RINGKASAN
ELISA NOVIYANTI. Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Satelit Landsat Dan Sentinel Di Tepi Laut Kota Tanjungpinang. Dibimbing oleh MARIO PUTRA SUHANA dan ESTY KURNIAWATI.
Perairan Kota Tanjungpinang merupakan sebuah wilayah yang hampir sebagian pesisirnya telah terjadi reklamasi besar sehingga menyebabkan terjadi perubahan terhadap garis pantainya. Pemanfaatan penginderaan jauh digunakan untuk melakukan pengamatan terhadap hal tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pola dan memetakan perubahan garis pantai yang terjadi sebelum dan setelah reklamasi dengan menggunakan Citra Satelit Landsat 8 dan Citra Satelit Sentinel 2A. Perubahan garis pantai dengan menggunakan metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS) yang akan menghasilkan nilai negatif bila terjadi perubahan abrasi dan nilai positif ketika terjadi perubahan akresi. Hasil pengolahan data dari kedua Citra Satelit yang berbeda menunjukkan bahwa citra yang memiliki resolusi tinggi yaitu Citra Satelit Sentinel 2A mampu menggambarkan garis pantai yang lebih baik dan sesuai dengan kondisi pantai Kota Tanjungpinang dan dengan menggunakan metode DSAS tersebut menunjukkan bahwa perubahan yang signifikan terjadi yaitu akresi daripada abrasi. Melalui Citra Satelit Landsat 8 memperoleh total nilai maksimun akresi sebesar 157,02 m dan 26,17 m/tahun, sedangkan melalui Citra Satelit Sentinel 2A memperoleh total nilai sebesar 205,65 m dan 46,39 m/tahun. Nilai maksimun abrasi pada Citra Satelit Landsat 8 sebesar -0,47 m dan -0,08 m/tahun sedangkan pada Citra Satelit Sentinel 2A sebesar -0,02 m dan -0,01 m/tahun. Perubahan garis pantai yang terjadi disebabkan adanya reklamasi pada pantai dan tentunya adanya proses alam yang terjadi seperti masukan sedimen-sedimen yang berasal dari sungai yang berada disekitar perairan sedangkan pada perubahan abrasi disebabkan adanya terjangan ombak dan juga arus laut yang menghantam daerah pesisir pantai dan tidak terdapatnya ekosistem mangrove yang dapat mencegah gelombang dan arus laut. Melalui uji akurasi yang dilakukan Citra Satelit Sentinel 2A yang paling baik digunakan dalam mendukung perubahan garis pantai di sepanjang Tepi Laut Kota Tanjungpinang nilai RMSEr pada Citra Satelit Sentinel 2A lebih kecil daripada Citra Satelit Landsat 8.
Kata kunci: Abrasi, Akresi, DSAS, Reklamasi, Perubahan Garis Pantai, Kota Tanjungpinang
SUMMARY
ELISA NOVIYANTI. Mapping Changes Of The Coastalline Using Landsat And Sentinel Satellite Images At The Sea Beach Of Tanjungpinang City by MARIO PUTRA SUHANA and ESTY KURNIAWATI.
The waters of Tanjungpinang City are an area where almost part of the coast has undergone major reclamation, causing changes to the coastline. Utilization of remote sensing is used to make observation of it. The purpose of this study is to find out how the pattern and map the coastline changes that occur before and after reclamation using Landsat 8 Citra satellite and Landsat 2A Citra satellite. Changes in coastline using the Digital Shoreline Analysis System (DSAS) method which will produce a negative value when there is a change in abrasion and a positive value when there is a change in accretion. The results of data processing from the two different Citra satellites shows that the image that has a high resolution, that is the Sentinel 2A Citra sattelite, able to describe the coastline better and in accordance with the coastal conditions of Tanjungpinang City using the DSAS method shows that a significant change occurs, namely accretion rather than abrasion. Through Landsat 8 Satellite Imagery, the maximum accretion values are 157.02 m and 26.17 m/year, while through Sentinel 2A Satellite Imagery, the total values are 205.65 m and 46.39 m/year. The maximum abrasion values for Landsat 8 Satellite Imagery are -0.47 m and -0.08 m/year, while for Sentinel 2A Satellite Imagery are -0.02 m and -0.01 m/year. The shoreline changes that occur are due to reclamation on the coast and of course the natural processes that occur such as the input of sediments from rivers that are around the waters, while the abrasion changes are caused by the brunt of the waves and also ocean currents that hit the coastal area and that there is no mangrove ecosystem that can prevent waves and ocean currents. Through the accuracy test carried out by Sentinel 2A Satellite Imagery, which is best used in supporting shoreline changes along the Tanjungpinang City Seaside, the RMSEr value on Sentinel 2A Satellite Imagery is smaller than Landsat 8 Satellite Imagery.
Keywords: Abrasion, Accretion, DSAS, Reclamation, Shoreline Change, Tanjungpinang City
