PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENTIF DI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BANTAENG. Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Motivasi Sebagai Variabel Antara Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng Dibimbing oleh Sylvia Sjarlis dan Andi Djalante. Survey ini dilakukan pada bulan Januari – Februari 2021 di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng.
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng dengan motivasi sebagai variabel intervening? Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng dengan motivasi sebagai variabel antara?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng dengan motivasi sebagai variabel intervening. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng dengan motivasi sebagai variabel intervening.
Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan dengan judul Pengaruh Persepsi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Pemoderasi. Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi. Motivasi kerja positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukit Tinggi.
Kepemimpinan
Menurut Davis (dalam Lako, budaya organisasi adalah pola kepercayaan dan nilai-nilai dalam organisasi pemerintahan yang dipahami, diresapi, dan dipraktikkan oleh organisasi pemerintahan sedemikian rupa sehingga pola tersebut memberikan makna tersendiri dan menjadi dasar aturan perilaku dalam pemerintahan. Hal yang sama diungkapkan oleh Mangkunegara, yang menyatakan bahwa budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi pemerintahan yang menjadi pedoman perilaku anggota untuk mengatasi masalah penyesuaian eksternal dan internal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah suatu pola keyakinan dan tata nilai nilai suatu organisasi pemerintahan yang diyakini dan dijiwai oleh seluruh anggotanya dalam melakukan pekerjaan sebagai cara yang tepat untuk memahami, berpikir dan berperasaan tentang masalah-masalah yang terkait. , sehingga menjadi suatu nilai atau aturan dalam organisasi publik.
Motivasi
Keselamatan, yang ditunjukkan dengan fasilitas keselamatan dan keselamatan kerja, yang meliputi jaminan sosial bagi pekerja, dana pensiun, tunjangan kesehatan, jaminan kesehatan dan perlengkapan keselamatan kerja. Sosial, ditunjukkan dengan berinteraksi dengan orang lain, antara lain menjalin hubungan kerja yang harmonis, kebutuhan untuk diterima dalam kelompok, dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai. Penghargaan, yang ditunjukkan dengan pengakuan dan penghargaan berdasarkan kemampuan, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh pegawai lain dan pimpinan atas prestasi kerjanya.
Kinerja pegawai
Setiap organisasi pemerintahan dipengaruhi dalam mencapai tujuannya oleh perilaku dan sikap orang-orang yang ada di dalam organisasi pemerintahan tersebut. Sumber Daya Manusia (pegawai) merupakan unsur strategis untuk menentukan sehat atau tidaknya suatu organisasi pemerintahan. Sebuah organisasi pemerintah budaya berfungsi untuk menghubungkan anggotanya sehingga mereka tahu bagaimana berurusan satu sama lain.
Hipotesis
- Kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi
- Budaya berpengaruh organisasi terhadap motivasi
- Motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai
- Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai
- Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai
- Motivasi mempengaruhi hubungan antara kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
- Motivasi mempengaruhi hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
Organisasi pemerintahan yang baik dipengaruhi oleh pegawai yang bekerja karena ada dorongan dalam diri mereka untuk bertahan. Kinerja pegawai yang didorong oleh motivasi internal akan berimplikasi pada proses selanjutnya, yang dapat memberikan motivasi bagi pegawai dan juga berpengaruh sebaliknya. Mengukur kinerja organisasi pemerintah tidak terlepas dari pencapaian kinerja pegawai di organisasi pemerintah itu sendiri.
Budaya organisasi yang dilaksanakan secara konsisten dan konsisten oleh pegawai dapat menciptakan kehidupan organisasi pemerintahan yang terbuka, pegawai bebas mengungkapkan pikiran dan perasaan serta berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan manajemen. Semua ini akan berdampak positif terhadap kinerja pegawai yang akan mempengaruhi kinerja organisasi pemerintahan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aris Lukman Saleh (2018) dan Akhmad Salahuddin (2014) menemukan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Motivasi penting diberikan kepada pegawai dalam suatu organisasi pemerintah dengan harapan agar mereka mau bekerja keras. Motivasi penting diberikan kepada pegawai dalam suatu organisasi pemerintah dengan harapan agar mereka mau bekerja keras dengan mengerahkan seluruh kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi pemerintah tersebut. Budaya memberikan identitas kepada anggota organisasi pemerintah dan menimbulkan komitmen terhadap keyakinan dan nilai-nilai yang lebih besar dari diri sendiri.
Meskipun ide-ide ini telah menjadi bagian dari budaya itu sendiri, mereka bisa datang di mana saja dalam organisasi pemerintah.
Rancangan Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah organisasi pemerintah daerah yaitu pegawai (PNS) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten. Purposive sampling digunakan karena informasi yang akan diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang diambil dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti (Sekaran dan Bougie, 2013), sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua elemen. dari populasi 80 karyawan. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah pengelola lapangan, pengelola seksi dan anggota lapangan (PNS) dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten.
Jenis dan Sumber Data
Metode penumpulan data
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
- Kinerja Pegawai
- Kepemimpinan
- Budaya organisasi
- Motivasi
- Analisis Deskriptif
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Hipotesis
Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemimpinan menurut Benne dan Sheats (1984) dalam buku Pabundu Tika (2014:63) adalah sebagai berikut: 1) Berinisiatif; 2) menawarkan solusi; 3) Memberikan dorongan kerja; 4) bersinergi; 5) harmoni. Budaya organisasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah sikap, nilai, norma dan harapan bersama yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi pemerintah. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner, yaitu mengumpulkan data dari setiap variabel yang ada.
Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan analisis deskriptif, pengujian kualitas data, pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi. Sebelum menggunakan model regresi untuk menguji hipotesis, tentunya model harus terbebas dari gejala asumsi klasik karena model yang baik harus memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi telah menemukan korelasi antar variabel independen (independen).
Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Jika tscore > ttabel atau nilai signifikansi < 0,05, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima yang menyatakan bahwa variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
Jika tscore < ttabel atau nilai signifikansi > 0,05, maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak yang menyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng
Deskriptif Responden
- Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
- Responden Berdasarkan Usia
- Responden Berdasarkan Pendidikan
Responden menurut umur dikelompokkan menjadi tiga kelompok interval umur yaitu umur 31 - 40 tahun, 41 - 50 tahun dan 51 - 60 tahun, dapat dilihat pada tabel 5.2. Berdasarkan tabel 5.2 diatas terlihat bahwa responden pada penelitian ini berjumlah 80 orang, berusia antara 31-40 tahun sebanyak 38 orang, berusia antara 41-50 tahun sebanyak 23 orang dan berusia 51-60 tahun sebanyak 19 orang. . Hal ini menunjukkan bahwa komposisi usia responden berada pada rentang usia 31 -40 tahun yaitu masih dalam kategori usia produktif.
Responden berdasarkan pendidikan dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu S3 (Doktor), S2 (Pascasarjana), S1 (Sarjana), Diploma, SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat, dapat dilihat pada tabel 5.3. Berdasarkan tabel 5.3 diatas terlihat bahwa pada penelitian ini terdapat 80 responden, terdapat 1 responden bergelar doktor, terdapat 8 responden bergelar Magister (Pascasarjana), terdapat 53 responden bergelar Sarjana, terdapat 3 responden dengan pendidikan Diploma. , terdapat 14 responden berpendidikan SMA/sederajat, dan 1 responden berpendidikan SMP/sederajat. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng sebagian besar adalah lulusan sarjana.
Analisis Deskriptif
- Kepemimpinan (X1)
- Budaya Organisasi (X2)
- Motivasi (Z)
- Kinerja Pegawai (Y)
Pertanyaan ketiga, sebagian besar responden memilih skor 4 setuju yaitu sebanyak 34 responden, 24 responden memilih netral atau skor 3, 20 responden memilih skor 2 yaitu tidak setuju. Pertanyaan kelima, sebagian besar responden memilih skor 4 setuju yaitu 43 responden, 27 responden memilih skor 3 yaitu netral, 8 responden memilih skor 5 yaitu sangat setuju dan 2 responden memilih skor 2 , yaitu tidak setuju. Pertanyaan kedua, sebagian besar responden menyatakan memilih netral skor 3 yaitu 34 responden, 31 responden memilih skor 4 setuju, 13 responden memilih skor 2 tidak setuju dan 2 responden memilih skor 5 sangat setuju.
Pertanyaan ketiga, sebagian besar responden memilih skor 3 netral yaitu sebanyak 34 responden, 31 responden menyatakan memilih skor 4 setuju, 8 responden memilih skor 2 setuju tidak bersama dan 7 responden memilih skor dari 5. setuju secara netral. Pada pertanyaan keempat sebagian besar responden menyatakan memilih skor 4 setuju yaitu sebanyak 41 responden, 25 responden menyatakan memilih skor 3 netral, 7 responden memberikan skor 2 memilih tidak setuju dan 7 responden memilih skor 3. skor 5 sangat setuju. Pertanyaan kedua, sebagian besar responden menyatakan memilih skor 3 netral yaitu sebanyak 39 responden, 25 responden memilih skor 4 setuju, 14 responden memilih skor 5 sangat setuju dan 2 responden memilih skor sangat setuju. . 2 tidak setuju.
Pertanyaan ketiga, sebagian besar responden memilih skor 4 yaitu setuju yaitu sebanyak 33 responden, 25 responden memilih skor 3 netral, 20 responden memilih skor 2 tidak setuju dan 2 responden memilih skor 5 sangat setuju. . Pada pertanyaan keempat sebagian besar responden menyatakan memilih skor 4 setuju yaitu sebanyak 41 responden, 24 responden memilih skor 2 tidak setuju, 11 responden memiliki skor 3 memilih netral dan 4 responden memilih skor . skor 5 sangat setuju. Pada pertanyaan kelima sebagian besar responden menyatakan memilih skor 4 yaitu setuju yaitu sebanyak 45 responden, 29 responden memilih skor 3 netral, 5 responden memilih skor 5 sangat setuju dan 1 responden memilih skor 5 sangat setuju. memilih skor. skor 2 tidak setuju.
Untuk pertanyaan keempat, sebagian besar responden memilih skor netral 3 yaitu tidak kurang dari 34 responden, 29 responden memilih skor 4 setuju, 11 responden memilih skor 5 sangat setuju dan 6 responden memilih skor 2 tidak setuju.
Kepemimpinan
Untuk pertanyaan kelima mayoritas responden menyatakan setuju dengan skor 4 yaitu 29 responden, 27 responden memilih skor 3 netral, 13 responden memilih skor 5 sangat setuju, 8 responden memilih skor 2 tidak setuju, 3 dan responden memilih peringkat 1 tidak setuju.
Budaya Organisasi
Motivasi
Untuk setiap item dapat dilihat korelasi yang terkoreksi antara item dengan nilai total (r>0,300), sehingga dapat dinyatakan valid atau pertanyaan yang digunakan untuk mengukur motivasi sudah benar.
Kinerja Pegawai
- Uji Reabilitas Data
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Uji Multikolinearitas
- Uji Heterokeditas
- Hasil uji Hipotesis
- Analisis Regresi Uji Jalur 1
- Analisis Regresi Uji Jalur 2
- Sobel Test Statistic
- Pembahasan
- Hipotesis Pertama: kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi
- Hipotesis kedua: budaya organisasi berpengaruh terhadap motivasi
- Hipotesis ketiga: Motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Hasil pengujian hipotesis Pada tabel 5.17 motivasi menunjukkan terdapat
- Hipotesis keempat: kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai
- Hipotesis kelima: budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai
- Hipotesis keenam: motivasi memediasi antara kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
- Hipotesis ketujuh: motivasi memediasi antara budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
- SARAN
Jika tidak maka akan terjadi peningkatan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng sebesar 2%. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pegawai. Jika tidak maka akan terjadi penurunan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng sebesar 111,9%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil analisis regresi pengaruh manajemen terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng menunjukkan probabilitas sebesar 0,444 <. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng. Jika tidak, maka akan terjadi penurunan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng sebesar 62,4%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil analisis regresi pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng menunjukkan probabilitas sebesar 0,002 <. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi tidak mampu memediasi hubungan kepemimpinan dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng.
Jika tidak, maka kinerja pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng akan menurun. Pengaruh remunerasi dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai dengan motivasi sebagai variabel antara (studi kasus di BRISyariah KC Semarang). PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENSI PADA PELAYANAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.
Petunjuk Pengisian
Pernyataan – pernyataan tentang variabel X1 (Kepemimpinan)
Pernyataan – pernyataan tentang variabel X2 (Budaya organisasi)
Pernyataan- pernyataan tentang variabel Z (Motivasi)
Pernyataan – pernyataan tentang variabel Kinerja Pegawai
VALIDITAS BUDAYA ORGANISASI
VALIDITAS MOTIVASI
VALIDITAS KINERJA
RELIABILITAS KEPEMIMPINAN
RELIABILITAS BUDAYA ORGANISASI
RELIABILITAS MOTIVASI
RELIABILITAS KINERJA
DESKRIPTIF ITEM PERNYATAAN
UJI MULTIKOLINEARITAS NILAI VIF < 10.00
UJI HETEROSKEDASTISITAS
UJI KOEFISIEN REGRES