• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIWAYAT HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "RIWAYAT HIDUP "

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Di bawah ini akan kami jelaskan secara urut jenis-jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat pada pekerja Pelabuhan Kayuadi. Berdasarkan reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur, dapat diketahui bahwa fungsi tindak tutur adalah fungsi tindak tutur yang berbentuk bertanya. Berdasarkan reaksi-reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur, dapat diketahui bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah tindak tutur yang berbentuk bertanya.

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Penelitian yang Relevan

Pengertian Pragmatik

Parker (dalam Kunjana Rahardi, 2005:48) berpendapat bahwa pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal. Parker membedakan pragmatik dari studi tata bahasa, yang ia anggap sebagai studi tentang seluk beluk bahasa. Berdasarkan beberapa pengertian tokoh-tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari makna tuturan yang terkandung dalam suatu peristiwa tutur, yang dikaitkan dengan konteks dibalik peristiwa tutur tersebut.

Konteks, Komponen dan Situasi Tutur

Leech (terjemahan edisi M.D.D. Oka) membagi aspek situasi tutur menjadi lima jenis, yaitu: (a) penutur dan mitra tutur, (b) konteks suatu ujaran, (c) tujuan suatu ujaran, (d) tuturan sebagai alat penutur. bentuk tindakan atau kegiatan (speech act), (e) tuturan sebagai produk tindakan verbal.Penutur adalah orang yang berbicara, yaitu orang yang menyampaikan fungsi pragmatis tertentu dalam peristiwa komunikasi.Konteks adalah latar belakang pengetahuan yang dibagikan yang dimiliki bersama oleh penutur dan mitra tutur serta membantu mitra tutur dalam menafsirkan makna tuturan.

Tindak Tutur

Berbeda dengan lokusi, tindak ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung tujuan dan fungsi atau kekuatan tuturan. Tipe ini merupakan tindak tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang dituturkannya. Tindak tutur performatif adalah tindak tutur yang menjadikan atau meresmikan apa yang diucapkan (Kreidler 1998: 185).

Makna

Prinsip kerjasama antara penutur dan mitra tutur hendaknya diterapkan karena dengan prinsip ini proses komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Grice memaparkan prinsip kerja sama yang menyatakan "berikan kontribusi percakapan Anda sebagaimana diperlukan, pada tahap di mana hal itu terjadi, sesuai dengan tujuan yang diterima atau arah pertukaran timbal balik di mana Anda terlibat." ketika berbicara, berdasarkan kesepakatan yang telah disepakati. tujuan pembicaraan atau arah pembicaraan yang sedang anda ikuti). Prinsip kerja sama Grice (dalam Levinson semuanya mencakup empat maksim, penjelasan lengkapnya adalah sebagai berikut.

Kisah (1) dan (2) diceritakan oleh seorang pengagum Muhammad Ali kepada rekannya yang juga mengagumi petinju legendaris tersebut, dan kisah-kisah tersebut muncul saat mereka menonton bersama salah satu acara tinju yang disiarkan di televisi. Kaidah relevansi menyatakan bahwa untuk kerjasama yang baik antara penutur dan lawan bicara, masing-masing harus mampu memberikan kontribusi yang relevan terhadap sesuatu yang dibicarakan. Berbicara tanpa memberikan kontribusi dianggap ketidaktaatan dan pelanggaran prinsip kerjasama.

Justeru, ucapan (14) di atas boleh dijadikan sebagai salah satu bukti bahawa tidak semestinya maksim perkaitan dalam prinsip kerjasama sentiasa dipenuhi dan diperhatikan dalam ucapan yang sebenarnya. Apabila orang bercakap tanpa mengambil kira perkara-perkara ini, kita boleh mengatakan bahawa mereka melanggar prinsip kerjasama kerana mereka tidak mengikut maksim pelaksanaan. Perkataan sejuk dalam ucapan boleh membawa banyak kemungkinan tafsiran persepsi, kerana dalam ucapan tidak jelas apa lagi yang sejuk.

Pernyataan demikian dapat dikatakan melanggar prinsip kerjasama karena tidak memenuhi maksim implementasi dalam prinsip kerjasama.

Kesantunan Berbahasa

Begitu pula dengan tuturan lawan bicara (-) yaitu “Sebentar, masih dingin” mengandung tingkat ambiguitas yang cukup tinggi. Kata dingin dalam tuturan ini dapat menimbulkan banyak kemungkinan penafsiran, karena dalam tuturan tersebut tidak jelas apa yang sebenarnya masih dingin. Tuturan tersebut dapat dikatakan bertentangan dengan prinsip kerjasama karena tidak memenuhi maksim implementasi dalam prinsip kerjasama. maksim), maksim permukaan (maksim persetujuan), dan maksim simpati. Menurut Brown dan Levinson (dalam Asim Gunarwan, teori kesantunan berkisar pada kata benda muka), yaitu muka positif dan muka negatif.

