Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mempermudah keterampilan berbicara dengan mengungkapkan informasi yang berbeda-beda, salah satu solusinya adalah dengan menguasai kata-kata baku. Maka, untuk mewujudkan harapan berkembangnya keterampilan berbicara siswa, maka penting bagi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penguasaan Kata Baku Terhadap Kemampuan Wawancara Siswa Kelas VIII SMP Negeri 37 Medan Tahun Akademik Semester Ganjil 2016/2017 Tahun". Sejalan dengan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada faktor pertama “kurangnya pemahaman siswa terhadap kata baku” yang diberi judul “pengaruh.
Apa pengaruh penguasaan kata baku terhadap keterampilan wawancara siswa kelas VIII SMP Negeri 37 Medan tahun ajaran 2016/2017. Mengetahui pengaruh kata baku terhadap keterampilan wawancara siswa kelas VIII SMP Negeri 37 Medan tahun ajaran 2016/2017. Bagi peneliti memperkaya pengetahuan peneliti dan memperkaya wawasan pengaruh penggunaan kata baku terhadap keterampilan wawancara.
Nadjua AS mengatakan: “Kata baku adalah kata-kata yang penggunaannya sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku. Fungsi pembeda yang dilakukan oleh kata baku itulah yang membedakan bahasa itu dengan bahasa lain. Kata baku kemudian berfungsi sebagai kerangka acuan penggunaan bahasa yang bersifat normatif dan jelas (terkodifikasi). ) aturan.
Di bawah ini daftar kata baku bahasa Indonesia yang disusun berdasarkan abjad menurut Nadjua AS (2007:79).
Jenis-Jenis Berbicara
Tarigan Hendri Guntur mengatakan: “Ucapan adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata yang mengartikulasikan untuk mengungkapkan, menyatakan dan menunjukkan pikiran, gagasan, dan perasaan. Tarigan Hendri Guntur (2008:3) mengatakan “Ucapan adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang dalam kehidupan seorang anak, yang hanya diawali dengan kemampuan menyimak dan pada masa inilah kemampuan berbicara atau berbicara itu dipelajari”. Dari pengertian berbicara menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa tuturan merupakan suatu instrumen yang hampir secara langsung mengungkapkan kepada pendengarnya, apakah dipahami atau tidaknya pembicara baik terhadap materi yang dibicarakan maupun pendengarnya, apakah dia tenang dan mampu beradaptasi atau tidak, kapan dia tenang dan apakah dia bisa beradaptasi atau tidak, kapan dia menggabungkan ide-idenya apakah dia penuh perhatian dan antusias atau tidak. .
Tujuan penutur secara umum dapat digolongkan menjadi lima macam, yaitu (1) berbicara untuk menghibur, (2) berbicara untuk memberi informasi, (3) berbicara untuk merangsang, (4) berbicara untuk membujuk, (5) berbicara untuk menggerakkan. Saat Anda melihat komedian beraksi, Anda tahu bahwa tujuan para pemainnya adalah untuk menghibur. Di sini pembicara berusaha untuk berbicara dengan jelas, sistematis dan tepat, sehingga isi informasinya tetap seakurat mungkin.
Disini pembicara harus pandai mempengaruhi pendengarnya sehingga pada akhirnya pendengar tergerak untuk melakukan apa yang diinginkan pembicara. Pembicara biasanya berusaha membangkitkan semangat pendengarnya agar ia bekerja lebih giat atau belajar lebih baik. Tuturan bergerak jenis ini bertujuan untuk menggerakkan pendengar/penonton agar bertindak dan bertindak sesuai dengan keinginan pembicara.
Hal ini memerlukan kemampuan berbicara yang tinggi, ketajaman emosi yang membara, kecerdasan dalam memanfaatkan situasi dan penguasaan massa.
