BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.2.1 Tindak Tutur Ilokusi yang Digunakan Telangkai dalam Tradisi
5.2.1.1 Tindak Tutur Ilokusi Pada Bagian Pembuka Dalam
73
5.2.1 Tindak Tutur Ilokusi yang Digunakan Telangkai dalam Tradisi
zaman dahulu ketika membesarkan hati seorang tamu yang datang. Tergambar pula dalam pantun tersebut bagaimana suasana hati yang digambarkan dengan situasi alam. Tampak pada sampiran sodang matohari bersinar torang, sodang angin berombus sepoi, sodang burung riang gembiro. Kalimat dalam sampiran pada pantun tersebut sudah menyiratkan bagaimana keadaan hati tuan rumah yang ceria, senang, dan gembira
Selanjutnya setelah menyampai rasa kegembiraan hati pada pantun pembuka, bentara sabda pihak laki-laki masih mengungkapkan kegembiraan atau mengungkapkan rasa senang tuan rumah. Setelah itu bentara sabda mengucapkan selamat datang kepada tamu yang hadir. Ini merupakan ungkapan atau ekspresi tuan rumah dalam menerima tamu dengan tangan terbuka, dan dengan pintu yang terbuka lebar pula. Sampiran dalam pantun PP2A ini masing menggambarkan situasi alam yaitu Sungai Suka. Sungai ini merupakan salah satu sungai yang ada di Kabupaten Batu Bara dan dijadikan nama salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Batu Bara. Digambarkan dalam sampiran tersebut Sungai Suka yang airnya tenang menggambarkan pertemuan yang penuh kedamaian. Sampiran kedua menggambarkan penyambutan tamu dengan senang hati. Apabila kedua pantun tersebut telah disampaikan maka selanjutnya bentara sabda mengucapkan salam sesuai syariat Islam serta memberikan menyampaikan kata-kata penghormatan untuk tamu yang datang.
75
Kode Pantun Merisik Kategori
PP3A
Dari jauh menjunjong duli Sudah dokat menjunjong sombah Kami suson sepuloh jari
Beribu ampon dari ujong rambot sampai ujong kaki
Direktif
Mengungkapkan rasa senang hati sudah, mengucapkan selamat sudah, dan mengucapkan salam sesuai syariat Islam serta memberikan kata-kata penghormatan bagi tamu yang datang juga sudah, kemudain masuk kepantun yang selanjutnaya. Sebelum melanjutkan acara merisik, bentara sabda menyampaikan pantun yang berisi permohonan maaf. Bentara sabda mewakili tuan rumah memohon maaf kepada seluruh tamu dan undangan perihal penyambutan yang mungkin terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Tampak pada data PP3A bagaimana bentara sabda menyusun kata-kata dalam pantunya, terlihat pada sampiran yang menggunakan kata-kata yang biasa digunakan untuk orang-orang yang memiliki kedudukan yang tinggi seperti raja atau sultan dan petinggi kesultanan lainnya. Sampiran tersebut menggambarkan bagaimana tamu diibaratkan sebagai raja yang hadir kerumah masyarakat. Hal ini sejalan dengan pemahan yang dipegang yaitu tamu itu adalah raja dan harus diperlakukan istimewa.
Kode Pantun Merisik Kategori
PP4A
Datok panglimo membawa tikar Tikar dibawa untuk berziarah Perkenalkan namo odan si polan Bentara sabda dari tuan rumoh
Asertif
Pantun selanjutnya merupakan pantun perkenalan. Pada pantun ini bentara sabda dari pihak tuan rumah memperkenalkan dirinya kepada para tamu dan undangan serta kepada bentara sabda dari pihak laki-laki. Pantun ini bertujuan untuk mengakrabkan suasana. Selain itu juga untuk mengenali yang mana bentara
sabda yang akan diajak berbicara sepanjang acara merisik. Mengapa demikian, karena dalam acara merisik tersebut banyak tamu yang hadir sehingga dapat diketahui dengan mudah siapa bentara sabda dari masing-masing pihak keluarga.
