
Pengkategorian data praktek berkarya garnish dibuat berdasarkan mean dan standar deviasi. Kategorisasi praktek berkarya garnish disajikan pada tabel berikut:
Tabel 5. Kategorisasi Praktek berkarya garnish ``````````````````
Kategori Interval Skor Frekuensi Persentase (%)
Tinggi X ≥ 81,44 7 21,2
Sedang 77,89≤ X < 81,44 16 48,5
Rendah X< 77,89 10 30,3
Jumlah 33 100,0
Sumber: Data Primer 2015
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa praktek berkarya garnish siswa dalam kategori sedang sebanyak 16 siswa (48,5%), kategori rendah sebanyak 10 siswa (30,3%) dan sisanya yaitu sebanyak 7 siswa (21,2%) termasuk kategori rendah. Hasil deskriptif tersebut dapat disajikan juga dalam bentuk tabel seperti berikut:
Gambar. 4 Diagram Kategori Praktek berkarya garnish 7
16 10
Garnish
Tinggi
Sedang
C. Hasil Penelitian
1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas
Uji normalitas diujikan pada masing-masing variabel penelitian yaitu variabel pembelajaran Desain Dasar dan praktek berkarya garnish. Uji normalitas dilakukan menggunakan bantuan komputer program SPSS 19.00 for windows, analisis yang dilakukan adalah Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai taraf signifikansi hitung lebih besar dari pada nilai taraf signifikansi α = 0,05 atau �� ��< 1,960. Hasil uji normalitas untuk masing-masing variabel penelitian disajikan berikut ini:
Tabel 6 Hasil Uji Normalitas
Variabel �� �� Sig Keterangan
Pembelajaran Desain Dasar (X) 1,162 0,134 Normal Praktek berkarya garnish (Y) 0,783 0,572 Normal Sumber: Data primer diolah, 2015
Hasil uji normalitas variabel penelitian dapat diketahui bahwa semua variabel penelitian mempunyai nilai Z hitung dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (signifikansi >0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian berdistribusi normal. b. Uji Linieritas
signifikansi < 0,05 maka tidak linier. Hasil rangkuman uji linieritas disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 7. Uji Linieritas
Hubungan F hitung F tabel P Signifikansi Keterangan X Y 1,523 5,99 0,211 0,05 Linier Sumber: Data primer, 2015
Hasil uji linieritas pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas hitung yaitu sebesar 0,211 lebih besar dari 0,05 (P>0,05) dan nilai F hitung sebesar 1,523 lebih kecil dari nilai F tabel (1,523 < 5,99). Hal ini menunjukkan bahwa hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini adalah linier.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah data yang telah diperoleh mendukung atau tidak dengan hipotesis yang telah diajukan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis diketahui bahwa data dalam penelitian berdistribusi normal dan menunjukkan adanya hubungan yang linear, oleh karena itu analisis menggunakan korelasi Product moment dapat digunakan dan menggunakan bantuan program SPSS 19.00 For Windows.
Tabel 8 Rangkuman Hasil Korelasi Product Moment
Variabel r hitung r tabel Sig Keterangan
hubungan pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya terhadap praktek berkarya garnish
0,352 0,235 0,044 Signifikan
Sumber: Data primer, 2014
Hasil analisis dengan uji korelasi Product Moment diperoleh nilai r hitung sebesar 0,352 yang berarah positif dengan signifikansi 0,044. Arah positif berarti semakin tinggi nilai Desain Dasar , maka semakin tinggi nilai praktek berkarya garnish siswa. Oleh karena nilai signifikansi 0,044 kurang dari 0,05, maka hipotesis yang menyatakan „ada hubungan pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya terhadap praktek berkarya garnish‟ diterima. Nilai koefisien korelasi Product Moment sebesar 0,352 menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya terhadap praktek berkarya garnish termasuk dalam tingkatan rendah. Hal ini dikarenakan ada faktor lain yang memiliki hubungan dengan praktek berkarya garnish seperti kemampuan kreativitas siswa.
D. Pembahasan
berkarya garnish siswa kelas X JB B SMK N 1 Kalasan . Hal ini dibuktikan dengan nilai r hitung sebesar 0,352 dengan signifikansi 0,044. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,352 menunjukkan arah yang positif dengan tingkat hubungan yang rendah. Hal ini berarti semakin tinggi nilai Desain Dasar , maka semakin tinggi nilai praktek berkarya garnish siswa.
