• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rumput Odot untuk Budidaya, Memanfaatkan Bokashi

N/A
N/A
Skripsimu MyId

Academic year: 2023

Membagikan "Rumput Odot untuk Budidaya, Memanfaatkan Bokashi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah merupakan media tempat tumbuh berbagai jenis tanaman serta memiliki karakteristik yang berbeda dan tanah memiliki peran penting yang mempengaruhi pertumbuhan serta perkembamgan suatu tanaman (Araujo, et al., 2019). karakteristik tanah memiliki peranan penting dalam menentukan baik tidaknya lahan yang akan digunakan (Hidayanto et al., 2004). Kondisi tanah di Kabupaten Sumba Timur sangat kering di sebabkan oleh musim kemarau yang berkepanjangan, biasanya berlangsung sejak pertengahan bulan April sampai bulan November dengan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juli–September. Jumlah curah hujan yang cenderung sedikit dalam setahun yakni berkisar 700–1800 milimeter per tahun dengan jumlah hari hujan tahunan berkisar antara 60–

130 hari hujan per tahun menyebabkan sebagian besar wilayah Kabupaten Sumba Timur termasuk dalam wilayah yang cukup kering (Tenggara, 2020). Sehinggah terjadinya kekurangan unsur hara di dalam tanah yang akan berakibat pada proses pertumbuhan tanaman. Namun, untuk yang mendukung pertumbuhan hijauan makan ternak sepertu rumput odot mini membutuhkan unsur hara dan bahan organic.[ CITATION Bur21 \l 1033 ].

Menurut (Manurung et al., 2017) menyatahkan bahwa unsur hara makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup banyak, yang terdiri dari nitrogen, poshor dan kalsium, magnesium. Unsur hara makro menjadi komponen pendukung tanaman serta ikut berperan aktif dalam proses metabolisme sehingga peranannya tidak dapat tergantikan. Maka dari itu perlu adanya peningkatan kualitas tanah dalam mendukung peningkatan pertumbuhan tanaman. Tanah yang baik adalah tanah yang mampu menyediakan unsur nutrisi yang berguna bagi tanaman. Tanah juga membutuhkan pupuk organik untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang mengandung unsur hara makro. (Riyanto et al., 2022) menyatahkan bahwa Ketersedia unsur hara dalam tanah menjadi faktor penting dalam penentu pada produktifitas tanaman. Penambahan unsur hara di dalam tanah melalui proses pemupukan yaitu dengan menambah bahan organik berupa pupuk kandang dan limba-limba tanaman liar. Unsur nitrogen yang terkandung dalam pupuk kandang dapat merangsang pertumbuhan pada tanaman serta memperbaiki struktur tanah dengan cara melakukan pengolahan pupuk kandang dan limah tanaman liar menjadi pupuk bokashi.

(2)

Produktifitas dan kualitas rumput odot dapat ditingkatkan dengan melalui pemupukan. produktivitas tanaman adalah dengan mengembalikan bahan-bahan organik tanah yang telah terkuras dan menerapkan pemberian pupuk organik baik dalam bentuk cair maupun padat. (Indrarosa et al., 2021). Penanaman hijauan pakan pada lahan yang subur juga akan menghasilkan produktifitas hijau pakan akan lebih baik dibandingkan dengan pakan lahan kritis dan yang kurang subur. Pemupukan umumnya diartikan sebagai penambahan zat di dalam tanah, pemupukan yang tepat merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas hijauan pakan ternak. Bokashi merupakan pupuk organik yang telah difermentasi oleh mikroba EM4, yang dapat memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah yang kurang akan unsur hara dan menambah tingkat kesuburan pada tanaman.

Berdasarkan penelitian Thufailah M, 2014 menyatakan bahwa penggunaan pupuk bokashi Kotoran ayam dapat digunakan sebagai bahan campuran pupuk organik karena memiliki kandungan nitrogen yang baik bagi pertumbuhan tanaman dengan cara melalukan pengolahan pupuk bokashi.

Rumput odot (Pennisetum purpureum Cv. Mott) merupakan pakan hijauan yang mudah dibudidaya sebagai pakan ternak, karena memiliki nutrisi yang cukup baik. Menurut (Wati et al., 2018) menyatahkan bahwa Rumput odot adalah salah satu rumput yang tumbuh secara berumpun dan memiliki anakan yang banyak serta respon terhadap pemupukan.

Rumput odot juga tahan terhadap segala kondisi serta mudah beradaptasi serta disukai oleh ternak. Untuk dapat memenuhi kebutuhan akan hijauan makanan ternak perlu dilakukan penanaman hijauan. Penanaman hijauan makanan ternak pada lahan yang produktif akan menghasilkan produktivitas hijauan makanan ternak yang lebih baik dibandingkan pada lahan kritis atau kurang subur. (Amin et al., 2018). Unsur hara didapatkan dari bahan organik berupa kotoran ayam sebagai pupuk organik yang salah satu mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. (Luklukyah, Z. et al., 2022).

Permasalah utama dalam pembahasan diatas adalah rendahnya kandungan unsur hara dalam tanah, oleh karena itu, strategi untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan limba-limba tanaman liar dan limbah ternak sebagai pupuk bokashi. Penggunaan pupuk organik saja, tidak akan dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan mewujudkan ketahanan pangan. Oleh karena itu, sistem pengelolaan hara terpadu antara pupuk organik dan anorganik dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan dan kelestarian lingkungan perlu ditingkatkan. Diharapkan dengan sistem pengelolaan hara terpadu maka keberlanjutan produksi tanaman dan kelestarian lingkungan dapat dipertahankan [ CITATION AlB20 \l 1033 ]. Pupuk bokashi merupakan hasil fermentasi oleh bakteri-bakteri mikroorganisme. Dan

(3)

untuk saat ini sudah ada teknologi untuk pembuatan pupuk bokashi dengan menggunakan Effective Mikroorganism 4 (EM4) yang merupakan salah satu aktivator untuk mempercepat proses pembuatan kompas yang dapat menguraikan bakteri-bakteri untuk pertumbuan tanaman agar dapat menggunakan pupuk bokashi dengan level yang sesuai dan perbedaan untuk memenuhi kandungan unsur hara makro dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman rumput odot. Keunggulan kompos yang diproses dengan aktivator Stardec antara lain: bebas dari biji-biji gulma, bebas dari bakteri patogen, dapat meyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Aplikasi kompos Stardec dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik, misalnya pada tanaman padi dapat dihemat 50 %, sehingga biaya pemupukan dan tenaga lebih hemat. Disamping itu dapat memperbaiki struktur tanah, pH tanah, pengikatan air lebih besar dan produksi dapat meningkat 10-30 % (Indriani, 2001).

Maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pertumbuhan rumput odot (Pennisetum purpureum Cv. Mott). Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian di Laboratorium Lapangan Universitas Kristen Wira Wacana Sumba, Desa Kuta, Kecamatan Kanatang Kabupaten Sumba Timur dengan judul (Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Dengan Level Berbeda (0, 15, 30, Dan 45 Ton/Ha) Terhadap Pertumbuhan Vegetative Produksi Dan Kualitas Nutrisi Rumput Odot Pemanenan Keempat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk bokashi dengan level berbeda terhadap status hara makro dalam pertumbuhan vegetatife rumput odot pemanenan keempat ?

2. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk bokashi dengan level berbeda terhadap produksi rumput odot pemanenan keempat ?

3. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk bokashi dengan level berbeda terhadap kualitas nutrisi rumput odot pemanenan keempat ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui status hara makro tanah dalam pertumbuhan vegetative rumput odot yang diberikan pupuk bokashi dengan level yang berbeda

2. Untuk mengetahui produksi rumput odot yang diberikan pupuk bokashi dengan level yang berbeda

3. Untuk mengetahui kualitas nutrisi rumput odot yang diberikan pupuk bokashi dengan level yang berbeda

1.4. Manfaat

1. Dapat menambah pengatahuan bagi mahasiswa dalam melihat pertumbuhan vegetative, produksi, dan kualitas rumput odot

(4)

2. Sebagai kajian terhadap peneliti selanjutnya tentang budidaya rumput odot dengan memanfaatkan pupuk bokashi.

1.5. Hipotesis

Hipotesis penelitian yakni:

1. H0: Pemberian pupuk bokasi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetative keempat.

H1: Pemberian pupuk bokasi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetative keempat.

2. H0: Pemberian pupuk bokasi tidak berpengaruh nyata terhadap produksi rumput odot H1: Pemberian pupuk bokasi berpengaruh nyata terhadap produksi rumput odot 3. H0: Pemberian pupuk bokasi tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas nutrisi rumput

odot

H1: Pemberian pupuk bokasi berpengaruh nyata terhadap kualitas nutrisi rumput odot

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kondisi Tanah

Kondisi tanah di Sumba terkhususnya di Kabupaten Sumba Timur termasuk tanah berpasir, jika dilihat dari segi fisiknya. Tanah yang berpasir adalah tanah dengan partikel berukuran besar. Tanah ini terbentuk dari batuan-batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butiran besar dan kasar atau yang sering disebut dengan kerikil (Aksi Agraris Kanisius, 1993). Tanah berpasir memiliki kapasitas serap air yang rendah karena sebagian besar tersusun atas partikel berukuran 0,02 sampai 2 mm. Tanah berpasir pada umumnya belum membentuk agregat sehinggga peka terhadap erosi. Unsur yang terkandung di dalam tanah berpasir adalah unsur P dan K yang masih segar dan belum siap untuk diserap oleh tanaman[ CITATION Kus19 \l 1033 ]. Dalam kehidupan sehari-hari tanah diartikan sebagai wilayah darat yang dapat digunakan sebagai tempat berbagai usaha pertanian, peternakan, perumahan dan sebagainya. Sedangkan dalam bidang pertanian, tanah diartikan sebagai media tumbuh tanaman. Tanah secara ilmiah didefinisikan sebagai lapisan kerak bumi paling atas yang merupakan hasil pelapukan bumi oleh angin, hujan dan matahari. (Suhariyono et al., 2005) menyatakan bahwa tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun horizon dan terdiri dari campuran bahan-bahan mineral, bahan organik, air dan udara yang merupakan media bagi tumbuhnya tanaman. Secara fisik berfungsi untuk menyuplai air dan udara secara kimiawi sebagai penyuplai unsur dan nutrisi sedangkan secara biologis sebagai tempat bertumbuhnya organisme,, bahwa kesuburan tanah dapat menentukan produktifitas terhadap tanaman jika tanah tidak dikelolah dengan baik maka akan berdampak pada pertumbuhan tanaman yang kurang baik (Mutma' Inah, 2018).

Menurut Nita et al., (2015), menyatakan bahwa pengolahan tanah secara intensif akan berdampak pada karakteristik sifat fisik,kimia dan biologis sehingga berpengaruh pada kandungan Mn,Zn, Fe, dan Cu yang ada didalam tanah sebagai proses pertumbuhan tanaman.

