• Tidak ada hasil yang ditemukan

SANKSI TAHANAN RUMAH DALAM TINDAK PIDANA LALU LINTAS DENGAN UNSUR KEALPAAN - Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SANKSI TAHANAN RUMAH DALAM TINDAK PIDANA LALU LINTAS DENGAN UNSUR KEALPAAN - Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Sanksi Tahanan Rumah dalam Tindak Pidana Lalu Lintas dengan Unsur Kelalaian (Studi Putusan Pengadilan Nomor: .28/Pid.Sus/2019/PN.Smn)” benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri, dan bukan hasil karya penulis sendiri. penggandaan atau adaptasi karya orang lain, kecuali bagian yang diacu dan dicatat dalam catatan kaki atau daftar pustaka. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan disertasi yang berjudul “SANKSI BAGI TAHANAN RUMAH DALAM TINDAKAN LALU LINTAS DENGAN UNSUR KELALAIAN” (Studi Putusan Pengadilan Nomor : 28/Pid.Sus/2019/PN.Smn)”. Putusan pengadilan nomor: 28/Pid.Sus/2019/PN.Smn Terdapat perkara yaitu kecelakaan lalu lintas dengan unsur kelalaian yang disebabkan oleh pengemudi kendaraan bermotor roda dua.

Dalam putusan tersebut, hakim menjatuhkan sanksi pidana berupa tahanan rumah kepada terdakwa, sedangkan dalam UU No. kendaraan bermotor lalai menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban luka berat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak sepuluh juta rupee.1. Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban. Berdasarkan latar belakang pembahasan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul SANKSI BAGI TAHANAN RUMAH DALAM TINDAKAN LALU LINTAS DENGAN UNSUR DAMAI (Studi Keputusan Nomor: 28/Pid.Sus/2019/PN.Smn) B.

Untuk memahami pemahaman hakim mengenai pelanggaran lalu lintas dengan unsur kelalaian yang terdapat dalam putusan Pengadilan nomor: 28/Pid.Sus/2019/PN.Smn. Dalam pelaksanaannya diharapkan dapat menjadi referensi bagi siapapun yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai tindak pidana lalu lintas yang mengandung unsur kelalaian.

Telaah Pustaka

Secara teoritis diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan pengetahuan di bidang hukum khususnya terkait dengan tindak pidana kelalaian dalam kasus kecelakaan lalu lintas; Pertama, “Tinjauan mengenai tindak pidana kelalaian pengemudi kendaraan bermotor yang menyebabkan kematian” oleh Hendri Paidun 5 Jurnal ini membahas tentang upaya penyelesaian kasus kelalaian pengemudi kendaraan bermotor yang menyebabkan kematian kendaraan bermotor serta sanksi hukum yang dapat dikenakan kepada pengemudi kendaraan bermotor. kendaraan yang melakukan tindak pidana karena kelalaiannya berdasarkan dasar hukum yang digunakan masing-masing menurut KUHP. 5 Hendri Paidun, “Tinjauan Tindak Pidana Kelalaian yang Menyebabkan Kematian Pengemudi Kendaraan Bermotor,” Jurnal Lex Crimen Vol.

70/Pid.B/2006/PN.MKT)” oleh Mochamad Dani Purwit Suastama.6 Tesis ini mengkaji tentang dasar pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana dalam putusan dan apakah putusan tersebut memenuhi rasa keadilan. Berdasarkan pengujian tesis, perbedaan pembahasan yang dilakukan penulis jelas lebih berkaitan dengan analisis alasan hakim menjatuhkan sanksi pidana terhadap terdakwa dan pembahasan pemahaman hakim terhadap perkara yang sedang dipertimbangkannya untuk mengambil keputusan. . 6Mochamad Dani Purwito Suastama, “Putusan tentang Hukuman Terhadap Tindak Pidana Kelalaian yang Menyebabkan Kematian Orang (Studi Putusan Nomor: 70/Pid.B/2006/PN.MKT)”.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa penerapan hukum substantif dalam perkara ini telah sesuai dengan hukum pidana yang berlaku di Indonesia dan pertimbangan hakim dalam proses pengambilan keputusan telah sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku, mengingat adanya berbagai alat bukti yang digunakan oleh pengadilan. Kanan. Setelah mengkaji disertasi, penulis menemukan kesamaan mengenai jenis penelitian yang digunakan yaitu melakukan penelitian lapangan kemudian mengumpulkan data melalui wawancara dan dokumentasi, serta perbedaan pembahasan pemahaman dan analisis alasan hakim menjatuhkan sanksi pidana. . Keempat, “Analisis pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap pelaku tindak pidana kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya orang lain (Studi Putusan Nomor: 144/Pid.Sus/2013/PN.M)” oleh Elsa.

