SDIDTK
STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH
KEMBANG ANAK
LATAR
BELAKANG
Masa depan bangsa tergantung pada
keberhasilan anak dalam tumbuh kembang yang optimal
1. Stimulasi Merangsang otak balita sehingga
kemampuan gerak, bicara dan Bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balitta berlangsung optimal
2. Deteksi Dini gangguan tumbuh kembang anak
3. Intervensi Dini agar tumbuh normal Kembali atau
tidak semakin berat
KAPAN DILAKUKAN SDIDTK ?
• 0-24 Bulan = setiap 3 bulan sekali
• 24-72 Bulan = setiap 6 bulan sekali
DIMANA ?
DETEKSI DINI
1. Penyimpangan Pertumbuhan 2. Penyimpangan Perkembangan
3. Penyimpangan mental emosional
TAHAPAN
PERKEMBANGAN ANAK MENURUT
UMUR
DETEKSI
MASALAH MENTAL
EMOSIONAL
AUTISME
sekelompok anak yang berbeda dengan anak-anak pada
umumnya, yaitu anak-anak
dengan kebutuhan khusus yang disebut anak dengan gangguan
spektrum Autistik (GSA) atau lebih sering disebut anak
autisme.
Deteksi anak dengan GSA sedini mungkin bertujuan agar individu dengan spektrum Autisme dapat
memperoleh dukungan dan hak untuk mendapatkan penanganan
khusus yang dibutuhkan dengan sebaik-baiknya, sehingga
diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidupnya dikemudian hari, diterima masyarakat dan diapresiasi
oleh lingkungannya.
CIRI-CIRI GSA
1. Tidak menunjuk objek tertentu sebagai tanda ketertarikan akan suatu hal, seperti menunjuk pesawat terbang di atas karena tertarik dengan alat transportasi tersebut.
2. Tidak melihat benda yang ditunjuk orang lain.
3. Sulit berhubungan, bicara, atau bermain dengan orang lain, atau tidak menunjukkan minat pada orang.
4. Menghindari kontak mata dengan orang lain atau kecenderungan untuk menyendiri.
5. Sulit memahami perasaan orang lain atau mengutarakan perasaannya.
6. Lebih suka tidak dipeluk, kecuali jika mereka mau.
7. Seperti tidak menyadari jika ada yang berbicara dengannya dan cenderung merespons suara lain.
8. Sering mengulang kata atau frasa saat berbicara, termasuk kata-kata lawan bicaranya (echolalia).
9. Sulit mengungkapkan kebutuhannya dengan kata-kata atau gerakan.
10. Tidak melakukan permainan “pura-pura”, seperti tidak berpura-pura memberi makan pada boneka saat anak main boneka.
11. Sering melakukan gerakan yang berulang.
12. Sulit beradaptasi ketika rutinitas berubah.
13. Memiliki reaksi yang tidak biasa terhadap bau, rasa, tampilan, perasaan, atau suara.
14. Anak kehilangan keterampilan yang pernah mereka miliki, seperti berhenti mengucapkan kata-kata yang pernah mereka gunakan.
Faktor risiko tersebut
1.Berjenis kelamin laki-laki.
2.Memiliki adik atau kakak dengan ASD.
3.Memiliki kelainan genetik tertentu, seperti tuberous sclerosis, sindrom fragile X,
down syndrome, atau sindrom Rett.
4.prematur
5.Usia orangtua yang lebih tua saat hamil
6.BBLR
GPPH
Gangguan Pemusatan Perhatian &
Hiperaktif
Perlindungan
Anak
THANK YOU