REVIEW MATERI KULIAH FILSAFAT OLEH : SYAHMI AQIL
NIM : 12260113230
DOSEN PENGAJAR : RAUDATUSSALAMAH, S PSI. MA
PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat atau philosophy secara umumadalah suatu studi yang membahas secara kritis tentang bagaimana fenomena yang ada dalam pemikiran dan kehidupan manusia, lalu dijabarkan secara teoritis dan mendasar. Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan yang menkaji tentng berbagai masalah umumdan mendasar seperti pengetahuan,akal,pikiran,eksistensi dan Bahasa dengan menggunakan logika,metode dan system tertentu .
Agar lebih memahami apa erti filsafat,maka kita dapat merujuk pendapat beberapa contoh ahli atau tokoh ilmuan berikut:_
1. ARISTOTELES
Menurut Aristoteles, pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang berisi ilmu metafisika,retorika,logika,etika,ekonomi,politik dan estetika.
2. CICERO
Menurut Cicero,filsafat adalah ‘ibu’ dari semua seni (The mother of all the art)dan merupakan seni kehidupan.
3. PLATO
Menurut Plato, arti filsafat adalah suatu ilmu yang mencuba untuk mencapai pengetahuantentang kebenaran yang sebenarnya.
DEFINISI FILSAFAT
Secara etimologi, istilah ‘filsafat’ berasal dari Bahasa Yunani,yaitu philiosophia dan philoshophos.
Philo artinya cinta, sedangkan shopia atau shopos artinya kebjiksanaa,pengetahuan dan hikmah.
Sehingga dalam hal ini,definisifilsafat adalah sejumlah gagasan yang penuh dengan kebjiksanaan, pengetahuan dan hikmah.
METODE FILSAFAT
Metode filsafat adalah cara bertindak menurut system aturan tertentu berdasarkan objek formal yang ditentukan berdasarkan objek formal yang ditentukan menurut suatu pendapat dan pemikiran khas untuk bersilsafat, Mudahnya, metode filsafat adalah panduan dan cara berpikir untuk berfilsafat.
Berikut adalah 10 ontoh metode filsafat yang dapat digunakan dalam filsafat:_
1. METODE KRITIS
Plato dan Sokrates adalah filosof yang menggunakan dan mengembangkan metode ini . Metode kritis bersifat Analisa istilah dan pendapat kemudian disistematiskan dalam hermeneutika (interpretasi asas- asas metodologi) yang menjelaskan keyakinan dn berbagai pertentangannya.
Caranyaadalah dengan bertanya.membedakan,membersihkan,meyisihkan dan menolak satu keyakinan. Dengan begitu, akhirnya akan ditemukan keyakinan atau filsafat terbaik diantaranya.
2. METODE INTUITIF
Metode ini dikembangkan oleh Bergson dan Plotinus ini sering dikatakan tidak bertumpu pada intelek dan rasionalisis manusia tetapi tidak bersifat antiintelektual. Metode ini mengajak kita berpikir dlama semangat bisa untuk menganalisis suatu keyakinan tanpa terjerat oleh rasio dan logika. Agak sulit untuk dibayangkan namun mengalir Ketika dicoba untuk dilakukan.Metode ini dapat membongkar sesuatu selama ini tidak tampak di permukaan.
3. METODE SKOLASTIK
Metode ini berkembang pada abad pertengahan. Thomas Aquinas (1225-1247) merupakan salah satu penganganjurnya. Pada masa klasik, Aristoteles juga dikatakan menggunakan metode ini.
Sesorang guru biasanya akan menggunakan atau mengutarakan suatu pokok bahasan filsafat.
Kemudian pokok bahasan tersebut akan diberikan penafsiran dan komentar oleh filsuf lain. Agar topik dipahami. Semua istilah,ide dan kenyataan dirumuskan,dibedakan dan diuji dari segala sisi. Segala pro dan kontra kemudian dihimpunkan dan dibandingkan. Melalui proses ini, yangdisebut ‘lectio’.
Namun jika tidak berhasil maka akan dilanjutkan ke tahap ‘disputatio’ atau perdebatan.
4. METODE MATEMATIS
Descrates menyebut metode ini sebutan ‘metode analistis’. Menurut Descrates ada keteraturan dan ketersusunan alami dalam kenyataan yang berhubungan dengan pengertian manusia . Ketersusunan alam ini dapat dingkapkan dengan cara penemuan (via inventionis). Metode ini mengintegrasikan segala kelebihan logika, anlisa geometris dan aljabar serta menghindari kelemahannya.
