• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ridla Faridatul Ummah_084 141 148.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Ridla Faridatul Ummah_084 141 148.pdf"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Oleh:

Ridla Faridatul Ummah NIM: 084 141 148

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

2019

(2)

ii

PELAKSANAAN PROGRAM EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DENGAN BUKU RISALAH HAIDL

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BIMA AMBULU JEMBER TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh

Ridla Faridatul Ummah NIM : 084 141 148

Disetujui Pembimbing

Drs. H. D. Fajar Ahwa, M.Pd.I

NIP. 19650221 1991031 1 003

(3)

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam

Program Studi Pendidikan Agama Islam Hari : Kamis

Tanggal : 10 Januari 2019

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Suparwoto Sapto Wahono, M.Pd NIP. 19740609 200701 1 020

M. Suwignyo Prayogo, M.Pd.I NIP. 19861002 201503 1 004

Anggota :

1. Dr. Dyah Nawangsari, M.Ag ( )

2. Drs. H. D. Fajar Ahwa, M.Pd.I ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Dr. H. Abdullah, S.Ag,. M.H.I

NIP. 19760203 200212 1 003

(4)
(5)
(6)

iv

MOTTO







































Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam”.

Al-Qur’an dan Terjemah, (30: 1- 4).

(7)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin puji syukur penulis haturkan keadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dan kelancaran penulis dalam menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk skripsi ini

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kepada almarhum yang telah mendahuluiku yaitu bapak Muslih Anwari yang senantiasa ada dihatiku. Terimakasih atas segala perjuangan dan pengorbanan yang tidak pernah henti, semoga beliau dijadikan orang yang khusnul khotimah.

2. Kepada almarhum yang telah mendahuluiku yaitu ibu Khusnul Khotimah

yang senantiasa ada dihatiku. Terimakasih telah memberikan rasa cinta

dan kasih sayang yang tulus untuk saya, semoga beliau dijadikan orang

yang khusnul kotimah.

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Segenap puji syukur peneliti sampaikan kepada Allah azza wa jalla. Karena atas rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan Dengan Buku

Risalah Haidl Di Sekolah Menengah Atas (SMA) BIMA Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2018/2019” sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana,

dapat terselesaikan dengan lancar, dan semoga Sholawatullah wa salamuhu tetap tercurah limpah ke haribaan Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah menerangi dunia dari gelap gulitanya jahiliyyah dan kedhaliman dengan cahaya Islam, Iman, dan Ihsan.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi baik materil maupun non materil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM., selaku Rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menempuh pendidikan di lembaga yang dipimpinnya.

2. Bapak Dr. H. Abdullah, S.Ag., M.H.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, yang telah banyak memberikan fasilitas untuk belajar.

3. Bapak Dr. H. Mundir, M.Pd., selaku ketua Jurusan Pendidikan Islam, yang telah menyetujui beberapa persyaratan terselesaikan skripsi.

4. Bapak H. Mursalim, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama

Islam, yang telah membantu peneliti dalam pengajuan judul.

(9)

6. Bapak Drs. H. Abd. Wahab HS, M.Pd.I selaku kepala sekolah SMA BIMA Ambulu yang telah memberikan izin sekaligus membantu kelancaran penelitian yang dilaksanakan oleh penulis.

7. Bapak Munif Nadrul Anam. S.Pd.I selaku pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan SMA BIMA Ambulu yang telah membina penelitian yang dilaksanakan oleh penulis.

8. Segenap guru-guru dan staff SMA BIMA Ambulu yang telah bersedia menerima dan membantu penulis selama penelitian.

9. Segenap dosen yang telah mengajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada peneliti.

10. Seluruh karyawan dan aparat IAIN Jember yang senantiasa ikhlas dalam melayani segala urusan akademik.

11. Untuk teman-temanku seperjuangan kelas A4 yang senantiasa membantu, menyemangati dan memberi dukungan dan do’a untuk saya.

12. Untuk sahabatku Siti Fellatul Jannah, Ismi Tiara Dewi, Faiqotul Laili, dan Ifadatus Sururoh yang telah memberikan do’a, semangat dan dukungan untuk saya.

Dalam proses penyusunan tugas akhir penelitian dalam bentuk skripsi

selama ini telah diusahakan semaksimal mungkin. Namun, penulis menyadari

bahwa selalu ada celah dan kekurangan dalam setiap upaya manusia, karena

kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, penulis selalu membuka

(10)

viii

diri untuk menerima saran dan kritikan dari semua pihak demi perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin

Jember, 23 Desember 2018

Ridla Faridatul Ummah

(11)

(SMA) BIMA Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2018/2019.

Risalah Haidl adalah sebuah kitab yang berisi tentang masalah kewanitaan dan sekarang ini sudah diterjemahkan dari kitab tersebut yang didukung oleh banyak pengarang, salah satunya adalah buku Risalah Haidl yang ditulis ole KH.

Muhammad Ardani Bin Ahmad. Melihat begitu penting buku tersebut, sehingga pada tahun 2012 di SMA BIMA menerapkan program ekstrakurikuler keagamaan dengan menggunakan buku tersebut. Program ekstrakurikuler kragamaan dengan buku Risalah Haidl menjadi penting untuk dimengerti oleh semua wanita, pria yang sudah beristri, juga para mua’llim, para da’i, dan kita semua. Berbagai permasalahan yang dibahas didalam buku ini sangat erat hubunganya dengan masalah ibadah, seperti sholat dan puasa, fardlu ‘ain hukumnya bagi wanita yang sudah baligh dan fardlu kifayah hukumnya bagi laki-laki. Jadi Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan buku Risalah Haidl ini sebuah program buku yang membahas tentang masalah kewanitaan yang wajib kita pelajari sesuai dengan ajaran islam.

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana perencanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan buku Risalah Haidl di Sekolah Menengah Atas BIMA Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2018/2019?; 2) Bagaimana pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan buku Risalah Haidl di Sekolah Menengah Atas BIMA Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2018/2019?; 3) Bagaimana evaluasi Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan buku Risalah Haidl di Sekolah Menengah Atas BIMA Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2018/2019?.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian

deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian

menggunakan

purposive

dan metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, danpenarikankesimpulan. Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

Hasil penelitian ini adalah: 1) Perencanaan Program Ekstrakurikuler

Keagamaan dengan buku Risalah Haidl di SMA BIMA Ambulu yaitu dengan

merealisasikan visi SMA BIMA Ambulu adalah masalah keimanan dan

ketaqwaan salah satunya dengan menggerakkan keimanan dengan sholat

berjamaah dan kajian islam, kemudian membentuk atau menyusun skedul / jadwal

kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa baik siswa laki-laki maupun

perempuan , dan untuk itu maka pengembanganya adalah diadakannya kegiatan

program ekstrakurikuler keagamaan dengan menggunakan buku Risalah Haidl

karangan KH. Muhammad Ardani Bin Ahmad. 2) Pelaksanaan Program

Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalatul haidl di SMA BIMA Ambulu

yaitu dilaksanakan 2 kali dalam seminggu yaitu pada jam sekolah dan diluar jam

sekolah, pelaksanaanya pada saat jam sekolah yaitu pada hari Rabu pada pukul

08.00 dan pada saat dijam luar sekolah pada pukul 15.30 atau pulang sekolah

(12)

yang di ikuti oleh siswa perempuan maupun laki-laki. 3) Evaluasi program

ekstrakurikuler keagamaan dengan buku Risalah Haidl di SMA BIMA Ambulu

yaitu dilakukan pada waktu selesai kegiatan sebagai kontrol bahwa yang sudah

diajarkan sudah difahami dan sebagai pembina bisa melanjutkan materi yang

selanjutnya.