Kode Pantun Merisik Kategori
PP5A
Selamat datang kami ucapkan
Mohon serta keberkahan dan kemampuan Kehadirat Allah kito tujukan
Semoga pertomuan mendapat kesyukuran
Direktif
Ketika bentara sabda telah memperkenalkan diri, selanjutnya sebelum mulai memasuki acara yang lebih resmi lagi. Sebagai pembuka dan memasuki awal acara yang lebih resmi, bentara sabda mengawalinya dengan memohon kepada yang maha kuasa. Bentara sabda menyampaikan permohonan yang ditujukan kepada Allah sang maha pencipta, berharap semoga pertemuan ini mendapatkan kesyukuran dariNya. Sampiran dalam pantun ini, bentara sabda kembali mengucapkan selamat datang pada para tamu dan undangan yang datang, juga memohon kepada para tamu dan undangan ikut serta memohon keberkahan dan kemampuan.
Kode Pantun Merisik Kategori
PP6A
Menurot adat rosam Melayu Apabilo kito kedatangan tamu Tepak sireh disorong selalu Begitu adat sojak dulu
Asertif
Setelah berdoa dan memohon keberkahan dari sang pencipta, selanjutnya bentara sabda menyorongkan tepak sirih sebagai awal untuk memasuki acara resmi. Bentara sabda memberitahukan kepada seluruh tamu dan undangan menurut adat resam Melayu jika ada tamu yang datang maka akan disorongkan tepak sirih. Menurut adat budaya Melayu, tepak sirih digunakan sebagai pembuka
77
kata dan pembawa pesan. Orang Melayu zaman dulu ketika ingin membicarakan seusatu hal yang penting maka akan menyorongkan tepak terlebih dahulu sebagai pembuka kata. Masyarakat Melayu juga memiliki peribahasa „setepak sirih, sejuta pesan‟.
Kode Pantun Merisik Kategori
P PP7A
Kapur dan gambir tembakau di dalam Pinang menghadap sireh menyombah Tertogun raso hati kami di dalam
Semoga tamu yang datang membawa tuah
Direktif
Sebelum tamu mencicipi sirih pembuka kata, bentara sabda terlebih dahulu menerangkan bahawa semua komponen sudah di dalam tepak sirih. Seperti yang terdapat pada lampiran dalam pantun ini. Kemudian bentara sabda menyampaikan rasa tertegun dalam hati dan memohon kepada sang pencipta semoga tamu yang datang membawa keberuntungan dan keberkahan bagi tuan rumah.
Kode Pantun Merisik Kategori
PP8A
Mahat kisoh Laman Gonang Mahat rumoh Blal Lado Makan sireh sekapor seorang Itulah mulo asal kato
Asertif
Kemudian bentara sabda memberitahukan kepada seluruh tamu dan undangan bahwa tepak sirih pembuka kata harus dimakan oleh setiap hadiri yang datang. Hal itu disampaikan oleh bentara sabda karena sekapur sirih itulah asal untuk memulai kata.
Kode Pantun Merisik Kategori
PP9A
Ujud beriring serta kiasan Setepak sireh sejuta posan Tepak sireh kami persombahkan Silo nikmati segoro dimakan
Direktif
Kemudian pada pantun ini tamu dan undangan dipersembahkan setepak sirih oleh bentara sabda, setelah dipersembahkan tamu diharapkan untuk segera menikmati sirih yang telah dipersembahkan. Sebenarnya tepak pembuka kata sudah disorongkan dari awal masuk acara resmi, namun tidak ada yang berani menyentuk jika belum dipersilahkan oleh bentara sabda. Apabila sudah dipersilahkan untuk dimakan, maka tepak sirih pembuka kata akan diberikan kepada bentara sabda pihak laki-laki untuk dimakan.
Kode Pantun Merisik Kategori
PP10A
Setepak sireh ponuh berisi Jiko sudah tuan hambo rasai Seandai pahit usah dikeji Seumpamo manis usah dipuji
Asertif
Setelah bentara sabda pihak perempuan mempersilahkan untuk menikmati sirih pembuka kata yang penuh berisi, maka bentara sabda akan bergurau yang di dalamnya berisi permohonan. Bentara sabda akan memohon kepada tamu dan undangan yang telah menikmati sirih yaitu agar tidak mencela jika sirih yang disajikan terasa pahit, dan tidak memuji jika sirih yang disajikan terasa manis.