5. METODE EMPIRIS-EKSPERIMENTAL
David Hume (1711-1776) adalah penyusun filsafat empirisme ini dan menjadi antisesa terhadap rasionalisme. Perbedaan utama metode ini dari metode Dsecrates adalah metode ini juga
membutuhkan eksperimen yang ketat gua mendapatkan bukti kebenaran empiris sejati. Metode ini banyak dipakai sehingga kini untuk mendalami ilmu pengetahuan. Hal tersebut karena ilmu pengetahuan tidak cukup logika dan rasio saja.Kita harus melakukan eksperimen bagi membuktikannya secara empiris yang berarti terlihat,nyta oleh data dan bukan spelukasi.
6. METODE TRANSENDENTAL
Metode ini juga sering disebut dengan metode neo-skolastik. Immanuel Kent(1724-1809) merupakan pelopor metode ini. Pemikiran Kent titik tolak periode baru bagi filsafat barat. Ia mendamaikandua aliran yang berseberangan rasionalisme dan empirisme. Dari satu sisi ia mempertahankan
objektivitas,univesalitas dan keniscayaan suatu pengertian. Disisi lain juga menerima pendapat bahawa pengertian berasal dari fenomena yang tidak dapat melampaui batas-batasnya.
Didalam pengertian dan penilaian metode ini terjadi kesatuan antara objek dan subjek, kesatuan antra semua bentuk. Hal ini menuntun adanya kesatuan kesedaran yang disebut
‘trancendental unity of apperception’.
7. METODE DIALEKTIS
Tokoh terkenal metode ini adaah Hegel (1770-1831) hingga terkadang metode ini disebut dengan
‘hegelian metode’. Metode ini ialah pengiyaan dengan mengambil konsep atau pengertian yang lazim diterima dan jelas. Kemudian membuat suatu anti tesis atau bantahan dari konsep atau pengertian yang laizom disebut. Setelah itu diambil kesimpulan dari keduanya dan bentuklah suatu sintesis dari keduanya. Pada akhirnya sintesis tersebut akan menemui anti tesis lainnya, untuk kemudian
disentesiskan Kembali untuk mendapatkan hakikat yang lebih baik lagi.
8. METODE FENOMENALOGIS
Fenomena yang dimaksud disini bukanlah fenomena alamiah yang dapat dicerap dengan observasi empiris seperti fenomena alam. Fenomenadisini merupakan makna aslinya yang berasal dari Bahasa Yunani: phainomai, artinya adalah ‘yang terlihat’. Fenomena adalah data sejauh disedari dan sejauh masuk dalam pemahaman. Intinya, metode ini ini melihat sesuatu objektif tanpa melihat sisi
subjektifnya seperti kepentingsan ,perasaan atau tekanan sosial. Meotde ini dipopulerkan oleh Edmund Husserl (1859-1938)
9. METODE EKSISTENSIALISME
Tokoh tokoh terkemukaa eksistensialisme adalah Heidegger, Sartre, Jaspers, Marcel dan Merleau- Point. Para tokoh tersebuttidak menyetujui metode Husserl pada sikap objektif. Bagi kalangan eksistensialisme, subjektifitas manusialah yang pertama di analisisa. Pada dasarnya dalam eksistensi itu, de facto mereka memakai fenomenolgi yang ontentik dengan observasi dan analisa teliti. Setiap ungkapan baik awam maupun ilmiah berakar pada suatu pengalaman langsung yang bersifat pra- reflektif dan pra-ilmiah. Melalui Analisa ungkapan pengalaman terbatas itulah, justru dapat ditemukan Kembali pengalaman yang lebih fundamental.
10. METODE ANALITIKA BAHASA
Wittgenstian adalah tokoh dominan dalam metode ini. Ia mempelajari filsafat dengan alasan yang kemungkinan sama dengan kebanyakan orang. Ia penasaran dengan filsafat yang begitu
membingungkan. Bagaiman seseorang bia mengetahui benar salahnya suatu pendapat sebelum ia mampu memastikan bahwa bahasa yang dipakai untuk menyampaikan pertanyaan, peryataan dan perbincangan itu adalah benar.
Metode ini meneliti dan membedakan permainan bahasa atau maksud tertentu itu untuk mendapatkan keyakinan yang lebih baik. Juga menetapkan peraturan masing-masing Bahasa agar tidak terjadi kekeliruan logis dan kesalahpahaman yang disebabkan oleh kerancuan makna kata.