(13)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan penelitian, proses, cara, serta perbuatan mendidik. Menurut Ki Hajar Dewantara1 pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Sebagai wujud nyata telah berdiri dan berkembang Sekolah Menengah Atas BIMA Ambulu Jember.

Lembaga ini menyiapkan generasi-generasi Islam yang di upayakan bisa membaca dan mengkaji suatu kitab. Dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efesien sekolah ini menerapkan sistem pembelajaran yang berupa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

Setiap peserta didik baik yang tingkat pemahamannya dibawah rata-rata maupun yang diatas rata-rata mereka tetaplah memiliki kesamaan yaitu sama-sama membutuhkan ilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah Swt yang berbunyi:

1 Abdul Muis Tabrani, Pengantar dan Dimensi-Dimensi Pendidikan (Jember: STAIN Jember Pers, 2013), 21.

(14)

2





























Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al- Mujadalah:11).2

Dari ayat diatas maka sudah jelas setiap peserta didik itu membutuhkan ilmu pengetahuan salah satunya untuk meninggikan derajat mereka. Yang paling penting lagi adalah mengenai ilmu agama, sebagai peserta didik yang beragama islam maka sangat diharuskan mereka memahami bagaimana tata cara beribadah kepada Allah Swt, dan bagaimana cara beribadah kepada sesama manusia.

Hal ini dapat dilihat dari semakin berkurangnya generasi muslim yang bisa membaca dan mengkaji kitab, masalah ini tentunya sangat mengkhawatirkan, bagaimana mereka bisa memahami dan mengkaji kitab kalau tidak bisa membacanya. Dengan demikian kemampuan membaca sangatlah penting.

Usaha ini juga mendukung pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yakni untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3

2 Al-Qur’an, 58:11

3 Depag RI, Pedoman Pembinaan Taman Al-Qur’an (TPA) (Jakarta: kanwil DEPAG Provinsi Jawa Timur, 2003), 6-7

(15)

Untuk mengembangkan potensi peserta didik bisa melalui Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang ada diluar kegiatan belajar mengajar.

Pada ekstrakurikuler keagamaan ini terdapat kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan siswa serta dapat membentuk karakter religious siswa.4 dalam hal ini dijelaskan.

Menurut Undang-Undang No 62/2014 pasal 2 tentang kegiatan ekstrakurikuler peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia. Bahwa kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.5

Agar pogram-program dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan sistem pembelajaran yang baik dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang ada disekolah tersebut. Supaya terciptanya kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang efektif dan efesien.

Berdasarkan pendapat tersebut maka program ekstrakurikuler dalam sekolahan sangatlah penting, karena mencakup bagaimana mengelola perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian program ekstrakurikuler. Karena tercapai atau tidaknya suatu kegiatan tergantung

4 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 1889) hlm 9-10

5 Undang-undang No 62 Tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Jakarta: Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2014), 2.

(16)

4

bagaimana upaya atau kreatifitas sekolah dalam mengelola program kegiatan tersebut.

Kenyataan ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Munif Nadrul A. S.Pd.I bahwa:

“ keberhasilan sekolah ini tidak lepas dari peranan para pengajar, karena mereka memegang peranan penting dalam melaksanakan program pembelajaran ekskul disekolah. Diantara ketiga komponen pembelajaran yaitu guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses kegiatan ekstrakurikuler, meskipun diakui ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses tersebut, akan tetapi faktor guru tetap menjadi faktor yang sangat dominan”.6

SMA BIMA adalah lembaga pendidikan yang berbasis sekolah umum, Meskipun merupakan sekolah umum, di SMA BIMA terdapat suatu kebiasaan yang menarik. Setiap paginya, sebagian guru akan menyambut para siswa yang datang dengan bersalaman, kebiasaan ini sudah menjadi sebuah rutinitas setiap harinya. Hal ini membuktikan bahwa SMA BIMA yang merupakan sekolah umum mampu mencetak generasi yang memiliki sopan santun dan berakhlakul karimah. Oleh karena itu SMA BIMA sebagai salah satu sekolah yang ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa sekolah umum pun mampu untuk mencetak generasi bangsa yang baik.

Peningkatkan prestasi peserta didik dan untuk mengoptimalkan kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan bakat yang dimilikinya, diperlukan suatu kegiatan tambahan yang dapat mendukung proses tersebut yaitu melalui kegiatan diluar jam pelajaran sekolah. Salah

6 Nadzrul Anam, wawancara, Ambulu, 15 Agustus 2018.

(17)

satu kegiatan di luar jam pelajaran sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler sekolah.

Banyak macam ekstrakurikuler yang ditawarkan untuk peserta didik di SMA BIMA ini, dan salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yaitu. pelaksanaan program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl yang ada di SMA BIMA ini dimaksudkan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia para peserta didik. Karena didalam buku tersebut menjelaskan tentang pentingnya mempelajari ilmu kewanitaan.

Mengingat permasalahan haidl selalu bersentuhan dengan rutinitas ibadah setiap hari, maka peserta didik khususnya bagi kaum wanita dituntut untuk mengetahui hukum-hukum permasalahan yang dialaminya, agar ibadah yang ia lakukan sah dan benar menurut syara’. Untuk mengetahui hukum permasalahan tersebut, tidak ada jalan lain kecuali belajar. Sebagaimana firman Allah Swt yang berbunyi:

























































Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haidl. Katakanlah: “Haidl itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haidl, sebelum mereka suci.

Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu ditempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah

(18)

6

menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (Q.S. Al-Baqoroh: 222).7

Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap wanita itu sudah mempunyai gambaran atau jawaban tentang hukum-hukum yang terkait dengan haidl.

Dan dimana seorang wanita itu harus diperlakukan sebagaimana semestinya.

Oleh karena itu berhasil atau tidaknya kualitas guru sebagai pengajar atau pembina dalam kegiatan pelaksaan program ekstrakurikuler keagamaan dengan buku Risalah Haidl harus diperhatikan, karena pada kenyataannya salah satu diantaranya masih mempunyai kekurangan- kekurangan, maka disinilah pengelolaan pembelajaran perlu dilakukan.

Terutama dalam dibidang pelaksanaannya yang isinya meliputi perencanaan kegiatan ekstrakurikuler, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, dan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler. Dalam buku Risalah Haidl meliputi, haidl, istihadloh, dan nifas.

Dengan adanya data diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, artinya yang dilakukan diluar jam sekolah atau proses belajar mengajar, dengan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan tersebut karena SMA BIMA sendiri merupakan sekolah umum dan yayasan umum, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl di Sekolah Menengah Atas (SMA) BIMA Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2018/2019”.

7 Al-qur’an, 2:222

(19)

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana perencanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl di Sekolah Menengah Atas (SMA) BIMA Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2018/2019.?

2. Bagaimana pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl di Sekolah Menengah Atas (SMA) BIMA Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2018/2019.?

