Review Jurnal : Upaya Konservasi Tanaman Akumulator Untuk Meminimal Cemaran Logam Berat Di Lahan
Tambang Timah, Pulau Bangka
Oleh : Ir. IB Arimbawa [22 / 201347 / MMP]
ANGKATAN 22 NON REGULER
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PERKEBUNAN INSTITUT PERTANIAN STIPER (INSTIPER)
YOGYAKARTA
2021
1
Review Jurnal
Judul Jurnal : Upaya Konservasi Tanaman Akumulator Untuk Meminimal Cemaran Logam Berat Di Lahan Tambang Timah, Pulau Bangka
Tahun Terbit : 2020
Jurnal : https://doi.org/10.24252/teknosains.v13i2.8030 Author : Diah Mustikasari
Reviewer : IB Arimbawa Tanggal : 4 Agustus 2021
Tujuan Upaya konservasi melalui pengelolaan organisme pada lahan pasca tambang, khususnya tanaman yang diperlukan untuk mendukung eksistensi ekosistem.
Review:
Kajian ini mencoba mengidentifikasi tumbuhan yang dapat tumbuh pada lahan pasca kegiatan pertambangan selain sebagai menjaga keanekaragaman tetapi juga berfungsi sebagai fitoremediator.
Dalam kajian tidak dijelaskan apa sebenarnya upaya yang dilakukan untuk memanfaatkan tanaman tersebut menjadi tanaman akumulator konsentrasi cemaran logam di lahan tersebut.
Ekosistem Pasca Tambang Timah
1. Aktivitas pertambangan timah yang dilakukan di daratan maupun perairan menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan seperti perubahan ekosistem, kerusakan pengairan alami, destruksi terhadap habitat alami, dan cemaran.
2. Pada umumnya, kerusakan ekosistem terbesar yang terjadi di lahan pertambangan timah adalah deforestasi hutan yang berdampak pada hilangnya flora dan fauna penghuni ekosistem tersebut serta cemaran logam berat yang
ditimbulkan pasca aktivitas pertambangan timah seperti Pb, Sn, Zn, Mn, Fe, Cr, Cu, Ni, Cd, dan As.
2 3. Kegiatan pertambangan timah yang dilakukan telah
menyebabkan terjadinya perubahan pada ekosistem tersebut.
Aktivitas pertambangan timah menghasilkan berbagai limbah seperti tailing, minyak, dan bahan bakar dari peralatan
pertambangan.
Review:
• Penulis sudah menerangkan kondisi areal pasca tambang dan menampilkan foto kawasan eks tambang.
• Program reklamasi lahan bekas tambang merupakan program wajib yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan baik swasta maupun non swasta, penulis tidak mencantumkan pelaku penggalian tambang timah sehingga tidak dapat diidentifikasi secara jelas siapa yang seharusnya bertanggung jawab untuk melakukan reklamasi lahan.
Konservasi dan
Fitoremediasi
1. Konservasi adalah suatu upaya untuk melestasikan dan melindungi biodiversitas (Hayes dan Ostrom, 2005).
2. Konservasi harus dilakukan dengan suatu perencanaan yang komprehensif.
3. Fitoremediasi adalah bagian dari istilah bioremediasi, yaitu suatu teknologi yang memanfaatkan organisme hidup untuk menurunkan konsentrasi cemaran dari suatu lingkungan.
4. Bioremediasi telah digunakan secara luas dan dipercaya sebagai salah satu teknologi penghilangan cemaran atau polutan yang lebih aman, lebih bersih, efektif, dan ramah lingkungan.
5. Tanaman-tanaman tingkat tinggi yang bersifat akumulator terhadap logam dan banyak ditemukan di lokasi
pertambangan timah tersebut harus dilindungi eksistensinya.
6. Tanaman non konsumsi dipilih agar perpindahan logam dari lingkungan tidak mengikuti rantai makanan yang berdampak negatif bagi kesehatan konsumen, khususnya manusia.
7. Beberapa jenis tanaman berpohon yang banyak dijumpai di lahan pertambangan timah di Pulau Bangka antara lain bintangur (Calophyllum pulcherrimum), pohon idat (Cratoxylum formosum), rengas (Gluta velutina Blume), pohon Gordonia excelsa Blume, kambasira (Ilex cymosa Blume), pohon Ixonanthes petiolaris Blume, kayu pasang (Lithocarpus sp), perupuk (Lophopetalum javanicum),
3 medang gatal (Schima wallichii), dan belawan putih
(Tristaniopsis whiteana)
Review:
• Arti konservasi yang digunakan dalam jurnal ini kurang luas dan lengkap, seharusnya konservasi dalam perbaikan areal bekas tambang lebih menyeluruh/komprehensif tidak hanya sebatas makhluk hidup dan biodiversitas. Sebaiknya pengertian yang dipakai adalah pelestarian dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan. Hal tersebut berbeda dengan poin dua bahwa pelaksanaan konservasi harus dilakukan secara komprehensif.
• Penulis tidak menerangkan kekurangan metode fitoremediasi secara menyeluruh, bahwa penggunaan remediasi dengan metode ini memakan waktu yang lama.
• Pemilihan tanaman Bioremediasi berdasarkan aspek translokasi pencemaran dengan memilih tanaman yang tidak dapat dikonsumsi.
Kesimpulan 1. Pasca pertambangan timah di Pulau Bangka menyisakan berbagai permasalahan lingkungan di antaranya deforestasi dan cemaran logam berat.
2. Upaya konservasi diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan tersebut, yaitu menjaga eksistensi tanaman setempat di lokasi pertambangan timah
Review
• Kajian tentang pemanfaatan tumbuhan pada areal bekas tambang timah di Pulau Bangka sudah tepat sehingga tidak memelukan biaya yang mahal.
• Dalam kajian tidak dijelaskan apa sebenarnya upaya yang dilakukan untuk memanfaatkan tanaman tersebut menjadi tanaman akumulator konsentrasi cemaran logam di lahan tersebut.
Saran • Program rehabilitasi lahan bekas penggalian tambang harus dilakukan secara komprehensif, menyeluruh melibatkan
berbagai aspek. Dengan risiko cemaran lingkungan yang tinggi seharusnya melibatkan beberapa aspek baik lingkungan,
4 kesehatan dan sosial. Pada jurnal ini hal tersebut tidak
dijelaskan.
• Pemanfaatan tanaman sebagai fitoremediasi merupakan salah satu cara dalam rehabilitasi lahan tercemar, sebaiknya penulis menerangkan hal tersebut dalam arti bahwa metode ini dilakukan selain metode-metode lain yaitu revegetasi, dan campur tangan manusia yang juga dilakukan.