• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Kelompok 1

N/A
N/A
Rizka Zahratunnisa

Academic year: 2023

Membagikan "Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Kelompok 1"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Islam) Dosen Pengampu: Dr. Neng Sri Nuraeni, M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Anis Mutia 11200150000056 Deni Adi Rahman 11200150000061 Resti Dwi Ayuni 11200150000097

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2023

(2)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat kesehatan baik jiwa, raga, maupun pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sejarah Pemikiran Ekomomi Islam” tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Neng Sri Nuraeni, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan baru mengenai Ekonomi Islam. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan dan seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.

Aamin ya rabbal’aalamiin.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna yang mana tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan yang akan datang.

Tangerang Selatan, 22 September 2023

Penulis

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB 1 ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

BAB II ... 3

PEMBAHASAN ... 3

2.1 Masa Pra Islam ... 3

2.2 Masa Rasulullah ... 5

2.3 Masa Khulafur Rasyidin... 6

2.3.1 Abu Bakar al-Shiddiq (51 SH-13 H/537-634 M) ... 6

2.3.2 Umar Ibn Khattab (40 SH-23 H/584-644 M) ... 7

2.3.3 Ustman Ibn Affan (47 SH-35 H/577-656 M) ... 9

2.3.4 Ali Ibn Abi Thalib (23 SH-40 H/600-661 M) ... 10

2.4 Masa sesudah Khalifah... 11

BAB III ... 13

PENUTUP ... 13

3.1 Kesimpulan... 13

3.2 Saran ... 13

BAB IV ... 14

LATIHAN SOAL ... 14

Kunci Jawaban ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 19

(4)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama yang sempurna, dimana di dalamnya telah diatur seluruh aspek kehidupan manusia secara menyeluruh untuk mencapai kesejahteraan di dunia dan akhirat. Guna mencapai tujuan suci tersebut, Allah menurunkan Al-qur’an sebagai hidayah yang meliputi seluruh persoalan manusia di dunia dan akhirat. Tidak hanya mengatur komponen kehidupan yang bersifat konstan mengenai akidah dan akhlak namun juga mengatur komponen kehidupan manusia yang senantiasa menglami perubahan seiring dengan perbedaan waktu dan tempat seperti halnya dalam bidang sosial, poliltik hingga perekonomian 1

Secara umum, ekonomi yaitu perilaku manusia yang berhubungan dengan proses dan cara memperoleh serta mendayagunakan produksi, distribusi, dan konsumsi. Ekonomi berkaitan dengan perilaku manusia berdasarkan pada landasan serta prinsip-prinsip yang menjadi dasar acuan. Ilmu ekonomi Islam sebagai sebuah studi ilmu pengetahuan modern baru yang muncul pada tahun 1970-an, akan tetapi pemikiran tentang ekonomi Islam telah muncul sejak Islam itu diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW. Rujukan atau landasan utama pemikiran ekonomi Islam adalah Al Qur’an dan hadits Pemikiran ekonomi Islam muncul bersamaan dengan diturunkannya Al Qur‟an dan masa kehidupan Rasulullah pada akhir abad 6 M hingga awal abad 7 M.2

Pelaksanaan sistem ekonomi Islam telah ada dan dilaksanakan oleh Rasulullah SAW sebagai seorang Rasul tauladan bagi umat muslim. Bahkan bangsa Arab telah terkenal sebagai bangsa pedagang sebelum periode Rasulullah Saw. Setelah masa itu banyak sarjana Muslim yang memberikan kontribusi karya pemikiran ekonomi. Karya-karya mereka sangat berbobot yang memiliki argumentasi religius dan intelektual yang kuat pula serta didukung oleh fakta-fakta empiris.

Istilah ekonomi syariah dalam wacana pemikiran ekonomi Islam kontemporer kerap diidentifikasi dengan sebagai sebutan yang berbeda. Ada yang menyebutnya dengan istilah “ekonomi Islam”, “ekonomi ilahiyah”, atau “ekonomi qur’ani”. Bahkan ada pula

1Anindya Aryu Inayati, Pemikiran Ekonomi M. Umer Chapra(Islamic EconomicsJournal: Vol. 2, No. 1, 2014), 2.

2 Yadi Janwari, Pemikiran Ekonomi Islam dari masa Rasulullah Hingga Masa Kontemporer, Remaja Rosda karya, Bandung h. 8

(5)

2

yang menyebutnya “ekonomi rahmatan lil „alamin”. Perbedaan istilah ini sekaligus menunjukkan bahwa istilah “ekonomi Islam” bukanlah nama baku dalam terminologi Islam3

Dewasa ini, adanya perkembangan ilmu ekonomi Islam ditandai dengan semakin maraknya praktik-praktik lembaga keuangan berbasis syari’ah yang daripadanya mengundang berbagai bentuk respon dari umat muslim4. Dan tidak terkecuali mulai munculnya kesadaran umat muslim terhadap pemahaman tentang ekonomi Islamsecara komprehensif yang tidak sekedar menyangkut masalah teknis dan aplikasi saja melainkan mendorong umat muslim untuk memahami latar belakang serta sejarah pemikiran ekonomi Islam.

Maka dari sinilah dirasa sangat perlu untuk kembali menelaah jejak sejarah perkembangan pemikiran ekonomi Islam. Yang pada hakikatnya telah ada sejak ribuan tahun lalu dan bukanlah sebuah ilmu baru yang muncul dari hasil modifikasi ilmu ekonomi konvensional Barat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi perekonomian pada masa Pra Islam?

2. Bagaimana kondisi perekonomian pada masa Rasulullah?

3. Bagaimana kondisi perekonomian pada masa Khulafur Rasyidin?

4. Bagaimana kondisi perekonomian pada masa sesudah Khalifah?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk menambah pengetahuan serta wawasan bagi penulis dan para pembaca mengenai perkembangan sejarah perekonomian Islam yang dimulai dari masa Pra Islam, masa Rasulullah, masa Khulafur Rasyidin, dam masa sesudah Khalifah.

3 Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Pustaka Setia, Bandung h. 39

4 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam(Jakrta: Gramata Publishing,2005), 67.

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN

2.1 Masa Pra Islam

Kondisi masyarakat Arab pra-Islam secara garis besar, kondisi masyarakat Arab pra-Islam bisa dikatakan lemah dan buta, dalam artian kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, khurafat tidak bisa dilepaskan, manusia hidup layaknya binatang. Menurut para ahli ilmu bangsa, bangsa Arab termasuk golongan bangsa sumit yakni dari keturunan "Sam bin Nuh".

Bangsa Arab adalah salah satu dari bangsa-bangsa Samiah (atau keturunan Sam Ibnu Nuh as). Awalnya bangsa Samiah bertanah air di Mesopotamia, yaitu negeri yang teletak antar sungai Dajlah (Tigris) dan Furat (Euphrates). Setelah negeri ini sempit mereka pindah ke Jaziratu'l Arab.

Kepercayaan bangsa Arab sebelum datangnya Islam, mayoritas mengikuti dakwah Ismail 'Alaihis Salam, yaitu menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim AS yang intinya menyeru menyembah Allah, mengesakan-Nya dan memeluk agama-Nya. Waktu terus bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan agama.

Kondisi politik internal wilayah Arabia di masa Jahiliyah menjelang kedatangan Islam pada dasarnya terpecah-pecah, tidak mengenal kepemimpinan sentral ataupun persatuan. Kepemimpinan politik di sana didasarkan pada suku-suku atau kabilah-kabilah guna mempertahankan diri dari serangan suku-suku yang lain.5 Seluruh kesetiaan terserap dalam kelompok yang bertindak sebagai sebuah kolektivitas untuk mempertahankan individu warganya dan untuk menghadapi tanggung jawab bersama. Jika seorang warga teraniaya, maka klan menuntut balas atas penganiayaan tersebut. Jika seseorang melakukan penganiayaan, maka hal itu menjadi tanggung jawab klan Sebagai konsekuensi solidaritas kelompok, yang disebut asabiyah. Sebuah klan dipimpin oleh syaikh yang biasanya dipilih oleh warga klan yang tua-tua dari salah satu keluarga berpengaruh dan ia senantiasa bertindak setelah meminta saran-saran mereka. Mereka menyelesaikan perselisihan internal sesuai dengan tradisi kelompok, namun ia tidak berhak mengatur ataupun memerintah.

5 Moh. Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam, (Malang:Universitas Muhammadiyah Malang,20040,14.

(7)

4

Syaikh haruslah seorang yang kaya dan suka berderma kepada fakir miskin dan kepada pendukungnya; ia haruslah seorang yang berperilaku adil dan bijak, sabar, pemaaf dan rajin bekerja. Di atas segalnya, ia haruslah seorang yang memiliki keputusan yang adil untuk menghindarkan pertentangan di kalangan pengikutnya.6

Pada masa itu, bangsa Arab tidak memiliki sistem atau norma yang secara ketat mengatur wilayah kehidupan sosial dan ekonomi baik antar individu maupun kelompok (kabilah). Tidak ada hukuman bagi pelanggar hukum. Yang ia terima hanya sebatas kebencian atau sikap acuh dari kelompoknya".7

Sumber ekonomi utama yang menjadi penghasilan orang Arab adalah perdagangan dan bisnis. Orang-orang Arab dimasa jahiliyah sangat dikenal dengan bisnis dan perdagangannya. Perdagangan menjadi darah daging orang-orang Quraisy sepeti yang Allah sebutkan dalam Al-Qur'an:

افٰلۡيا الِ

شۡي َرُق ۡماهافٰل ا َةَل ۡح ار اءٓاَتا شلا افۡيَّصلا َو

ۚ

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.” (Quraisy: 1-2)

Mereka melakukan perjalanan bisnis ke Yaman pada musim dingin dan ke Syam pada musim panas.8

Perekonomian bangsa Arab di Negeri Yaman yang merupakan negeri yang subur, khususnya di sekitar bendungan Ma'rib, di mana pertanian maju secara pesat dan menakjubkan. Di masa itu juga telah berkembang industri, seperti industri kain katun dan persenjataan berupa pedang, tombak, dan baju besi. Akan tetapi, mereka tidak bersyukur dan justru berpaling dari ketaatan kepada Allah. Karena kekufuran itu, Allah pun menghancurkan bendungan Ma'rib itu. Sementara itu, mayoritas kabilah Adnan tinggal di tengah gurun pasir dengan rumput yang sedikit untuk mengembala domba. Mereka hidup dari susu dan dagingnya. Jadi dapat disimpulkan Ekonomi Islam belum berkembang sebelum datangnya Rasulullah.

6 Ira M. Lapidus;Penerjemah, Ghufron A. Mas’adi, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta PT. Raja Gerafindo Persada, 2000), 19.

7 Tim Karya Ilmiah Purnasiswa MHM 2006, sejarah..., 16-17.

8 Ahmad al Usairy, Penerjemah: H. Samson Rahman, Sejarah..., 72. 10 Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Kediri Pustaka Pelajar. 2010), Cet.1, hal, 17-23

(8)

5 2.2 Masa Rasulullah

Pemikiran Ekonomi Islam diawali sejak Nabi Muhammad Saw ditunjuk sebagai seorang Rasul. Rasulullah Saw mengeluarkan sejumlah kebijakan yang menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan, selain masalah hukum (fiqih), politik (siyasah), juga masalah perniagaan atau ekonomi (muamalah). Masalah- masalah ekonomi umat menjadi perhatian Rasulullah Saw, karena masalah ekonomi merupakan pilar penyangga keimanan yang harus diperhatikan. Selanjutnya, kebijakan- kebijakan Rasulullah Saw menjadikan pedoman oleh para Khalifah sebagai penggantinya dalam memutuskan masalah-masalah ekonomi.

Al-Qur'an dan Al-Hadist digunakan sebagai dasar teori ekonomi oleh para khalifah juga digunakan oleh para pengikutnya dalam menata kehidupan ekonomi negara.

Perkembangan pemikiran-pemikiran pada masa-masa tersebut adalah sebagai berikut.10 Rasulullah diberi amanat untuk mengemban dakwah Islam pada umur 40 tahun. Pada masa Rasulullah Saw, tidak ada tentara formal.

Semua Muslim yang mampu boleh jadi tentara. Mereka tidak mendapatkan gaji tetap, tetapi mereka diperbolehkan mendapatkan bagian dari harta rampasan perang.

Rampasan tersebut meliputi senjata, kuda, unta, domba, dan barang-barang bergerak lainnya yang didapatkan dari perang.

Situasi berubah setelah turunnya Surat Al-Anfaal ayat 41:

ٓوُمَلْعٱ َو اَمَّنَأ ا مُتْمانَغ ن ا م ءْىَش َّنَأَف اَّ الِل ۥُهَسُمُخ الوُس َّرلال َو ىاذال َو

ٰىَب ْرُقْلٱ ٰىَمَٰتَيْلٱ َو انياكَٰسَمْلٱ َو انْبٱ َو

اليابَّسلٱ ناإ ْمُتنُك مُتنَماَء اَّلِلٱاب

ٓاَم َو اَنْل َزنَأ ٰىَلَع اَنادْبَع َم ْوَي اناَق ْرُفْلٱ َم ْوَي ىَقَتْلٱ َعْمَجْلٱ انا َُّلِلٱ َوۗ ٰىَلَع ا لُك ءْىَش ريادَق

Artinya: "Ketahuilah sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, Kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan Ibnu sabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Rasulullah Saw biasanya membagi seperlima (khums) dari rampasan perang tersebut menjadi tiga bagian, bagian pertama untuk beliau dan keluarganya, bagian kedua untuk kerabatnya dan bagian ketiga untuk anak yatim piatu, orang yang sedang membutuhkan dan orang yang sedang dalam perjalanan. Empat perlima bagian yang lain dibagi diantara prajurit yang ikut perang, dalam kasus tertentu beberapa orang yang tidak ikut serta dalam perang juga mendapat bagian. Penunggang kuda mendapat dua bagian, untuk dirinya sendiri dan kudanya.

(9)

6

Pada masa Rasulullah Saw, beliau mengadopsi peraktik yang lebih manusiawi terhadap tanah pertanian yang telah ditaklukkan sebagai fay' atau tanah dengan kepemilikan umum, Tanah-tanah ini dibiarkan dimiliki oleh pemilikinya dan penanamnya, sangat berbeda dari peraktik kekaisaran Romawi dan Persia yang memisah-misahkan tanah ini dari pemiliknya dan membagikannya kepada elit militernya dan para prajurit.

Semua tanah yang dihadiahkan kepada Rasulullah Saw (iqta') relatif lebih kecil jumlahnya dan terdiri dari tanah-tanah yang tidak bertuan. Kebijakan ini tidak hanya mambantu mempertahankan kesinambungan kehidupan administrasi dan ekonomi tanah- tanah yang dikuasai melainkan juga mendorong keadilan antar generasi dan mewujudkan sikap egaliter.

Pada tahun kedua setelah hijrah, sedekah ini kemudian dengan zakat fitrah yang dibayarkan setiap kali setahun sekali pada bulan ramadhan, Besarya satu sha kurma, gandum, tepung keju, atau kismis, setengah sha gandum untuk setiap muslim, budak atau orang bebas, laki-laki atau perempuan, muda atau tua dan dibayar sebelum shalat idul fitri.

Zakat diwajibkan pada tahun ke-9 hijrah, sementara shadaqah fitrah pada tahun ke- 2 hijrah. Akan tetapi ahli Hadist memandang zakat telah diwajibkan sebelum tahun ke-9 hijrah ketika Maulana Abdul Hasan berkata zakat diwajibkan setelah hijrah dan kurun waktu lima tahun setelahnya. Sebelum diwajibkan, zakat bersifat sukarela dan belum ada peraturan khusus atau ketentuan hukum.

2.3 Masa Khulafur Rasyidin

2.3.1 Abu Bakar al-Shiddiq (51 SH-13 H/537-634 M)

Nama lengkapnya adalah Abdullah Ibn Abu Quhafah al-Tamimi, khalifah pertama dari Khulafa al-Rasyidin, sahabat terdekat Nabi Saw, dan salah seoarang yang pertama masuk Islam (al-sabiqun al-awwalun).9 Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama dua tahun, Abu Bakar lebih banyak terkonsentrasi pada persoalan dalam negeri, dimana saat itu harus berhadapan dengan kelompok murtad, pembangkang zakat, dan nabi palsu. Yang berakhir dengan keputusan untuk berperang yang kemudian dikenal dengan perang riddah, perang melawan kemurtadan.10

9 Azyurmadi Azra, dkk. Ensiklopedi Islam, (Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta: tt) jilid. I. hlm. 53.

10 Badri Yatim, Sejarah Peadaban Islam, (Raja Grafindo Persada, Jakarta: 1994), hlm.36.

(10)

7

Kemudian setelah menyelasaikan persoalan tersebut, Abu Bakar mulai melakukan ekspansi ke wilayah utara untuk menghadapi pasukan Romawi dan Persia.

Dalam masalah perekonomian Abu Bakar tidak banyak melakukan perubahan, lalu meneruskan sistem perekonomian yang telah di bangun Nabi seperti membangun kembali Bait al-Mal, melaksanakan kebijakan pembagian tanah hasil taklukan serta mengambilalih tanah orang murtad untuk dimanfaatkan demi kepentingan umat Islam.11

Selanjutnya dalam mendistribusikan harta Bait al-Mal, Abu Bakar menerapkan prinsip kesamarataan yakni, memberikan jumlah yang sama kepada semua sahabat dan tidak membeda-bedakan antara sahabat, antara budak dan orang merdeka, bahkan antara pria dan wanita. Harta Bait al-Mal tidak pernah menumpuk dalarn jangka waktu yang lama karena langsung di distribusikannya, Abu Bakar juga mempelopori adanya sistem penggajian bagi aparat negara.12

Khalifah Abu bakar as shidiq melaksanakan berbagai kebijakan ekonomi seperti yang telah di praktikan oleh Rasulullah:

a. Perhatian yang besar terhadap keakuratan penghitungan zakat, b. Melaksanakan kebijakan pembagian tanah hasil taklukan;

c. Mengambil alih tanah-tanah dari orang murtad untuk dimanfaatkan demi kepentingan umat Islam;

d. Distribusi harta Baitul Mal menerapkan prinsip kesamarataan, dengan begitu selama pemerintahan Abu bakar As Shidiq harta di Baitul mal tidak pernah menumpuk dalam jangka waktu lama karena langsung di distribusikan kepada kaum Muslim.

2.3.2 Umar Ibn Khattab (40 SH-23 H/584-644 M)

Umar Ibn Khattab merupakan khalifah Islam kedua, la menyebut dirinya sebagai Khalifah Khalifati Rasulullah pengganti dan pengganti Rasulullah, kemudian la juga. yang memperkenalkan istilah Amir al- Mukminin komandan orang-orang beriman. Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama sepuluh tahun la banyak melakukan ekspansi hingga wilayah Islam meliputi jazirah Arab, sebagian wilayah kekuasaan romawi seperti Syiria, Palestina, dan Mesir, serta seluruh wilayah

11 Adimarwan Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Rajawall Press, Jakarta: 2006), him.54-55

12 Afzalurrahmani, Doktrin Ekonomi Islam, (Jogyakarta: PT. Dhana Bakti Wakaf, 1995) hal. 324.

(11)

8

kerajaan Persia. Atas prestasi inilah orang barat menjulukinya sebagai the Saint Paul of Islam.13

Dalam masalah perekonomian Umar Ibn Khattab di pandang banyak melakukan inovasi, hal ini bisa di lihat dari beberapa pemikiran dan gagasannya yang mampu mengangangkat citra Islam pada masanya. Dengan semakin luasnya daerah kekuasaan, Umar mulai memberlakukan administrasi negara juga membentuk jawatan kepolisian serta tenaga kerja.

Dalam bidang pertanian Umar mengambil langkah- langkah penting misalnya, la menghadiahkan tanah pertanian kepada masyarakat dengan syarat mampu menggarapnya, membuat saluran irigasi, serta mendirikan lembaga yang khusus untuk mendukung programnya tersebut. Lain halnya dalam bidang perdagangan Umar juga menyempurnakan hukum perdagangan yang mengatur tentang pajak, dan mendirikan pasar-pasar yang bertujuan untuk mengerakkan roda perekonomian rakyat.

Selain hal tersebut, Umar juga menjadikan Bait al-Mal yang memang sudah ada sejak pemerintahan sebelumnya menjadi reguler dan permanent, kemudian di bangun cabang- cabang di ibu kota provinsi. Berbeda dengan Abu Bakar, Umar dalam mendistribusikan harta Bait al Mal menerapkan prinsip keutamaan. Selain itu Umar juga mendirikan Dewan yakni sebuah kantor yang bertugas memberikan tunjangan bagi angkatan perang yang perang, pensiunan, serta tunjangan lain. Disamping itu Umar juga mendirikanlembaga survey yang dikenal dengan Nassab yang bertugas melakukan sensus terhadap penduduk Madinah.14

Selain itu, Umar juga memperkenalkan sistem jaga malam dan patroli serta mendirikan dan mensubsidi sekolah dan masjid. Umar bin khattab melakukan langkah- langkah besar pengembangan ekonomi dalam bidang pertanian.. Antara lain:

a) Menghadiahkan tanah pertanian kepada Masyarak yang bertsedia menggarapnya namun siapa yang gagal mengelola selama 1 tahun maka dia akan kehilangan kepemilikan tanah tersebut.

b) Pada masa kekhalifahan Umar banyak dibangun irigasi, waduk, tangki kanal dan pintu air serba guna untuk mendistribusikan air di ladang pertanian.

c) Hukum perdagangan mengalami penyempurnaan guna menciptakan perekonomian secara sehat, yaitu dengan cara:

13 Ibid. Azyumardi Azra, dkk. Ensiklopedi Islam, loc. cit

14 lbid. Tim Penulis P3EI UII Jogyakarta, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009), hal 372

(12)

9

1) Umar mengurangi beban pajak terhadap beberapa barang, pajak perdagangan nabati, dan kurma syria sebesar 50%.

2) Membangun pasar termasuk di wilayah pedalaman (Ubulla, Yaman, Damaskus, Mekkah dan Bahrain) Selain itu Umar juga memberlakukan mekanisme gaji kepada para anggota Militer. Lembaga yang menangani tugas ini dinamakan Al- Diwan, ini merupaka Al-Diwan islam yang pertama.

2.3.3 Ustman Ibn Affan (47 SH-35 H/577-656 M)

Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama 12 tahun, Khalifah Usman Ibn Affan berhasil memperluas kekuasan Islam sampai ke wilayah Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, serta Tabaristan. Selain itu juga la berhasil menumpas pemberontakan yang terjadi di daerah Khurasan dan Iskandariah.15

Pada enam tahun awal kekuasaanya, Ustman lebih terkonsentrasi melakukan penataan baru dengan mengikuti kebijakan khalifah sebelumnya. Hal ini paling tidak di dasari atas semakin luasnya kekuasaan Islam, dengan kata lain bahwa sumber pemasukan negara dari berbagai unsur seperti zakat, jizyah dan ghonimah semakin besar.

Dalam mengembangkan SDA, Ustman melakukan pembuatan saluran air, pembanguna jalan, serta pembentukan organisasi kepolisian secara permanen guna mengamankan jalur perdagangan. Selain itu, Ustman juga memperkenalkan tradisi mendistribusikan makanan di masjid untuk fakir miskin dan musafir.

Selama pemerintahannya Ustman juga melakukan perubahan administrasi tingkat atas dan mengganti beberapa gubernur, dalam pengelolaan tanah negara Ustman menerapkan kebijakan membagi-bagikannya kepada umat. Ustman menerapkan prinsip keutamaan seperti halnya yang dilakukan Umar.

Memasuki enam tahun kedua pemerintahannya, tidak terdapat perubahan mendasar dalam bidang perekonomian, hal ini lebih disebabkan karena mulai banyak kekecewaan kaum muslimin yang ditimbulkan oleh kebijakan Ustman sendiri yang di anggap banyak menguntungkan keluarga khalifah.

Pada masa pemerintahannya yang berlangsung 12 tahun, khalifah usman bin Affan berhasil melakukan ekspensi kewilayaan Armenia, Tunesia, Cyprus, Rhodes, dan

15 Ahmad Sya'labi, Sejarah dan kebudayaan Islam, (Pustaka Al-Husna, Jakarta: 1994), him.270

(13)

10

bagian tersisa dari Persia, Transoxania dan Tabristan. Ia juga berhasil menumpas pemberontakan didaerah khurusan dan Iskandariah. Beliau merupakan khalifah yang kaya. Pada Perang Tabuk (Perang besar) beliau menyumbangkan 100 ekor unta agar tentara perang Muslim tidak lelah karena jaraknya yang jauh. Pada enam tahun masa pemerintahannya, Usman banyak mengikuti kebijakan ekonomi Umar bin khattab.

Pada enam tahun pertama Baikh, Khabul, Gazni, Kerman dan Sistan di taklukan. Kemudian tindakan efektif dilakukan untuk pengembangan Sumber daya alam. Aliran air digali, jalan-jalan dibangun, pohon-pohon ditanam untuk diambil buah dan hasilnya. Seiring luasnya daerah kekuasaan Islam, Usman membentuk lembaga pengamanan guna menjamin stabilitas keamanan di daerah perekonomian.

2.3.4 Ali Ibn Abi Thalib (23 SH-40 H/600-661 M)

Khalifah keempat ini mewarisi kendali pemerintahan dengan wilayah yang sangat luas, namun demikian hal tersebut tidak berarti bahwa la dengan mudahnya menjalankan roda pemerintahan, sebab Ali juga mewarisi persoalan politik yang sangat berpotensi menciptakan konflik dari pemerintahan sebelumnya. Khalifah yang terkenal sangat sederhana ini, tidak memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan sistem perekonomian, hal ini disebabkan banyaknya konflik yang terjadi pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama enam tahun Terbunuhnya Khalifah Ustman menjadi isu sentral merebaknya konflik-konflik tersebut.

Namun demikian patut dicatat bahwa dalam mengelola perekonomian la sangat berhati-hati terlebih dalam membelanjakan keuangan negara. Bahkan diriwayatkan juga Ali menarik diri dari daftar penerima gaji dan bahkan menyumbang sebesar 5000 Dirham setiap tahunnya. Dalam masalah perekonomian satu hal yang sangat monumental dari pemerintahan Ali adalah pencetakan mata uang sendiri atas nama pemerintahan Islam.

Selain itu Ali juga membentuk kepolisian secara resmi yang disebut syurthah, sedangkan dalam mendistribusikan harta Bait al-Mal Ali mengeluarkannya semua tanpa ada cadangan dengan prinsip pemerataan distribusi uang rakyat. Perekonomian pada masa khulafaur rasyidin. Setelah diangkat sebagai khalifah keempat oleh segenap kaum Muslimin, Ali Bin Abi Thalib langsung mengambil tindakan seperti membuka kembali lahan perkebunan yang telah diberikan kepada orang-orang kesayangan

(14)

11

Usman, dan mendistribusikan pendapatan pajak tahunan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan umar bin khattab.

Kabijakan Ali bin Abi Thalib dalam kebijakan ekonomi adalah:

a. Mengedepankan prinsip pemerataan dalam pendistribusian kekayaan negara kepada masyarakat.

b. Menetapkan pajak terhadap para pemilik kebun dan mengijinkan pemungutan zakat terhadap sayuran segar.

c. Melakukan kontrol pasar dan pemberantas pedagang licik, penimbunan barang, dan pasar gelap.

d. Membentuk petugas keamanan yang disebut dengan Syurthah» (Polisi) yang dipimpin oleh Shahibus Syurthah.

e. Ketat dalam menangani keuangan negara dan melanjutkan kebijakan umar .

2.4 Masa sesudah Khalifah

Di antara para khalifah bani umayah yang termashur dan memberikan banyak pemikirannya di bidang ekonomi adalah:

a. Khalifah Muawiyah Ibn Abi Sufyan

Pada masa pemerintahannya beliau mendirikan dinas pos beserta dengan berbagai fasilitasnya, menerbitkan angkatan perang, mencetak uang, dan mengembangkan adil (hakim) sebagai jabatan profesional.

b. Khalifah Abdul Malik Marwan

Pemikiran yang serius terhadap penerbitan dan pengaturan uang dalam masyarakat Islam muncul di masa pemerintahan beliau. Beliau mencetak mata uang tersendiri dengan memakai kata-kata dan tulisan arab serta tetap mencantumkan kalimat basmalah.

c. Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz

Beliau menerapkan kembali ajaran Islam secara utuh menyeluruh. Beliau bersifat melindungi dan meningkatkan kemakmuran taraf hidup masyarakat menyeluruh.

d. Masa Bani Umayyah

Terdapat beberapa prinsip dasar sistem Ekonomi Islam sebagai dasar untuk pengembangan sistem Ekonomi Islam dalam suatu pemerintahan atau Negara, yaitu:

(15)

12 1) Kebebasan Individu

Individu mempunyai hak kebebasan sepenuhnya untuk berpendapat atau membuat suatu keputusan yang di anggap perlu dalam sebuah Negara Islam. Tanpa kebebasan tersebut Individu Muslim tidak dapat melaksanakan kewajiban mendasar dan penting dalam menikmati kesejahteraan dan menghindari terjadinya kekacauan dalam masyarakat.

2) Hak Terhadap Harta

Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta, tetapi Islam memberbatasan tertentu supaya kebebasan itu tidak merugikan kepentingan masyarakat umum.

3) Ketidaksamaan Ekonomi dalam batas yang wajar.

Meskipun Islam mengakui adanya keadaan di mana ekonomi antar satu orang dengan orang lain tidak sama, namun islam mengatur perbedaan tersebut dalam batasan-batasan yang wajar dan adil.

(16)

13 BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya sejarah pemikiran ekonomi Islam seiring dengan perkembangan tasyri’.

Peletakan dasar-dasar dan aturan perekonomian dalam Islam telah dimulai sejak zaman Rosulullah SAW. Yang dibangun atas dasar nilai-nilai Qur’ani dengan berasaskan persaudaraan, persamaan, kebebasan dan keadilan. Pemikiran ekonomi Islam adalah respon para pemikir Muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi pada masa mereka. Pemikiran ekonomi tersebut di ilhami dan dipandu oleh ajaran Al-Quran, sunnah, ijtihad (pemikiran) dan pengalaman empiris mereka. Objek kajian dalam pemikiran ekonomi Islam bukanlah ajaran tentang ekonomi tetapi pemikiran para ilmuan islam tentang ekonomi dalam sejarah atau bagaimana mereka memahami ajaran Al-quran dan sunnah tentang ekonomi.

3.2 Saran

Dalam materi yang sudah disampaikan, kami berharap makalah ini bisa menjadi salah satu referensi dari sekian banyak referensi yang ada untuk dijadikan sebagai bahan bacaan tentang Sejarah Pemikiran Islam. Diharapkan makalah ini bisa menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Dan kami sangat menerima jika ada kritik dan saran yang membangun karena kami meyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

(17)

14 BAB IV LATIHAN SOAL

Soal Pilihan Ganda

1. Ekonomi islam mulai muncul dan berkembang pada masa Nabi Muhammad SAW yang mana pada saat itu dipilih sebagai Rasul (utusan Allah). Tentunya pada masa ini segala cara dilakukan untuk memakmurkan masyarakat nya, oleh sebab itu mereka harus memiliki pendapatan yang cukup. Di masa ini terdapat 2 pendapatan yang diperoleh, yaitu pendapatan primer dan pendapatan sekunder. Dimana sumber utama pendapatan primer adalah zakat dan Ushr, yang mana zakat tersebut di salurkan untuk orang-orang fakir, miskin, pengurus zakat dan lainya. Lalu pada zaman ini, apa saja yang tidak memenuhi kriteria zakat?

A. Benda logam yang terbuat dari Emas / Perak B. Perlengkapan dapur

C. Binatang ternak : sapi, domba, kambing D. Hasil Pertanian termasuk buah-buahan

E. Luqta (harta benda yang ditinggalkan musuh) atau barang temuan

2. Rasulullah Saw mengeluarkan sejumlah kebijkan yang menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan, selain masalah hukum (fiqih), politik (siyasah), juga masalah perniagaan atau ekonomi (muamalah). Masalah-masalah ekonomi umat menjadi perhatian Rasulullah Saw, karena masalah ekonomi merupakan pilar penyangga keimanan yang harus diperhatikan. Selanjutnya, kebijakan-kebijakan Rasulullah Saw menjadikan pedoman oleh para Khalifah sebagai penggantinya dalam memutuskan masalah-masalah ekonomi. Rasulullah mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi oleh umat Islam pada masa beliau diantaranya…

A. Beliau mendirikan bank-bank Islam untuk memberikan pinjaman kepada umat Muslim.

B. Beliau mengizinkan perdagangan alkohol dan daging babi untuk meningkatkan pendapatan umat Islam.

C. Beliau menerapkan sistem zakat dan sedekah untuk membantu kaum miskin.

D. Beliau melarang umat Islam terlibat dalam kegiatan ekonomi.

E. Beliau menerapkan sistem sedekah dan mendirikan bank-bank Islam untuk memberikan pinjaman

3. Perhatikan beberapa pernyataan berikut ini

1) Jarang memperhatikan keakuratan penghitungan zakat.

2) Melaksanakan kebijakan pembagian tanah hasil taklukan.

3) Tidak mengambil alih tanah-tanah dari orang murtad untuk dimanfaatkan demi kepentingan umat Islam.

4) Distribusi harta Baitul Mal menerapkan prinsip kesamarataan.

5) Distribusi harta Baitul Mal menerapkan prinsip keutamaan.

(18)

15

Yang tidak termasuk kebijakan ekonomi pada masa Khalifah Abu bakar as shidiq ditunjukkan oleh nomor…

A. 1), 2), dan 3) B. 1), 2), dan 4) C. 1), 3), dan 5) D. 2), 3), dan 4) E. 2), 3), dan 5)

4. Perhatikan beberapa pernyataan dibawah ini.

1) Distribusi harta Baitul Mal menerapkan prinsip kesamarataan..

2) Menyewakan lahan pertanian kepada masyarakat yang mampu membayarnya

3) mendirikan Dewan yakni sebuah kantor yang bertugas memberikan tunjangan bagi angkatan perang yang perang, pensiunan, serta tunjangan lain.

4) menyempurnakan hukum perdagangan yang mengatur tentang pajak.

5) Banyak membangun pasar termasuk di wilayah pedalaman (Ubulla, Yaman, Damaskus, Mekkah dan Bahrain)

Yang tidak termasuk kebijakan ekonomi pada masa Umar Ibn Khattab ditunjukkan oleh…

A. 1), 2), dan 3) B. 1), 3), dan 4) C. 2), 3), dan 5) D. 2), 4), dan 5) E. 3), 4), dan 5)

5. Beliau mendirikan dinas pos beserta dengan berbagai fasilitasnya, menerbitkan angkatan perang, mencetak uang, dan mengembangkan adil (hakim) sebagai jabatan profesional, merupakan kebijakan dari masa khalifah..?

A. Khalifah Abdul Malik Marwan B. Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz C. Khalifah Usman Ibn Affan

D. Khalifah Muawiyah Ibn Abi Sufyan E. Khalifah Ali Ibn Abi Thalib

Soal Essay

1. Apa dampak revolusi pertanian pada ekonomi pra-Islam? Bagaimana perubahan dalam teknologi pertanian dan pola pemukiman memengaruhi perkembangan ekonomi dan sosial?

2. Apa peran zakat dalam ekonomi masa Rasulullah? Bagaimana zakat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan dalam masyarakat Muslim awal?

(19)

16

3. Pada masa Rasulullah masih tidak adanya tentara formal, melainkan semua umat muslim yang mampu boleh menjadi tentara. Tetapi, mereka tidak mendapatkan gaji, melainkan mereka diperbolehkan untuk mendapatkan bagian dari rampasan perang.

biasanya rampasan tersebut berupa senjata, kuda, unta, barang-barang bergerak lainya yang didapatkan pada saat perang. Bagaimana kebijakan terkait pembagian barang- barang rampasan perang?

4. Baitul mal merupakan sebuah lembaga atau pihak yang memiliki kewajiban atau tugas khusus untuk melakukan penanganan atas segala harta yang dimiliki oleh umat, dalam bentuk pendapatan maupun pengeluaran negara. Yang mana, kebijakan Baitul mal ini sudah ada pada masa rasulullah dan dilanjutkan pada oleh Abu Bakar al-Shiddiq dan masih ada pada masa Umar Ibn Khatab. bagaimana perkembangan Baitul Mal pada masa Umar Ibn Khatab?

5. Periode kekhalifahan Umar Ibn al-Khattab disebut sebagai masa kejayaan atau keemas an dalam Islam, umar memerintah hanya dalam kurun waktu sepuluh tahun, akan tetapi dalam periode yang singkat itu negara Islam mengalami kemakmuran yang amat pesat, jelaskan mengapa dalam masa pemerintahan Umar Ibn al-Khattab bisa disebut sebagai masa keemas an dalam Islam?

(20)

17

Kunci Jawaban

Pilihan ganda 1. B

2. C 3. C 4. A 5. D

Essay

1. Dampaknya terhadap Peningkatan Produksi Makanan, Revolusi pertanian membawa perubahan dalam teknik bercocok tanam dan pemeliharaan hewan, yang menghasilkan peningkatan produksi makanan. Ini menyebabkan ketersediaan makanan yang lebih besar bagi masyarakat pra-Islam dan memungkinkan pertumbuhan populasi yang lebih besar.

Kombinasi peningkatan produksi makanan, perkembangan pemukiman, dan spesialisasi ekonomi menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan pada masa pra-Islam.

Perekonomian menjadi lebih maju dan kompleks.

Teknologi pertanian yang lebih efisien memungkinkan penduduk untuk tetap tinggal lebih lama di satu tempat, sehingga memicu pertumbuhan pemukiman tetap dan perkotaan. Ini menciptakan peluang ekonomi baru dalam perdagangan, kerajinan, dan layanan, yang pada gilirannya meningkatkan aktivitas ekonomi. Meskipun ada pertumbuhan ekonomi, kesenjangan ekonomi juga menjadi lebih jelas. Beberapa orang yang berada dalam posisi yang lebih baik ekonominya menjadi lebih kaya, sementara yang lain tetap dalam kemiskinan. Hal ini mengarah pada perubahan sosial dan politik, serta meningkatnya kesadaran akan masalah ketidaksetaraan ekonomi.

2. Distribusi Pendapatan yang Adil: Zakat adalah kewajiban bagi umat Islam yang mampu untuk memberikan sebagian dari kekayaan mereka kepada yang lebih membutuhkan.

Dengan demikian, zakat membantu mengalirkan kekayaan dari yang kaya ke yang miskin.

Ini menciptakan distribusi pendapatan yang lebih adil dalam masyarakat.

Pemberdayaan Kaum Miskin: Zakat membantu memberdayakan kaum miskin dengan memberikan mereka akses ke sumber daya ekonomi. Dalam banyak kasus, zakat digunakan untuk mendukung pendidikan, pelatihan, atau usaha kecil bagi mereka yang kurang mampu.

Hal ini membantu mereka untuk keluar dari kemiskinan dan menjadi lebih mandiri secara ekonomi.

Mengurangi Ketidaksetaraan Ekonomi: Dengan menerapkan zakat, Rasulullah memastikan bahwa kekayaan tidak terkumpul hanya pada segelintir orang kaya. Ini membantu mengurangi ketidaksetaraan ekonomi yang mungkin terjadi jika tidak ada mekanisme distribusi yang diatur.

(21)

18

3. Rasulullah Saw biasanya membagi seperlima (khums) dari rampasan perang tersebut menjadi tiga bagian, bagian pertama untuk beliau dan keluarganya, bagian kedua untuk kerabatnya dan bagian ketiga untuk anak yatim piatu, orang yang sedang membutuhkan dan orang yang sedang dalam perjalanan. Empat perlima bagian yang lain dibagi diantara prajurit yang ikut perang, dalam kasus tertentu beberapa orang yang tidak ikut serta dalam perang juga mendapat bagian. Penunggang kuda mendapat dua bagian, untuk dirinya sendiri dan kudanya.

4. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Al- Khaththab sehingga menjadi lembaga yang reguler bahkan permanen. Pembangunan lembaga Baitul mal yang difasilitasi dengan sistem administrasi yang teratur dengan baik dan rapi adalah kontribusi terbesar yang dipersembahkan oleh Khalifah Umar ibn Al-Khaththab untuk dunia Islam dan umat Muslim.

sebagai tindak lanjutnya bangunan lembaga Baitul mal pertama kali dibangun berpusat di Madinah.

Pada sistem pendistribusian harta Baitul mal, sekalipun berada dalam kendali dan tanggung jawab Umar Ibn Khattab, seluruh pejabat Baitul mal tidak ada wewenang dalam membuat keputusan terhadap harta Baitul mal yang berupa zakat dan ushr. Kekayaan negara tersebut ditujukan untuk berbagai golongan tertentu dalam masyarakat dan harus dibelanjakan sesuai dengan prinsip Al- Quran. Harta Baitul mal adalah harta kaum muslim, sedangkan khalifah dan para amil hanya pengurus dan sebagai pemegang amanah. Dengan kata lain, negara menanggung menyediakan makanan bagi para janda, serta anak-anak terlantar, anak-anak yatim, membiayai penguburan orang-orang miskin, membayar utang orang-orang yang bangkrut, serta membayar uang diyat untuk kasus-kasus tertentu, seperti membayar diyat prajurit Shebani yang membunuh seorang Kristiani untuk menyelamatkan nyawanya serta memberikan pinjaman tanpa bunga untuk tujuan komersial, seperti kasus Hind binti Ataba 5. Umar Ibn al-Khattab menjadi khalifah kedua kaum muslimin menggantikan Abu Bakar ra.

Sebagaimana pendahulunya, corak kekhalifahan Umar termasuk sistem ekonominya bersumber pada al-Qur’an dan sunnah. Sistem ekonomi yang dikembangkan khalifah Umar memiliki karakteristik obyektif, loyal dan berkembang, diterapkan dengan penuh prinsip- prinsip ketaqwaan, musyawarah dan keadilan sehingga dapat mencapai keseimbangan ekonomi dan sosial. Di samping itu, Umar mengatur kekayaan negara untuk urusan pengembangan proyek yang prospektif, yang merupakah ciri khas kekuasaannya.

Kebijakan diantaranya yaitu Dalam bidang pertanian Umar mengambil langkah- langkah penting misalnya, la menghadiahkan tanah pertanian kepada masyarakat dengan syarat mampu menggarapnya, membuat saluran irigasi, serta mendirikan lembaga yang khusus untuk mendukung programnya tersebut. Lain halnya dalam bidang perdagangan Umar juga menyempurnakan hukum perdagangan yang mengatur tentang pajak, dan mendirikan pasar- pasar yang bertujuan untuk mengerakkan roda perekonomian rakyat

(22)

19

DAFTAR PUSTAKA

Adimarwan Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Rajawall Press, Jakarta: 2006), him.54-55

Afzalurrahmani, Doktrin Ekonomi Islam, (Jogyakarta: PT. Dhana Bakti Wakaf, 1995) hal. 324.

Ahmad al Usairy, Penerjemah: H. Samson Rahman, Sejarah..., 72. 10 Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Kediri Pustaka Pelajar. 2010), Cet.1, hal, 17-23

Ahmad Sya'labi, Sejarah dan kebudayaan Islam, (Pustaka Al-Husna, Jakarta: 1994), him.270 Anindya Aryu Inayati, Pemikiran Ekonomi M. Umer Chapra(Islamic EconomicsJournal: Vol.

2, No. 1, 2014), 2.

Azyurmadi Azra, dkk. Ensiklopedi Islam, (Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta: tt) jilid. I. hlm. 53.

Badri Yatim, Sejarah Peadaban Islam, (Raja Grafindo Persada, Jakarta: 1994), hlm.36.

Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Pustaka Setia, Bandung h. 39 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam(Jakrta: Gramata Publishing,2005), 67.

Ibid. Azyumardi Azra, dkk. Ensiklopedi Islam, loc. Cit

Ira M. Lapidus;Penerjemah, Ghufron A. Mas’adi, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta PT. Raja Gerafindo Persada, 2000), 19.

lbid. Tim Penulis P3EI UII Jogyakarta, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009), hal 372

Moh. Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam, (Malang:Universitas Muhammadiyah Malang,20040,14.

Tim Karya Ilmiah Purnasiswa MHM 2006, sejarah..., 16-17.

Yadi Janwari, Pemikiran Ekonomi Islam dari masa Rasulullah Hingga Masa Kontemporer, Remaja Rosda karya, Bandung h. 8

Referensi

Dokumen terkait

10% SIMILARITY INDEX 7% INTERNET SOURCES 4% PUBLICATIONS 5% STUDENT PAPERS 1 2% 2 1% 3 1% 4 1% 5 1% 6 1% 7 < 1% Biomonitoring application using macrozoobenthic