Inilah tuturan halus dan kerendahan hati masyarakat zaman dulu yang tidak ingin dihargai jika sirih yang dinikmati terasa pahit, dan tidak ingin disanjung jika sirih terasa manis.
79
Kode Pantun Merisik Kategori
PP11A
Ikan bilis ikan tenggiri
Dimakan nenek puan dari Melako Silo makan sireh kami
Sebagai obat pelopas dahago
Direktif
PP12A
Kala potang memungut sabot Sabot untuk membakar ikan Tuan datang kami sambot Apo hajat tolong sampaikan
Direktif
Pantun pada data PP11A kembali memepersilahkan tamu dan undangan untuk memakan sirih yang disajikan. Pada saat bentara sabda mempersilahkan, sebenarnya sirih sudah dimakan, tetapi bentara sabda menambahkan bahawasanya sirih yang disajikan itu sebagai pelepas dahaga setelah dari perjalanan yang cukup jauh. Setelah tamu dan undangan selesai memakan sirih yang disajikan, kemudian bentara sabda tuan rumah langsung menanyakan kepada tamu apa hajat dan tujuan kedatangan rombongan ke rumah pihak perempuan.
Kode Pantun Merisik Kategori
PP13A
Darimano hondak ke mano
Dari Kedah hondak ke negeri Cino Hondak bertanyo apo salahnyo
Wakil yang punyo hajat siapo namanyo?
Direktif
Sebelum bentara sabda dari pihak laki-laki menyambut perkataan bentara sabda dari pihak perempuan, maka bentara sabda pihak perempuan terlebih dahulu akan menanyakan siapa wakil atau bentara sabda dari pihak perempuan.
Hal ini dilakukan agar bentara sabda pihak perempuan tau mana wakil atau bentara sabda pihak perempuan, agar tidak salah berkomunikasi.
Jika sudah dipersilahkan dan bentara sabda pihak perempuan tidak berbicara lagi maka bentara sabda pihak perempuan akan langsung menyambut dengan pantun sebagai berikut:
Kode Pantun Merisik Kategori PL1A
Ikan kakap ondak digulai Digulai lomak santan kelapo Mohon maaf majelis ramai Sambutlah salam dengan suaro
Direktif
Masuk pada sambutan yang diwakili oleh bentara sabda pihak laki-laki.
Sama seperti pembukaan yang disampaikan oleh bentara sabda pihak perempuan, pembukaan yang di sampaikan oleh bentara sabda pihak laki-laki juga diawali dengan pantun terlebih dahulu. Bukan menyampingkan syariat Islam, tetapi memang begitulah adat budaya Melayu zaman dulu yang membuka perkataan dengan pantun. Pada data PL1A di atas terlihat, bentara sabda pihak laki-laki memohon maaf kepada kepada tamu dan undangan dan memerintahkan seluruhnya untuk menyambut salam yang diucapkannya. Begitu santunnyalah masyarakat Melayu, sehingga pada saat memerintahkan atau meminta untuk menyambut salam, diawali dengan memohon maaf sebagai salah satu penghormatan kepada tamu dan undangan.
Setelah membuka kata dengan pantun, selanjutnya bentara sabda pihak laki-laki juga mengucapkan salam sesuai dengan syariat Islam. Selain mengucapkan salam, bentara sabda juga mennyampaikan salam atau kata penghormatan bagi tamu dan undangan. Hal ini dilakukan untuk menghormati tamu dan undangan.
Kode Pantun Merisik Kategori
PL2A
Batang kuwini si batang loban Jadikan papan buat lemari
Perkonalkan odan si polan wakil pak leman Penyambong lidah, penyampai hajat hati
Asertif
Setelah membuka kata dengan pantun, dan memberi salam serta memberikan kata penghormatan kepada tamu dan undangan, sama seperti yang
81
dilakukan oleh bentara sabda pihak perempuan, bentara sabda pihak laki-laki juga menyebutkan namanya yang ditunjuk sebagai perwakilan dari pihak laki- laki. Hal ini dilakukan sebagai tanggapan yang ditujukan kepada bentara sabda pihak perempuan yang juga telah menyebutkan namanya. Dengan mengetahui nama perwakilan dari masing-masing pihak, maka suasana akan lebih akrab dan tidak kaku.
