• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengoreksian Gigi Insisivus Maksila yang Rotasi Parah dengan Karet Elastik pada Gigi Bercampur yang Dirumitkan oleh Mesiodens

N/A
N/A
Jesslyn Komala

Academic year: 2023

Membagikan "Pengoreksian Gigi Insisivus Maksila yang Rotasi Parah dengan Karet Elastik pada Gigi Bercampur yang Dirumitkan oleh Mesiodens"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pengoreksian Gigi Insisivus Maksila yang Rotasi Parah dengan Karet Elastik pada Gigi Bercampur yang Dirumitkan oleh Mesiodens

Disadur dari :

Sidiq M, Yousuf A, Bhat M, Sharma R, Bhargava N, Ganta S. Correction of a severely rotated maxillary incisor by elastics in mixed dentition complicated by a

mesiodens. Int J Clin Pediatr Dent 2015; 8(3): 234–8.

Penyaji :

Jesslyn Komala (220631124) Abil Rasyid Posniroha (220631117)

Dosen Pembimbing :

Aditya Rachmawati, drg., Sp.Ort(K)

DEPARTEMEN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2022

(2)

DEPARTEMEN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pengoreksian Gigi Insisivus Maksila yang Rotasi Parah dengan Karet Elastik pada Gigi Bercampur yang Dirumitkan oleh Mesiodens

Disadur dari :

Sidiq M, Yousuf A, Bhat M, Sharma R, Bhargava N, Ganta S. Correction of a severely rotated maxillary incisor by elastics in mixed dentition complicated by a

mesiodens. Int J Clin Pediatr Dent 2015; 8(3): 234–8.

Dosen Pembimbing:

Aditya Rachmawati, drg., Sp.Ort(K) NIP: 198403012009122003

Penyaji :

Jesslyn Komala Abil Rasyid Posniroha NIM : 220631124 NIM: 220631117

DEPARTEMEN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2022

(3)

ABSTRAK

Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk melaporkan kemungkinan pendekatan yang lebih nyaman dibandingkan dengan prosedur ortodonti konvensional untuk mengoreksi rotasi gigi anterior yang parah pada anak laki-laki India yang berusia 11 tahun, dengan gigi bercampur maloklusi kelas I. Anak dilaporkan menginginkan pengobatan untuk gigi insisivus kanan atas yang berotasi parah dengan mesiodens dan crossbite pada satu gigi. Gigi supernumerary tersebut kemudian diekstraksi dan bondable button dilekatkan pada gigi yang berotasi, sebuah peranti yang terdiri dari pelat removable dengan Adam clasp yang memiliki ekstensi distal berupa sebuah loop untuk penempatan karet elastik kemudian dipasangkan. Circumferential supracrestal fibrotomy dilakukan pada gigi berotasi yang terkoreksi. Kemudian, dibuat peranti Hawley’s dengan z-spring dan posterior bite plane lalu dipasangkan untuk mengoreksi cross bite. Demikian peranti lepasan dapat disederhanakan dan lebih hemat biaya sebagai alternatif untuk memperbaiki rotasi gigi anterior, terutama pada periode gigi bercampur.

Keywords: Central incisor, Dental crossbite, Mixed dentition, Severe rotated tooth

PENDAHULUAN

Rotasi gigi didefinisikan sebagai perpindahan nyata secara mesiolingual atau distolingual intra-alveolar di sekitar sumbu longitudinal gigi. Prevalensi gigi rotasi adalah 2,1-5,1% pada populasi yang tidak diobati.1 Rotasi gigi dapat disebabkan oleh sejumlah faktor seperti ketersediaan ruang untuk penjajaran gigi, urutan erupsi gigi, dan pengaruh fungsional oleh lidah dan bibir, sesuai dengan model multifaktorial yang dapat menyebabkan malposisi gigi. Gigi supernumerary paling sering dijumpai pada rahang atas, diantaranya mesiodens merupakan anomali yang paling umum.2 Gigi mesiodens dapat menyebabkan rotasi gigi, menunda atau mencegah erupsi gigi insisivus sentralis; menyebabkan