Adwinda Diva.8 Jurnal pascasarjana ini mengkaji apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam memvonis pelaku tindak pidana kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya orang lain, dan apakah penjatuhan pidana terhadap pelaku tindak pidana tersebut dibenarkan dalam putusannya. sesuai dengan keadilan substantif. Setelah memaparkan beberapa karya ilmiah di atas, maka penulis dalam penelitian ini akan mengkaji bagaimana hakim memahami dan menganalisis alasan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap perkara yang terdapat dalam putusan nomor: 28/Pid.Sus/2019/PN. hal. 8Elsa Adwinda Diva, “Analisis Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Tindak Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana yang Mengakibatkan Meninggalnya Orang Lain,”.

Oleh karena itu, penalaran hukum tidak dapat dipisahkan dari upaya mengembangkan kriteria yang menjadi dasar argumentasi hukum yang jelas dan rasional. Dalam arti luas, penalaran hukum berkaitan dengan proses psikologis yang dilakukan hakim untuk mengambil keputusan dalam perkara yang dihadapinya. Artinya, penalaran hukum dalam arti sempit ini menyangkut ilmu yang mempelajari logika suatu putusan, yaitu hubungan antara alasan dan putusan, serta kebenaran alasan atau pertimbangan yang mendukung putusan tersebut.

Metode Penelitian

Pendekatan ini menekankan pada penyajian bahan pembahasan terkait pemahaman hakim terhadap tindak pidana kelalaian dalam perkara kecelakaan lalu lintas, serta pertimbangan hakim saat mengucapkan putusan nomor: 28/Pid.Sus/2019/PN.Smn, melalui wawancara dari hingga kajian. lebih dalam. . Sumber data ini terdiri dari data yang diperoleh langsung dari sumber pertama.21 Beberapa data yang digunakan merupakan data yang diperoleh langsung pada saat melakukan penelitian lapangan, yaitu hasil wawancara dengan narasumber dan dokumentasi berupa putusan pengadilan. Sumber data ini berasal dari referensi literatur berupa buku, peraturan perundang-undangan, artikel, tulisan ilmiah atau bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan kejahatan lalu lintas.

Sumber data ini mendukung sumber data primer dan sumber data sekunder seperti kamus, ensiklopedia, website, dll. Penulis akan mengumpulkan beberapa data yang akan dijadikan bahan penelitian yaitu studi lapangan untuk mengumpulkan data melalui wawancara dan dokumentasi, kemudian mengumpulkan literatur seperti buku, jurnal dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian. . Dalam penelitian ini penulis menganalisis data yang diperoleh melalui analisis kualitatif yang dilakukan melalui deskripsi data secara sistematis dan interpretasi data melalui deskripsi data, sehingga tercapai pemahaman terhadap penelitian.

Sistematika Pembahasan

Dalam putusan pengadilan nomor: 28/Pid.Sus/2019/PN.Smn, hakim ketua persidangan tidak memahami kasus kecelakaan yang dilakukan terdakwa Ardi Padma Yoga bin Sujadi yang mengakibatkan korban Muhammad Ushamah mengalami patah lengan. Ia menyatakan, kecelakaan tersebut mengandung unsur kelalaian, namun menurut pelaku kecelakaan, kecelakaan tersebut juga terdapat unsur kesengajaan dari pihak tersangka. Penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil pemaparan ketua juri dalam persidangan didasarkan pada fakta yang terjadi, khususnya mengenai faktor kelengkapan administrasi dan kondisi marka jalan dan rambu lalu lintas. Dari segi kelengkapan administrasi, ternyata tersangka belum memiliki SIM-C, namun dengan kesadaran dan niatnya berani mengendarai kendaraan bermotor, hal tersebut merupakan pelanggaran yang disengaja yang dilakukan tersangka.

Selain itu, terkait marka jalan dan rambu lalu lintas, terdakwa dengan sengaja dan sengaja melawan arus saat mengendarai kendaraan bermotor. Dalam Putusan Pengadilan Nomor: 28/Pid.Sus/2019/PN.Smn, hakim memaparkan alasannya terkait berbagai pertimbangan dalam menjatuhkan sanksi berupa tahanan rumah terhadap terdakwa. Mengenai pertimbangan sosiologis hakim dalam persidangan, penulis berpendapat bahwa hubungan antara fakta persidangan dan penjelasan hakim mengenai alasan dilakukannya perjanjian damai tidak sesuai dengan fakta yang ada, karena terdakwa dan korban dalam persidangan proses menyatakan bahwa tidak ada perjanjian damai.