Kode Pantun Merisik Kategori
PL3A
Selain bersyukor kehadirat tuhan Kami datang membawa posan Salam takzim ponuh keikhlasan
Dari keluargo yang tidak jauh dari pangkalan
Asertif
PL4A
Kami datang membawa posan Salam takzim ponuh keikhlasan
Dari kelurgo pak cik si polan yang juah dari pangkalan
Semoga kita dalam lindungan tuhan
Asertif
Selesai bentara sabda memperkenalkan diri sebagai perwakilan pihak laki-laki, berikutnnya bentara sabda menyampaikan salam dari keluarga yang jauh. Dalam pantun tesebut, diistilahkan dengan keluarga yang jauh dari pangkalan. Hal demikian dilakukan karena dalam acara merisik tidak semua keluarga bisa hadir, hanya orang tertentu saja yang dapat hadir. Penyampaian salam juga dilakukan untuk menghormati tuan rumah, dengan demikian tuan rumah merasa dihargai karena mendapatkan salam dari keluarga yang lain.
Jika salam sudah tersampaikan, maka bentara sabda pihak laki-laki kembali menyampaikan salam dari keluarga yang jauh. Penyampaian salam yang kedua diiringi oleh penyampaian doa yang juga diberikan dari keluarga yang tidak bisa hadir. Pihak keluarga yang tidak dapat hadir bermaksud untuk memberikan
doa agar acara ini akan berjalan dengan lancar tanpa suatu halangan apapun.
Selain itu juga, pemberian doa bermaksud untuk memberikan restu dari keluarga pihak laki-laki dalam acara merisik ini.
Kode Pantun Merisik Kategori
PL5A
Sunggoh tuan hambo berlapang hati
Menerimo kami di rumah ahli bait yang bertuah ini Disongsong tepak ponuh berisi
Takjub pulak raso di hati
Ekspresif
Kemudian setelah menyampaikan salam takzim dari keluarga pihak laki- laki, bentara sabda menyampaikan rasa kagumnya kepada tuan rumah.
Kegauman itu disampaikan dalam bentuk pujian seperti pada data PL4A yang menyebutkan sunggoh tuan hambo berlapang hati. Pujian tersebut ditujukan kepada tuan rumah karena telah menerima tamu dan undangan untuk hadir di rumahnya. Kemudian dipertegas lagi dengan kalimat takjub pulak raso di hati, ini dilakukan oleh bentara sabda untuk menghargai upaya tuan rumah dalam menyambut tamu dan udangan.
Kode Pantun Merisik Kategori
PL6A
Monang setepak Laksana Hang Tuah Dengan Hang Jebat kawan bersoru Disongsong tepak dihela sombah Demikian adat puak melayu
Asertif
Jika berbicara mengenai adat budaya Melayu maka tidak akan jauh dari yang namanya tepak sirih. Dari awal pembukaan acara dari bentara sabda pihak perempuan, sampai dengan penyampaian kata oleh bentara sabda pihak laki-laki selalu menyorongkan tepak. Dalam pantun ini bentara sabda memberitahukan kepada pihak perempuan dalam adat Melayu yang tidak bisa dilupakan adalah tepak sirih sebagai adat puak Melayu. Seperti pada kalimat disongsong tepak
83
dihela sombah maksudnya adalah menyorong tepak dan menghela sembah pada tamu dan undangan.
Kode Pantun Merisik Kategori
PL7A
Disorong tepak dihela sombah Mohon restu sanak keluargo Mohon disantap budiman bertuah Sekapur sirih pembuka kato
Direktif
Pantun ini merupakan lanjutan dari pantun sebelumnya yang memberitahukan kepada tamu dan undangan bahwa tepak merupakan adat puah Melayu. Dalam pantun PL7A bentara sabda menyorongkan tepak kepada perwakilan atau bentara sabda dan keluarga pihak laki-laki. Tepak yang disorongkan adalah tepak pembuka kata dari pihak laki-laki. Bentara sabda pihak laki-laki memohon kepada perwakilan pihak perempuan untuk menyantap sekapur sirih tersebut. Bentara sabda menggunakan kata mohon kepada pihak perempuan dengan pengharapan sirih akan dimakan.