(4)

erupsi ektopik, perpindahan atau rotasi gigi insisivus sentralis dan menggeser gigi insisivus ke arah labial.3 Masalah lain yang lebih jarang terjadi adalah—resorpsi akar gigi yang berdekatan, pembentukan kista dentigerous, erupsi hidung gigi supernumerary, dilaserasi akar gigi yang berkembang, dan kehilangan vitalitas gigi.4 Rotasi gigi menimbulkan kesulitan yang lebih besar untuk pengoreksian, jika gigi yang berotasi diperparah dengan malposisi gigi yang berdekatan dan ruang yang tidak memadai dalam lengkung gigi.5 Semakin lama mesiodens tidak diekstraksi, semakin besar kemungkinan gigi permanen tidak akan erupsi secara spontan, atau mengalami kelainan posisi bila erupsi.6 Dalam lengkung gigi dengan crowding, rotasi umum ditemukan; tetapi dalam kasus kelebihan ruang, rotasi juga mungkin terjadi.7 Tujuan laporan kasus ini adalah memperkenalkan pendekatan alternatif untuk prosedur ortodonti konvensional dengan menggunakan peranti lepasan untuk mengatasi kekurangan dari peranti cekat konvensional.

LAPORAN KASUS

Seorang pasien laki-laki berusia 11 tahun dilaporkan ke departemen pedodonsia, Jaipur Dental College, dengan keluhan gigi depan kanan yang tidak teratur posisinya (Gambar 1A-D). Pemerikasaan ekstraoral anak memperlihatkan gambaran profil cembung ringan, dan tampilan depan mesoproscopic, wajah simetris dan bibir kompeten saat istirahat(Gambar 1A). Riwayat medis anak tidak dikontribusikan . Pemerikasaan intraoral menunjukkan gigi bercampur pada kedua lengkung gigi dengan relasi molar kelas I. Gigi insisivus sentralis rahang atas berotasi secara mesiolabial dengan kehadiran mesiodens, dan gigi insisivus lateral kanan atas erupsi di palatal, dan adanya cross bite (Gambar 1B dan C).

Kebersihan mulut sedang dengan gingivitis ringan. Orang tua diinformasikan tentang maloklusi dan diperoleh persetujuan tertulis untuk melanjutkan perawatan, yang ditujukan untuk memperbaiki rotasi dan diikuti dengan koreksi cross bite.

(5)

Gambar 1A sampai D: Pemeriksaan ekstraoral dan intraoral.

Setelah ekstraksi mesiodens, analisis ruang total mengungkapkan adanya ruang yang memadai untuk mengembalikan keselarasan mesiodistal dari gigi insisivus sentralis yang berotasi. Setelah 2 minggu ekstraksi mesiodens, bondable button dilekatkan pada permukaan labial dan palatal gigi insisivus sentralis kanan atas (Gambar 2A). Fabrikasi peranti lepasan, yang terbuat dari pelat akrilik dan Adam clasp yang dimodifikasi dengan ekstensi distal dan dikait dengan gigi insisivus sentralis kiri atas dan sebuah loop untuk mengikat karet elastik (Gambar 2B) dibuat di dekat gigi kaninus kanan atas sulung. Karet Elastik ditempatkan di antara bondable button palatal dan ekstensi distal dari Adams clasp, dan juga di antara bondable button labial dan loop (Gambar 2C dan D). Setelah 4 bulan masa tindak lanjut, bondable button dilepas (Gambar 2E dan F); dan pericision/circumferential supracrestal fibrotomy dilakukan (Gambar 3A). Untuk koreksi berlebih pada gigi yang berotasi, peranti Hawley’s dibuat dengan z-spring pada gigi insisivus lateral kanan atas dengan posterior bite plane (Gambar 3B-D).

Pada akhir perawatan, retainer palatal tetap ditempatkan untuk mencegah relapse.

(6)

Gambar 2A sampai F: Penempatan bondable button, Peranti lepasan dengan Adam clasp modifikasi ekstensi distal dan penempatan karet elastik.

