• Tidak ada hasil yang ditemukan

Science & Education

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Science & Education"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

Oleh karena itu peneliti memberi judul penelitian ini “Pembalikan suhu tubuh dan detak jantung dengan metode sport massage dan peregangan setelah berenang”. Pemulihan dengan teknik yang tepat akan membantu mengembalikan suhu tubuh dan detak jantung secara optimal ke kondisi normal (Wisnuaji et al., 2017). Hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah; terdapat perbedaan efektivitas antara sport massage, static stretching, dan recovery konvensional dalam mengembalikan suhu tubuh dan detak jantung setelah berenang sejauh 25 meter.

Ada perbedaan antara jenis kelamin pria dan wanita ketika suhu tubuh dan detak jantung pulih setelah berenang sejauh 25 meter. Pada penelitian ini terdapat perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan dalam pemulihan suhu tubuh dan detak jantung setelah berenang 25 meter. Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara sport massage, static stretching dan recovery konvensional dalam mengembalikan suhu tubuh dan detak jantung setelah berenang 25 meter.

Untuk menjawab pertanyaan metode mana yang paling efektif memulihkan suhu tubuh dan detak jantung setelah berenang 25 meter. Sebagai kelanjutan dari pengujian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pada anak laki-laki dan perempuan dalam pemulihan suhu tubuh dan detak jantung setelah berenang 25 meter.

Tabel 1. Hasil deskripsi suhu tubuh berdasarkan teknik pemulihan kelelahan
Tabel 1. Hasil deskripsi suhu tubuh berdasarkan teknik pemulihan kelelahan

ANALISIS PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS USIA 5-6 TAHUN PADA ERA NEW NORMAL

Keterampilan motorik halus memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja fungsional untuk mobilitas dan fungsi sosial, Muarifah, A. dan Nurkhasanah, N. Gerakan motorik halus tidak membutuhkan energi, tetapi membutuhkan koordinasi mata-tangan yang cermat dan lebih hati-hati. Koordinasi motorik halus terus berkembang pesat pada usia 5-6 tahun, sehingga anak mampu melakukan gerakan mata dan tangan secara bersamaan.

Sehingga kemampuan perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun di era new normal dapat berkembang dengan baik. Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Analisis perkembangan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun di era new normal. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perkembangan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun yang terdiri dari 6 pertanyaan.

Hasil penelitian analisis motorik halus diperoleh 25 responden yaitu orang tua yang memiliki anak usia 5-6 tahun. Ide dan kreativitas muncul dari pemikiran anak yang disalurkan melalui kegiatan sehari-hari seperti belajar dan bermain yang dapat melatih kerja motorik halus anak, Septianingsih dkk. Pengembangan motorik halus anak dapat dilakukan melalui berbagai jenis kegiatan latihan seperti menyanyi, menjiplak bentuk suatu gambar, melakukan gerakan menggunting, merekatkan gambar dengan benar, menulis atau menggambar.

Keterampilan motorik halus adalah kemampuan menggerakkan anggota tubuh yang melibatkan saraf, tulang, dan otot untuk melakukan aktivitas tertentu. Misalnya pada tabel di atas terdapat beberapa gerakan yang harus dilakukan yaitu menjiplak bentuk figur, menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar, menempelkan figur dengan benar, guna meningkatkan tingkat motorik halus anak saat belajar di di rumah. 34; Hubungan pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dengan perkembangan motorik kasar dan halus pada anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 7 Semarang.

Upaya meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan perakitan pada anak kelompok B di TK Dharma Wanita Dinoyo 01 Mojokerto.

Gambar 1. Persentase Usia Anak Yang Dimiliki Oleh Responden
Gambar 1. Persentase Usia Anak Yang Dimiliki Oleh Responden

MODEL PEMBELAJARAN MANIPULATIF BERBASIS SHOOTING BOLABASKET (MelDes) BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

Tingkat kreativitas ini dilakukan dengan memberikan berbagai bentuk variasi atau model pembelajaran baru agar setiap materi diberikan. Berdasarkan uraian di atas, dipandang perlu adanya model pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran yang dapat menunjang kreativitas dan inovasi guru dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan khususnya pada permainan bola basket. Pada dasarnya pembelajaran di sekolah dasar adalah tentang keterampilan gerak dasar, namun pembelajaran akan berjalan dengan baik jika siswa dibekali dengan berbagai model pembelajaran yang aman, efektif dan menyenangkan.