Desain Dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMK N 1 Kalasan. Mempelajari desain akan mempengaruhi kreatifitas siswa dalam berpikir. Pengalaman selama melakukan kegiatan PPL menilai Siswa di jurusan Jasa Boga kreativitasnya dalam berkarya Desain Dasar sangat bagus dan dalam mendekorasi makanan tampak cantik dan menarik. Garnish mempunyai pengertian menghias juga memiliki pengertian hiasan. Dalam buku New Larousse Gastronomique, pengertian garnish adalah bahan –bahan tambahan yang dibubuhkan pada bahan makanan pokok,yang disajikan secara terpisah dan berfungsi sebagai hiasan yang menarik.( Nurwahyuni Idayanti &Yustina Pratiwi ,2008:15).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Ada hubungan antara pembelajaran Desain Dasar dengan praktek berkarya garnish pada siswa kelas X JB B SMK N 1 Kalasan. Karena dalam praktek berkarya garnish di X Jasa Boga B SMK N 1 Kalasan menggunakan prinsip–prinsip dasar desain seperti komposisi, keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam pembelajarannya. Hal ini dibuktikan dengan nilai Product Moment sebesar 0,352 dengan signifikansi 0,044.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya
Metode pembelajaran seni budaya dalam mata pelajaran desain dasar perlu di arahkan dengan menyusun bentuk – bentuk buah, sayuran , dan benda.
2. Untuk Mata pelajaran Garnish
3. Bagi peneliti selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. (artikel). Dalam. http: //www. Muhammad Zainal Abidin Personal Blog htm. di akses tanggal 30 April 2015.
Ali Syahbana, S. Takdir. 2004. Kreativitas. Jakarta : Dian Rakyat.
Andi Field, Discovering Statistics using SPSS, Second Edition (California : SAGE Publication, 2006) .
Anderson Scarvia B, et al: Encyclopedia of educationa Evaluation.London;Jossy – Bass,1975.
Arikunto, Suharsimi(1998). Prosedur penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom Universitas Mercubuana Jakarta.
Bastomi, Suwaji. 2003. Proses Apresiasi, Proses Kreasi, Proses Belajar. Semarang : IKIP Semarang Press.
Bahari,Nooryan.2008. Kritik Seni. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Dahar, Ratna Wilis. 2005. Teori – teori Belajar. Jakarta : Erlangga
David D. Vaus, Analyzing Social Science Data: 50 Key Problems in Data Analysis, (Thousand Oaks: Sage Publications, 2002).
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Pergoda.
John A. Martilla and John C. James, “Importance-Performance Analysis” (Journal of Marketing, January, 1977) pp. 77 – 79.
Kuhn, Thomas S (1993). Peran paradigma dalam revolusi sains. Terjemahan T .Surjaman .Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Koentjaraningrat, 2005. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung : Pustaka Wacana.
Mandalas, 2003. Konsep-konsep Penelitian. Jakarta : Gramedia Pustaka
Maracuilo, Leonard A dan Levin, Joel R (1983).Multivari ate statics in the social scieneces: A researcher „s guide.Monterey,California :Brooks/ Cole Publishng
Mulyasa. 2011.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan :Rosda
Nasution, Andi Hakim dan Rambe, Abdurrauf(1984). Teori statistika. Jakarta: Bharata Karya Aksara.
Nazir, Moh. (1988). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Pamadi, Hajar.202.Pendidikan Seni .Yogyakarta :UNY Press.
Purwadinata. 2002. Pembelajaran Seni Budaya . Jakarta : Gramedia. Purwanto. 2011.Statistika untuk Penelitian .Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Retno Widyanti. 2004. “Menghias Makanan” dalam: Pengolahan Masakan Eropa. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Soejoeti, Zanzawi (1986). Meode statistika II. Jakarta : Universitas Terbuka. Sismoyo. Dwi ,dkk.2007.Ilmu Pendidikan. Yogyakarta :UNY Press.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta:Alfabeta.
Sumadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi (1994). Metodelogi penelitian.Jakarta : RajGrafindo Persada. Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan
LAMPIRAN 1
PERANGKAT PEMBELAJARAN
SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (WAJIB PILIHAN)
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Kompetensi Inti 2
: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Kompetensi Inti 3
: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Kompetensi Inti 4
Kompetensi
Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Aloka
terhadap karya seni rupa
Menunjukkan
lingkungan dan
atau tulisan
terhadap karya seni rupa
dan
lingkungan dan
n melihat
melalui
lingkungan dan
sesama,menghar gai karya seni dan Mengasosiasi : •
Membandingk an
telah
4.4.Membuat tulisan kritik karya seni rupa mengenai jenis, fungsi, simbol dan nilai estetis berdasarka n hasil pengamata n
ulasan tentang karya seni rupa yang dibuat teman sekelas  menyampaika
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kurikulum 2013)
Satuan Pendidikan : SMK N 1 Kalasan Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran : Seni Budaya
Tema : Apresiasi Seni Rupa Topik : Dasar –Dasar Desain
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 2x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong, kerjasama, damai), santun, percaya diri, responsif, proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusiatas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebabfenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
dan sumber lain yang mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
NO Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1 1.1 Menunjukan sikap
penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugrah Tuhan
1.1.1 Menghayati, menunjukkan rasa syukur atas anugerah Tuhan akan keberadaan bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa 2 D.