Hal ini di dukung oleh penelitian Hakim (2011) yang menyatakan bahwa pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas tanah, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan penurunan porositas tanah. Dan Utomo et al., (2016) menyatakan bahwa pengolahan kesuburan tanah merupakan untuk meningkatkan produktifitas dan menjaga tanah. Menurut Bali et al., (2018) menyatakan bahwa konsepnya status kesuburan tanah dapat dikaji kemampuan tanah dan untuk menyuplai kandungan unsur hara dalam produktifitas terhadap tanaman. Maka perlu menganalisa terhadap kandunagan unsur hara

(6)

yang yang ada di dalam tanah seperti unsur hara makro dan mikro. Kandungan hara yang terdapat dalam suatu mineral ini akan mendukung keberlanjutan dari kesuburan lahan. Dalam menilai potensi lahan, dapat dinilai dari unsur kimia yang dikandungnya. Menurut Pramuji dan Bastaman (2009), untuk mengetahui tingkat cadangan sumber hara dari suatu jenis tanah, diperlukan analisis susunan mineral primer tanah. Dengan mengetahui jumlah tanah yang mengandung mineral mudah lapuk dapat diartikan bahwa tanah tersebut memiliki cadangan sumber hara yang tinggi.[ CITATION Bal18 \l 1033 ]

2.2. Unsur Hara Makro

Unsur hara merupakan suatu zat yang sangat berpengaruh penting terhadap produktifitas dan kualitas nutris pada tanaman. Unsur hara yang terdapat dalam tanah yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro dimana terdapat 16 unsur hara esensial yang sangat berpengaruh penting yang dibutuhkan oleh tanaman dan yang paling banyak dibutuhkan bagi tanaman tentunya unsur hara makro yang terdapat banyak kandungan nutrisi sebagai berikut , Nutrium (Na), Besi (Fe), Mangan (Mg), Borium (B), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn) sebagai penunjang utama proses pertumbuhan dan produktifitas serta kualiats nutrisi terhadap tanaman terutama bagi rumput odot [ CITATION Mus19 \l 1033 ]. Maka kesuburan tanah sangat berpengaruh dan bisa mampu menyediakan kandungan unsur hara dalam bentuk, jumlah dan seimbang, sehingga produktifitas pertumbuhan tanaman dapat maksimal. Suatu tanaman akan melakukan metabolisme dan akan mensistensis senyawa dengan baik apabila ketersediaan unsur-unsur didalam tanah sudah tercukupi [ CITATION Hep16 \l 1033 ].

Pertambahan jumlah anakan berkaitan erat dengan unsur hara makro salah satunya adalah unsur nitrogen. Menurut Rafi (2013) Unsur nitrogen di unsur nitrogen berfungsi sebagai penyusun dari banyak senyawa esensial bagi tumbuhan, misalnya asam-asam amino.

Banyak unsur hara nitrogen yang diserap tanaman akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang baik. Maka pemberian kompos feses hewan dapat meningkatkan ketersediaan hara terutama bahan organik pada tanah sehingga dapat memacu pertumbuhan jumlah anakan membutuhkan tanaman untuk pembentukan klorofil dan protein, tanaman banyak memperoleh unsur hara dengan melalui pemberian pupuk kandang kotoran ayam di bandingkan dengan kontrol. Kebutuhan nitrogen dapat tercukupi maka pertambahan jumlah anakan yang diberi kompos feses hewan menjadi semakin maksimal. Dan semakin tinggi ketersediaan unsur hara didalam tanah, maka akan semakin subur tanah tersebut dan status unsur hara juga selalu berubah-ubah pada saat musim, pengolahan dan jenis tanaman yang di tanami akan mendapatkan penyerapan nutrisi unsur hara didalam tanah dan tanaman akan bertumbuh subur apabila kandungan unsur hara dalam tanah tersedia serta dipengaruhi

(7)

oleh penambahan unsur hara dari pupuk bokasi feses ternak. Menurut Nasution, (2009) menyatakan bahwa tanaman yang bertumbuh subur, apabila kandungan unsur hara dari pupuk bokashi. Kusuma M. E. (2016).

Menurut USEPA, pupuk organik adalah manure atau kompos yang di aplikasikan ke tanaman sebagai sumber unsur hara (Funk 2014). Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan bagian hewan serta limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral, dan mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Permentan No.70/Permentan /SR.140/ 10/2011). Komposisi hara dalam pupuk organik sangat tergantung dari sumber asal bahan dasar. Menurut sumbernya, pupuk organik dapat diidentifikasi berasal dari kegiatan pertanian dan nonpertanian. Dari pertanian dapat berupa sisa panen dan kotoran ternak, sedangkan dari non pertanian dapat berasal dari sampah organik kota, limbah industri, dan sebagainya (Tan 1993). Selain sebagai sumber hara, pupuk organik berfungsi juga sebagai pembenah tanah. Pupuk kandang selain mengandung hara-hara yang dibutuhkan oleh tanaman juga mengandung asam-asam humat, fulvat, hormon tumbuh, dan lain-lain yang bersifat memacu pertumbuhan tanaman sehingga serapan hara oleh tanaman dapat meningkat (Stevenson 1994).

2.3. Pupuk Bokashi

Pupuk bokashi merupakan pupuk organik yang di hasilkan fermentasi mikroorganisme yang dapat memperbaiki kondisi tanah baik secara fisik, kimia dan biologis (Sutejo, 1999 dalam Pula 2022). Mikroorganisme efektif (EM) merupakan kultur campuran berbagai jenis mikroorganisme yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, actinomycetes dan jamur peragian) yang dapat dimanfaatkan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikroba tanah (Sutanto, 2002). Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM-4 (Effective Microorganisme 4) yang merupakan singkatan dari bahan organik kaya sumber hayati [ CITATION Sya22 \l 1033 ]. Jenis species tanaman atau rumput tentunya mempengaruhi jumlah anakan rumput, pertumbuhan dan produksinya. Penggunaan pupuk bokashi dapat meningkatkan unsur hara didalam tanah dan akan mempercepat pertumbuhan terhadap tanaman.[ CITATION Sen19 \l 1033 ]. Pupuk kandang yang berasal dari feses ayam memberikan hasil yang lebih tinggi, hal ini berkaitan dengan kemampuan bahan organik pupuk feses ayam dalam memperbaiki sifat biologi tanah sehingga tercipta lingkungan yang lebih baik bagi perakaran tanaman. Bahan organik pupuk feses dapat mensuplai unsur hara terutama unsur hara N, P dan K. Adanya N

(8)

yang cukup akan meningkatkan pertumbuhan vegetative tanaman sehingga pembesaran dan pemanjangan sel sebagai unsur pertumbuhan tanaman. Bahan yang dipergunakan sebagai bahan baku utama pada umumnya dalam pembuatan pupuk bokasi antaranya pupuk kandang, dedak padi, dan arang sekam. Setiap bahan organik ini memiliki pengaruh yang spesifik baik terhadap tanah maupun tanaman, karena setiap kotoran ternak yang berbeda memiliki kandungan unsur hara yang berbeda pula. Apakah bahan organik bokashi ini dapat mengurangi pemakaian pupuk anorganik dalam budidaya rumput odot belum banyak diketahui. [ CITATION Pan12 \l 1033 ].

