SEJARAH
KERAJAAN KEDIRI
Disusun oleh:
Alayna Ardelia Winarto Keisya Almira Biantari Putri Keyzia Glow Jocelyn Hutabarat
Mazida Maulida Wulan Almut Drupadi
Kelas: X-6
SMA NEGERI 5 BEKASI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Kerajaan Kediri”.Kami ingin berterimakasih kepada yang terhormat:
1. Waluyo, M. Si sebagai kepala SMAN 5 Bekasi.
2. Abdul Rozak, S.Pd selaku guru sejarah yang telah memberikan tugas dan membimbing kami dalam pengerjaannya.
3. Dan semua pihak yang sudah membagi pengetahuan dan waktunya untuk membantu kami dalam menyelesaikan laporan projek ini.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap pembaca bisa memberikan kritik maupun saran yang membangun untuk kami kedepannya.
Bekasi, 25 Maret 2024
Penulis kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penulisan... 1
B. Tujuan... 1
C. Metode Observasi : Pustaka Literasi... 1
D. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan... 1
BAB II PELAKSANAAN OBSERVASI... 2
A. Nama Kerajaan... 4
B. Letak Kerajaan Kediri... 4
C. Asal Usul Kerajaan Kediri... 4
D. Runtuhnya Kerajaan Kediri ... 5
E. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Kediri... 6
F. Kehidupan Sosial Masyarakat Kediri... 6 G. Kehidupan Kebudayaan Masyarakat Kediri...
H. Kehidupan Agama Masyarakat Kediri...
I. Pengaruh Kekuasaan Kerajaan Kediri...
J. Raja-Raja Kerajaan Kediri...
BAB III PENUTUP...
A. Kesimpulan...
B. Saran...
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG PENULISANKerajaan Kediri merupakan salah satu Kerajaan Hindu yang terletak di tepi Sungai Brantas, Jawa Timur. Kerajaan yang berdiri pada abad ke-12 ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Raja pertamanya bernama Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabu yang menamakan dirinya sebagai titisan Wisnu.
Sejarah Berdirinya Kerajaan Kediri diawali dengan perintah Raja Airlangga yang membagi kerajaan menjadi dua bagian, yakni Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) yang dibatasi dengan Gunung Kawi dan Sungai Brantas. Tujuannya supaya tidak ada pertikaian. Kerajaan Janggala atau Kahuripan terdiri atas Malang dan Delta Sungai Brantas dengan pelabuhan Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, Ibu Kotanya Kahuripan. Sedangkan Kerajaan Panjalu (Kediri) meliputi, Kediri, Madiun, dan Ibu Kotanya Daha.
B. TUJUAN
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah di balik berdiri dan runtuhnya Kerajaan Kediri serta untuk mengetahui perkembangan Kerajaan Kediri. Setelah disusunnya makalah ini, diharapkan kita semua dapat menarik kesimpulan yang positif sehingga mampu menjadikan diri kita sebagai pribadi yang mencintai sejarah.
C. METODE OBSERVASI
Observasi adalah proses pemerolehan data informasi dari tangan pertama, dengan cara melakukan pengamatan. Observasi dapat dilakukan secara langsung mapupun tidak langsung.
Dalam makalah ini metode observasi yang dilakukan adalah pustaka literasi.
1. Pustaka literasi
Metode Pustaka literasi adalah mencari sumber informasi yang berasal dari bacaan.
BAB 2
PELAKSANAAN OBSERVASI
A. NAMA KERAJAAN
Kerajaan Kediri disebut juga dengan Daha atau Panjalu adalah sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang terdapat di Jawa Timur, antara tahun 1042– 1222.
B. LETAK KERAJAAN KEDIRI
Wilayah kekuasaannya berada di area sungai Brantas, Jawa Timur serta cerita tentang kerajaan ini memiliki kaitan yang erat dengan kerajaan Hindu lain yang ada di Nusantara, bahkan sampai dengan daerah Singapura dan Kahuripan, karena daerah tersebut masih termasuk dalam pembagian wilayah kekuasaan.
C. ASAL USUL KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kediri atau yang juga disebut dengan Panjalu memiliki pusat pemerintahan yang terletak di Daha. Cerita perihal kerajaan ini dapat ditemukan dalam kitab Negarakertagama.
Diceritakan bahwa Raja Airlangga memiliki dua anak yang terkenal sangat ingin mewarisi kekuasaan ayahnya, hingga akhirnya saling berebut, bahkan hingga terjadi perang saudara.
Untuk menghindari bentrokan antar calon pewaris takhta tersebut, Raja Airlangga pada tahun 1041 akhirnya memutuskan untuk membagi wilayah kekuasaannya menjadi dua dan masing-masing wilayah tersebut dijadikan sebagai kerajaan. Salah satu kerajaan diberi nama asli Panjalu atau Kediri itu sendiri sedangkan kerajaan lainnya diberi nama Jenggala atau Kahuripan. Sebagai pembatasnya, kedua kerajaan ini menggunakan Gunung Kawi dan sungai Brantas
D. RUNTUHNYA KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kediri diperkirakan runtuh pada tahun 1222 ketika masa pemerintahan raja Kertajaya.