1.1.2 Menunjukkan sikap pengamalan terhadap karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugrah Tuhan
1.1.3 Menunjukkan sikap bangga terhadap karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugrah Tuhan
2 2.1Menunjukkan sikap kerja sama, bertanggung jawab, toleransi, disiplin, melalui aktivitas berkesenian
2.1.1 Menunjukkan sikap kerja sama dalammenganalisis bentuk karya-karya seni rupa 2 demensional 2.1.2 Menunjukkan sikap bertanggung
jawab dalam menganalisis bentuk karya-karya seni rupa 2 demensional
2.1.3 Menunjukkan sikap toleransi dalam menganalisis bentuk karya-karya seni rupa 2 demensional
2.1.4 Menunjukkan sikap disiplin dalam menganalisis bentuk karya-karya seni rupa 2 demensional
2.2 Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiasi seni dan pembuatnya
2.2.1 Menunjukkan sikap santun dalam mengapresiasi bentuk karya-karya seni rupa 2 demensional
karya-karya seni rupa 2 demensional 2.2.3Menunjukkan sikap cinta damai
dalam mengapresiasi bentuk karya-karya seni rupa 2 demensional
2.3 Menunjukkan sikap responsif dan proaktif, perduli terhadap lingkungan dan sesama, serta menghargai karya seni dan pembuatnya
2. 3.1 Menunjukkan sikap responsif dalam menganalisis karya-karya seni rupa 2 demensional
2.3.2 Menunjukkan sikap proaktif dalammenganalisis karya-karya seni rupa 2 demensional
2.3.3 Menunjukkan sikap peduli dalam menganalisis karya-karya seni rupa 2 demensional
2.3.4 Menunjukan sikap menghargai dalammenganalisis karya-karya seni rupa 2 demensional
3 3.1. Memahami bahan, media dan teknik dalam proses berkarya
seni rupa 2 Demensi.
3.3.1 Menjelaskan pengertian bahan, mediadan teknik dalam proses berkarya seni rupa 2 demensional.
3.3.2 Menjelaskan jenis bahan, media dan
teknik dalam proses berkarya seni rupa 2 demensional
3.3.3 MenjelaskanFungsi bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa 2 demensional 3.3.4 Memahami teknik dalam proses
berkarya seni rupa 2 demensional
4 4.1. Membuat karya seni rupa dua dimensi berdasarkan obyek
4.3.1 Membuat/menghasilkan karya seni rupa 2 demensional berupa gambar bentuk alam benda.
4.3.2 Menyajikandan
C. . Tujuan Pembelajaran Pertemuan ke-1
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat :
1. Memahami dan mengerti apa saja unsur-unsur dalam seni rupa 2. Menjelaskan pengelompokkan unsur seni rupa
3. Menganalisis unsur seni rupa dalam gambar yang diberikan
4. Memahami dan mengerti mengenai seni lukis dan teknik dalam melukis
D. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Seni Rupa
2. Pengertian unsur-unsur Seni Rupa 3. Pengelompokkan unsur-unsur seni rupa 4. Pengertian dan teknik seni lukis
E. Metode, Model Pembelajaran 1. Pendekatan : Scientific learning 2. Strategi : Cooperatif Learning 3. Model : Problem Based Learning
4. Metode : Pengamatan, Diskusi kelompok
F. Media Pembelajaran dan Alat bahan 1. Media :
LCD, Laptop, contoh gambar, foto. 2. Alat dan bahan :
- White board
- Pensil atau bolpoin, penghapus - Kertas HVS
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
A.Pendahuluan 1. Siswa menjawab salam, sapaan guru, berdoa, memeriksa kehadiran dan mengondisikan siswa siap belajar.
2. Apersepsi ; Guru bertanya-jawab berkaitan dengan gambar makhluk hidup dan benda mati yang diberikan 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran.
4. Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran atau langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pembelajaran.