Fosfor sebagai unsur inti sel dan sangat penting dalam proses pembelahan sel untuk mempercepat pertumbuhan. Menurut (Hakim et al., 1986) pupuk organik mempunyai kelebihan secara fisik yang dapat menggemburkan konsistensi atau kepadatan tanah, membantu melarutkan unsur hara, mengurangi kebutuhan pupuk dengan menciptakan sistem aerasi tanah, meningkatkan daya simpan air dan memperbaiki struktur tanah. Menurut Agustina (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman semakin meningkat dengan bertambahnya umur tanaman jika diberikan pupuk bokasi. Produksi suatu tanaman selalu disebabkan adanya pertumbuhan dari rumput seperti bertambahnya tinggi tanaman dan jumlah anakan yang banyak.

2.4. Rumput odot

Rumput odot (Pennisetum purpureum Cv. Mott) merupakan jenis rumput mini yang tumbuh dan produktifitas yang sangat unggul serta memiliki nutris yang sangat tinggi terhadap ternak. Rumput odot juga Salah satu rumput yang sangat disukai dan dikonsumsi terhadap ternak ruminansia. Menurut Solihat, (2013), menyatakan bahwa dalam penggunaan rumput odot serta mudah tumbuh dan pada mulanya jenis tanaman hijauan yang akan dibutuhkan oleh ternak yaitu jenis rerumputan dan sejenis leguminosa. Dan rumput odot juga banyak menghasilkan jumlah anakan lebih banyak dari rumput lainya. Keunggulan dan kepraktisan rumput odot menurut Solihat (2013) adalah bahwa dalam penggunaan rumput odot, para peternak akan memperoleh efisiensi, yaitu dalam pembudidayaan, rumput odot mudah tumbuh meski di bawah naungan. Efisiensi lain adalah dalam pemberian pakan hijauan dari rumput odot untuk ternak dapat mencapai 100% atas rumput odot. Kelebihan lain yaitu peternak tidak perlu lagi menggunakan mesin pencacah (chopper) seperti yang selama ini digunakan untuk mengolah rumput gajah mini.[ CITATION Dar19 \l 1033 ]. Hal ini dikarenakan berdasarkan karakteristik rumput odot merupakan tanaman berumpun yang dapat menghasilkan jumlah anakan banyak. (Sawen, 2012) menyatakan bahwa rumput odot memiliki ciri-ciri seperti: tanaman berumur panjang, membentuk rumpun, tingginya

(9)

mencapai 1-1,8 meter. Sistem perakarannya memiliki rhizome-rhizome yang pendek, dan banyak menghasilkan anakan yang berumpun. Rumput gajah odot mini (pennisetum Purpureum cv. Mott), menghasilkan banyak anakan, mempunyai perakaran yang kuat, batang yang tidak keras dan mempunyai ruas daun yang banyak serta struktur daun yang muda sehingga sangat disukai oleh ternak (Rahman et al., 2013 dalam Hendian dan Putra, 2014). Rumput ini merupakan salah satu rumput unggul yang berasal dari daerah tropis memiliki produksi cukup tinggi (60 ton/ha/panen), kandungan nutrisinya cukup tinggi (PK 17–19%), TDN mencapai 64,31% dan prosentase lignin hanya 2,5% dari bahan kering, (Hendian dan Putra, 2014), [ CITATION Res18 \l 1033 ].

Rumput odot mempunyai kemampuan produksi yaitu 49,39 – 57,71 ton/ha dalam sekali panen dan mampu hidup dan beradaptasi dilahan kering seperti di Nusa Tenggara Timur[ CITATION Sad18 \l 1033 ] lebih lanjut yang di kemukakan oleh (Yassin et al., 2003), bahwa rumput odot memiliki kandungan lemak pada batang sebesar 0,9% dan pada daun sebesar 2,27%, protein kasar (PK) pada batang sebesar 8,1% dan apapun keunggulan lainya dari pada rumput odot. Menurut Kusuma (2014) pemberian pupuk majemuk NPK berfungsi sebagai pertumbuhan tanaman sehingga kebutuhannya akan meningkat dengan bertambahnya umur. Perlakuan kombinasi dosis pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang dan NPK pada rataan produksi hijauan segar rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) tahap pertumbuhan defoliasi ke 3 dihasilkan rataan produksi hijauan segar sebesar 8.84 kg/5m2 atau 17.68 ton/ha. [ CITATION Hen20 \l 1033 ]. Menurut Widodo (2015) dalam Sari (2021), bahwa rumput odot memiliki batang yang sangat relative pendek dan empuk dalam satu rumpun bisa mencapai 50-80 batang dan sangat di sukai pada ternak ruminansia di bandingkan dengan ternak lainya. upaya yang dilakukan untuk menambah unsur pada tanah guna meningkatkan kesuburan tanah yang juga merupakan salah satu faktor utama dalam pembudidayaan hijauan. Pupuk dapat dihasilkan dari sisa hasil buangan ternak, salah satunya ialah sludge biogas. Sludge biogas adalah sisa hasil buangan dan merupakan ampas biogas yang berupa lumpur dan mengandung bahan organik serta berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan dalam membuat pupuk organik yang dapat menyuburkan tanaman pada rumput odot dan juga untuk mengubah kesuburan tanah lebih meningkatkan unsur hara, [ CITATION Mba221 \l 1033 ].

