• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan "

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Manajemen Konflik Penentuan Ibu Kota Kecamatan Pemekeran di Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur” dapat terselesaikan . Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Ihyani Malik.S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Semoga karya tulis/disertasi ini bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Penyuluhan di Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur dibimbing oleh (Dr. Jaelan Usman, M.Si dan Drs. H. Ansyari Mone, M.Pd). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen konflik untuk mengatasi konflik penentuan ibu kota kecamatan dan kendala-kendala yang dihadapi pemerintah dalam menyelesaikan konflik pengalokasian modal dalam pemekaran kecamatan di kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan konflik yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Towuti belum maksimal karena belum adanya titik temu yang jelas dalam menyelesaikan konflik penentuan pemekaran ibu kota kecamatan. Penanganan konflik yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Towuti melalui perundingan, mediasi dan konsiliasi yaitu dengan mempertemukan kedua pihak yang terlibat konflik lokasi ibu kota kabupaten dan Pemerintah Kabupaten Towuti bertindak sebagai mediator atau penetralisir dan pengambil keputusan. dalam menyelesaikan konflik penentuan ibu kota kabupaten.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana penyelenggaraan pemerintahan dalam mengatasi konflik penentuan ibu kota kecamatan pemekaran di kecamatan Towuti kabupaten Luwu Timur. Tujuan penelitian yang ingin penulis capai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui penyelenggaraan pemerintahan dalam mengatasi konflik penentuan ibu kota kecamatan pemekaran di Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

Manfaat Penelitian

  • Pengertian Tata Kelola
  • Unsur Unsur Tata Kelola 1. Transparansi
  • Ruang Lingkup Tata Kelola 1. Perencanaan
  • Teori Konflik
  • Bentuk-Bentuk Konflik
  • Faktor-Faktor Terjadinya Konflik
  • Pola Penyelesaian Konflik

Saya, (di Wordpress.com, diakses 22 Juli 2017), yang dimaksud dengan konflik (dalam lingkup organisasi) adalah: konflik adalah keadaan dimana dua orang atau lebih berselisih pendapat mengenai hal-hal substansi dan/atau pengalaman organisasi. Teori konflik yang dikemukakan oleh Ralf Dahrendrof menyatakan bahwa dalam suatu perubahan masyarakat pada dasarnya mempunyai dua sisi: Konflik di satu sisi; dan stabilitas, harmoni dan konsensus di sisi lain. Dalam hal ini konflik yang terjadi dapat disebabkan oleh adanya struktur dalam sistem dalam suatu struktur sosial tertentu.

Teori perubahan fungsional yang dikemukakan oleh Talcott Parsons (1949) juga dapat digunakan untuk melihat hubungan antara konflik dan fungsi perubahan posisi sosial dalam masyarakat. Ini adalah konflik yang terjadi karena distribusi sumber daya yang tidak adil di seluruh organisasi sehingga menimbulkan konflik yang ekstrim. Konflik terbuka adalah konflik yang muncul ke permukaan, baik berupa perilaku, sikap, maupun tindakan tertentu.

Konflik tertutup adalah konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat dalam konflik tersebut. Perantara berperan sebagai reservoir dan penyampai keluhan dan aspirasi yang dirasakan masing-masing pihak yang berkonflik, sehingga ketika mengidentifikasi atau mengambil keputusan untuk menyelesaikan konflik, pihak yang berkonfliklah yang menyelesaikan dan memutuskan konflik tersebut.

Konsep Pemekaran Wilayah

Pemekaran dan pemekaran daerah baru harus didasarkan pada pemerataan yang obyektif dengan memperhatikan aspek pembiayaan sumber daya manusia dan fasilitas pendukung lainnya. Pembagian kekuasaan pemerintahan dalam pembentukan atau pemekaran daerah harus digalakkan agar tidak terjadi tugas dan tanggung jawab ganda serta harus ada keseimbangan antara keseriusan kewajiban yang dilimpahkan dan struktur di daerah. Sedangkan menurut Malik, tujuan daerah adalah upaya untuk menentukan batas-batas wilayah yang biasanya lebih luas dari wilayah struktur pemerintahan daerah, dengan tujuan agar pemerintahan beserta perencanaan daerah dan nasionalnya lebih efektif dan efisien.

Secara umum pemekaran wilayah adalah suatu proses pemekaran suatu wilayah menjadi lebih dari satu wilayah dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan mempercepat pembangunan. Pendekatan pelayanan melalui pengurus daerah yang baru diasumsikan akan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan pelayanan melalui daerah induk dengan cakupan wilayah pelayanan yang lebih luas. Dengan mengembangkan daerah otonom baru akan memberikan peluang untuk menggali berbagai potensi perekonomian daerah baru yang selama ini belum tergarap.

Di sisi lain, menurut Ventauli, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan pemekaran wilayah, antara lain. Realitas perbedaan agama yang terjadi di masyarakat menunjukkan bahwa perbedaan agama merupakan salah satu unsur yang dapat menimbulkan keinginan masyarakat untuk memisahkan diri dari negara/daerah baru. Perbedaan suku dan budaya Seperti halnya perbedaan agama, perbedaan suku dan budaya juga menjadi unsur penting lainnya yang dapat memicu keinginan pemekaran daerah.

Ketimpangan pembangunan ekonomi antar wilayah Hal berikutnya yang cenderung memicu pemekaran wilayah adalah ketimpangan pembangunan ekonomi antar wilayah. Guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memperluas wilayah. Berdasarkan ketentuan pasal ini dapat diketahui bahwa pembentukan daerah dapat dilakukan dengan pembentukan daerah melalui pemekaran wilayah dan pembentukan daerah melalui penggabungan daerah.