SEJARAH FILSAFAT YUNANI KUNO
Zaman Yunani kuno merupakan masa keemas an bagi perkembangan filsafat karena pada masa itusetiap berhak menyampaikan gagasan dan pendapat tentang segala hal. Saat itu, orang Yunani dianggap sebagai tempat filsafat tanpa mempercayai mitos. Orang Yunani juga tidak langsung percaya pada suatu opini tetapi akan menjadi subjek penyelidikan kritis.
Orang Yunani saat itu memiliki banyak filsuf terkemuka yang berpikiran kritis. Orang-orang terkemuka saat itu antara lain:_
-Socrates (399-469 SM) -Aristoteles (322-384) SM -Pythagoras (500-580 SM) -Plato (347-427 SM) -Thales (545-625 SM)
OBJEK FILSAFAT
Objek filsafat dapat dibagi menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal.
1. OBJEK MATERIAL
Objek material filsafat ialah segala sesuatu yang menjadi masalah , segala sesuatu yang
dipermasalhkan oleh filsufat. Lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya, tulis Louis Kattsoff
“meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia”.
Berdasarkan uraian di atas, Saefuddin Ashari menyebut objek material filafat ialah sarwa yang ada,yang pada garis besarnya dapat kita bagi atas tiga persoalan pokok:
-Hakikat Tuhan -Hakikat alam -Hakikat manusia
2. OBJEK FORMAL
Objek formal filsafat ialah usaha untuk mencari keterangan secara radikal tentang objek material filsafat. Menurut Oemar Amin Hoesin, objek formal filsafat tidak lain ialah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang objek material filsafat (segala sesuatu yang ada dan mungkin ada).
CIRI-CIRI FILSAFAT SECARA UMUM
1. BERSIFAT UNIVERSAL
Pemikiran filsafat cenderung bersifat umum dan tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus.
Misalnya pemikiran tentang manusia,keadilan kebebasan dan lain lainnya.
2. TIDAK FAKTUAL
Dalam hal ini, tidak factual adalah sesuatu yang spekulatif dengan membuat berbagai dugaan yang masuk akal tentang suatu hal,namun tanpa bukti karena telah melampui batas dari fakta-fakta ilmiah.
3. BERHUBUNGAN DENGAN NILAI
Menurut C.J. Ducasse, pengertian filsafat adalah upaya manusia untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta yang disebut dengan penilaian. Dalam hal ini penilaian yang baik dan buruk,Susila dan asusila, dimana akhirnya filsafat menjadi suatu usaha untuk mempertahankan nilai-nilai.
4. BERHUBUNGAN DENGAN ARTI
Mengacu pada poin 3, sesuatu yang memiliki nilai tentunya memiliki arti. Itulah sebabnya para filsuf menciptakan berbagai kalimat yang logs dan Bahasa yang tepat (ilmiah), agar ide-idenya sarat dengan arti.
5. IMPLIKATIF
Pemikiran filsafat selalu terdapat implikasi (akibat) sehingga diharapkan akan dapat melahirkam pemikiran baru yang dinamis dan menyuburkan intelektual.
CABANG-CABANG FILSAFAT
Secara umum, para ahli membagi bidang studi filsafat menjadi beberapa cabang atau bagian. Adapun cabang-cabang filsafat adalah sebagai berikut:
1. EPISTEMOLOGI
Epistemologi membahas tentang pengetahuan. Misalnya; asal mula, validitas, metodologi, bentukatau strukutr yang secara Bersama-sama membentuk pengetahuan manusia.
2. METAFISIKA
Metafisika adalah berkaitan dengan proses analitis asa hakikat fundamental mengenai keberadaan dan realitis yang menyertainya.
3. LOGIKA
Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang kecakapan dalam berpikir secara teratur,lurus dan tepat.
4. ETIKA
Etika adalah mempelajari tentang norma atau aturan yang berperilaku di dalam masyarakat terkait dengan sifat baik dan buruk.
5. ESTETIKA
Estetika adalah mempelajari dan membahas tentang keindahan, bagaimana keindahan dapat terbentuk, dan bagaimana keindahan tersebut dapat disadari dan dirasakan oleh manusia.
6. FILSAFAT ILMU
Firasat ilmu adalah mempelajari dan menjawab pertanyaan terkaiat hakikat ilmu dan penerapan berbagai metode filsafat dalam upaya mencari akar persoalan dan menemukan asa realitas yang dipersoalkan oleh bidang ilmu tersebut untuk mendapatkan kejelasan.