2.5. Produksi berat kering

Produksi berat kering merupakan perameter mengamatan yang digunakan untuk mengetahui kandungan biomassa dan air yang masih terkandung dalam tanaman. (Soegito et al., 1992) menyatakan bahwa setiap varietas tanaman memiliki produksi yang berbeda-beda

(10)

tergantung kepada sifat genetis varietas tanaman. Faktor umur panen, produksi bahan kering tanaman bagian atas semakin meningkat dengan bertambahnya umur potong karena makin banyaknya waktu yang tersedia bagi tanaman untuk berfotosintesis maka makin banyak terjadi akumulasi material hasil fotosintesis dalam jaringan tanaman. Bertambahnya umur tanaman menyebabkan tanaman memasuki fase renesance dimana tanaman telah berada pada masa penuaan sehingga menyebabkan bagian tanaman mengandung selulosa dan lignin yang tinggi. Cahaya merupakan faktor iklim yang sangat penting dalam fotosintesis karena berperan sebagai sumber energi pembentuk bahan kering tanaman. Gangguan yang timbul dapat dilihat dari bentuk atau penampilan pertumbuhan tanaman dan pertambahan anakannya. Magfiroh (2017) juga mengemukakan cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap perbanyakan tiller (anakan) yang semakin tinggi intensitas penyinaran matahari semakin banyak jumlah anakannya. Hal tersebut juga ditambahkan Sabihan (1989) dalam Hidayah (2003) pemberian pupuk kandang pada lahan akan meningkatkan struktur pada tanah dalam meningkatkan pertumbuhan akar tanaman dari pori-pori tanah sehingga memudahkan tunas-tunas baru tumbuh menembus permukaan tanah. Hartatik dan Widowati (2006) mendefinisikan pupuk kandang sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Aplikasi bahan organik akan memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas menahan air (Riley et al., 2008), dan meningkatkan kehidupan biologi tanah (Riley et al., 2008; Dinesh et al., 2010). Lebih jauh Acquaah, (2005) menyatakan bahwa bahan organik berperan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologis tanah. [ CITATION Mud19 \l 1033 ].

2.6. Produksi berat segar

Dari data terlihat bahwa pemberian pupuk feses ternak ayam sebanyak 4 perlakuan berpengaruh signifikan terhadap bobot segar dan produksi tanaman. Hal ini disebabkan adanya unsur hara tanah berperan aktif sebagai pengendalian pathogen. Unsur hara memiliki potensi melindungi tanah selama masa pertumbuannya, bahkan mampu menghasilkan hormon tumbuh, memfiksasi N, melarutkan P, sehingga manfaat pada tanaman. Berat segar merupakan total berat tanaman yang menunjukkan hasil aktivitas metabolic pada suatu tanaman. Pertumbuhan organ yang baik akan menyebabkan semakin banyaknya organ maka semakin banyak menyerap air dan akan peningkatan pembelahan sel, sehingga berat segar pada tanaman meningkat. Dwijoseputro (1992) menyatakan bahwa tanaman yang mempunyai pertumbuhan yang baik akan mengandung hampir 90 % air pada jaringannya.

Pulau Timur didominasi dengan lahan beriklim kering dengan kandungan bahan organik

(11)

yang rendah, tingkat keasaman netral, solum tanah tipis sampai sedang, kesuburan kimiawi tanah relatif tinggi, namun karena kekurangan air sehingga tingkat kesuburan tanahnya rendah. Budidaya rumput odot di lahan kering merupakan salah satu solusi untuk mendukung produksinya di Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) (2017).[ CITATION Ceu22 \l 1033 ]. Penyerapan air oleh tanaman akan membantu penyerapan unsur hara didalam tanah, sehingga mempengaruhi perkembangan vegetatif tanaman yang juga akan meningkatkan berat terhadap tanaman. Produksi sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan. peranan nitrogen yang terkandung dalam pupuk kandang ayam membuat daun banyak mengandung klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis (Istikomah dan Kunharjanti, 2017). Semakin banyaknya klorofil pada daun yang merupakan organ penting fotosintesis, membuat daun semakin banyak menyerap sinar matahari sehingga dapat meningkatkan hasil fotosintesis, terutama glukosa yang digunakan pada tanaman dalam pertumbuhan dan berkembang. Oleh karena itu terlihat baiknya bertambah jumlah daun, dan jumlah anakan baru, sekalipun pada kondisi lahan yang minim unsur hara. Sari dkk. (2016) menyatakan bahwa dengan meningkatnya jumlah daun tanaman, maka akan meningkatkan berat segar tanaman [ CITATION Les20 \l 1033 ]. Oleh karena itu, peningkatan dosis pupuk kandang ayam juga meningkatkan produksi berat segar rumput odot yang dicerminkan juga oleh meningkatnya produksi berat kering.

2.7. Pertumbuhan vegetative, kualitas nutrisi

Pertumbuhan dapat dilihat dari pertambahan ukuran dan berat sebagai akibat dari pembelahan dan pembesaran sel. Laju pertumbuhan tanaman dapat diketahui berdasarkan pengukuran volume penambahan dan atau massa tanaman. Parameter yang digunakan untuk melihat volume tanaman adalah panjang atau tinggi tanaman, sedangkan pengukuran berdasarkan penambahan massa 13 parameter yang dapat digunakan yaitu berat basah dan berat kering tanaman. Pertumbuhan vegetative adalah proses penting dalam siklus hidup setiap tumbuhan, karena merupakan fase yang menentukan produktivitas suatu tanaman (Wahyudi, 2012). Jika pada fase vegetative terbentuk perakaran yang luas dan sehat, batang yang besar dan daun yang lebar, maka untuk pertumbuhan selanjutnya mampu berlangsung dengan baik hingga dihasilkan produksi yang tinggi (Wahyudi, 2012). Menurut (Rinasari et al., 2016), pertumbuhan vegetative dapat dilihat dan diukur melalui tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, dan diameter batang. Menurut Sutopo (2004), selama masa pertumbuhan vegetatif, tanaman membutuhkan karbohidrat yang cukup sebagai cadangan makanan yang diperlukan untuk sumber energi dalam proses pertumbuhan. Terdapat tiga fase