23 Tahun 2014 mengatur bahwa pemekaran wilayah berupa pemekaran wilayah provinsi atau wilayah kabupaten/kota menjadi 2 (dua) atau lebih wilayah baru atau penggabungan bagian-bagian wilayah yang berdekatan menjadi 1 (satu) wilayah provinsi menjadi satu wilayah. 23 Tahun 2014 menentukan bahwa kawasan yang akan diperluas harus melalui tahap persiapan wilayah selama 3 (tiga) tahun, dengan tujuan agar nantinya akan dilakukan perluasan wilayah baru pada saat akan dilakukan pemekaran. Persyaratan kedua yang harus dipenuhi dalam pembentukan zona persiapan adalah persyaratan administratif yang terbagi atas persyaratan administratif pembentukan zona persiapan provinsi dan pembentukan zona persiapan kabupaten/kota.

Kerangka Pikir

Kerangka Pikir

  • Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu
  • Sumber Data
  • Informan Penelitian Tabel Informan Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Pengabsahan Data
  • Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah Kabupaten Luwu Timur
    • Gambaran Umum Kabupaten Luwu Timur
    • Gambaran Umum Kecamatan Towuti a. Keadaan Geografis
  • Tata Kelola Pemerintah Dalam Mengatasi Konflik

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara kemudian menyikapi hal tersebut sesuai dengan ketentuan dan mekanisme yang diatur dalam PP. Wilayah hukum Malili menjadi Kabupaten Luwu Timur, kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan melalui surat tertanggal 04 April 2002, Nomor 100/134/Bina PB.Bang Wil. Gubernur Sulawesi Selatan menindaklanjutinya dengan mengusulkan pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Mamuju Utara kepada Menteri Dalam Negeri melalui surat nomor 130/2172/Otoda tanggal 30 Mei 2002.

Kemudian pada tanggal 12 Mei 2003, sebagai tanda dimulainya kegiatan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Luwu Timur yang baru berdiri, Bupati Luwu Utara dan Pj Bupati Luwu Timur bersama-sama membuka pintu gerbang tersebut. Pada hari yang sama, diadakan prosesi di Lapangan Andi Nyiwi Malili untuk memperingati serah terima operasional pemerintahan dari Pemerintah Kabupaten Luwu Utara kepada Pemerintah Kabupaten Luwu Timur. Dengan terbentuknya Kabupaten Luwu Timur yang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Luwu Utara, maka Kabupaten Luwu Timur tetap mandiri sebagai daerah otonom yang diberi wewenang untuk meningkatkan penyelenggaraan negara, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

Kabupaten ini bermula dari pemekaran Kabupaten Luwu Utara yang disahkan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 pada tanggal 25 Februari 2003. Malili merupakan ibu kota Kabupaten Luwu Timur yang terletak di ujung utara Teluk Bone. Selain itu jika dilihat dari wilayah nasional terdapat Kawasan Strategis Nasional di kabupaten Luwu Timur yaitu KSN Sorowako dan sekitarnya yang merupakan pusat pertambangan PT.

Persentase penggunaan lahan kering tertinggi di Kabupaten Luwu Timur adalah untuk hutan negara yaitu sebesar 36,97 persen. Produk pertanian yang dihasilkan Kabupaten Luwu Timur adalah jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, singkong, dan ubi jalar. Pada tahun 2010, hasil panen terbesar yang dihasilkan Kabupaten Luwu Timur adalah kangkung dengan output sebesar 557,55 ton.

Kabupaten Luwu Timur yang sebagian besar terletak di Pegunungan Verbeck merupakan wilayah dengan topografi pegunungan. Hasil analisis lereng dan analisis peta topografi menunjukkan Kabupaten Luwu Timur terbagi menjadi 4 wilayah lereng dan satu danau. Kabupaten Luwu Timur juga merupakan salah satu kabupaten dengan kawasan hutan terluas di Provinsi Sulawesi Selatan.

Kabupaten Luwu Timur juga dijuluki “Negeri Tiga Danau”, karena keunikan keberadaan 3 (tiga) buah danau besar di bagian timur wilayahnya. Kepadatan penduduk di Kecamatan Towuti relatif rendah yaitu sekitar 19 jiwa per kilometer persegi, jauh di bawah rata-rata Kabupaten Luwu Timur yang sekitar 38 jiwa per kilometer persegi.

PENUTUP

Kesimpulan

Perundingan, suatu proses perundingan yang dilakukan oleh pemerintah kecamatan Towuti dengan mempertemukan kedua pihak yang terlibat konflik untuk melakukan musyawarah bersama. Namun proses negosiasi yang dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan konflik tersebut belum maksimal karena konflik kedua pihak masih terjadi hingga saat ini. Mediasi, proses mediasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Towuti yaitu Pemerintah Kecamatan Towuti mempertemukan kedua pihak yang terlibat konflik dan pemerintah bertindak sebagai pihak yang netral untuk menyelesaikan konflik kedua belah pihak.

Namun proses mediasi ini kurang maksimal karena belum ada keputusan atau solusi yang diambil oleh pemerintah kecamatan Towuti. Namun peristiwa ini kembali kurang maksimal dalam menyelesaikan permasalahan kedua pihak yang terlibat konflik.

Saran

Proses pelaksanaan pemekaran wilayah harus didahului dengan pemetaan potensi daerah, penyediaan infrastruktur pelayanan publik, kesiapan daerah dalam pemekaran dan kesiapan menerima perubahan yang melibatkan masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Sparkman, "Electricity and control for heating, ventilating and air conditioning", Delmar Publishers Inc., 1986.. Smith, "Electricity for Refrigeration, heating, and air Conditioning",