3. Bagaimana evaluasi Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl di Sekolah Menengah Atas (SMA) BIMA Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2018/2019.?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendiskripsikan perencanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl di Sekolah Menengah Atas (SMA) BIMA Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl di Sekolah Menengah Atas (SMA) BIMA Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2018/2019.

3. Untuk mendiskripsikan evaluasi Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl di Sekolah Menengah Atas (SMA) BIMA Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2018/2019.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

(20)

8

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam menambah pengalaman tentang penelitian dan pembuatan karya tulis ilmiah serta menambah wawasan penulis terkait dengan pembelajaran kitab Risalah Mahaidl yang melalui kegiatan ekstrakurikuler.

b. Bagi lembaga yang diteliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam mengembangkan Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl baik didalam kelas maupun diluar kelas seperti kegiatan ekstrakurikuler.

c. Bagi IAIN Jember

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai literatur atau referensi tambahan karya tulis ilmiah dan untuk sumber tambahan dalam memperoleh informasi bagi calon peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian pada kajian yang sama.

d. Bagi guru ekstrakurikuler

(21)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai evaluasi dari Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl dalam membina dan mengajarkan tentang kitab kuning kepada para siswa.

e. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai pentingnya mempelajari buku dan mengamalkan ilmu yang mereka miliki melalui ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl.

E. Definisi Istilah

Untuk memberikan arah serta menghindari timbulnya salah satu penafsiran serta pengertian yang melebar dalam menginterpretasikan dari pada karya ilmiah yang berjudul “Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Buku Risalah Haidl di Sekolah Menengah Atas (SMA) BIMA Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2018/2019”, maka diperlukan adanya penegasan istilah tersebut yang menjelaskan pengertian dari masing-masing kata yang mendukung skripsi ini, yakni sebagai berikut:

1. Program Ekstrakurikuler Keagamaan

Program Ekstrakurikuler Keagamaan adalah berbagai kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran sekolah, yang dilaksanakan disekolah atau diluar sekolah agar lebih memperkaya

(22)

10

dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari.

2. Buku Risalah Haidl

Buku Risalah Haidl merupakan buku yang menerangkan tentang pentingnya kewanitaan sehingga dapat dimengerti nantinya oleh semua wanita, pria yang sudah beristri, juga siswa, para mu’allim, para da’i, dan kita semua.

Jadi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan program ekstrakurikuler keagamaan yang memakai atau mengkaji buku Risalah Haidl karangan KH. Muhammad Ardani Bin Ahmad yang dilaksanakan di SMA BIMA Ambulu selama 2 kali dalam seminggu yaitu pada hari Rabu dan didalam Buku Risalah haidl tersebut membahas tentang kewanitaan yang wajib untuk kita pelajari sesuai dengan ajaran islam.

F. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam menyusun skripsi ini terbagi menjadi lima bab, yaitu:

Bab satu, pendahuluan. Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah.

Bab dua, kajian kepustakaan. Bab ini membahas tentang kajian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang akan peneliti lakukan serta

(23)

berisi tentang kajian teori yang membahas tentang teori apa saja yang akan dijadikan pijakan dalam penelitian.

Bab tiga, metode penelitian. Bab ini berisi tentang metode penelitian yang akan digunakan selama penelitian berlangsung. Metode penelitiannya meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data serta tahapan penelitian.

Bab empat, penyajian data dan analisis data. Bab ini menguraikan tentang gambaran objek penelitian, penyajian data, analisis data serta pembahasan temuan dilapangan.

Bab lima, penutup. Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan terkait dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan saran-saran yang konstruktif dan bermanfaat bagi perkembangan lembaga pendidikan.

(24)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii MOTTO ... iv PERSEMBAHAN ... v KATA PENGANTAR ... vi ABSTRAK ... ix DAFTAR ISI ... xi DAFTAR TABEL ... xiii BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 12

A. Penelitian Terdahulu ... 12

B. Kajian Teori ... 18

1. Program Ekstrakurikuler Keagamaan ... 18

a. Program Ekstrakurikuler ... 18

b. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler... 20

c. Jenis-jenis Kegiatan Ekstrakurikuler... 20

d. Mekanisme Kegiatan Ekstrakurikuler ... 22

1) Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 22

2) Pelaksanaan Kegiatan Esktrakurikuler ... 23

3) Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler ... 24

2. Buku Risalah Haidl ... 26

a. Haidl ... 27

(25)

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 47 B. Lokasi Penelitian ... 47 C. Subyek Penelitian ... 48 D. Teknik Pengupulan Data ... 48 E. Analisis Data ... 51 F. Keabsahan Data ... 52 G. Tahap-Tahap Penelitian ... 53 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 55 A. Gambaran Objek Penelitian ... 55 B. Penyajian Data dan Analisis... 60 C. Pembahasan dan Temuan ... 67 BAB V PENUTUP ... 72 A. Kesimpulan ... 72 B. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Pernyataan Keaslian Tulisan 2. Matrik Penelitian

3. Pedoman Penelitian 4. Surat Izin Penelitian

5. Surat Keterangan Selesai Penelitian 6. Jurnal Kegiatan

7. Dokumentasi

8. Denah SMA BIMA Ambulu

9. Sruktur Organisasi Sekolah SMA BIMA Ambulu 10. Nama Anggota Ekstrakurikuler

11. Biodata Penulis

(26)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 16

Tabel 4.1 Data Ekstrakurikuler ... 59

(27)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan sebelumnya terkait dengan penelitian antara lain:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Yuni Wijayanti, dengan judul “Peran Ekstrakurikuler Keagamaan dalam Mementuk Karakter Religius Siswa Di SMPN 3 Malang”.8

Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Peran Ekstrakurikuler Keagamaan dalam Mementuk Karakter Religius Siswa Di SMPN 3 Malang yaitu membutuhkan perangkat pelatihan yaitu silabus dan penilaian selain itu juga menggunakan metode agar mempermudah dalam proses pelaksanaannya. Pelaksanaan kegiatan eksrakurikuler keagamaan di SMPN 3 Malang menghasilkan nilai-nilai religius yang ada dalam diri siswa.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama mengkaji tentang masalah program kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, sama menggunakan pendekatan kualitatif dengan instrumen penelitianya adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan perbedaan peneletian ini dengan penelitian

8 Yuni Wijayanti, Peran Ekstrakurikuler Keagamaan Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa

Di SMPN 3 Malang, Skripsi (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2017), 44-52

(28)

13

sebelumnya adalah latar tempat penelitian, kitab yang diteliti, serta hasil penelitian. Pada penelitian sebelumnya latar tempatnya di SMPN 3 Malang, sedangkan latar tempat pada penelitian ini adalah di SMA BIMA Ambulu.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Raohana Afisina, dengan judul

“Pelaksanaan Kegiatan Ekstakurikuler Keagamaan dalam upaya menanamkan nilai religius siswa di MTS Jambiwangi Selopuro Blitar”. 9