Raja Kertajaya dianggap sebagai sosok yang sangat kejam yang mengklaim hanya Dewa Siwa yang dapat mengalahkannya. Kertajaya dianggap telah melanggar agama dan memaksa Brahmana untuk menyembah Kertajaya layaknya dewa. Melalui perlindungan Ken Arok, para Brahmana kemudian mendukung Ken Arok untuk melakukan pemberontakan yang dikenal
E. KEHIDUPAN EKONOMI MASYARAKAT KEDIRI
Dari kronik Cina disebutkan bahwa Kerajaan Kediri merupakan penghasil beras.
Komonitas barang perdagangan dari Kediri diantaranya emas, perak, daging, kayu cendana, pinang dan gerabah. Dalam hal perdagangan, Kediri sudah menggunakan uang yang terbuat dari emas sebagai alat tukarnya. Posisi Kerajaan Kediri yang strategis membuat Kerajaan Kediri menjadi kota pelabuhan dari jalur perdagangan Indonesia Timur dan Barat. Kerajaan Kediri juga menerapkan sistem pajak bagi rakyatnya berupa hasil bumi.
F. KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT KEDIRI
Berdasarkan Kitab Ludhaka, sistem kasta di Kerajaan Kediri bukan berasal dari keturunan layaknya sistem kasta di Hindu pada umumnya. Namun, sistem kasta di Kerajaan Kediri didasarkan pada tingkah lakunya.
G. KEHIDUPAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT KEDIRI
Dibidang kebudayaan, khususnya sastra, masa Kahuripan dan Kediri berkembang pesat, antara lain sebagai berikut.
•Pada masa Dharmawangsa berhasil disadur kitab Mahabarata ke dalam bahasa Jawa Kuno yang disebut kitab Wirataparwa. Selain itu juga disusun kitab hukum yang bernama Siwasasana.
•Dizaman Airlangga disusun kitab Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa. •Masa Jayabaya berhasil digubah kitab Bharatayudha oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Disamping itu, Empu Panuluh juga menulis kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya.
•Masa Kameswara berhasil ditulis kitab Smaradahana oleh Empu Dharmaja. Kitab Lubdaka dan Wertasancaya oleh Empu Tan Akun
H. KEHIDUPAN AGAMA MASYARAKAT KEDIRI
Kehidupan Agama Dari prasasti yang dikeluarkan oleh raja- raja kerajaan Kediri, telah memberikan petunjuk, bahwa raja dipandang sebagai titisan Dewa Wisnu. Di sini terjadi pula
Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan besar di nusantara. Kekuasaan Kerajaan Kediri sangat luas hingga seluruh pulau Jawa dan sebagian Sumatera. Bahkan pengaruh kerajaan yang berpusat di Daha ini sangat kuat sehingga mengalahkan pengaruh kerajaan Sriwijaya.
Sisa-sisa kemegahan Kerajaan Kediri masih kita temukan hingga saat ini. Beberapa candi, situs dan prasasti menggambarkan besarnya kekuasaan kerajaan ini.
J. RAJA-RAJA KERAJAAN KEDIRI
Raja Srisamarawijaya, Raja Jitendrakara, Raja Bameswara, Raja Jayabaya, Raja Sarwaswera Raja Sri Aryeswara, Raja Sri Gandra, Raja Kameswara, Raja Kertajaya.
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut sumber yang kami peroleh tentang Kerajaan Kediri maka dapat kami ambil simpulan bahwa Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan Hindu yang terletak di tepi Sungai Brantas, Jawa Timur. Kerajaan yang berdiri pada abad ke-12 ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Raja pertamanya bernama Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabu yang menamakan dirinya sebagai titisan Wisnu.
Kertajaya adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana Garuda Mukha seperti Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga tidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam masa pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan para Brahmana hal inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.
B. SARAN
Dengan adanya tugas Sejarah Indonesia membuat makalah mengenai Kerajaan Hindu- Budha di Indonesia, maka kita diharapkan lebih mengetahui tentang sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia salah satunya Kerajaan Kediri. Menurut Ir. Soekarno beliau berkata "JASMERAH"
Jangan Lupakan Sejarah, maka kita penerima warisan (sejarah) hendaknya lebih giat lagi mencari pengetahuan mengenai sejarah- sejarah masa lampau. Contoh kecil adalah mencari peristiwa apa saja yang terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian kita akan menambah rasa patriotisme (cinta tanah air) yang sebagai pemuda-pemudi bangsa sangat penting memiliki jiwa tanah air, guna membangun bangsa yang lebih baik lagi.