PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hal ini ditunjukkan dengan kata syukur kepada Tuhan, terdapat kata syukur pada isi pantun yang termasuk dalam tindak tutur ilokusi dengan klasifikasi ekspresif. Dari dua contoh pantun di atas terlihat bahwa dalam rangkaian pantun lisan Telangkai terdapat dua tindak tutur ilokusi dengan klasifikasi yang berbeda. Pantun pada contoh di atas merupakan pantun Merisik yang diucapkan oleh dua orang Telangkai yaitu laki-laki dan perempuan.
Sisi laki-laki diucapkan terlebih dahulu oleh telangkai laki-laki, karena laki-lakilah yang mempunyai keinginan.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Keunggulan teori tindak tutur dalam penelitian ini adalah mengungkap jenis-jenis tindak tutur khususnya tindak tutur ilokusi dalam tradisi pantun dan upacara adat merisik masyarakat Baubara Malaysia. Dengan menggunakan teori ini, kita dapat mengetahui jenis-jenis tindak tutur ilokusi yang digunakan dalam pantun merisik dan memperkuat teori tindak tutur tersebut. Selain menggunakan teori tindak tutur, dalam penelitian ini peneliti juga memadukannya dengan teori analisis wacana khususnya mengenai transmisi tuturan pantun adat dalam upacara adat merisik.
Pengkaji berharap dapat mencari pola penyampaian pertuturan yang mengandungi jenis lakuan ilokusi agar dapat memudahkan generasi muda mempelajari tradisi pengintipan ini.
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Pustaka
Melalui penelitian ini ditemukan hasil berupa tipe-tipe tindak tutur dalam adat lamaran masyarakat Kambowa. Fitriah dkk (2017) dalam penelitiannya memaparkan (1) makna tindak tutur lokusi, (2) makna tindak tutur ilokusi dan tindak tutur sehari-hari, (3) jenis-jenis konteks tuturan dan (4) cara penyampaian tuturan. , tindak tutur ilokusi dan retoris. Selain makna tersebut, tindak tutur verbal terdiri atas tiga, yaitu (1) makna verbal, (2) makna nonverbal, dan (3) makna nonverbal.
Sedangkan metode penyampaian tindak tutur dalam novel terdiri atas (1) tindak tutur langsung literal, (2) tindak tutur tidak langsung literal, dan (3) tindak tutur tidak langsung non literal.
Konsep
- Tindak Tutur
- Alih Tutur (turn taking)
- Merisik
- Petutur
- Telangkai
Fenomena dalam pantun merisik diungkap dengan menggunakan teori tindak tutur khususnya tindak tutur ilokusi, dan teori analisis wacana khususnya mengenai transfer tutur. Howe (dalam Rani dkk. 2004: 201) mengatakan bahwa turn-taking adalah pertukaran kata-kata dalam suatu percakapan yang mengakibatkan terjadinya perubahan peran partisipan dalam percakapan tersebut. Dahulu telangkai mempunyai kecerdasan intelektual berupa pengolah kata tanpa menggunakan teks, dan antara telangkai laki-laki dan telangkai perempuan berselisih paham mengenai pantun apa yang ingin disampaikan.
Tetapi hari ini telangkai telah menggunakan teks atau hafalan dan sudah ada pasangan jadi antara telangkai lelaki dan telangkai perempuan sudah tahu jenis pantun yang akan disampaikan oleh masing-masing.
Landasan Teori
- Teori Tindak Tutur
- Klasifikasi Tindak Tutur Ilokusi
- Teori Alih Tutur
Tindak tutur (speech act atau study event) adalah suatu kalimat yang belajar mengungkapkan suatu maksud agar tuturan pembicara diketahui oleh pendengarnya (Kridalaksana 1984:154). Tindak tutur ini juga sering disebut dengan The Act of Saying Something, maka dari itu yang benar-benar diutamakan dalam tindak tutur lokusi ini adalah isi tuturan yang diungkapkan oleh penuturnya (Leech dalam Rohmadi 2010:33). Nadar (2009:14) mengatakan bahwa tindak tutur lokusi atau lokusi adalah tindak tutur yang sekadar mengatakan sesuatu.
Hal inilah yang dimaksud oleh Searle bahwa tindak tutur perintah penutur berusaha menyesuaikan dunia dengan kata-katanya.
Kerangka Konseptual
METODE PENELITIAN
- Pendekatan Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Data dan Sumber Data
- Instrumen Penelitian
- Metode dan Teknik Pengumpulan Data
- Metode dan Teknik Analisis Data
- Validitas Data
Selesai ayat pembuka, bentara perkataan dari sisi lelaki itu memberi tamparan gemerisik sambil berkata. Bentara dari pihak lelaki merayu kepada wakil wanita supaya memakan sirih. Pengumuman lelaki itu susulan terus daripada kenyataan yang dibuat pada acara pembukaan.