Hasil penelitian ini memiliki tujuan: (1) mendeskripsikan perencanaan program kegiatan ekstrakurikuler keaamaan di MTS Jambiwangi Selopuro Blitar. 2) Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan ekstakurkuler keagamaan dalam upaya menanamkan nilai religius di MTS Jambiwangi Selopuro Blitar. 3) Mendeskripsikan evaluasi pelaksanaan, kegiatan ekstrakurikuler dalam uaya menanamkan nilai- nilai religius siswa di MTS Jambiwangi Selopuro Blitar. Metode penelitian ini menggunakan kualitatif deskritif, teknik engumulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dilakukan dengan pengawalan rutin selama satu minggu sekali. Upaya yang dilakukan dalam menanamkan nilai religius siswa dengan cara

9 Siti Rohana Afisina, Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Dalam Upaya

Menanamkan Nilai Religius Siswa Di MTS Jambiwangi Selopuro Blitar , Skripsi (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016), 9-11

(29)

memasukkan siraman rohani,keteladanan, dan pembiasaan. Evaluasi kegiatan ektra keagamaan dapat dilihat dari absensi termasuk dalam nilai ibadah dan pembiasaan, dan raport sekolah yang dijadikan sebagai muatan lokal yang termasuk dalam nilai dalam cinta kitabullah.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama mengkaji masalah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif deskrpti dengan instrumen penelitiannya observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah latar tempat penelitian. Pada penelitian sebelumnya latar tempatnya di MTS Jambiwangi Selopuro Blitar, sedangkan pada penelitian ini latar tempatnya di SMA BIMA Ambulu.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Mujazanah, dengan judul

“Pelaksanaan Ekstrakurikuler Keagamaan dalam mengembangkan bakat siswa di SD Ta’mirul Islam Surakarta Tahun ajaran 201702018”.10

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Ekstrakurikuler Keagamaan dalam mengembangkan bakat siswa di SD Ta’mirul Islam Surakarta antara lain: Pelaksanaan ektrakurikuler Murotal dan Tilawah. Pertama, Seleksi, bertujuan untuk mengelompokkan murid

10 Nurul Mujazanah, Pelaksanaan Ekstrakurikuler Keagamaan Dalam Mengembangkan Bakat

Siswa Di SD Ta’mirul Islam Surakarta , Skripsi (Surakarta:IAIN Surakarta, 2017), 42-26

(30)

15

yang berbakat tilawah dan murotal. Kedua, pelatihan,Ekstrakurikuler Murotal dan tilawah dilatih oleh guru SD Ta’mirul Islam Surakarta selama satu semester. Ketiga, evaluasi dan penilaian dilakukan diakhir semester. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif di SD Ta’mirul Islam Surakarta pada bulan Juli sampai Agustus 2017.

Subjek penelitiannya adalah siswa dan pembina ekstrakurikuler murotal dan tilawah di SD Ta’mirul Islam Surakarta. Sedangkan informan dalam enelitian ini adalah kepala sekolah dan pembina ekstakurikuler. Adapun teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode obserfasi,wawancara dan dokumentasi. Untuk keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber, sedangkan analisis datanya menggunakan reduksi data,enyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas ekstrakrikuler kegamaan namun kegiatannya pada penelitian sebelumnya menerapkan kegiatan ekstrakurikuler murotal dan tilawah, sedangkan pada penelitian ini menerapkan kegiatan ekstrakurikuler dengan menggunakan buku Risalah Haidl.

menggunakan pendekatan kualitatif deskripif dengan instrumen observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah latar tempat penelitian, dan hasil penelitian. Pada penelitian sebelumnya latar tempatnya SD Ta’mirul Islam Surakarta, sedangkan pada penelitian ini latar tempatnya di SMA BIMA Ambulu Jember.

(31)

Tabel 1.1

Tabel Persamaan dan Perbedaan

NO Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan 1 Yuni

Wijayanti,

Peran

Ekstrakurikuler Keagamaan dalam Mementuk Karakter Religius Siswa Di SMPN 3 Malang

sama-sama mengkaji

tentang masalah program

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, sama

menggunakan pendekatan kualitatif dengan instrumen penelitianya adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi

Sedangkan perbedaan peneletian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah latar tempat

penelitian, kitab yang diteliti, serta hasil penelitian. Pada penelitian sebelumnya latar tempatnya di SMPN 3 Malang,

sedangkan latar tempat pada penelitian ini

(32)

17

adalah di SMA BIMA Ambulu.

2 Siti Raohana Afisina

Pelaksanaan Kegiatan Ekstakurikuler Keagamaan dalam upaya menanamkan nilai religius siswa di MTS Jambiwangi Selopuro Blitar

Persamaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah sama- sama mengkaji masalah

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif

deskrpti dengan instrumen penelitiannya observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah latar tempat

penelitian. Pada penelitian sebelumnya latar tempatnya

di MTS

Jambiwangi Selopuro Blitar, sedangkan pada penelitian ini latar tempatnya di SMA BIMA Ambulu.

(33)

3 Nurul Mujazanah

Pelaksanaan Ekstrakurikuler Keagamaan dalam mengembangkan bakat siswa di SD Ta’mirul Islam Surakarta Tahun ajaran 201702018

sama-sama membahas ekstrakrikuler kegamaan, menggunakan pendekatan kualitatif

deskripif dengan instrumen observasi, wawancara, dan dokumentasi

kegiatannya pada penelitian sebelumnya menerapkan kegiatan ekstrakurikuler murotal dan tilawah,

sedangkan pada penelitian ini menerapkan kegiatan ekstrakurikuler dengan

menggunakan buku Risalah Haidl.

B. Kajian Teori

1. Program Ekstrakurikuler Keagamaan a. Program Ekstrakrikuler

Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh

(34)

19

sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan diselenggaraan disekolah diluar jam pelajaran biasa.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurukuler antara satu sekolah dan sekolah yang lain bisa saling berbeda. Fariasinya sangat ditenukan oleh kemampuan guru, siswa dan kemampuan sekolah.11

Menurut Suharsimi AK,12 kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, diluar sktruktur program yang pada umunya merupakan kegiatan pilihan.

Sedangkan definisi kegiatan eskstrakurikuler menurut direktorat pendidikan menengan kejuruan adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau diluar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan diluar struktur program yang dilaksanakan diluar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.

11 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah (Jadangkan karta: PT Rineka Cipta, 2002),

270.

12 Ibid, 271.

(35)

b. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler

Banyak macam dan jenis kegiata ekstrakurikuler yang dilaksanakan disekolah-sekolah. Mungkin tidak ada yang sama dalam jenis maupun pengembangannya. Beberapa macam kegiatan ekstakurikuler menurut Oteng Sutisna antara lain: 13

1) Oganisasi murid seluruh sekolah

2) Organisasi kelas dan organisasi tingkat-tingkat kelas 3) Kesenian; tari-tarian, band, karawitan, vocal group 4) Club-club hobi; fotografi dan jurnalistik

5) Pidato dan drama

6) Club-club yang berpusat pada pelajaran (club IPA, club IPS, kodan seterusnya)

7) Publikasi sekolah (Koran sekolah, buku tahunan sekolah dan sebagainya)

8) Atletik dan olah raga

9) Organisasi-organisassi yang di sponsori secara kerja sama (pramuka dan setersnya)

c. Jenis-jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Amir Daien kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu besifat rutin dan bersifat periodik.

Kegiatan ektrakurikuler yang bersiat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus, seperti:

13 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah,273.

