Nama : Salsabila Azzahrah Nim : 123210131
Prodi : Teknik Sipil
Tugas 1 Pancasila Soal :
Di Majelis Nasional Perancis abad ke 18, Mereka yang duduk di sisi kanan raja, adalah para borjuis yang loyal pada rajanya, Sedangkan mereka yang duduk di sisi kiri, adalah mereka yang menginginkan demokrasi. Dari sinilah term left wing dan right wing berasal.
Buatlah (1) ringkasan kelebihan dan kekurangan, ideologi Pancasila dibanding ideologi Kiri (NIM Ganjil) dan ideologi Kanan (NIM Genap) serta (2) Sumber Historis Pancasila sebagai Ideologi Nasional (dari masa ke masa) dan (3) dalam melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan dan perannya sebagai warga negara
Jawab :
1. Ideologi Pancasila
Kelebihan :
a. Keseimbangan dan kesejahteraan sosial: Pancasila menekankan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat dengan prinsip keadilan sosial yang mencakup pemerataan kekayaan dan perlindungan kelompok yang kurang beruntung.
b. Bhinneka Tunggal Ika: mendorong persatuan dan kesatuan dalam masyarakat majemuk, cocok untuk negara dengan keberagaman suku, agama, dan budaya seperti Indonesia.
c. Demokrasi deliberatif: mengedepankan prinsip musyawarah dan keterwakilan dalam pengambilan keputusan, yang memungkinkan partisipasi aktif berbagai pihak dalam proses politik.
d. Penekanan pada ketuhanan: memadukan nilai-nilai spiritual dan agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang dapat memberikan landasan moral yang kokoh bagi masyarakat.
Kekurangan :
a. Implementasi yang rumit: Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam praktik pemerintahan seringkali menghadapi tantangan dan tidak konsisten dalam penerapannya.
b. Ambiguitas dalam penafsiran: Prinsip-prinsip Pancasila dapat ditafsirkan berbeda- beda, sehingga terkadang menimbulkan perbedaan pendapat dan konflik dalam penerapannya.
Ideologi Liberalisme ( Ideologi sisi kiri)
Kelebihan :
a. Kebebasan Individu: Menekankan pada perlindungan hak-hak individu dan kebebasan pribadi, termasuk kebebasan berekspresi, beragama dan berkumpul.
b. Ekonomi Pasar Bebas: Mendukung pasar bebas dan kepemilikan pribadi yang dapat mendorong inovasi, efisiensi, dan pertumbuhan ekonomi.
c. Pemerintahan Terbatas: Mengutamakan pembatasan kekuasaan pemerintah untuk mencegah penyalahgunaan dan menjamin pemerintahan yang transparan dan akuntabel.
d. Pemisahan kekuasaan: Prinsip pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan yudikatif membantu menjaga keseimbangan kekuasaan dan melindungi hak-hak individu.
Kekurangan:
a. Ketimpangan sosial: Berfokus pada kebebasan pasar dapat memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi jika tidak ada peraturan yang memadai untuk melindungi kelompok rentan.
b. Kurangnya perlindungan sosial: Liberalisme seringkali tidak memberikan perlindungan sosial yang memadai kepada kelompok yang kurang beruntung, sehingga dapat menyebabkan kesenjangan.
c. Tantangan terhadap kesejahteraan masyarakat: Memprioritaskan kebebasan individu dapat menggantikan kebutuhan intervensi pemerintah untuk melindungi kesejahteraan masyarakat dan mengatasi ketidakadilan sosial.
2. Sumber historis Pancasila sebagai Ideologi Nasional (dari masa ke masa) :
Soekarno :
a. Deklarasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945): Soekarno bersama Mohammad Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara dalam pidatonya.
b. Sidang BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945): Dalam sidang ini, Soekarno memperkenalkan lima asas Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Struktur ini akan menjadi dasar pandangan dunia yang dipertahankan.
c. Piagam Jakarta (22 Juni 1945): Sebagai ketua Panitia Sembilan, Soekarno menyetujui Piagam Jakarta yang memuat rumusan pertama Pancasila. Kesepakatan tersebut kemudian diubah sedikit dalam konstitusi.
d. Penyusunan Undang-Undang Dasar 1945: Pancasila dituangkan dalam Undang- Undang Dasar 1945, dan Sukarno berperan besar dalam memastikan bahwa asas-asas Pancasila dijadikan dasar konstitusi negara.
e. Dekrit Presiden 5 Juli 1959: Sukarno membubarkan Majelis Konstituante yang gagal menyusun undang-undang baru dan mengembalikan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi undang-undang dengan Pancasila sebagai dasar pemerintahan.