Kemudian si penyiar perempuan menyikapi cerita yang disampaikan oleh keluarga laki-laki melalui si penyiar perempuan.
DESKRIPSI PENGENALAN TOPIK
Deskripsi Pengenalan Topik Merisik
- Merisik Berbisik
- Merisik Besar
Usai membuka kata-kata berima, pembawa pesan laki-laki pun mengucapkan salam sesuai syariat Islam. Jika salam tersampaikan, maka utusan laki-laki tersebut kembali menyampaikan salam dari keluarga jauh. Dalam pantun PL7A penutur menyodorkan telapak tangannya kepada wakil atau penutur dan keluarga pihak laki-laki.
Sebab itu sabda sabda menerusi sajak PL4B menyampaikan hasrat keluarga lelaki untuk mengintip bunga di taman. Kemudian keluarga lelaki itu membawa kumbang itu untuk dirawat, dan puncanya diceritakan melalui pantun PL9B oleh bentara sabda. Dalam sajak PL21B, bentara kata memaklumkan segera memberi kebenaran kepada keluarga lelaki untuk memetik bunga labu.
Keluarga wanita itu menerusi kata bentara menerusi sajak PP2C berkata, mereka sudah melihat kedatangan keluarga lelaki itu dari jauh. Bentara wanita membandingkan keluarga lelaki seperti datang dengan bot dan dibawa oleh air pasang. Melalui mulut ke mulut, pihak lelaki menyerahkan pemuda kepada wanita untuk diikat dengan gadis pilihan.
Aktiviti upacara tradisi Merisik akan diteruskan dengan perasmian oleh keluarga lelaki yang diwakili oleh bentara sabda yang ditetapkan. Ampon datok, itu kata dasar kita. Utusan ucapan lelaki menyatakan maksud dan diteruskan dengan utusan ucapan perempuan).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Tindak Tutur Ilokusi yang Dominan dalam Upacara Adat
- Pola Alih Tutur yang Terdapat dalam Upacara Adat Merisik 63
- Tindak Tutur Ilokusi yang Digunakan Telangkai dalam Tradisi
- Tindak Tutur Ilokusi Pada Bagian Pembuka Dalam
- Tindak Tutur Ilokusi Pada Bagian Isi Dalam Tradisi
- Tindak Tutur Ilokusi Bagian Penutup Dalam Tardisi
- Tindak Tutur Ilokusi yang Dominan dalam Kegiatan
- Tindak Tutur Ilokusi yang Dominan pada Pantun
- Tindak Tutur Ilokusi yang Dominan pada Pantun
- Tindak Tutur Ilokusi yang dominan pada Pantun
- Pola Alih Tutur Dalam Kegiatan Berpantun Merisik
- Pola Alih Tutur Bagian Pembuka dalam Upacara Adat
- Pola Alih Tutur Bagian Penutup dalam Upacara Adat
Apabila diajak makan, maka kata pembuka sirih akan diberikan kepada bentara lelaki untuk makan. Kemudian utusan perempuan itu memberi amaran kepada pihak lelaki supaya tidak mengusik bunga terlarang itu kerana pihak lelaki masih belum menyerahkan petua pengintip. Sebelum memakan pinang, mata-mata sabda itu segera bertanya apakah hajat atau niat lelaki itu datang ke rumah perempuan itu.
Percakapan diawali oleh penyampai pesan, percakapan diawali dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penyampai pesan. Kemudian pembawa pesan kata berima PL2B memberitahukan kepada keluarga istri bahwa ada seorang remaja dari pihak laki-laki yang sudah cukup umur. Pada pantun tersebut penutur mencoba menebak kata, mungkin hal yang sama juga terjadi pada anak dalam keluarga laki-laki.
Kemudian bentara meneruskan syairnya dan memberitahu keluarga perempuan bahawa keluarga lelaki mempunyai anak yang diibaratkan seperti kumbang. Pengumuman pihak perempuan menyambut keluarga pihak lelaki dengan penuh adat istiadat Melayu, menunjukkan cara menyambut tetamu menggunakan adat budaya Melayu. Jadual 5.8 dan 5.9 di atas menunjukkan lakuan tutur yang paling dominan diucapkan oleh bentara lelaki ialah lakuan tutur.