(36)

21

latihan bola folly, latihan sepak bola, dan sebagainya, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodikadalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olah raga dan sebagainya.14

1) Pembinaan keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha Esa.

2) Pembinaan budi pekerti luhur atau ahlak mulia

3) Pembinaan kepribadian ungul, wawasan kebangsaan,dan bela negara.

4) Pembinaan prestasi akademik, seni, dan atau olah raga sesuai bakat dan minat

5) Pembinaan demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan idup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural.

6) Pembinaan kreatifitas, keterampilan dan kewirausahaan.

7) Pembinaan kualitas jasmani, kesehatan dan gizi berbasis sumber gizi yang terdiversifikasi.

8) Pembinaan sastra dan budaya.

9) Pembinaan teknologi informasi dan komunikasi.

10) Pembinaan komunikasi dalam bahasa inggrsis.15

14 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, 272.

15 Kokom Komalasari, Pendidikan Karakter (Bandung: Refika Aditama, 2017), 129

(37)

d. Mekanisme kegiatan ekstrakurikuler 1) Perencanaan kegiatan eksrakurikuler

Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia, informasi finansial, metode dan waktu untuk memaksimalisasi efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan. Siswanto berpendapat bahwa perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. 16 Menurut George R. Terry perencanaan ialah proses dasar yang digunakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.17

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan kegiatan menetapkan serangkaian tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dengan cara menggunakan sumber daya yang dimiliki secara maksimal.

Hal-hal pokok yang perlu ditetapkan dalam merencanakan program kegiatan adalah isi (materi pelajaran/perkuliahan yang akan diberikan, metode/alat apa yang akan dipakai dan jadwal pelajaran). Dalam panduan pengembangan diri yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA, tahun 2010, BAB III, Butir A 4 – 6 Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler

16 Siswanto Sastrohadiwiryo, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 23.

17 George R.Teri, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara 2012),75.

(38)

23

mengacu pada jenis-jenis kegiatan yang memuat unsur-unsur sasaran kegiatan, substansi kegiatan, waktu pelaksanaan kegiatan, serta keorganisasiannya, tempat dan sarana.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan merupakan serangkaian kegiatan menetapkan tujuan serta merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia, finansial, isi/materi kegiatan, metode, waktu/jadwal dan sarana kegiatan untuk memaksimalisasi efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan.

2) Pelaksanaan kegiatan eksrakurikuler

Penjadwalan kegiatan ekstrakurikuler pilihan dirancang diawal tahun pelajaran oleh pembina dibawah bimbingan kepala sekolah atau madrasah atau wakil kepala sekolah.

Jadwal kegiatan ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan kurikuler.18

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan yang menfasilitasi pengembangan diri peserta didik dan dapat dilaksanakan di luar jam sekolah maupun di jam sekolah.

Menurut Popi Sopiatin Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler merujuk pada hal-hal sebagai berikut ini:19

18 Kokom Komalasari, Pendidikan Karakter, 127.

19 Sopiatin, Popi, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa, (Bogor: GhaliaIndonesia, 2010), 101.

(39)

a) Kegiatan ekstrakurikuler dapat meliputi kegiatan keagamaan, olah raga, seni dan budaya, berorganisasi, wirausaha, dan kegiatan sosial lainnya.

b) Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dibina oleh pembimbing dan harus dipertanggung jawabkan kepada kepala sekolah

c) Setiap peserta didik memiliki hak yang sama dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan potensi, bakat dan minatnya masing-masing.

d) Keterlaksanaan kegiatan ekstrakurikuler merupakan tanggung jawab bersama antar pihak-pihak sekolah.

e) Pengorganisasian kegiatan ekstrakuriuler dilakukan melalui pembentukan antara lain: olah raga, sosial, dan kesenian di sekolah. Pengaturannya dilakukan oleh pengurus osis dibawah bimbingan petugas penanggung jawab kegiatan ekstrakurikuler.

3) Evaluasi kegiatan eksrakurikuler

Evaluasi kegiatan ektrakurikuler dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pada setiap indkator yang telah ditetapkan dalam perencanaan suatu pendidikan. Suatu pendidikan hendaknya mengefaluasi setiap indikator yang sudah tercapai maupun yang belum tercapai. Berdasarkan hasil efaluasi,

(40)

25

satuan pendidikan dapat melakukan perbaikan rencana tindak lanjut untuk siklus kegiatan berikutnya.20

Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan.21

Agar suatu pekerjaan evaluasi dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil yang memuaskan hendaknya terlebih dahulu mengambil langkah-langkah pelaksanaan evaluasi sebagai berikut:

a) Perencanaan Evaluasi

Menurut Suharsimi AK,22 perencanaan kegiatan/penilaian disekolah berperan penting terhadap keberhasilan evaluasi. Sebelum guru melaksanakan kegiatan evaluasi hendaknya terlebih dahulu membuat perencanaan evaluasi agar dalam pelaksanaan evaluasi tersebut nantinya dapat terlaksana dengan baik. Setelah perencanaan evaluasi tersebut dibuat, maka hal yang harus dibuat oleh guru berikutnya alah membuat materi evaluasi itu sendiri.

20 Kokom Komalasari, Pendidikan Karakter,127.

21 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Press, 2007), 377.

22 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), 2-3.

(41)

Perencanaan evaluasi perlu dilaksanakan karena sangat membantu guru dalam persiapan dan siswa juga terbantu dengan adanya pelaksanaan evaluasi itu sendiri agar supaya bisa mempersiapkan diri sebelum menempuh ujian.

b) Pelaksanaan Evaluasi

Menurut Suharisimi AK,23 untuk tes formatif dalam pelaksanaaan evaluasi tidak membutuhkan perencanaan dan langkah yang kompleks karena pelaksanaan dan penyusunan soal itu dilakukan oleh guru mata pelajaran masing-masing, tapi untuk tes sumatif membutuhkan perencanaan dan kerja sama dari semua staf sekolah.

Dalam pelaksanaan tes sumatif teknik tes yang sering digunakan mencakup tiga macam, yaitu tertulis, lisan, dan perbuatan. Namun dari ketiga macam teknik tersebut yang paling digunakan adalah teknik tertulis. Dari rangkaian tes tersebut yang paling sering digunakan adalah tes tulis yang memudahkan guru dalam mengatur waktu pelaksanaan evaluasi.

2. Buku Risalah Haidl

Buku Risalah haidl sangat penting untuk dimengerti oleh semua wanita, pria yang sudah beristri, juga para mu’allim, para

23 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), 5.

(42)

27

da’i, dan kita semua. Sebab masalah ini sangat erat hubungannya dengan ibadah yang fardlu ‘ain, seperti sholat dan puasa yang semua wanita melakukannya.

a. Haidl

1) Pengertian

Haidl adalah darah yang keluar dari kemaluan seorang perempuan setelah umur 9 tahun, dengan sehat (tidak dikarenakan sakit), tetapi memang watak/kodrat wanita, dan tidak setelah melahirkan anak.24

Haidl, atau biasa disebut menstrubasi, secara harfiah (lughot) mempunyai arti mengalir. Sedangkan menurut arti syar’i adalah darah yang keluar melalui alat kelamin wanita yang sudah mencapai usia minimal 9 tahun kurang dari 16 hari kurang sedikit (usia 8 tahun 11 bulan 14 hari lebih sedikit), dan keluar secara alami (tabiat perempuan) bukan disebabkan melahirkan atau suatu penyakit pada rahim.