Semua variasi model pembelajaran shooting bola basket untuk siswa sekolah dasar dapat dilakukan oleh siswa. Yang perlu diperhatikan adalah model pembelajaran dimulai dari tingkat yang mudah hingga sulit agar model keterampilan anak meningkat. Sebaiknya ada contoh gerak terlebih dahulu dalam setiap model pembelajaran agar mudah memahami urutan gerak. Pada saat model pembelajaran diterapkan dalam praktik, siswa kurang memperhatikan, sehingga tugas guru seringkali memantau agar tujuan pembelajaran dan tujuan pembelajaran tercapai.

Setelah dilakukan pengembangan, hasilnya berupa produk pembelajaran model shooting bola basket yang ditujukan untuk siswa sekolah dasar. Berdasarkan hasil output uji-t dengan bantuan aplikasi SPSS 23 diperoleh nilai rata-rata sebelum perlakuan sebesar 11,277 dan sesudah perlakuan dengan model pembelajaran shooting bola basket sebesar 17,031. Berdasarkan hasil output koefisien model pembelajaran sebelum dan sesudah pemberian model pembelajaran adalah 0,633 dengan p-value 0,00 < 0,05 dengan kesimpulan signifikan.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan efektif dalam penggunaannya dan meningkatkan hasil belajar. Berikut hasil penelitian yang digambarkan sebagai berikut dengan bantuan grafik batang pada model pembelajaran. Dengan mengembangkan model pembelajaran teknik menembak bola basket, siswa dapat meningkatkan kemampuan motorik pada siswa sekolah dasar.

Dengan dikembangkannya model pembelajaran ini dapat membantu guru pendidikan jasmani dalam memberikan pelajaran menembak bola basket yang efisien dan efektif bagi siswa sekolah dasar.

Gambar 1. Hasil Tes Keterampilan Bola Basket
Gambar 1. Hasil Tes Keterampilan Bola Basket

ANALISIS KEMAMPUAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET BOLABASKET

Permainan olahraga bola basket memiliki beberapa unsur untuk mencapai prestasi antara lain teknik, taktik, permainan mental dan kondisi fisik. Olahraga yang membutuhkan kondisi fisik, permainan mental, teknik, taktik yang baik adalah bola basket, sepak bola, dan sebagainya. Permainan olahraga bola basket juga memiliki berbagai unsur untuk mencapai prestasi, antara lain teknik, taktik, permainan mental dan kondisi fisik.

Untuk dapat meningkatkan keterampilan kebugaran, seorang atlet harus dapat melakukan latihan yang baik untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam permainan bola basket diperlukan kekuatan otot yang baik, hal ini untuk dapat menunjang permainan bola basket itu sendiri dalam permainan bertahan dan menyerang dalam suatu permainan, misalnya dalam peregangan, lompat, blok, lompat tembakan, dan kembali. Dalam hal ini kekuatan otot tungkai sangat diperlukan untuk menunjang peningkatan keterampilan teknik dalam permainan bola basket untuk memperoleh prestasi yang baik.

Menurut Mahfud (2020), kondisi fisik yang baik dan didukung oleh struktur tubuh yang baik dari seorang atlet merupakan faktor yang menentukan prestasi yang lebih baik. Maka dalam permainan bola basket ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menunjang prestasi yang baik, selain itu atlet harus dalam kondisi fisik yang baik untuk menunjang keempat hal tersebut. Penelitian difokuskan pada kondisi fisik atlet dimana bola basket sangat dominan dalam kemampuan fisiknya.

Untuk mencapai prestasi yang lebih besar, peneliti tertarik untuk menganalisis salah satu komponen biomotor yaitu kekuatan terutama kekuatan otot kaki, karena dalam bola basket penekanannya adalah pada lompatan, seperti lompat awal (jumpball), menembak ( lompat tembak), lompat. , melakukan lay up, menangkap bola di udara (rebounding), menghentikan tembakan (blocking) dan meletakkan bola di bawah ring (lower hoop), oleh karena itu diperlukan kekuatan otot tungkai yang baik untuk mencapai efek yang baik dalam permainan bola basket. Penelitian yang akan dilakukan nantinya akan mendeskripsikan kondisi fisik kekuatan otot tungkai atlet bola basket tim Porda pribumi di Pringsewu. Dengan kata lain, belum ada satu pun atlet bola basket tim pribumi Porda di Pringsewu yang mencapai target bagus.