(12)

penting dalam pertumbuhan vegetative yaitu pembelahan sel, pembesaran sel, dan diferensiasi sel (Ashari, 2006). Fase pembelahan sel, dibutuhkan karbohidrat dalam jumlah besar untuk sel-sel baru, karena fase pembelahan sel terjadi dalam jaringan-jaringan meristem pada titik-titik 14 tumbuh batang dan ujung-ujung akar, serta kambium (Ashari, 2006). Fase pembesaran sel, yang paling penting yaitu hormon dan air (Sutopo, 2004). Fase diferensiasi sel (pembentukan jaringan), berlangsung pada saat proses perkembangan jaringan-jaringan primer, yang dibutuhkan pada fase ini yaitu karbohidrat yang tinggi (Harjadi dan Sunarjono, 1989).

Hijauan makanan ternak merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia, baik untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi, dan reproduksinya. Dalam peternakan ruminansia, untuk mencapai produktifitas yang optimal harus ditunjang dengan penyediaan pakan hijauan yang cukup, baik dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas. Rumput odot mempunyai beberapa keunggulan seperti mudah dikembangkan di daerah tropis, produktifitas yang tinggi, kandungan nutrisi yang cukup baik, dan mempunyai nilai palatabilitas yang baik.

Rumput gajah odot secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-3 meter, dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri dari 20 ruas/buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun mencapai 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek, helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, dan ujungnya runcing (Saputra, 2010). Semakin tua umur pemotongan maka semakin tinggi produksi namun berbanding terbalik dengan kualitas nutrisinya (kandungan serat kasar meningkat, protein kasar menurun). Pengaturan tersebut perlu dilakukan untuk menjamin pertumbuhan kembali yang optimal, sehat dan tidak mengganggu produktifitas dari segi kuantitas dan kualitas. Interval pemotongan berhubungan dengan produksi yang dihasilkan dan nilai gizi tanaman dan kesanggupan untuk bertumbuh kembali. Pemotongan yang terlalu berat dengan tidak memperhatikan kondisi tanaman akan menghambat pertumbuhan tunas yang baru sehingga produksi yang dihasilkan dan perkembangan anakan menjadi berkurang. Sebaliknya pemotongan yang terlalu ringan menyebabkan pertumbuhan tanaman didominasi oleh pucuk dan daun saja, sedangkan pertumbuhan anakan berkurang (Ella, 2002).

Sutedjo (1992) mengemukakan bahwa unsur hara makro sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bagian-bagian vegetative tanaman seperti akar, batang dan daun, dan apabila ketersediaan unsur hara makro dan mikro tidak lengkap dapat menghambat pertumbuhan dan perekembangan tanaman. Hal ini disebabkan bahwa pupuk tersebut dapat meningkatkan tunas-tunas samping untuk membentuk anakan baru. Menurut Haryadi (1993) fase vegetative

(13)

mempergunakan sebagian besar karbohidrat yang dibentuk, apabila karbohidrat berkurang maka pembelahan sel berjalan lambat sehingga perkembangan jumlah anakan dengan sendirinya berjalan lambat. Anakan akan terus meningkat apabila rumput tidak terserang hama dan penyakit, mikoriza akan menutupi permukaan akar, yang menyebabkan akar terhindar dari serangan hama dan penyakit, infeksi patogen terhambat. (Wahyu, et al., 2022).

Rumput odot memiliki beberapa keunggulan diantaranya yaitu memiliki produksi kualitas nutrisi yang cukup tinggi, palatable, mudah dibudidaya, mampu beradaptasi di macam-macam kondisi lingkungan, dan tahan terhadap penyakit (Ressie et al., 2018).

Pertumbuhan dan produksi rumput odot yang maksimal dapat dipengaruhi oleh jarak tanamnya. Pengaturan jarak tanam yang tepat dapat memberikan hasil yang maksimal pada pertumbuhan dan produksi rumput odot karena dapat meminimalisir terjadinya persaingan tanaman dalam mendapatkan air dan unsur hara (Daru et al., 2019). Rumput odot dapat dipanen atau dilakukan defoliasi saat musim penghujan maupun di musim kemarau. Defoliasi pada musim penghujan dilakukan setiap 40 hari sekali sedangkan pada musim kemarau dilakukan setiap 60 hari sekali (Wijaya et al., 2019). Rumput odot memiliki produktivitas dan kandungan nutrisi yang cukup tinggi sehingga cocok untuk digunakan sebagai pakan ternak.

Produktivitas rumput odot dapat mencapai 60 ton/ha/panen (Purwawangsa dan Putera, 2014).

