Kerajaan kediri
LAHIRNYA KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kediri lahir dari pembagianKerajaan Kahuripan oleh Raja Airlangga (1000- 1049).
Pemecahan ini dilakukan agar tidak terjadi perselisihan diantara anak anak selirnya. Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu:
Kerajaan
Kahuripan
Kerajaan Panjalu(Kediri )
Kerajaa n
Jenggala
LETAK GEOGRAFIS KERAJAAN KEDIRI
Letak kerajaan Kediri berada di Jawa Timur, berpusat di Daha atau sekarang kita kenal dengan Kota Kediri. Asal usul kota Daha berasal dari Dhanapura, artinya kota api
.
Kota Daha terletak di tepi Sungai Brantas. Wilayahnya meliputi Kediri, Madiun, dan daerah di sebelah baratnya.KEHIDUPAN POLITIK
Raja yang
memimpin
1.Sri Jayawarsa
raja pertama yang memimpin kerjaan kediri sejak tahun 1042.
2.Sri Bameswara
memerintah kerajaan Kediri sejak tahun 1104
3. Prabu Jayabaya
memerintah antara tahun 1130 sampai
1157 M
4. Sri Sarwaswera
Memerintah sekitar tahun 1159-1161.
KEHIDUPAN POLITIK
Raja yang
memimpin
5. Sri Aryeswara
Memerintah sekitar tahun 1171
m.
6. Sri Gandra
memerintah kerajaan Kediri sejak tahun 1104
7. Sri Kameswara
Masa
pemerintahannya dari tahun 1182
sampai 1185 m
8. Sri Kertajaya
Berlangsung pada tahun1190 hingga 1222 m.
Masa Kejayaan Kerajaan Kediri
• Pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya inilah, Kerajaan Panjalu mengalami masa kejayaannya. Wilayah kerajaan ini meliputi seluruh Jawa dan beberapa pulau di Nusantara, bahkan sampai mengalahkan pengaruh Kerajaan
Sriwijaya di Sumatra.
• Hal ini diperkuat kronik Cina berjudul Ling wai tai ta karya Chou Ku-fei tahun 1178, bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain Cina secara berurutan adalah Arab, Jawa, dan Sumatra. Saat itu yang berkuasa di Arab adalah Bani
Abbasiyah,
di Jawa ada Kerajaan Panjalu,
sedangkan Sumatra dikuasai Kerajaan Sriwijaya.
• Chou Ju-kua menggambarkan di Jawa penduduknya menganut 2 agama : Buddha dan Hindu. Penduduk Jawa sangat berani dan emosional. Waktu luangnya untuk mengadu binatang.
Mata uangnya terbuat dari campuran tembaga dan perak.
KEHIDUPAN EKONOMI
Dari catatan para pedagang Cina, dapat diketahui
tentang kehidupan rakyat Kediri dalam bidang perekonomian, yaitu sebagai berikut :
• Kediri banyak menghasilkan beras.
• Barang-barang dagangan yang laku di pasaran adalah
emas, perak, daging, kayu, cendana, pinang, dan lain-lain.
• Letak Kediri sangat strategis dalam pelayaran perdagangan antara Indonesia Timur dan Indonesia Barat.
• Pajak rakyat terdiri dari hasil bumi seperti beras, kayu, dan palawija.
KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
1) Kehidupan Sosial
Dalam berita Cina dan kitab Ling Wai Tai Ta menerangkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari orang-orang memakai kain sampai di bawah lutut dengan rambut terurai. Rumah- rumah mereka bersih dan teratur, lantainya ubin berwarna kuning dan hijau.
Dalam perkawinan, keluarga pengantin wanita
menerima mas kawin berupa emas. Raja berpakaian sutra, memakai sepatu, dan perhiasan emas. Rambut raja
disanggul ke atas.
Raja bepergian naik gajah atau kereta yang diiringi oleh 500 sampai 700 prajurit.
2) Kehidupan Budaya
Kehidupan budaya pada masa kekuasaan Kerajaan Kediri berkembang dengan pesat terutama dalam bidang sastra dan pertunjukan wayang. Wayang yang terkenal di Kediri adalah wayang panji. Berikut ini hasil hasil sastranya :
• Kresnayana, ditulis oleh Mpu Triguna, isi Kresnayana mengenai perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini.
• Bharatayudha, dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1157 pada masa pemerintahan Jayabaya. Kitab ini
ditulis untuk memberikan gambaran terjadinya perang
saudara antara Panjalu melawan Jenggala. Perang tersebut digambarkan dengan perang antara Kurawa dan Pandawa yang masing- masing merupakan keturunan Barata.
• Arjunawiwaha, dikarang oleh Mpu Kanwa. Mengisahkan tentang pernikahan Raja Airlangga dengan putri raja dari Kerajaan Sriwijaya. Dibuat pada masa pemerintahan
Raja Jayabaya.
• Hariwangsa, dikarang oleh Mpu Panuluh pada masa pemerintahan Jayabaya.
• Smaradhahana, dikarang oleh Mpu Dharmaja pada masa pemerintahan Raja Kameswara.
• Wartasancaya dan Lubdaka, dikarang oleh Mpu Tanakung.
Kitab Lubdaka ditulis pada zaman Raja Kameswara. Isi kitab Lubdaka menceritakan tentang seorang pemburu bernama Lubdaka. Lubdaka sudah banyak membunuh. Pada suatu ketika Lubdaka mengadakan pemujaan yang istimewa
terhadap Syiwa, sehingga rohnya yang seharusnya masuk neraka, menjadi masuk surga
Peninggalan Kerajaan Kediri
Sumber sejarah kerajaan Kediri dapat di telusuri dari beberapa prasasti dan berita asingdi antaranya :
a) Prasasti Banjaran berangka tahun 1052 M
menjelaskan kemenangan Panjalu atas Jenggala.
b) Prasasti Hantang berangka tahun 1052 M menjelaskan Panjalu pada masa Jayabaya.
c) Prasasti Sirah Keting (1104 M), memuat pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh Jayawarsa.
d) Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono berisi masalah keagamaan , berasal dari raja Bameswara.
e) Prasasti Ngantang (1135M), menyebutkan raja Jayabaya yang memberikan hadiah kepada rakyat desa Ngantang sebidang tanah yang bebas dari pajak.
Pada zaman Kediri karya sastra berkembang pesat sehingga banyak karya sastra yang dihasilkan. Karya sastra tersebut adalah sebagai berikut :
• Kitab Wertasancaya karangan Empu Tan Akung yang berisi petunjuk tentang cara membuat syair yang baik.
• Kitab Smaradhahana yang digubah oleh Empu Dharmaja dan berisi pujian kepada raja sebagai titisan Dewa Kama.
Kitab ini juga menyebutkan bahwa nama ibu kota kerajaannya adalah Dahana.
• Kitab Lubdaka karangan Empu Tan Akung yang berisi kisah Lubdaka sebagai seorang pemburu yang mestinya masuk neraka. Karena pemujaannya yang istimewa, ia ditolong dewa dan rohnya diangkat ke surga.
• Kitab Kresnayana karangan Empu Triguna yang berisi riwayat Kresna sebagai anak nakal, tetapi dikasihi setiap orang karean suka menolong dan sakti.
• Kitab Samanasantaka karangan Empu Monaguna yang mengisahkan Bidadari Harini yang terkenal untuk
Begawan Trenawindu.
• Kitab Baharatayuda yang diubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh.
• Kitab Gatotkacasraya dan Kitab Hariwangsa yang diubah oleh
Empu Panuluh
Masa Runtuhnya Kerajaan Kediri
• Kerajaan Panjalu / Kediri runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya yang juga lebih dikenal dengan sebutan
Dandang Gendis., dan dikisahkan dalam ”Pararaton” dan
”Nagarakretagama”. Pada tahun 1222 Kertajaya sedang berselisih melawan kaum brahmana. Selama
pemerintahannya, keadaan Kediri menjadi tidak aman.
Kestabilannya kerajaan menurun. Hal ini disebabkan Raja Kertajaya mempunyai maksud mengurangi hak-hak kaum
Brahmana. Hal ini ditentang oleh kaum Brahmana. Kedudukan kaum Brahmana di Kerajaan Kediri semakin tidak aman.
Masa Runtuhnya Kerajaan Kediri
• Kaum Brahmana banyak yang lari dan minta bantuan ke Tumapel yang saat itu diperintah oleh Ken Arok. Raja
Kertajaya yang mengetahui bahwa kaum Brahmana banyak yang lari dan minta bantuan ke Tumapel, mempersiapkan pasukannya untuk menyerang Tumapel. Sementara itu, Ken Arok dengan dukungan kaum Brahmana melakukan serangan
ke Kerajaan Kediri. Kedua pasukan itu bertemu di dekat Genter , sekitar Malang (1222 M). Dalam pertempuran itu pasukan Kediri berhasil dihancurkan. Raja Kertajaya berhasil meloloskan diri.
• Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan kerajaan Kediri . Akhirnya kerajaan Kediri menjadi daerah bawahan Kerajaan Tumapel. Selanjutnya berdirilah Kerajaan Singasari dengan Ken Arok sebagai raja pertama.