Sebaliknya, semakin bermanfaat suatu tuturan bagi penuturnya, maka tuturan tersebut dianggap tidak sopan. Jika dilihat dari sudut pandang lawan bicara, maka dapat dikatakan bahwa semakin menguntungkan lawan bicara, maka tuturan tersebut akan dianggap semakin tidak kasat mata. Semakin tuturan tersebut memungkinkan penutur atau mitra tutur untuk mengambil pilihan ganda dan bebas, maka tuturan tersebut dianggap semakin sopan.

Semakin besar jarak peringkat sosial antara penutur dan mitra tutur, maka tuturan yang digunakan cenderung semakin santun. e) Merujuk pada tingkat hubungan sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam suatu percakapan. Ada kecenderungan semakin dekat jarak peringkat sosial antara keduanya, maka tuturan yang diucapkan akan semakin kurang santun. Skala penilaian jarak sosial antara penutur dan mitra tutur (social distance between the speaker and the listening).

Menunjukkan bahwa agar penutur dan mitra tutur dapat merasa nyaman dalam melakukan kegiatan berbicara, maka pilihan dalam berbicara harus diberikan oleh kedua belah pihak.

Kerangka Pikir

Jenis Penelitian

Subjek Penelitian

Lokasi Penelitian

Data dan Sumber Data

Perkataan dan tindakan orang-orang yang diwawancarai atau diamati menjadi sumber data utama dalam penelitian ini. Sumber data ini dicatat melalui wawancara dan observasi serta merupakan hasil gabungan dari melihat, mendengarkan dan bertanya. Jawaban atas pertanyaan yang diajukan subjek penelitian dicatat sebagai data utama ditambah dengan hasil observasi tindakan subjek penelitian di Pelabuhan Kayuadi.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak-pihak yang tidak berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti.

Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode observasi untuk mengetahui secara langsung apa yang ditemukan di lapangan tentang tindak tutur pekerja di Pelabuhan Kayuadi. Sesuai dengan rencana yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus, maka pedoman wawancara bersifat tidak terstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat gambaran umum tentang orang yang diwawancarai. Pewawancara bertujuan untuk mengetahui tindak tutur pekerja di Pelabuhan Kayuadi dan kondisi yang berkaitan dengan fokus penelitian.

Data tersebut diperoleh dari nakhoda kapal, warga dan sejumlah pekerja di pelabuhan. Metode dokumenter adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber non-manusia, sumber-sumber tersebut terdiri dari dokumen-dokumen dan rekaman-rekaman seperti surat kabar, buku harian, naskah pribadi, foto, catatan kasus dan lain sebagainya. Melalui teknik dokumentasi ini, peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan di tempat atau lokasi penelitian.

Analisis Data

Dengan kata lain inferensi induktif adalah proses penelitian yang diawali dengan pengumpulan data kemudian mengembangkan teori dari data tersebut.

Pengecekan Keabsahan Data

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua cara, yaitu pertama menggunakan triangulasi dengan sumber yaitu membandingkan data yang diperoleh dengan menggunakan teknik yang berbeda untuk fenomena yang sama. Kedua, penggunaan triangulasi metode, yaitu perbandingan perolehan data dari teknik pengumpulan data yang sama dengan sumber berbeda.

Tahap-tahap Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tindak Tutur Ilokusi Pada Buruh Pelabuhan Kayuadi

Tindak tutur di atas termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi karena menyangkut kebenaran suatu hal. Data tersebut menunjukkan bahwa tindak tutur ilokusi tipe representatif melaporkan karena penutur (pekerja) tidak menuntut mitra tutur (master) melakukan sesuatu atau pekerjaan. Tindak tutur Ilokusi Direktif dalam Kayuadi Dockers Tindak tutur direktif memuat hal-hal yang bersifat keinginan penutur terhadap orang lain untuk melakukan sesuatu.

Tuturan di atas termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi karena mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Tuturan di atas termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi karena mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Berdasarkan tuturan yang dihasilkan oleh penuturnya, dapat diketahui bahwa tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur yang berbentuk janji.

Tuturan di atas termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi karena mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Tindak tutur di atas dimaksudkan oleh penutur agar tuturannya dimaknai sebagai evaluasi terhadap hal-hal yang disebutkan dalam tuturannya. Menurut Yul (2006:94), terlihat bahwa dalam tindak tutur deklaratif terjadi perubahan dunia sebagai akibat dari tuturan tersebut.

Tuturan di atas termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi deklaratif karena adanya perubahan keadaan atau.

Jenis Tindak Tutur Ilokusi

Berdasarkan percakapan yang berlangsung terlihat bahwa reaksi yang ditimbulkan oleh lawan bicaranya adalah diam. Komponen tutur dalam situasi berbicara ini adalah Jumri sebagai pembicara dan Arfin sebagai mitra tutur. Komponen tutur dalam situasi tutur ini adalah Tina sebagai penutur dan Hasba sebagai mitra tutur. Musik Kulle juako mupasa'rai meminta Hasba memainkan musik.