2.8. Pertumbuhan tinggi tanaman

Tinggi tanaman merupakan ukuran bibit yang akan diamati sebagai parameter maupun sebagai indicator. Pertumbuhan rumput odot yang digunakan untuk mengukur pengaruh perlakuan yang akan diterapkan ataupun bisa mengukur pengaruh terhadap lingkungan pada produksi tinggi tanaman rumput odot (Yuniarti,2022). Rata-rata produksi tinggi tanaman rumput odot yang diberikan pupuk bokashi kotoran ayam memberikan kelajuan terhadap tanaman sehingga tanaman bisa memproduksikan cepat dengan tingginya tanaman semakin meningkat dan juga meningkatkan kesuburan tanaman. Maka ruang tumbuh tanaman dan unsur hara cukup tersedia dalam tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman akan semakin banyak terbentuk individu baru. Menurut Purwanti (2013) menjelaskan bahwa nitrogen (N) dan fosfor (P) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman. Adanya nitrogen yang cukup menyebabkan terjadinya pembesaran dan pemanjangan sel pada tanaman yang berdampak terhadap pertumbuhan tanaman, sedangkan fosfor sebagai unsur penyusun inti sel pada tanaman dan sangat penting dalam proses pembelahan sel untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Menurut pendapat Sari et al., (2016), bahwa pupuk kandang ayam mempunyai fungsi mempertinggi daya serap dan daya simpan air sehingga akar lebih mudah menyerap unsur hara yang terkandung dalam

(14)

tanah yang kemudian akan digunakan oleh tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman. Menurut Ely et al. (2014), selain faktor kesuburan tanah, tinggi tanaman dipengaruhi oleh faktor internal antara lain kualitas stek, waktu pemotongan, dan umur tanaman sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh antara lain suhu, kelembaban, media tanam, penyinaran dan air. Fase pertumbuhan vegetative tanaman terutama terjadi perkembangan akar, daun, dan batang baru, dimana fase ini berhubungan dengan proses penting antara lain terjadinya pembelahan sel, perpanjangan sel dan tahap pertama dari deferensiasi sel. Lajunya pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman, sangat tergantung dari aktivitas lajunya fotosintesis pada tanaman. Sehingga proses fotosintesis pada tanaman terjadi pada bagian daun dengan bantuan sinar matahari. Laju dekomposisi yang baik akan dapat menyediakan unsur hara didalam tanah terutama N, P, K dan unsur hara lainnya.

Perakaran tanaman akan berkembang dengan baik sehingga menyerap unsur hara lebih banyak, terutama unsur hara N yang akan meningkatkan pembentukan klorofil terhadap tanaman sehingga aktivitas fotosintesis dapat meningkat tingginya pada tanaman. Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari dua persen.

Keadaan ini diperlukan agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi. Penambahan bahan organik pada saat pengelolaan tanah mutlak diperlukan setiap tahun.

2.9. Pertumbuhan Panjang Daun

Panjangnya daun adalah parameter yang perlu diamati dalam pertumbuhan tanaman karena panjang daun merupakan tempat terjadinya fotosintesis sehingga semakin Panjang dau dan banyaknya daun maka pertumbuhan tanaman dapat berjalan dengan baik. Panjangnya daun pada rumput odot di pengaruhi oleh keberadaan hara N yang ada di dalam tanah. Hal ini menunjukan bahwa unsur hara nitrogen merupakan unsur hara makro yang di butuhkan oleh tanaman untuk proses metabolisme tumbuhnya termasuk untuk membentuk organ baru seperti daun. Maka pemberian pupuk bokashi yang di dalamnya mengandung unsur hara baik makro maupun mikro sangat mempengaruhi produktifitas tanaman. Menurut Haryanto (2007) pemberian unsur nitrogen yang tinggi juga berfungsi untuk memacu proses pembentukan daun tanaman rumput gajah, karena nitrogen merupakan unsur hara pembentuk asam amino dan protein sebagai bahan dasar tanaman dalam penyusunan daun. Hal ini didukung oleh Setiawan (2002) bahwa kotoran sapi memilikiunsur hara 0,40% N; 0,20% P; 0,10% K.

(15)

Kandungan N, P, dan K yang terdapat pada pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Nitrogen (N) adalah unsur penting dan memiliki pengaruh besar pada sejumlah respon tanaman termasuk pigmentasi, penjang daun serta pembentukan tunas baru dan akar, toleransi terhadap dingin dan kekeringan, akumulasi proses penuaan dan potensi pemulihan pertumbuhan (Alwi, 2017). Georgiadis (2007) menyatakan bahwa energi yang dihasilkan dari proses fisiologis pada tanaman dengan memanfaatkan unsur nitrogen yang ada pada dalam tanah, yang digunakan dalam pertumbuhan tanaman, diantaranya pada segi ukuran daun, diameter panjang daun dan batang daun. Hal ini dapa disebabkan oleh pertumbuhan dan produktifitas peningkat terhadap tanaman. Semakin banyak jumlah pertumbuhan daun dan panjang daun akan meningkatnya proses fotosintesis yang akan menghasilkan karbohidrat sehingga menigkatkan hasil produksi pada tanaman. Purwowidodo (2000) menyatakan bahwa nitrogen yang diperlukan untuk merangsang pertumbuhan vegetative, pemperluas daun dan panjang daun untuk meningkatkan kandungan klorofil dalam tanaman sehingga peningkatan klorofil pada daun dapat mempercepat proses fotosintesis terhadap pertumbuhan tanaman. Harjadi (2007) menyatakan bahwa hasil dari proses fotosintesis akan ditranslokasikan ke bagian lain dari tanaman yang akan digunakan untuk pertumbuhan vegetative.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan Laboratorium Lapangan Universitas Kristen

Wirawacana Sumba, Desa Kuta, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur yang akan berlangsung mulai pada bulan Agustus - Oktober Tahun 2023

3.2. Materi Penelitian

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Alat yang digunakan meliputi plat drum linggis, sabit, sekop, gerobak, parang, tang, ember, paku, kawat ikat, hamar, meteran, thermometer, terpal, drum air, kertas HVS, bolpoin.

2. Bahan yang di gunakan meliputi stek rumput odot, feses ayam, dedak padi, arang sekam, daun cromonelaena, EM4, gula air dan air.

3.3. Rancangan Percobaan

Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dimana terdapat 4 perlakuan dan 4 ulangan dan dalam 1 plot bedengan terdapat 9 stek/anakan rumput odot, sehingga di peroleh 144 unit percobaan.