Kode Pantun Merisik Kategori
PL8A
Bukan kacang sembarang kacang Kacang melilit si pokok jati
Kami datang bukan sembarang datang Bosar raso hajat di hati
Asertif
PL9A
Tumboh kemiri di dalam dulang Uratnyo bosar sileh menyileh Dudok kami dudok terbilang Kerono hajat membori sireh
Asertif
Jika sekapur sirih pembuka kata sudah disantap oleh pihak perempuan itu tandanya tuan rumah sudah menerima pihak laki-laki dan siap untuk mendengarkan maksud dan tujuan dari pihak laki-laki. Bentara sabda pihak laki- laki memberitahukan kepada pihak perempuan bahwa kedatangan dari pihak laki-
laki bukanlah hanya sekedar datang, tetapi membawa keinginan yang besar dalam hati keluarga laki-laki. Selain sirih pembuka kata yang telah disantap, pihak laki- laki juga membawa sirih iring-iringan dalam acara merisik tersebut. Kemudian bentara sabda menyampaikan kedatangan pihak laki-laki hanya memberikan sirih saja, namu sebenarnya ada keinginan yang besar dibalik pemberian sirih tersebut.
Kode Pantun Merisik Kategori
PL10A
Limau purot jatoh ke lombah Tibo di lombah tertumbok duri
Pinang menghadap, sireh menyombah Jari sepuloh menjunjong duli
Ekspresif
Sebelum menyampaikan hajat yang sebenarnya, bentara sabda kembali menyampaikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada pihak perempuan.
Penghormatan ini diberikan untuk menghormati dan menghargai tuan rumah serta berharap niat dari pihak laki-laki diterima oleh pihak perempuan.
Kode Pantun Merisik Kategori
PL11A
Birik-birik torbang berkawan Torbang tinggi di atas awan Tepak sireh kami persombahkan Ingin merisik bungo di taman
Asertif
Pantun yang terakhir adalah mengutarakan atau menyampaikan maksud dan tujuan pihak laki-laki datang ke rumah pihak perempuan. Selain mempersembahkan tepak sirih, pihak laki-laki melaui bentara sabdanya menyampaikan hajat hati ini merisik bunga yang ada di taman. Bunga yang dimaksud adalah anak dara, dan tamannya adalah rumah pihak perempuan. Jadi hajat yang besar tersebut adalah ingin merisik anak dara yang ada di rumah tersebut.
85
Setelah bentara sabda pihak laki-laki telah selesai menyampaikan hajat di hati dari pihak keluarga, maka bentara sabda pihak perempuan langsung menyambut dengan pantun sebegai berikut:
Kode Pantun Merisik Kategori
PP14A
Keduduk di dalam dulang Urat bosar berjalur-jaluran Dudok kito dudok berbilang Adat mano kito keluarkan?
Direktif
PP15A
Birik-birik torbang berlimo Torbang tinggi berkawan-kawan Tepak perisik bolum kami terimo Awas jangan terusik bungo larangan
Deklaratif
PP16A
Sorong papan, tarek papan Buah langsat di dalam poti Sireh risik belum dimakan Apo hajat di dalam hati?
Direktif
Bentara sabda pihak perempuan mempertanyakan adat mana yang digunakan oleh pihak laki-laki sehingga mereka ingin begitu mudahnya mendapatkan anak dara hal tersebut terlihat pada data PP14A. Kemudian bentara sabda pihak perempuan memperingatkan pihak laki-laki untuk tidak mengusik bunga larangan karena pihak laki-laki belum menyerahkan tepak perisik. Hal tersebut dilakukan karena tepak perisik merupakan satu syarat untuk merisik bunga di taman. Sebelum memakan sirih perisik bentara sabda langsung menanyakan kembali apa hajat atau niat pihak laki-laki datang ke rumah pihak perempuan. Jika telah diutarakan hajat dalam hati dari pihak laki-laki maka selesailah acara pembuka dalam acara merisik. Namun pada pembuka ini risikan belum diterima, karena masih sekedar penyampaian hajat saja, tetapi akan dilanjutkan dalam bagian isi atau inti dalam acara merisik ini.
5.2.1.2 Tindak Tutur Ilokusi Pada Bagian Isi Dalam Tradisi Berpantun