Jenis Berbicara Berdasarkan Jumlah Pendengar
- Tujuan Berbicara
- Pengertian Wawancara
- Langkah-Langkah Melakukan Wawancara
- Tujuan wawancara
- Jenis-jenis wawancara
- Sikap – Sikap yang Harus Dimiliki Oleh Pewawancara
- Kerangka Konseptual
- Hipotesis Penelitian
- Metode Penelitian
- Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Waktu Penelitian
- Populasi Dan Sampel Penelitian
- Populasi
- Sampel Penelitian
- Isntrumen Penelitian
Nadjua AS mengatakan : “Wawancara adalah suatu proses tanya jawab antara seseorang dengan orang lain untuk dimintai keterangan atau pendapat mengenai suatu hal atau keterangan.” Hadi mengatakan, “Wawancara adalah konferensi pers, yaitu pertemuan antara pejabat, tokoh masyarakat atau selebriti dengan wartawan untuk menyampaikan sesuatu. Ini bukan alat yang netral, pewawancara menciptakan situasi tanya jawab yang nyata.” Dari pernyataan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian wawancara adalah proses bertanya dan menjawab seseorang dengan tujuan memperoleh informasi dari sumbernya.
Penetapan tujuan ini dilakukan agar pertanyaan yang Anda ajukan kepada orang yang diwawancarai dapat diarahkan pada informasi yang kita butuhkan agar wawancara berhasil. Menurut Nadju A.S. Dalam melakukan wawancara, pewawancara harus mampu menciptakan suasana yang tidak kaku, sehingga responden siap menjawab pertanyaan yang diajukan. Hindari ketegangan: Artinya pewawancara harus mengetahui cara menghindari ketegangan agar tidak menghakimi atau menguji responden.
Berdasarkan teori tersebut, bahasa baku merupakan bahasa dasar yang merupakan bahasa baku dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Sebaiknya siswa menggunakan kata-kata baku tersebut setiap hari agar siswa lebih sering menggunakan bahasa baku, dibandingkan dengan bahasa yang tidak baku. Dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam mengungkapkan informasi yang berbeda, penggunaan kata baku menjadi salah satu alternatif yang digunakan guru atau pendidik dalam proses pembelajaran.
Ho : Kemahiran kata baku tidak berpengaruh terhadap kemampuan wawancara siswa VIII. kelas SMP Negeri 37 Medan. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yaitu penelitian yang hanya bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan, bukan untuk mengetahui efek suatu pengobatan. Dengan demikian, metode deskriptif korelasi cocok untuk menunjukkan hubungan antara pengaruh penguasaan kata standar terhadap kemampuan wawancara.
Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa di sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penguasaan kata baku terhadap keterampilan wawancara dan bahwa sekolah SMP Negeri 37 Medan mempunyai jumlah siswa yang cukup untuk dijadikan 'populasi dan sampel untuk penelitian dan sekolah memiliki lokasi yang menguntungkan. Arikunto mengatakan, “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti seluruh unsur yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian itu adalah penelitian populasi. Hal serupa juga diungkapkan oleh Sugiyono yang mengatakan: “populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/objek penelitian.” subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam hal ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 37 Medan tahun pelajaran 2016/2017. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk subyektif dan bentuk obyektif atau pilihan ganda untuk menilai penggunaan kata baku.
Kata baku dan nonbaku
Contoh Kata
Kalimat yang menggunakan
Menentukan kata baku dan
Teknik Analisis Data
- Uji Hipotesis
- Uji Normalitas Data
V1 = Varians poin elemen belahan bumi pertama (ganjil) V2 = Varians poin elemen belahan bumi kedua (genap) Vt = Varians skor total. Siswa perlu meningkatkan kemampuannya dalam menguasai kata baku, karena hasil tes menunjukkan kemampuan siswa dalam menguasai kata baku belum maksimal. Guru lebih melatih siswa pada kemampuan penguasaan kata baku dan kemampuan wawancara dengan menggunakan kata baku.