5. Guru membentuk kelompok kecil dan menyampaikan langkah-langkah diskusi dan menuliskan laporan.
20 menit
B. Inti Mengamati :
• Peserta didik melihat karya seni rupa dua dimensi, gambar alam benda melalui contoh karya, media cetak (buku, majalah, brosur, dsb.), internet atau kegiatan dimensigambar bentuk alam benda
Mengeksplorasi/mencoba:
 Mengumpulkan informasi tentang jenis alat, bahan,
media dan teknik dalam menggambar bentuk alam benda karya seni rupa 2 demensional.
Mengasosiasi:
• Membandingkan laporan hasil pengamatan/ karya sendiri dari hasil diskusi dengan karya temannya, mengenai : penggunaan alat, bahan, media, teknik yang terkandung di dalamnya,
• Menghubungkan data-data / materi pelajaran yang diperoleh dengan kegiatan berkarya seni rupa 2 demensional
Mengkomunikasi
• Membuat eksplorasi langkah-langkah karya seni rupa dua dimensi gambar bentuk alam benda.
• Menyajikan dan mempresentasikan langkah-langkah penciptaan karya gambar bentukdidepan kelas dengan baik.
C.Penutup 1. Guru dan Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.
2. Peserta didik merenungkan aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan mengisi lembar internalisasi sikap berkaitan dengan unsur disain 3. Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang telah
dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi. 4. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil
evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.
5. Peserta didik menyepakati tugas yang harus dilakukan berkaitan dengan membuat karya.
6. Guru memberikan pesan moral yang terkait dengan tugas.
10 menit
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar 1. PHB 1: Assesment Sikap 2. PHB 2: Assesment Pengetahuan 3. PHB 3: Assesment Ketrampilan
1. PENILAIAN SIKAP 1) Sikap spiritual :
a. Teknik Penilaian : Penilaian diri b. Bentuk Instrumen : Skala
c. Kisi-kisi :
No. Sikap/nilai No. Butir
1. Menerima dengan baik keragaman dan keunikan karya seni rupa sebagai anugerah dari Tuhan YME.
1 ,2,3
2. Menghargai keragaman dan keunikan karya seni rupa sebagai anugerah Tuhan.
4,5
Instrumen lihat lampiran 1. 2) Sikap Sosial :
a. Teknik Penilaian : Pengamatan b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi.
c. Kisi-kisi :
a) Penilaian sikap sosial untuk diskusi
No. Nilai Deskripsi Kegiatan No.
Butir 1. Menghargai
orang lain
Menghargai orang lain berpendapat
1
2. Jujur Mengekspresikan gagasan
dengan jujur
2
3. Disiplin Mengikuti presentasi dengan disiplin
Instrumen lihat lampiran 2a.
b) Penilaian sikap sosial dalam kegiatan menanggapi karya dan berkarya
Obyek karya gambar bentuk alam benda secara langsung.
No. Nilai Deskripsi No.
Butir 1. Menghargai
orang lain
Menghargai orang lain dalam menanggapi karya gambar bentuk alam benda
1
Menghargai orang lain dalam berkarya/menggambar
2
2. Jujur Menunjukkan sikap jujur dalam menanggapi karya gambar bentuk alam benda secara langsung.
3
Menunjukkan sikap jujur dalam menggambar/membuat karya gambar bentuk alam benda secara langsung
4
3. Disiplin Bersikap disiplin dalam menanggapi karya gambar bentuk alam benda.
5
Bersikap disiplin dalam menggambar
6
Instrumen lihat lampiran2b.
2. PENILAIAN PENGETAHUAN
Instrumen lihat lampiran 3
3. PENILAIAN KETRAMPILAN a. Teknik Penilaian : Tes Praktik b. Bentuk Instrumen : Tes Uji Praktik
c. Kisi-kisi :
No Indikator No Tugas
1 Menggambar/ membuat produk karya seni rupa 2 demensi menggambar bentuk alam benda secara obyek langsung
1
Instrumen lihat lampiran 3
Rubrik Penilaian praktik:
Kriteria SKOR
1. Betul sempurna A (4)
2. Hampir sempurna B+(3,5)
3. Sempurna B (3)
4. Kurang sempurna C (2,5)
No. Indikator No. Butir
1.  Mendefinisikan alat, bahan seni rupa 2 demensi dengan benar
 Mengidentifikasikan alat, seni rupa dengan benar  Mengidentifikasi macam-macam bahan dengan benar  Mengidentifikasi penerapan berbagai macam teknik
mengambat bentuk
Lembar Penilaian praktik teknik dalam kegiatan individu.
 Menilai sikap Peserta didik dalam tanggung jawab, toleransi, percaya diri, kecermatan, kesantunan berbahasa dalam kegiatan kelompok dan/atau individu.
No
Aspek
kegiatan Indikator
Bobot
Mempersiapkan alat dan bahan
Pencahayaan/gelap terang
Portofolio:
 Menilai hasil pemahaman Peserta didik tentang alat, bahan, media, teknik gambar bentuk dalam bentuk laporan hasil kerja kelompok dan atau individuisain
 Menilai hasil pemahaman Peserta didik dalam pembuatan karya seni rupa melalui hasil kerja kelompok dan atau individu.
H. Saran dan masukan guru pembimbing :
……… ……… ……… ……… ……… ……… …………..
Mengetahui, Guru Pembimbing
Drs.Daliyo -
Kalasan, 18 Apri 2015 Mahasiswa Peneliti
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMK N 1 KALASAN Kelas/Semester : X JASA BOGA /1 Mata Pelajaran : Boga dasar Materi Pokok : Membuat Garnish
Waktu : 4 × 45 menit x 1 (1 pertemuan)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui pengembangan berbagai
keterampilan dasar merancang dan mengolah makanan dan kue sesuai
kebutuhan tubuh sebagai tindakan pengalaman menurut agama yang dianutnya
2.1 Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam
2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong) dalam melakukan pembelajaran sebagai
bagian dari sikap ilmiah.
2.3 Menunjukkan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama
dan tanggung jawab dalam implementasi sikap kerja.
3.6 Menjelaskan tentang pembuatan garnish pada makanan
Indikator :
3.6.1 Dapat menjelaskan pengertian Garnish.
3.6.2 Dapat menjelaskan Prinsip-Prinsip Garnish.
3.6.3 Dapat mengidentifikasi Bahan-Bahan Garnish.
3.6.4 Dapat mempraktekkan pembuatan aneka garnish.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian garnish.
2. Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip garnish.
3. Siswa dapat mengidentifikasi bahan-bahan garnish.
4. Siswa dapat mempraktekkan pembuatan aneka garnish.
D. Materi Pembelajaran (terlampir) E. Model/Metode Pembelajaran
1. Peer Tutoring
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media : gambar, majalah, internet, buku
2. Alat/bahan : LCD, Laptop, Bahan buah dan sayuran, pisau
3. Sumber :
a. Idayati, Nurwahyuni dan Yustina Pratiwi. (2008). Garnish. Yogyakarta: Kanisius (anggota IKAPI).
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Pendahuluan 1. Peserta didik berdoa dan menjawab
salam bersama-sama.
2. Peserta didik dipresensi oleh guru. 3. Peserta didik memperoleh apersepsi dari
guru berkaitan dengan membuat garnish. 4. Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran
praktek membuat garnish pada makanan. 5. Peserta didik memperoleh motivasi dari guru berkaitan dengan teknik potongan sayuran kontinental.
6. Guru Memberikan pre-test pada siswa tentang membuat garnish pada makanan
25 menit
Inti Mengamati
 Peserta didik mendapatkan materi garnish
dan mengamati gambar dari presentasi yang
ditayangkan .
 Menanya
Peserta didik menyusun pertanyaan
berdasarkan pengamatan presentasi yang
diterangkan guru.
 Mengumpulkan
Guru menutor siswa yang pandai untuk
membuat garnish.
Guru membuat kelompok peer tutoring
yang terdiri dari 3-5 siswa dan terdapat satu
siswa yang lebih pandai dibandingkan
temannya.
Peserta didik mengerjakan/mempraktekkan
teknik pembuatan garnish yang sudah di
demokan oleh guru dengan banyuan tutor
sebaya.
Peserta didik mengumpulkan dan
menilaikan praktek potongan sayuran yang
sudah dibuat.
 Mengasosiasi (menalar)
Dengan menanya pada tutor sebaya atau
guru peserta didik menemukan penjelasan
tentang membuat garnish.
 Mengkomunikasikan
Peserta didik membuat kesimpulan/evaluasi
tentang hasil pembelajaran membuat
garnish yang dipimpin oleh tutor sebayanya.
Penutup 1. Selanjutnya peserta didik dimotivasi untuk
mengembangkan pemahaman tentang
macam-macam teknik olah yang digunakan
dalam hidangan kontinental.
2. Peserta didik diberi tugas untuk
mengerjakan soal post test untuk
mengetahui peningkatan kemampuan
belajar siswa.
25 menit
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik penilaian : Pengamatan, tes tertulis
2. Instrumen :
No Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian 1. Sikap
pembelajaran dan