Bentara Sabda turut menyampaikan keluhan keluarga lelaki yang berasa tidak selesa melihat kumbang itu hidup dalam ketakutan. Upacara tradisi merisik dibuka dan dimulakan dengan syair oleh bentara sabda wanita. Selepas kata-kata pembuka dikongsi dan dinikmati oleh seluruh kumpulan, bentara lelaki membuka kata-kata dengan puisi.
Ketika penyampai firman dari pihak perawan berhenti berbicara, maka kelompok laki-laki tersebut akan memutuskan untuk memberikan jawaban.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tindak tutur khususnya tindak tutur ilokusi yang digunakan dalam tradisi pantun upacara adat merisik masyarakat Melayu Batubara bersifat asertif, direktif, ekspresif, dan komisif. Pada bagian pertama kegiatan ini lebih banyak bercerita tentang bagaimana adat istiadat melayu yang pada saat penyambutan tamu, tepak penanti didorong dan yang laki-laki mendorong tepak pembuka. Bagian kedua bercerita tentang seorang remaja dalam keluarga yang terkena panah asmara dan temperamennya menjadi suram.
Pria tersebut juga menanyakan apakah gadis tersebut ada dalam keluarganya dan apakah dia telah dilamar oleh remaja lain. Pada bagian ini pihak perempuan menjawab pertanyaan dan memberitahukan bahwa ada lebih dari satu anak perempuan di rumahnya dan anak perempuan yang dimaksud oleh laki-laki tersebut ada di rumahnya dan belum dilepas kepada siapapun. Selain janji yang diucapkan, bagian ini juga mengungkap sanksi yang akan diterima kedua belah pihak jika melanggar perjanjian.
Tindak tutur yang dominan adalah tindak tutur asertif (67,90%), karena pada ritual adat ini lebih banyak tuturan perkenalan, menunjuk, menyombongkan diri, mengeluh, menyebutkan. Tuturan dominan kedua yang digunakan adalah mengarahkan (24,69%) dengan tuturan memerintah, memohon, menyarankan dan memberi nasehat. Pernyataan keempat atau terakhir berbasis komisi (3,70%) dengan pernyataan menjelaskan, mengucapkan selamat dan memuji.
Pola yang diambil pada bagian pembuka adalah BP1A-BL2A-BP3A, pada bagian isi BL1B-BL2B-BL3A, dan pada bagian penutup BP1C-BL2C-BL3C. Namun ada satu bagian yang mengambil giliran untuk ditangkap, yaitu bagian BP2B hingga BL3B.
Saran
Datok Panglimo membawa tikar Tikar dibawa untuk ziarah Memperkenalkan namo odan si polan Pemberita kata-kata tuan rumah rumoh Selamat datang kami ucapkan. Umur satu tahun, gula tebu. Darahnya sudah segenggam pinang. Remaja lajang. Menjadi kesalahan orang tua. Mendengar pernyataan dara tersebut, kelompok putra pun ikut senang karena bunga yang dimaksud ada di dalam rumah dan belum diikat oleh orang lain.
Semasa pengumuman kata-kata lelaki yang menyatakan hasrat mereka, seluruh kumpulan kedua-dua wanita di ruang dalam dan lelaki di dalam bilik. Hanya darah setitik pinang Sekadar sensasi keluar Dunia akhirat, dugaan akan dituntut Mungkin nanti jadi sumpahan Batalkan dahulu pendapatan Batalkan nanti tidak berguna Sementara itu tuan-tuan; . Kunci kepada metafora ialah ia adalah asas untuk kita. Ia adalah sarang yang mengamuk. Ia menunjukkan kehendak lelaki yang baik. Tiada sio-sio bot naik. Tiada sio-sio. janji yang dibuat kepada Guno mengikat persahabatan.
Oleh kerana pihak lelaki telah pun memberi janji yang dituntut oleh adat dan syarak, maka pihak perempuan kembali bermusyawarah. Jiko digangtang tigo gangtang Tiga ukuran akan diukur Jiko berbaring akan panjang Baik dipintal sopayo pendek Oleh itu, tuan-tuan;. Datok Panglimo bawa tikar Tikar dibawa ziarah Perkenalkan namo odan si polan Mengumumkan kata tuan rumah.
Budak Cik Si Polan selama setahun. Darahnya sudah segenggam pinang. Seorang remaja lajang. Itu menjadi hutang orang tua. Kunci kato dengan ide Mulo base untuk kita Menjadi sekelompok anak kecil Membangun harapan baik Ne sio-sio pasang naik Ne sio-sio debu berlayar Ne sio-sio matohari orbit Ne sio-sio tornado diembolisasi Ne sio-sio malim diundang Not siosio Guno berjanji akan menjalin silaturahmi antara PP10C Anak Beru, si pengangkat perahu.