Soeharto
a. Orde Baru (1966-1998): Suharto mendirikan rezim Orde Baru dan menjadikan Pancasila sebagai ideologi resmi pemerintah, berdasarkan "Pancasila sebagai satu- satunya asas" (asas tunggal).
b. Penetapan Pancasila sebagai Asas Tunggal (1973): Suharto mengeluarkan dekrit yang mewajibkan semua lembaga politik dan sosial untuk menerima Pancasila sebagai asas tunggal, menyingkirkan gagasan-gagasan lain dari politik dan masyarakat.
c. Pendidikan Pancasila: Pada masa pemerintahannya, Soeharto menekankan pentingnya pendidikan Pancasila di sekolah dan lembaga pemerintahan sebagai upaya untuk membentuk perilaku dan sikap sesuai dengan asas-asas Pancasila.
d. Pembaruan dan Penafsiran Pancasila: Soeharto menafsirkan Pancasila dalam konteks pembangunan ekonomi dan stabilitas politik, yang sering kali berfokus pada aspek keamanan dan stabilitas sosial.
e. Pemanfaatan Pancasila dalam Kebijakan Pemerintah: Berdasarkan Undang-Undang Dasar Baru, Pancasila dimasukkan ke dalam berbagai kebijakan pemerintah dan digunakan untuk mendukung legitimasi politik Soeharto.
B.J. Habibie
Pada masa pemerintahan Habibie : Pemerintahan Habibie menghapus P4 dan tidak menjadikan Pancasila sebagai program prioritas dikarenakan dikarenakan disibukan dengan ketidakstabilan kehidupan bidang politik baik di dalam dan diluar negeri.
(Nurwardani, dkk : 2017). Penghapusan P4 disertai pula dengan pembubaran BP7 (Badan Penyelenggara Pelaksanaan Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila)
sebagai lembaga yang bertanggungjawab memberikan penataran P4, melalui Keppres No 27 tahun 1999 tentang pencabutan Keppres No. 10 tahun 1979.
Abdurrachman Wahid
Pada masa pemerintahan Abdurrachman Wahid : Presiden Abdurachman Wahid memandang Pancasila dalam dua aspek yaitu Pancasila sebagai ideologi bangsa dan falsafah negara berstatus sebagai kerangka berpikir yang harus diikuti oleh undangundang dan produk-produk hukum yang ada. pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, aliran kepercayaan Kong Hu Cu diakui dan diberikan ruang untuk menjalankan peribadatannya. Pada masa pemerintahan beliau, diwarnai konflik Gerakan separatis di Aceh, Maluku, dan Papua
Megawati Soekarno Putri
Pada masa pemerintahan Megawati : Menitikberatkan pemerintahannya kepada masalah ekonomi. Namun Pendidikan Pancasila memiliki posisi lemah dikarenakan tidak dicantumkan sebagai mata pelajaran wajib di jenjang pesekolahan
Susilo Bambang Yudhoyono
Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono : belum adanya lembaga yang bertugas untuk mengawal Pancasila seperti yang diamanatkan dalam Keppres No 27 Tahun 1999. Namun SBY menandatangani Undang-Undang No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang menginstruksikan Pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi. (Nurwardani, 2016)
Joko Widodo
Joko Widodo (2014-sekarang): Jokowi mengedepankan Pancasila dalam konteks pembangunan ekonomi dan penguatan identitas nasional, dengan fokus pada kesejahteraan rakyat dan stabilitas sosial.
3. Pancasila sebagai ideologi negara mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang fundamental. Berikut ini adalah penerapan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam Pancasila:
1. Ketuhanan yang Maha Esa: Mengakui dan menghormati keberagaman agama dan kepercayaan dalam kerangka hak asasi manusia dan kebebasan beragama.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Mengutamakan perlakuan yang adil dan beradab terhadap setiap individu, memerangi segala bentuk diskriminasi, dan memajukan hak asasi manusia yang mendasar.
3. Persatuan Indonesia: Menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman dan menghargai perbedaan untuk mencapai keharmonisan sosial.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan: Mendorong peran serta masyarakat dalam pengambilan keputusan secara bijaksana dan demokratis.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: Menjamin pemerataan kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.
Peran Pancasila dalam konteks kewarganegaraan adalah sebagai berikut:
1. Menjadi pedoman moral dan etika: Mendorong warga negara untuk bertindak dengan integritas, keadilan, dan rasa tanggung jawab terhadap sesama.
2. Meningkatkan kepedulian sosial dan kewarganegaraan: Mewujudkan peran serta aktif dalam pembangunan nasional, baik melalui pemilihan umum, sumbangan sosial, maupun kegiatan kemasyarakatan lainnya.
3. Memperkuat jati diri bangsa: Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan jati diri bangsa dengan memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila dalam konteks global.
4. Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban: Menghormati hak orang lain serta memenuhi kewajiban dalam bermasyarakat dan bernegara.
5. Pancasila dengan nilai-nilai luhurnya berfungsi sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan adil, serta sebagai pedoman dalam berperilaku sebagai warga negara yang baik.