Adapun perlakuan yang di berikan yaitu:

P0: Tanpa pemberian pupuk bokasi feses ayam (control)

P1: Pemberian pupuk bokashi feses ayam dengan level 15 ton/ha P2: Pemberian pupuk bokashi feses ayam dengan level 30 ton/ha P3: Pemberian pupuk bokashi feses ayam dengan level 45 ton/ha 3.4. Variabel Penelitian

Adapun variabel yang di uji ialah:

1. Status Hara Makro.

Status hara makro di antaranya, Nitrogen, Fosfor, Kalium, Magnesium, pH, Tanah yang diperoleh dari pengambilan sampel tanah pada setiap perlakuan, selanjutnya dianalisis di Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana.

(17)

2. Pertumbuhan Vegetative, Kualitas Nutrisi Rumput Odot, yang akan di peroleh dari pengambilan sampel, selanjutnya di analisis di Laboratorium Ilmu Nutrisi Pakan Fakultas kimia Pakan Universitas Nusa Cendana.

3. Produksi Berat Segar

Produksi berat segar di potong selanjutnya ditimbang menggunakan timbangan analitik untuk diketahui produksi berat segar. Hal ini dilakukan pada saat panen.

4. Produksi Berat Kering

Produksi berat kering setelah tanaman ditimbang berat segar kemudian di keringkan diovenkan pada suhu 150 derajat selsius selama 48 jam selama 4 hari, setelah itu ditimbang menggunakan timbangan digital. Pengamatan dilakukan 6 sampel, setelah panen.

5. Tinggi Tanaman

Tinggi pada tanaman dilakukan pengukuran dari bangkal batang sampai ujung daun terpanjang. Pengukuran dilakukan dengan parameter pada 6 sampel tanaman setiap minggu sekali sampai panen.

6. Panjang Daun

Panjang daun dilakukan pengukuran dahan daun sampai keujung daun dengan mengunakan parameter. Pengukuran dilakukan setiap minggu sekali sempai panen 3.5. Prosedur Penelitian.

1. Persiapan Lokasi/ Lahan

a. Pembersihan lahan penelitian

b.Pemotongan gulma yang ada di lahan penelitian 2. Pembuatan Bedengan

a. Melakukan pemotongaan plat drom

b.Perakitan plat dengan menggunakan kawat ikat

c. Pembuatan bedeng sebanyak 16 plot dengan ukuran Panjang 220 cm, x Lebar 220 cm, dan tinggi 21 cm.

d.Pemasangan plat drum pada lahan penelitian e. Pengisian tanah pada plot bedengan

3. Pembuatan Pupuk Bokasi

Adapun langkah – langkah pembuatan pupuk bokashi ialah sebagai berikut:

(18)

a. Persiapan alat dan bahan yaitu, skop, gayung, karung, ember, terpal, gembor.

Pembuatan pupuk menggunakan metode pembuatan dari Jua & Sudarma. (2022), yaitu feses ayam (60 %) Chromonolaena odorata (15%) dedak padi (10%) arang sekam (15%). Adapun dalam pembuatan pupuk bokashi sebanyak 300 kg yaitu feses ayam 180 kg (60%) Arang sekam 45 kg (15%) daun Chormonolaena 45 kg (15%), dedak padi 30 kg (10%), EM4 300 ml, gula air 300 ml dan air secukupnya.

b. Campurkan semua bahan yang sudah tersedia di lokasi penelitian.

c. Melakuakan pencampuran air, gula air dan EM4

d. Setelah semua tercampur melakukan penyiraman EM4 yang telah terlarut dengan menggunakan penggemburan

e. Setelah semua bahan tercampur dengan EM4 maka pupuk tersebut di buat dalam gundukan lalu di tutup rapat dengan terpal

f. Melakukan pembalikan setiap pagi dan sore

g. Setelah pupuk terfermentasi selama 21 hari dan tidak berbau, tidak panas maka pupuk tersebut sudah dapat di aplikasikan penanaman dan pemeliharan

4. Penanaman dan Pemeliharaan kembali Rumput odot yang ke 4

a. Plot yang sudah terisi tanah dicampurkan dengan pupuk bokashi feses ayam dan daun chromolaena odorata secara merata sesuai perlakuan.

b.Melakukan penanaman bibit rumput odot pada plot yang sudah terisi pupuk dengan jarak tanam 80 cm x 80 cm.

c. Penyiraman tanaman rumput odot menggunakan metode penyiraman dari Ressie, dkk., (2018), sebanyak 4 liter dalam 2 hari sekali. Adapun penyiraman tanaman rumput odot dalam penelitian ini yaitu sebanyak 2 liter/m2/hari

d.Melakukan penyiangan pada gulma yang tumbuh disekitar plot dalam bedengan.

5. Pengambilan Data

a. Pengambilan data diambil setelah rumput odot dipanen ke tiga, dan produksi dilakukan dengan cara berat segar seluruh bagian tanaman ditimbang sebanyak 200gram pada setiap unit perlakuan, kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 105oC selama 4 jam, selanjutnya ditimbang menggunakan timbangan analitik yaitu untuk diketahui produksi berat kering. Data produksi berat kering kemudian dikonversi ke gram.

b.Tinggi tanaman (cm) diukur dari pangkal batang diatas permukaan tanah sampai titik tumbuhan teratas dan diamati sekali dalam dua minggu.

(19)

c. Panjang daun (cm) diukur menggunakan leaf area meter. Satu daun mewakili satu perlakuan dalam satu blok, diamati sekali dalam dua minggu.

6. Analisis Data

1. Data unsur hara dan kualitas nutrisi dianalisis menggunakan metode deskriptif.

2. Data produksi pertumbuhan menggunakan analisis of varians (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila terdapat perbedaan yang nyata akibat perlakuan, maka akan dilanjutkan dengan uji jarak berganda (DUNCAN) menggunakan program SPPS 21 for windows.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam buku ini, di uraikan tentang pemahaman unsure hara esensial, unsure hara mobile dan immobile, hubungan pH, dan ketersediaan unsure hara, dan manfaat, kebutuhan, kahat serta