PEMBAHASAN

Salah satu penyebab paling umum dari rotasi parah pada gigi insisivus atas adalah adanya gigi supernumerary. Komplikasi terkait termasuk kurangnya erupsi gigi permanen, deviasi dari jalur erupsi, rotasi dan resorpsi akar.8 Perawatan dasar untuk rotasi gigi adalah peranti cekat '2 × 4' pada gigi bercampur (dua band pada molar pertama dan empat bonded bracket pada gigi insisivus). Peranti cekat sederhana bila digunakan pada gigi bercampur dapat menjadi sangat rumit untuk dipakai secara tepat, dan digunakan hanya setelah erupsi lengkap setidaknya gigi molar pertama dan insisivus.9 Kerugian lain dari peranti cekat adalah kesulitan dalam pemeliharaan kebersihan mulut yang dapat menyebabkan dekalsifikasi gigi yang terikat dan direkatkan (banded and bonded).10

(7)

Perawatan alternatif kedua untuk mengembalikan rrotasi pada beberapa situasi tertentu adalah alat lepasan dengan labial bow dan palatal spring seperti z- spring, yang memberikan momen untuk mengembalikan rotasi gigi. Dalam peranti ini, gaya reaktif lebih kecil; oleh karena itu, tidak ada masalah khusus dalam penjangkaran. Selain itu, jika permukaan palatal dari gigi yang dirotasi diposisikan sepanjang lengkung gigi, alat lepasan dengan labial bow dan pelat basis dapat digunakan, dan kontak gigi dengan pelat basis akrilik pada momen kedua sudah memadai.11 Salah satu kerugian dari metode ini adalah bahwa metode ini hanya dapat diindikasikan pada kasus gigi insisivus sentralis rahang atas, dan mungkin hanya dapat mengoreksi rotasi ringan yang kurang dari 45°. Selanjutnya, rotasi memiliki risiko relapse yang sangat tinggi dan karena kepatuhan pasien diperlukan pada penggunaan peranti lepasan, relapse bahkan dalam fase perawatan sangat mungkin terjadi. Kerugian lain dari alat ini adalah kebutuhan untuk penyesuaian yang akurat dari labial bow, pegas palatal, dan akrilik dari pelat basis.

Dengan penggunaan peranti lepasan pada alat whip, unit penjangkaran yang baik disediakan dari seluruh langit-langit mulut dan gigi rahang atas, dan dengan demikian dapat disarankan untuk mengoreksi gigi insisivus sentralis yang berotasi parah pada gigi bercampur. Masalah yang mungkin dihadapi selama perawatan adalah debonding braket dan distorsi pegas. Namun, masalah ini dapat diminimalisir melalui kepatuhan yang baik. Efek lain yang tidak diinginkan adalah ekstrusi dan sedikit miringnya gigi insisivus atas selama perawatan.12 Selanjutnya, whip spring dapat melukai mukosa jika tidak diatur dengan hati- hati.13

Karena keterbatasan metode yang dibahas di atas, maka dalam kasus ini kami memperkenalkan peranti lepasan dengan fixed bondable button pada gigi yang berotasi; di mana karet elastik digunakan untuk perawatan rotasi insisivus, di mana gaya untuk memutar gigi dapat diterapkan oleh karet elastik. Kekuatan ini tidak memiliki efek samping yang berbahaya pada perkembangan gigi.

Disarankan karena pemendekan akar akibat resorpsi apikal merupakan salah satu efek samping yang paling serius dalam perawatan ortodonti, maka disarankan untuk memulai koreksi ortodonti pada gigi seri pada usia muda selama masa gigi

(8)

bercampur, dalam fase perawatan pengenalan (introductory phase).14 Sebelum pengembalian rotasi dilakukan, penting untuk menyediakan ruang yang cukup untuk mengakomodasi gigi yang sejajar. Teknik kami memiliki beberapa keuntungan untuk digunakan pada gigi bercampur. Alat ini mengatasi masalah gigi bercampur, dalam waktu yang cukup singkat. Manajemen penjangkaran tidak begitu kritis dan sistem gaya relatif sederhana. Alat ini dapat dilepas dan lebih mudah untuk menjaga kebersihan mulut yang lebih baik. Tidak ada laserasi mukosa karena tidak adanya komponen kawat aktif. Masalah utama dari teknik ini adalah dekalsifikasi sebagai akibat akumulasi plak di sekitar button dan terlepasnya button, tetapi kepatuhan yang baik dapat meminimalkan masalah ini.