Terkait pertimbangan hukum hakim dalam persidangan, penulis menilai landasan hukum yang dijadikan kriteria hakim yakni Pasal 310 ayat (3) UU LLAJ kurang tepat. Menurut penulis, pasal 310 ayat (3) pada pokoknya menyatakan bahwa setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor karena kelalaiannya sehingga mengakibatkan kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau paling lama lima tahun. denda sebesar Rp menyimpang dari ketentuan tersebut karena justru memberikan sanksi berupa tahanan rumah. Dengan memperhatikan dasar Pasal 31 ayat (1) KUHAP, namun penangguhan dapat dilakukan apabila permohonan penangguhan yang diajukan terdakwa disetujui oleh penyidik ​​atau penuntut umum atau hakim yang berwenang atau jaminan yang ditentukan.

Kemudian ada persetujuan dari terdakwa yang ditahan untuk memenuhi pernyataan wajib tidak akan keluar rumah, tidak akan keluar kota, artinya terdakwa akan diproses secara hukum dengan status tahanan rumah. Berdasarkan pengertian penulis, apabila seorang hakim mengeluarkan putusan dengan pidana penjara tiga bulan, dikurangi masa penahanan yang telah dijalani terdakwa, sedangkan tata cara pemidanaannya cukup atau melebihi ketentuan pidana, maka sanksinya adalah: tahanan rumah dalam kasus ini bisa dibenarkan.

Saran

Buku-buku

Abidin, Andi Zainal, Hukum Pidana (Asas-asas Hukum Pidana dan Beberapa Penjelasan Tindak Pidana Tertentu), (Jakarta: Prapanca, 1987). Adami, Chazawi, Pelajaran Peradilan Pidana, Bagian 1; Sistem Pidana, Teori Pemidanaan dan Batasan Penerapan Hukum Pidana, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2002). Arief, Barda Nawawi, Sari Kuliah Hukum Pidana II, (Semarang: Badan Penyuplai Bahan Ajar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 1993).

Ilyas, Amir, Asas Hukum Pidana: Pengertian Kejahatan dan Tanggung Jawab Pidana Sebagai Syarat Pemidanaan, (Yogyakarta: Rangkang Pendidikan, 2012). Asas Hukum Pidana Disertai Pembahasan Beberapa Tindak Pidana Penting (Jakarta: PT. Tiara Ltd, 1986). Remmelink, Jan, Hukum Pidana: Komentar terhadap pasal-pasal terpenting KUHP Belanda dan padanannya dalam KUHP Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003).

Sidharta, Bernard Arief, Refleksi Struktur Ilmu Hukum: Penelusuran Landasan Filosofis dan Hakikat Keilmuan Ilmu Hukum Sebagai Landasan Perkembangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia, (Bandung: Mandar Maju, 2000). Diva, Elsa Adwinda, Analisis Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Tindak Pidana Terhadap Pidana Kelalaian yang Mengakibatkan Meninggalnya Orang Lain, Jurnal Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2018. Paidun, Hendri, Tinjauan Pidana Pelanggaran akibat kelalaian yang mengakibatkan kematian orang yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan bermotor, Jurnal Lex Crimen Vol.

Skripsi

Suastama, Mochamad Dani Purwito, Menjatuhkan Putusan dalam Tindak Pidana Kelalaian yang Menyebabkan Kematian Manusia (Studi Putusan Nomor: 70/Pid.B/2006/PN.MKT), Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, 2012.

Internet

Referensi

Dokumen terkait

Setelah berlakunya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu dan Angkutan Jalan diberikan alternatif pemberian sanksi pidana terhadap pelanggar lalu

Serta untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh pegawai negeri sipil (Studi Putusan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menjatuhkan sanksi pidana kepada terdakwa pada putusan Nomor

Jadi dalam penerapannya penjatuhan sanksi anak yang melakukan tindak pidana narkotika hakim dalam memberikan putusan tetap mengacu pada UU No.3 Tahun 1997 tentang

Persamaan sanksi pidana yang diberikan terhadap pelaku tindak pidana perdagangan minuman keras menurut hukum pidana positif dan hukum pidana Islam adalah

Penerapan hukum positif pada putusan nomor 3/Pid.B/2018/PN.Pre penjatuhan sanksi pidana terhadap terdakwa berdasarkan pasal tersebut pasal 338 KUHP, hakim menjatuhkan pidana kepada amar

Berdasarkan putusan hakim menjatuhkan 5 Tahun pidana penjara kepada terpidana, sanksi pidana yang diberikan kepada terpidana perlu adanya pemberatan pidana sebagaimana diatur dalam

Putusan hakim menjatuhkan pidana pada Terdakwa dengan secara sah dan meyakinkan telah melanggar Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak