• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA NASKAH DRAMA KEN AROK KARYA SAINI KM DENGAN NOVEL AROK DEDES KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA NASKAH DRAMA KEN AROK KARYA SAINI KM DENGAN NOVEL AROK DEDES KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER - repository perpustakaan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SINOPSIS

NASKAH DRAMA KEN AROK KARYA SAINI KM

Sebuah sandiwara peristiwa sejarah, yang ditulis dalam 14 babak ini mengangkat kisah kerajaan Singhasari yang kala itu nama kerajaannya adalah Pakuwon Tumapel yang dipimpin oleh Tunggul Ametung, seorang raja yang baik hati dan bijaksana, serta mau mengangkat Ken Arok menjadi kepala pengawal demi ketenangan rakyat. Namun Ken Arok adalah orang yang berambisi besar. Apapun yang ia inginkan akan ia capai dengan cara apapun meskipun harus nyawa yang menjadi taruhannya.

Ken Arok sebagai tokoh utama, namun ia memiliki pribadi yang jahat, pekerjaannya merampok, membunuh dan bahkan memperkosa gadis. Sehingga masyarakat pun resah dan tentunya raja Kertajaya dari Keraton Kediri berusaha menangkapnya dengan cara apapun, hidup atau pun mati. Raja kertajaya terus-menerus mengerahkan anak buahnya bahkan rakyatnya untuk menangkap Ken Arok, namun usaha yang ia lakukan selalu gagal dan selalu kekurangan pasukan, ini karena Ken Arok merupakan perampok yang tiada tanding. Namun Raja Kertajaya tidak pernah menyerah, karena ia tahu tidak akan bisa yang menandingi dan mengalahkannya kecuali Betara Guru, dan ia menganggap Ken Arok hanya masyarakat biasa, cara terakhir yang dilakukan Raja Kertajaya adalah memerintah kepada pendeta kerajaan yaitu Mpu Sridhara dan Mpu Pamor untuk menyelesaikan perkara Ken Arok itu. Kaum Brahmana diancam oleh Raja Kertajaya; apabila kedua pendeta tersebut tidak bisa menangkap Ken Arok dalam waktu tiga bulan, maka mereka tetap di terima di Kediri namun menjadi masyarakat biasa, bukan menjadi pendeta lagi, sehingga mereka pun meminta bantuan kepada Lohgawe yaitu mamanda dari kaum Brahmana.

Kaum Brahmana pun tidak mau di pandang rendah oleh Kertajaya, sehingga mereka merundingkan untuk membimbing Ken Arok, karena menangkap atau pun membunuh Ken Arok merupakan hal yang tidak mungkin memilikinya, segala usaha ia lakukan salah satunya dengan membunuh Tunggul Ametung.

(3)

dibunuh Ken Arok, karena seolah-olah Ken Arok lah yang menjadi pahlawan di kerajaan.

Setelah terbunuhnya Tunggul Ametung, dan Kebo Ijo oleh keris Mpu Gandring, Ken Arok pun merasa berkuasa di kerajaan, dan mengatakan bahwa ia akan membunuh orang-orang yang tidak patuh terhadap perintahnya. Arok berselirkan Ken Umang yang disusul Ken Dedes sebagai ratunya, sekaligus ia minta kepada kaum Brahmana agar ia dinobatkan sebagai Betara Guru, yaitu dengan tujuan ia dapat mengalahkan raja Kertajaya dari kerajaan kediri. Setelah ia jadi raja di tumapel menggantikan Tunggul Ametung, ia pun mengganti nama Tumapel menjadi Singhasari.

Betara Guru sudah disandang oleh Ken Arok, dan memang tujuannya tercapai raja Kertajaya gugur, ia bunuh diri karena tahu bahwa Batara Guru pasti akan membunuhnya.

Setelah delapan belas tahun, terbunuhnya Raja Kertajaya, Anusapati, anak hasil dari cinta Tunggul Ametung dan Ken Dedes pun sudah tumbuh dewasa. Dalam waktu yang tidak lama, Anusapati tahu bahwa ayah kandungnya dibunuh oleh Ken Arok ayah anggkatnya sendiri. Akhirnya dengan usaha Anusapati, ken Arok pun terbunuh, oleh orang Batil dengan Keris Mpu gandring, keris itu di tusukan ketika ia sedang mabuk berat dan berperang melawan orang-orang batil, pasukan dari Anusapati.

(4)

SINOPSIS

NOVEL AROK DEDES KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

Tunggul Ametung, Akuwu Tumapel, telah mencuri Ken Dedes dari ayahnya Mpu Purwa dari desa Panawijil, untuk dijadikan istri sekaligus untuk menurunkan anak pengganti Tunggul Ametung kelak. Meskipun gelar Prameswari sudah disandangnya, Ken Dedes tetap dirundung kesedihan, karena ia masih terngiang sosok ayahnya yang jelas tidak menghendaki keadaannya yang sudah menjadi istri dari orang yang dibenci oleh ayahnya itu. Setelah beberapa lama Ken Dedes diperistri Akuwu, Kutaraja, ibukota Tumapel, tiba-tiba dijaga dengan ketat, karena terdenganr berita hebat, yaitu kemunculan Borang ditemani dua kawannya yaitu Arih-arih dan Santing. Kemunculannya membawa pengakuan, bahwa dirinya adalah musuh dari Tunggul Ametung sekaligus menjadi musuh semua yang membenarkan Tunggul Ametung termasuk Kertajaya. Tunggul Ametung masih bertanya-tanya terhadap kemunculan Borang, terlebih Arya Artha seorang Brahmana muda dan Belakangka Tersuci dari Kediri pun tidak tahu menahu tentang kemunculan Borang, yang berkumis tebal itu.

Murid Lohgawe, seorang muda yang cerdas, giat, gesit, dan berpengetahuan, yaitu Arok seorang calon Brahmana, yang terkadang pembicaraan yang ia lakukan seperti bukan hanya sebagai calon seorang Brahmana namun juga seperti sebagai calon raja. Hal itu pula yang membuat ia berbeda dengan murid Lohgawe lainnya. Temu adalah nama kecil Arok, ia adalah seorang anak yang tidak tahu asal-usulnya, ia hanya tahu bahwa ia adalah anak pungut dari Ki Lembong yang menemukannya ketika bayi, sampai Temu berusia sampai sepuluh tahun, ia pergi dari rumah Ki Lembong, karena kesalahannya sendiri yang tidak bisa menjaga ternak kerbau milik ayahnya itu. Kepergiannya pula yang telah mempertemukan ia denga Bongo samparan seorang penjudi yang menyayanginya, dan juga Tanca teman barunya yang setia padanya. Semakin hari Ki Bongo Samparan semakin menyayangi Temu, begitu pun dengan istri Bongo, karena keikiusertaannya dalam berjudilah yang menyebabkan Bongo mendapat keuntungan, ini pula yang membuat anak-anak dari Bongo Samparan mengalami kecemburuan terhadapnya. Namun lain lagi dengan gadis bungsunya yaitu Umang, seorang gadis kecil yang tidak rupawan namun amat menyayanginya, begitu pun dengan Temu juga mengasihinya. Sampai suatu kali ia dikirim oleh ayahnya kepada Tantripala, dengan Tanca pula, Temu belajar kepada Tantripala, sampai suatu ketika ketika ilmunya sudah mencukupi, di perintahkanlah ia untuk datang pada Lohgawe . Hanya kisah itulah yang terus Arok kenang.

Semakin hari, kerusuhan yang dibuat Borang dan pasukannya semakin merajalela dalam penyerangannya kepada Tumapel, sampai suatu saat Tunggul Ametung merasa kewalahan dan tidak sanggup meredakannya, atas usul Belakangka dengan terpaksa dipanggilnya Lohgawe untuk bisa mencari solusi dalam tujuan meredakan kerusuhan tersebut. Lohgawe memutuskan untuk mengirimkan seseorang kepercayaannya beserta teman-temannya ke tumapel

(5)

Kerusuhan yang dilkukan Arok bersama kawannya Hayam dan lingsang, serta diikuti kawan lainnya, bukanlah semata-mata untuk kebutuhan pribadi atau kelompoknya, melainkan untuk kemakmuran para warga, sehingga merampok pun kerap ia lakukan terhadap Tumapel. Serangan yang dilakukan tidaklah mungkin hanya dengan tangan kosong, maka ia datangi Mpu Gandring seorang pandai besi, namun sambutan yang didapat Arok tidak menyenangkan, karena Mpu gandring hanya mau membuatkan senjata dalam jumlah banyak jika Tunggul Ametung yang memesannya, oleh sebab itu Arok pun sempat mengancamnya.

Borang, seseorang berkumis tebal, yang diresahkan oleh Tunggul Ametung, tidak lain adalah Arok. Ia adalah orang yang tidak akan pernah melupakan budi baik yang orang lain berikan padanya, maka di datanginya pekarangan tempat Ki Bongo Samparan. Sebelum pergi ketempat tersebut, sempat Arok didapati oleh Hayam, kalau kumis palsunya belum terpasang, maka Hayam segera memberitahukannya. Bongo Samparan dan keluarganya sudah tidak berada ditempat begitu pun dengan Umang, ketika Arok sampai di pekarangan tersebut, ternyata diketahuinya pula bahwa ayahnya sudah bangkrut dan menjadi budak Gusti Demang.Sepulang dari rumah orang tua pungutnya, tidak disangka ia bertemu dengan sekelompok orang, dan dua orang dari mereka adalah Tanca dan juga Umang yang sudah dewasa meskipun hanya bercawat, kepadanya Arok berjanji akan menyelamatkan Bongo Samparan. Di bawah pimpinan Arok dan Tanca yang terdiri dari, laki-laki, perempuan, bahkan anak-anak, penyerangan dan perampasan barang-barang Akuwu pun semakin kerap mereka lakukan. Kegembiraan Arok pun semakin lengkap ketika ia dapati Nyi Lembung di desa Randu Alas, namun setelah dibujuk Nyi Lembung tidak mau ikut dengan Arok, ia hanya mendapat pesan bahwa apabila ia rindu pada ibunya itu, datangi saja ia ditempatnya. Pengikut Arok semakin bertambah, serangan yang ia lakukan tidak pernah gagal, usaha untuk menyelamatkan Bongo Samparan dan budak yang lainnya pun berhasil, kegembiraan datang pada mereka, Arok, Umang dan Bongo samparan dalam satu pelukan. Perempuan yang bersamanya itu tidak lama kemudian ia nikahi.

Datanglah ke pada Tunggul Ametung, Ken Arok dengan pasukannya sebagai pertanggungjawaban kepada Lohgawe. Di saat itu pula, Dedes turun dari tandu dan bertemu dengan Ken Arok, itu yang pertamakalinya mereka bertemu, Arok pun terpesona. Berawal dari perkenalan yang singkat, lama kelamaan Dedes tahu bahwa Arok adalah Ksatrya sekaligus Sudra yang baik, jatuh hati pula ia padanya begitu pun dengan Arok, namun perasaan itu terus mereka pendam. Meskipun Dedes sedang mengandung buah hati dari Akuwu, tetapi rasa benci terhadap suaminya masih menyelimuti hatinya, maka direncanakan oleh Arok dan didukung pula oleh Dedes untuk menggulingkan Tunggul Ametung.

(6)

lama-lama musnah oleh prajurit Arok yang berpura-pura menjadi prajurit Tumapel. Meskipun lama-kelamaan Tunggul Ametung sempat curiga terhadap Dedes dan Arok, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Hayam kawan Arok yang sering diberi tugas untuk mengawasi pendulangan emas kini benar-benar berkhianat pada Arok, dan memilih bergabung dengan Arya Artha, hingga rahasia Borang yang sebenarnya itu adalah Arok, ia ketahui juga, serangan kepada Arok pun kerap ia lakukan, meskipun dalam waktu yang tidak lama mereka mati juga ditangan sekawanan Arok.

Kebo Ijo pemimpin pasukan Tumapel, didukung Belakangka, diam-diam ia bersekutu dengan Mpu Gandring, untuk menggulingkan Tunggul Ametung, dan mendapatkan Dedes, karena diam-diam Kebo Ijo juga mengagumi kecantikannya. Meskipun Tunggul Ametung akhirnya tahu kelicikan yang dilakukan Mpu Gandring, namun Kali ini ia tak berdaya, ia percayakan segala urusannya pada Ken Dedes, dan hanya diam diperaduannya. Atas kebodohan Kebo Ijo, Mpu Gandring terbunuh terbakar dalam ruangan, yang awalnya ia rencanakan untuk ken Arok dan pasukannya, namun bukannya Ken Arok yang berada di dalam melainkan rekannya.

Semakin hari pasukan Tanca, Lingsang dan Umang semakin merajalela, berperang melawan pasukan musuh, namun dibalik itu Arok mempersiapkan pembunuhan Tunggul Ametung, yang terkesan seolah-olah bukan ia yang membunuh, yaitu meminta Dedes untuk memberikannya bius. Sebenarnya sempat menyayangkan kejadian itu karena mengingat jabang bayi yang ada didalam kandungannya, tapi ia berusaha menghilangkan perasaan itu. Ketika Tunggul Ametung sedang tertidur pulas, masuklah Kebo Ijo, dan dilihat Kebo Ijo keluar dari peraduan Akuwu dengan pedang berlumuran darah, maka orang menyangka Akuwu mati terbunuh oleh Kebo Ijo, padahal Kebo Ijo mengaku bahwa sebelum ia menusukan pedang hanya satu kali, padahal ditubuhnya terdapat tiga tusukan. Kematiannya memang ditunggu-tunggu banyak orang, tidak terkecuali pasukan Arok, Nyi Lembung, tantripala dan lainnya, ingin menyaksikan tumbangnya Tunggul Ametung, kecuali Mpu Purwa yang tidak mau hadir. Meskipun Dedes tidak menyayangkan kematiannya, namun sempat ia tersedu. Kematian Akuwu menjadikan Dedes menjadi penguasa penuh, dan menjatuhkan hukuman kepada Kebo Ijo, ia pun sempat membongkar kebusukan Belakangka. Dalam perkumpulan itu, datanglah Umang kepada Arok dengan kondisi ia mengandung anak Arok, maka itu sebagai pertemuan pertamanya dengan Dedes. Dedes memandangi Umang dan heran melihat ada wanita yang hanya bercawat datang dengan begitu dekat kepada orang yang dikasihinya, ada pula rasa tiada rela pada Dedes.

Setelah tumbangnya Tunggul Ametung, Mpu gandring, Kebio Ijo dan Orang-orang yang berkhianat pada Arok dan rakyat, mka diangkatlah Arok seorang sudra, berlaku satria, berhati brahmana, sebagai Akuwu oleh Lohgawe.

Maka bersamaan dengan itu maka Arok bergelar “Ken”, begitu pun dengan

kedua istrinya, Dedes dan Umang.

Referensi

Dokumen terkait

Doantur melakukan pembayaran ZIS via offline maka Proses transaksi dimulai dengan admin membuka sistem kemudian transaksi dilakukan dengan mengisi data donatur. Apabila sebelumnya

Menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “ Kemampuan Probiotik dan Potensi Bakteriosin Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari Fermentasi Acar Rebung Bambu

Kami bermaksud mengadakan kegiatan penelitian dengan judul “Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Besarnya Modal Usaha dan

Permasalahan utama yang ditemukan dalam manajemen layanan konvensional yaitu pendataan donatur, pendataan penghuni dan transaksi administrasi masih dilakukan dengan catatan

Sel induk dari osteoblast dan osteoklas, bentuk gelendong, pada permukaan tulang dalamb. periosteum, endosteum, saluran vaskuler tulang

Caris Hips 6.0 ( Hydrographic Information Processing System ) adalah suatu perangkat lunak yang didesain khusus untuk mengolah data batimetri dengan jumlah yang

Dilihat dari analisis data dalam penelitian ini terbukti bahwa faktor hambatan penerimaan pajak bumi dan bangunan yang paling tinggi adalah dipengaruhi oleh aspek

44 sarana pembelajaran bagi dosen program studi S1 Farmasi untuk membuat sediaan dari Standar WHO, membantu masyarakat yang pada umumnya kesusahan untuk