Peranti lepasan juga dapat dikaitkan dengan peradangan gingiva, terutama pada jaringan palatal, dengan kebersihan mulut yang buruk. Karena gigi yang mengalami pengembalian rotasi cenderung relapse maka gigi harus dikoreksi secara berlebihan dan dipertahankan.

(9)

Gambar 3A sampai F: Circumferential supracrestal fibrotomy dilakukan, peranti Hawley’s dengan z-spring dan posterior bite plane dan penempatan retainer palatal tetap.

KESIMPULAN

Peranti lepasan ini menawarkan alternatif perawatan yang disederhanakan dan hemat biaya yang digunakan untuk keberhasilan mengembalikan rotasi gigi anterior terutama selama periode gigi bercampur. Tetapi pada pilihan kasus ideal, kerja sama dan kepatuhan pasien merupakan hal wajib untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Shpack N, Geron S, Floris I, Davidovitch M, Borosh T, Vardimon AD.

Bracket placement in lingual vs labial systems and direct vs indirect bonding.

Angle Orthod 2007;77(3):509-517.

2. Graber, Thomas M. Orthodontics: Principles and Practice. 3rd ed.

Philadelphia: WB Saunders; 1972. p. 953.

3. Kumar VS, Gouthaman M, Malik M, Arokiaraj CJS. Surgical derotation: a case report. Int J Dent Sci 2011;5(3):54-56.

4. Singh RA, Dhar V, Diwanji A. Eruption disturbance of permanent central incisor caused by mesiodentes: a case report. J Oral Health Res 2011;2(2):51- 54.

5. Suresh KS, Nagarathna J. Interception of severe anterior tooth rotation and crossbite in the mixed dentition: a case report. Arch Oral Sci Res 2013;3(1):76-83.

6. Reddy GS, Mahajan B, Desai RS. Mesiodens in twins: a case report. Int J Dent Sci 2013;5(1):88-89.

7. Vermeulen FMJ, Aartman IH, Kuitert R, Zentner A. The reliability of assessing rotation of teeth on photographed study casts. Angle Orthod 2012;82(6):1033-1039.

(10)

8. Jahanbin A, Baghaii B, Parisay I. Correction of a severely rotated maxillary incisor with the Whip device. Saudi Dent J 2010;22:41-44.

9. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary orthodontics. St Louis:

elsevier science health science division; 2006. p. 768.

10. Hess E, Campbell PM, Honeyman AL, Buschang PH. Determinants of enamel decalcification during stimulated orthodontic treatment. Angle Orthod 2011;81(5):836-842.

11. Jalaly T, Jahanbin A, Ahrari F. Mashhad: Vajhegane Kherad. Introduction to removable orthodontic appliances and dentofacial orthopedics; 2007. p. 73- 75.

12. Jahanbin A, Tanbakuchi B. Orthodontic management of a severely rotated maxillary central incisor in the mixed dentition: a case report. J Dent Mater Tech 2014;3(2):83-86.

13. Isaacson KG, Muir JD, Reed RT. Removable Orthodontic Appliances. 2nd ed. London, UK: Elsevier Health Sciences; 2003. p. 124.

14. Mavragani M, Boe OE, Wisth PJ, Selvig KA. Changes in root length during orthodontic treatment: advantages for immature teeth. Eur J Orthod 2002;24(1):91-97.

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

Referensi

Dokumen terkait

The use of an idiophone capable of emitting two notes and so being sufficient to suggest sung melodies to dancers is of great interest in view of discussions on the relationship between

v Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul “Pembuatan Sistem Pelaporan