Dengan demikian darah yang keluar ketika wanita belum berumur 9 tahun kurang 16 hari kurang sedikit, atau disebabkan penyakit ataupun disebabkan melahirkan, maka tidak dinamakan darah haidl.25

2) Sifat darah haidl

Warna darah haidl ada 5 macam:

24 Muhammad Ardani, Risalah Haidl, Nifas & Istikhadloh (Surabaya: Al-Miftah, 2011), 11.

25 LBM-PPL 2002 M, Uyunnul Masa-il Linnisa’ (Kediri:Lajnah Bahtsul Masa-il Mubtadi-ien Pondok Pesantren Lirboyo, 2003), 15.

(43)

a) Hitam, (warna ini paling kuat) b) Merah

c) Abu-abu (antara merah dan kuning) d) Keruh (antara kuning dan putih)

Maka kalau ada cairan keluar dari kemaluan tetapi warnanya bukan salah satu dari warna yang lima tersebut, seperti cairan putih yang keluar sebelum dan sesuda haidl, atau ketika sakit keputihan maka jelas itu bukan haidl tetapi sama dengan kencing. Oleh karena itu, jika keluar terus menerus maka tetap diwajibkan sholat.

Sedangkan sifat-sifat darah (selain warna) ada 4 macam:

(1) Kental

(2) Berbau (bacin=jawa) (3) Kental sekaligus berbau (4) Tidak kental dan tidak berbau

Darah yang hitam serta kental adalah lebih kuat dibandingkan darah hitam yang tak kental. Darah hitam yang berbau lebih kuat dibandingkan darah yang tak berbau. Darah kental yang berbau lebih kuat dibanding darah kental tak berbau atau berbau tai tidak kental. Kalau darah yang keluar ada dua macam dan sama kuatnya seperti

(44)

29

darah hitam encer dan merah kental, maka darah yang lebih dulu keluar adalah lebih kuat.

3) Masa keluarnya darah haidl

Masa keluarnya darah haidl menurut LBM-PPL 2002 dalam Uyumul Masa-il Linnisa’26 bahwa paling sedikit sehari semalam, yakni 24 jam falakiyah (istiwa’) baik 24 jam itu terus menerus (ittisal mu’tad) ataupun putus-putus (‘adamul ittishal mu’tad). Jadi 24 jam itu boleh tidak keluar mulai awal sampai 24 jam. Tetapi kumpulan dari darah yang putus-putus dalam beberapa hari. Asal tidak lebih 15 hari.

Jadi apabila mengeluarkan darah tidak sampai 24 jam.

Jelas situ bukan darah haidl tetapi darah istikhadloh.

Demikian pula jika ada 24 jam, tetapi kumpulan dari darah yang putus-putus dalam waktu yang lebih dari 15 hari berarti draah tersebut juga darah istikhadloh.

Dan umumnya masa haidl itu 6 atau 7 hari, baik keluarnya darah secara terus menerus ataupun terputus- putus. Paling lama masa haild adalah 15 hari, meskipun keluarnya tidak terus menerus.

26 LBM-PPL 2002 M, Uyunnul Masa-il Linnisa’ (Kediri:Lajnah Bahtsul Masa-il Mubtadi-ien

Pondok Pesantren Lirboyo, 2003), 15-16.

(45)

4) Haidl yang terputus-putus

Saat darah haidl tiba menurut LBM-PPL 2002 dalam Uyumul Masa-il Linnisa’27, bahwa seorang wanita wajib menghindari hal-hal yang diharamkan sebab haild, disamping itu ia harus menjaga jangan sampai sesuatu yang dipakai dalam terkena najisnya darah haidl.

Bila darah yang keluar telah mencapai batas minimal haidl (24 jam), maka tatkala darah berhenti, ia wajib mandi serta melaksanakan rutinitas ibadahnya. Bila kemudian darah keluar lagi, maka ia diwajibkan kembali menghindari hal-hal yang diharamkan bagi wanita haild. Dan jika darah berhenti lagi, ia wajib mandi lagi dan demikian seterusnya, selama maish dalam masa 15 hari, yakni masa maksimal haild.

Manakala darah berhenti sebelum batas minimal haidl (24 jam), maka ia cukup membersihkan darah yang keluar dan wudlu’ bila ingin melaksanakan aktifitas ibadahnya.

Bila ternyata darah keluar lagi, maka saat darah berhenti, ia wajib mandi kalau memang masa keluar darah pertama ditambah darah kedua, jumlahnya mencapai batas minimal haild.

27 Ibid., 32.

(46)

31

5) Tanda suci

Darah dihukumi berhenti menurut LBM-PPL 2002 dalam Uyumul Masa-il Linnisa’28, bila seandainya diusap dengan cara memasukan semisal kapas, sudah tidak ada cairan yang sesuai dengan sifat dan warna darah (hanya berupa cairan bening) maka bisa dikatakan sudah suci.

Namun apabila masih ada cairan yang verwarna keruh dan kuning, maka masih dihukumi darah haidl, karena masih berwarna darah haidl.

6) Perbuatan yang haramkan atas wanita haidl Wanita yang haidl diharamkan menjalankan : (1) Sholat, tidak wajib menqodlo’, bahkan haram (2) Sujud syukur

(3) Sujud tilwahah (4) Thowaf

(5) Puasa, tetapi wajib qodlo’ (Romadlon) (6) I’tikaf (diam dalam masjid)

(7) Masuk masjid kalau khawatir mengotori masjid (8) Membaca Al-Qur’an

(9) Menyentuh Al-Qur’an (10) Menulis Al-Qur’an (11) Bersuci

28 LBM-PPL 2002 M, Uyunnul Masa-il Linnisa’ (Kediri:Lajnah Bahtsul Masa-il Mubtadi-ien

Pondok Pesantren Lirboyo, 2003), 33.

(47)

(12) Mendatangi orang sakaratul maut (13) Bersetubuh

(14) Dijatuhi talaq

(15) Dibuat senang (istima’) tubuhnya antara pusar dan lututnya

7) Fardlunya mandi haidl29

a) Niat menghilangkan hadast haidl atau mengilangkan hadast besar.