Latar cerita berada di Pelabuhan Kayuadi, sedangkan latarnya terjadi pada siang hari dengan menggunakan bentuk lisan bahasa Selayar. Dengan memperhatikan analisis komponen tuturan sehari-hari, maka dapat diketahui bahwa tuturan tersebut merupakan salah satu bentuk tindak tutur direktif. Terlihat dari komponen tuturan parlant hasil tuturan Tina dilanjutkan dengan Hasba dan melakukan tindakan mengambil remote control dan memutar musik.

Kisah ini terjadi di kamar kapal. Kisah ini terjadi karena Musa melihat Hasba tertidur pada jam kerja sehingga membuat kapten kapal marah. Komponen tuturan parlant dalam situasi tutur ini antara lain Musa sebagai penutur dan Hasbo sebagai mitra tutur. Ceritanya terjadi di pelabuhan Kayuadi, sedangkan aksinya terjadi pada siang hari dengan bentuk lisan bahasa Selayar.

Jika kita melihat analisis komponennya, kita dapat melihat bahwa tuturan ini merupakan jenis tindak tutur komisif (menjanjikan).

Pembahasan

  • Makna Tersurat dan Tersirat Dalam Tindak Tutur Ilokusi
  • Fungsi Tindak Tutur Ilokusi

Berdasarkan data tersebut, fungsi tindak tutur ilokusi terdapat pada fungsi tindak ilokusi berbentuk bertanya. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa fungsi tindak ilokusi mengandung fungsi tindak ilokusi yang berbentuk bertanya. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa fungsi tindak ilokusi mengandung fungsi tindak ilokusi yang berbentuk sugesti.

Jadi fitur tindak tutur bersaing yang terdapat pada data tuturan merupakan fitur menyenangkan untuk diajukan. Dari reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur terlihat bahwa fungsi tindak tutur tersebut merupakan fungsi tindak tutur yang berbentuk sugesti. Dari data tersebut terlihat bahwa tindak ilokusi yang terkandung merupakan fungsi dari tindak ilokusi yang berupa mengatakan sesuatu.

Berdasarkan reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur, dapat diketahui bahwa fungsi tindak tutur adalah fungsi tindak tutur kooperatif yang berbentuk mengungkapkan sesuatu. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa fungsi tindak ilokusi yang dikandungnya adalah fungsi tindak ilokusi yang berbentuk ancaman. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa fungsi tindak tutur ilokusi yang dikandungnya merupakan fungsi tindak ilokusi dalam bentuk stop.

Dari percakapan yang berlangsung terlihat reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur, terlihat bahwa fungsi tindak tutur tersebut bersifat kontradiktif berupa larangan.

SIMPULAN DAN SARAN

Saran

Disarankan bagi mahasiswa untuk memanfaatkan penelitian ini untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan wawasan terhadap ilmu pragmatik khususnya yang berkaitan dengan tindak tutur ilokusi dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih memahami dan menyempurnakan penelitian tindak tutur ilokusi ini dengan mengambil salah satu jenis tindak tutur ilokusi, sehingga cakupan penelitiannya tidak terlalu luas. Levinson dan Brown 2009: 32, konsep wajah bersifat universal: Dalam Nadar Levinson dan Brown 2005: 68, skala kesantunan: Kunjana Rahardi.

Gambar

Tabel 2.1: Tindak tutur menurut Austin, Searle, Leech, Kreidler

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian 12 data tindak tutur ilokusi direktif permohonan dengan fungsi untuk menyampaikan sebuah permintaan kepada lawan tutur, 18 data tindak tutur ilokusi

Searle (1969) membagi lagi tindak tutur ilokusi menjadi lima Daya Ilokusi yaitu Asertif (Assertive), Direktif (Directive), Komisif (Comissive), Ekspresif (Expressive),

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tindak tutur guru dan siswa pada pembelajaran khususnya tindak ilokusi asertif, direktif, ekspresif,

Berdasarkan analisis data dalam film Rudy Habibie ditemukan 137 bentuk- bentuk tindak tutur ilokusi yang terdiri dari 71 bentuk tindak tutur ilokusi asertif, 44

Tindak tutur ilokusi dibatasi dan dikategorikan oleh Searle (dalam Saifudin, 2019) menjadi lima tipe, yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif.

Tuturan pada percakapan tersebut merupakan tindak tutur ilokusi asertif melaporkan. Percakapan tersebut berlangsung ketika Ridho berhasil menyelamatkan Syifa yang

Hasil penelitian dari penelitian ini ditemukan bentuk tindak tutur asertif 4, bentuk tindak tutur direktif 1, bentuk tindak tutur refresentatif 1, bentuk tindak tutur deklaratif dan

Selain tindak ilokusi asertif, pada Sarga Sukerta Tata Pawongan juga ditemukan penggunaan tindak ilokusi direktif, yang digunakan untuk ‘mengatur’ krama desa/banjar adat, seperti data