Kajian Analisis Kondisi Fisik (VO2Max) Atlet Futsal SMA Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara Tahun Pelajaran Disertasi Doktor Universitas Bengkulu).

Table 2. Norma vertical jump test
Table 2. Norma vertical jump test

MODEL LATIHAN PASSING (WP) PERMAINAN SEPAKBOLA UNTUK TINGKAT PEMULA SISWA SMA

Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik diperlukan keterampilan menguasai teknik-teknik sepakbola, menguasai teknik bermain yang baik sangat mendukung seseorang dalam bermain sepakbola. Permainan sepak bola memerlukan kerjasama antar pemain dalam satu tim dan didukung oleh penguasaan teknik dasar dan fisik yang baik. Jika pemain Anda tidak bisa mengoper bola, mereka tidak bisa memainkan permainan.” Jadi passing adalah inti dari permainan sepak bola, dan pemain yang memiliki skill passing yang bagus akan menjadi pemain kunci dalam tim.

Penelitian pengembangan model latihan passing sepakbola ini menggunakan model penelitian dan pengembangan (Research and Development) dari Borg and Gall (1983). Hasil pengembangan model resolusi pertandingan sepak bola siswa SMA tingkat pemula dituliskan dalam bentuk script dan data kualitatif yang dapat disajikan dalam bentuk model penyesuaian pertandingan sepak bola. Setelah hasil pengembangan produk model latihan pertandingan sepak bola untuk siswa SMA tingkat pemula dilakukan uji coba dalam skala kecil.

Berdasarkan hasil kajian terbatas yang dilakukan dan setelah melalui tahapan evaluasi oleh ahli, peneliti kemudian merevisi produk asli berdasarkan hasil evaluasi ahli dan diperoleh 27 produk model passing permainan sepak bola untuk siswa SMA tingkat pemula. yang akan digunakan dalam uji coba skala kelompok besar terhadap subjek penelitian sebanyak 56 siswa SMA. Berdasarkan hasil output yang diperoleh dengan menggunakan aplikasi SPSS 16 diketahui nilai rata-rata hasil latihan passing sepakbola sebelum diberikan model latihan adalah 12,76 dan setelah diberikan perlakuan dengan model latihan adalah 15,87 yang berarti bahwa efektivitas telah meningkat. Berdasarkan data tabel di atas, koefisien korelasi sebelum dan sesudah perlakuan dengan model latihan passing didapatkan sebesar 0,712 dengan p-value 0,00 < .

Pada uji signifikansi beda dengan SPSS 16 diperoleh hasil thitung = 18.041, df = 55 dan p-value = 0,00 < 0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan antara tingkat keberhasilan pemula pada SMA siswa sebelum mendapat perlakuan dengan model entry level siswa SMA sukses setelah diberi perlakuan. Berdasarkan informasi tersebut dapat dikatakan bahwa model latihan passing yang dikembangkan dapat secara efektif meningkatkan kemampuan memukul siswa SMA tingkat pemula sepakbola. Dari hasil uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar dapat disimpulkan bahwa model passing siswa SMA tingkat pemula dapat digunakan dalam passing sepak bola tingkat pemula SMA, dan layak serta efektif untuk diterapkan. mengajar siswa meningkat. keterampilan passing.

Berdasarkan hasil pengembangan dapat disimpulkan bahwa: (1) Dengan model latihan passing, siswa SMA dapat mempraktekkan materi passing sepakbola secara efektif dan efisien (2) Menggunakan model latihan passing untuk pertandingan sepak bola pemula usia SMA. yang telah dikembangkan, bukti diperoleh. Peningkatan ini ditunjukkan pada hasil tes data hasil pretest dan posttest, terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan model.

Gambar 1. Chart Langkah Pengembangan
Gambar 1. Chart Langkah Pengembangan

Gambar

Tabel 1. Hasil deskripsi suhu tubuh berdasarkan teknik pemulihan kelelahan
Tabel 2. Hasil Analisis Deskripsi Suhu Tubuh Berdasarkan kemampuan Jenis Kelamin.
Gambar 2. Histogram Suhu Tubuh berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4. Histogram Denyut Jantung Berdasarkan Kemampuan Pemulihan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Senhingga hasil evaluasi dari tahapan sebelumnya akan menjadi masukan bagi tahap berikutnya, termasuk disini revisi dari beberapa catatan evaluasi yang dilakukan