Niat dilakukan pada permulaan membasuh anggota badan yang pertama kali. Akan tetapi kalau sudah terlanjur membasuh sebgaian anggota badan namun belum berniat, ataupun niatnya belum jadi, maka setelah niatnya jadi wajib mengulangi basuhan pada anggota yang belum diniati tadi.

b) Mengilangkan najis

Kalau terdapat najis pada sebagaian anggota badan maka wajib dihilangkan terlebih dahulu kemudian dibasuh.

c) Meratakan air keseluruh badan bagian luar

Wajib membasuh seluruh bagian rambut (dari ujung sampai pangkalnya) meskipun lebat atau tebal, seluruh kulit badan, kuku dan bagian bawahnya, lubang telinga

29 Muhammad Ardani, Risalah Haidl, Nifas & Istikhadloh (Surabaya: Al-Miftah, 2011), 29.

(48)

33

yang tampak dari luar, kerut-kerutan badan, lipat- lipatan badan, persendian-persendian badan, bagian farji yang kelihatan kotika berjongkok dan masrubah (tempat menutupnya lubang dubur)30

b. Istihadloh 1) Pengertian

Secara bahasa istihadloh adalah mempunyai arti mengalir. Dan secara istilah syar’i istihadloh adalah darah penyakit yang yang keluar dari farji wanita yang tidak sesuai dengan ketentuan haidl dan nifas.31

Sudah diterangkan bahwa darah yang tidak memenuhi persyaratan darah haidl yaitu: darah yang keluar sebelum umur 9 tahun atau sudah umur 9 tahun tetapi pada masa tidak boleh haidl, atau tidak menacapai 24 jam atau melebihi 15 hari. Namun tidak berarti jika darah keluar melebihi 15 hari, maka dianggap haidlnya 15 hari selebihnya istihadloh. 32

2) Sifat dan warna darah istihadloh

Kuat dan lemahnya darah, dipengaruhi warna dan sifat daah yang sebagaimana berikut:33

30 Muhammad Ardani, Risalah Haidl, Nifas & Istikhadloh (Surabaya: Al-Miftah, 2011), 29.

31 LBM-PPL 2002 M, Uyunnul Masa-il Linnisa’ (Kediri:Lajnah Bahtsul Masa-il Mubtadi-ien Pondok Pesantren Lirboyo, 2003), 70.

32 Muhammad Ardani, Risalah Haidl, Nifas & Istikhadloh (Surabaya: Al-Miftah, 2011), 39-40.

33 LBM-PPL 2002 M, Uyunnul Masa-il Linnisa’ (Kediri:Lajnah Bahtsul Masa-il Mubtadi-ien

Pondok Pesantren Lirboyo, 2003), 71.

(49)

Warna darah:

a) Hitam b) Merah

c) Merah kekuking-kuningan d) Kuning

e) Keruh Sifat-sifat darah:

a) Kental b) Cair

c) Berbau busuk/anyir d) Tidak berbau

Warna nomer 1 lebih kuat dari pada nomor 2. Dan warna nomor 2 lebih kuat dari pada nomor 3, begitu seterusnya. Jika kedua darah sama sama-sama memiliki sifat/warna yang mendorong kearah kuat, maka yang dihukumi darah kuat, adalah yang lebih banyak ciri-ciri yang mendorong kearah kuat.

3) Pembagian orang istikhadloh

Pembagian orang istikhadoh adalah sebagai berikut:34 a) Mubtada’ah mumayyizah

Orang istikhadloh yang pertama “mubtada’

mumayyizah” yaitu orang istikhadloh/mengeluarkan

34 Muhammad Ardani, Risalah Haidl, Nifas & Istikhadloh (Surabaya: Al-Miftah, 2011), 40.

(50)

35

darah melebihi 15 hari yang sebelumnya belum pernah haidl, serta mengerti baha darahnya dua macam (darah kuat dan darah lemah) atau melebihi dua macam.35

Hukum mubtada’ah mumayyizah iu haidlnya dikembalikan pada darah qowi (darah kuat). Yakni semua darah qowi adalah haidl, dan sedangkan darah dlo’if adalah darah istikhadloh, meskipun lama sekali.

Bisa dikatakan mbubtada’ah mumayyizah bila memenuhi 4 syarat, diantaranya:

Darah qowi (darah haidl) tidak kurang dari sehari semalam (24 jam), darah qowi (darah haidl) tidak lebih dari 15 hari, darah dlo’if (darah istikhadloh) tidak kurang dari 15 hari, dan darah dho’if harus keluar terus menerus, yakni langsung dho’if tidak dipisahkan oleh darah qowi, meskipun dipisahkan oleh naqo’ (tidak keluar darah).

Kalau sudah memenuhi empat syarat diatas, maka semua darah qowi dan masa tidak keluarnya darah yang memisahkan (kalau ada) dihukumi haidl, dan semua darah dho’if adalah istihadloh meskipun sampai beberapa bulan/tahun. Baik darah qowi itu keluar lebih dahulu atau ditengah-tengah ataupun terakhir.

35 Muhammad Ardani, Risalah Haidl, Nifas & Istikhadloh (Surabaya: Al-Miftah, 2011), 41.

(51)

Namun kalau tidak memenuhi slaah satu dari 4 (empat) syarat tersebut, maka yang dihukumi darah haild bukan darah qowi akan tetapi haidlnya sehari semalam dari permulaan darah, lalu istihadloh 29 (dua puluh sembilan) hari setiap bulan sama dengan hukumnya mubtada’ah ghoiru mumayyizah.

b) Mubtada’ah ghoiru mumayyizah

Mubtada’ah ghoiru mumayyizah yaitu orang istihadloh yang belum pernah haidl serta darahnya hanya satu macam, misalnya: hanya darah hitam atau darah merah saja.36

Hukumnya mubtada’ah ghoiru mumayyizah itu haidlnya sehari semalam terhitung dari permulaan keluarnya darah, lalu sucinya 29 hari setiap bulan.

Artinya: kalau darahnya terus keluar sampai sebulan penuh atau beberapa bulan, maka setiap bulan (30 hari) haidlnya sehari semalam, sedangkan sucinya (istihadloh) 29 hari. Tetapi sehari semalam dan lainnya adalah istihadloh (suci). Kemudian kalau pada suatu bulan darahnya tidak melebihi 15 hari maka semuanya adalah darah haild.

36 Muhammad Ardani, Risalah Haidl, Nifas & Istikhadloh (Surabaya: Al-Miftah, 2011), 47.

(52)

37

c) Mu’tadah mumayyizah

Mu’tadah mumayyizah yaitu orang istihadloh yang pernah haidl dan suci serta mengerti bahwa dirinya mengeluarkan darah 2 macam atau lebih (qowi dan dlo’if).37

Hukum mu’tadah mumayyizah ada 3 macam yang berbeda-beda hukumnya :

Waktu serta kira-kira (banyak sedikit) nya darah qowi sama dengan waktu serta kira-kira kebiasaan haidl yang sebelumnya. Darah yang demikian itu yang dihukumi haild adalah darah qowi. Akan tetapi pada bulan (daur) pertama mandinya setelah melewati 15 hari, sedangkan bulan (daur kedua) dan seterusnya mandinya setelah habis 5 hari (darah qowi), waktu atau ukuran darah qowi tidak sama dengan kebiasaanya, namun antara masa kebiasaannya haidl dengan darah qowi tidak ada 15 hari, dan waktu atau ukuran darah qowi tidak sama dengankebiasaannya antara masa kebiasaan haidl dan darah qowi ada 15 hari.

d) Mu’tadah ghoiru mumayyizah dzakiratun li’adatiha qodron wa waqtan

Mu’tadah ghoiru mumayyizah dzakiratun li’adatiha qodron wa waqtan yaitu orang istihadloh yang pernah

37 Muhammad Ardani, Risalah Haidl, Nifas & Istikhadloh (Surabaya: Al-Miftah, 2011), 51.

(53)

haidl dan suci, darahnya hanya satu macam, serta wanita yang bersangkutan ingat akan ukuran dan waktu haidl dan suci yang menjadi (adat) nya.38

Yang dimaksud dengan qodron (ukuran adatnya) yaitu:

banyak atu sedikitnya haild dan suci. Misal, 7 hari haidl, lalu suci 23 hari.

Yang dimaksud waqtan (waktu adatnya) yaitu: masa mulai dan habisnya haidl dan suci. Misal, haidl 7 hari mulai jam 12.00 siang tanggal satu, kemudian istihadloh dengan darah satu macam, serta wanita yang bersangkutan ingat persis akan adat (kebiasaanya) diatas.

Hukum wanita yang mengalami istihadloh mu’tadah ghoiru mumayyizah dzakiratun li’adatiha qodron wa waqtan itu banyak atau sedikit serta waktunya haidl dan suci disamakan dengan adatnya. Baik itu haidl sekali setiap bulan ataupun tiap dua bulan atau tiap setahun atau kurang sebulan, dan baik adat itu baru terjadi sekali atau sudah berulang kali.

e) Mu’tadah ghoiru mumayyizah nasiyatun li’adatiha qodron wa waqtana haidlnya

Mu’tadah ghoiru mumayyizah nasiyatun li’adatiha qodron wa waqtan yaitu orang istihadloh yang pernah

38 Muhammad Ardani, Risalah Haidl, Nifas & Istikhadloh (Surabaya: Al-Miftah, 2011), 55.

(54)

39

haidl dan suci, darahnya satu macam dan ia tidak ingin / tidak mengerti akan ukuran seta waktu yang pernah ia jalankan, wanita yang yang demikian ini juga disebut

“Mutahayyiroh”.39

Hukum wanita mutahayyiroh tersebut tidak dapat ditentukan haidlnya dan sucinya karena seluruh masa keluarnya darah bisa mengandung banyak kemungkinan, bisa haidl, suci, atau baru terhentinya darah.

Yakni wanita mutahayyiroh tersebut dihukumi seperti orang haidl dalam sebagaian hukum, yaitu:

Haram dinikmati antara lutut dan pusar, membaca Al- Qur’an diluar shalat, menyentuh atau membawa Al- Qur’an, berdiam dimasjid, dan lewat masjid, kalau khawatir mengotori masjid

Dan seperti orang suci dalam sebagaian hukum yang lain, yaitu: Boleh / wajib shalat, boleh / wajib puasa, boleh thowaf, boleh dicerai, dan boleh mandi / bahkan wajib

Karena setiap waktu keluar darah kemungkinan untuk menempati waktu terhentinya haidl yang diadatkan, maka mutahayyiroh tersebut wajib mandi

39 Muhammad Ardani, Risalah Haidl, Nifas & Istikhadloh (Surabaya: Al-Miftah, 2011), 76.

(55)

setiap akan menjalankan shalat fardlu, setelah masuknya waktu sholat.

f) Mu’tadah ghoiru mumayyizah dzakiraturt li’adatiha qodron la waqtanihadloh

Mu’tadah ghoiru mumayyizah dzakiraturt li’adatiha qodron la waqtan yaitu orang istihadloh yang pernah haidl dan suci, darahnya hanya 1 macam dan ia hanya ingat pada banyak sedikitnya haidl yang menjadi adatnya tadi, namun tidak ingat akan waktunya.40

Hukumnya pada masa yang diyakini suci hukumnya suci. Pada masa yang diyakini haidl hukumnya haidl, dan pada masa yang argu-ragu / mengandung banyak kemungkinan hukumnya seperti mutahayyiroh.

Jadi wajib ihtiyath, namun wajibnya mandi setiap waktu sholat fardlu, hanya pada masa yang ragu-ragu / mungkin waktu terhentinya darah saja. Jika tidak ada masa yang diyakini suci haidl, seperti seandainya ia ingat bahwa haidlnya 10 hari namun tidak ingat sama seklai kapan waktunya maka seluruh waktu keluarnya darah wajib ihtiyath, namun wajibnya mandi hanya setelah 15 hari pada daur awal, dan pada daur selanjutnya setelah 10 hari setiap bulan.

40 Muhammad Ardani, Risalah Haidl, Nifas & Istikhadloh (Surabaya: Al-Miftah, 2011), 79.

(56)

41

g) Mu’tadah ghoiru mumayyizah dzakiratun li’adatiha qodron la qodron

Mu’tadah ghoiru mumayyizah dzakiratun li’adatiha qodron la qodron yaitu orang istihadloh yang pernah haidl dan suci, warna darahnya 1 (satu) / tidak bisa membedakan darah, dan ia ingat akan waktu haidl adatnya, tapi tidak ingat pada banyak sedikitnya.41

Hukumnya pada yang diyakini haidl hukumnya haidl, pada hari yang diyakini suci hukumnya suci, pada hari yang mengandung kemungkinan haidl, suci, dan terhentinya haidl maka ia wajib ihtiyaht seperti mutahayyiroh.

4) Sholat bagi orang istikhadloh

Istihadloh itu tidak mengahalangi perkara yang dilarang / haram sebab haidl. Oleh karena itu wanita yang istihadloh tetap wajib sholat, puasa romadlon, boleh membaca Al-Qur’an, bersetubuh, dan lain-lain. Kemudian, karena hadast dan najisnya terus maka jika akan melakukan sholat fardhu ia harus melakukan 4 perkara terlebih dahulu, yaitu:42

41 Muhammad Ardani, Risalah Haidl, Nifas & Istikhadloh (Surabaya: Al-Miftah, 2011), 81.

42 Muhammad Ardani, Risalah Haidl, Nifas & Istikhadloh (Surabaya: Al-Miftah, 2011), 82-83.

(57)

a) Membasuh kemaluan.

b) Menyumbat kemaluan dengan kapas / yang serupa, supaya darah tidak menetes keluar. Oleh karena itu sumbatannya harus dimasukkan sampai bagian kemaluan yang tidak wajib dibasuh pada istinja’.

c) Membalut kemaluan dengan celana dalam atau sejenisnya. Wajib memlabalut ini juga kalau membutuhkan dibalut dan tidak terasa sakit. Namun kalau tidak butuh dibalut atau terasa sakit maka tidak wajib dibalut.

d) Bersuci dengan wudlu’ atau tayamum

Semua perkara 4 diatas wajib dijalankan setiap sholat fardlu, dan sudah masuk waktu sholat, dilakukan dengan tertib dan segera , dan setelah selesai bersuci supaya cepat-cepat sholat.

Kalau tidak segera sholat maka batal dan wajib mengulangi 4 perkara tersebut seleuruhnya, kecuali jika tidak segera sholat tadi disebakkan kemaslahatan sholat, misalnya: menjawab adzan, ijtihad arah kiblat, menutup aurat, menunggu jama’ah, maka tidak batal.

Setelah menjalankan perkara diatas dengan sah, seorang wanita boleh melakukan sholat fardlu dan beberapa sholat sunnah. Jadi setiap akan sholat fardlu

(58)

43

harus menjalankan 4 perkara tersebut, meskipun balutannya tidak berubah dan darah tidak menetes keluar.

Jika setelah disumbat dan dibalut ternyata darah masih keluar membasahi pembalut dan pembalutnya meleset, maka jika keluarnya darah tadi kar

Gambar

Tabel 1.1  Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu .........................   16  Tabel 4.1  Data Ekstrakurikuler ..................................................................
Tabel 4.1  Data Ekstrakurikuler
FOTO KEGIATAN

Referensi

Dokumen terkait