• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan(studi kasus di SDN. Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan(studi kasus di SDN. Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan)"

Copied!
255
0
0

Teks penuh

(1)

MUTU PENDIDIKAN

(Studi Kasus di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu

Kalimantan Selatan)

SKRIPSI

Oleh:

FADILAH SITI AMANAH NIM: 211216024

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2023

(2)

ii

MUTU PENDIDIKAN

(Studi Kasus di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu

Kalimantan Selatan)

SKRIPSI Diajukan

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan

Oleh:

FADILAH SITI AMANAH NIM: 211216024

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2023

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

viii

٣٩ ﺳَ ﻰ ۙ ﻌٰ ﺎ اِﻟَّ ﻣَ ﺎ نِ ﺎ ﺴَ ﺎِﻧْ ﻟِﻠْ ﺲ َ ﻟَّﻴْ نْ اَ وَ

(53:39/ ﻢ ﺠ ﻨ اﻟ )

Artinya: “Dan bahwasanya manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,”

(QS. An-Najm [53]:39)1

1 Mushaf Al-Qur’an Lajnah Pentashihan, Aplikasi Al Qur’an Digital Kemenang Arab dan Terjemah (Jakarta: Kementerian Agama: 2019),53.

(9)

ix

Dengan kerendahan hati dan rasa syukur kehadirat Allah Swt, kupersembahkan karya tulis penelitian ini :

1. Untuk kedua orang tua tercinta bapak Jaiman dan Suji Rahwati yang senantiasa dengan tulus ikhlas selalu memberikan kasih sayang dan mendoakan demi kelancaran dalam segala hal.

2. Untaian kata terimakasih sujud hanya kepada Allah Swt, senantiasa saya haturkan.

3. Untuk segenap dewan pendidik dan kependidikan di SDN Karya Bakti yang selalu memberikan dukungan dan semangat belajar untuk saya, semoga tetap selalu semangat dalam menjalankan tugasnya di lembaga pendidikan ini.

4. Skripsi ini saya persembahkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sekuat tenaga meluangkan waktu dan fikiran hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

(10)

x

Amanah, Fadilah Siti.2023.Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Kasus di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan). Skripsi. Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing Fata Asyrofi Yahya, M.Pd.I.

Kata Kunci: Komite Sekolah, Mutu Pendidikan.

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Diantaranya pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Untuk meningkatkan mutu pendidikan suatu Lembaga Pendidikan maka diperlukan adanya kerjasama dari semua pihak untuk mewujudkannya. Salah satunya ialah kerjasama sekolah dengan komitesekolah, dimana peran komite sekolah tidak hanya sebagai organisasi yang tersusun saja namun perlu juga adanya berbagai kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dari peran komite ini diharapkan dapat membantu sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui bagaimana peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advicory agency) dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan ManteweKabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. (2) Mengetahui bagaimana peran komite sekolah sebagai pendukung (supporting agency) dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya

(11)

xi

bagaimana peran komite sekolah sebagai pengontrol (controlling agency) dalam peningkatan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo KecamatanManteweKabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. (4) Mengetahui keberhasilan komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

Sedangkan analisis data yang digunakan menggunakan teori milles and Huberman yang terdiri dari:reduksi data, penyajikan data dan kesimpulan. Selanjutnya uji keabsahan data dilakukan dengan pendekatan berdasarkan lamanya waktu penelitian, triangulasi sumber dan metode.

Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa: (1) Peran komite sekolah sebagaipemberi pertimbangan (advisory agency) dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti sudah dijalankan yang mana komite sekolah memberikan pertimbangan dalam penyusunan program sekolah, dukungan orang tua, kualitas pendidik, kualitas pembelajaran, manajemen sumber daya manusia, kepemimpinan sekolah, kenyamanan sekolah, dan juga komitmen peserta didik. (2) Peran komite sekolah sebagai pendukung dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti sudah dilaksanakan, bentuk dukunganya ialah berupa sumbangan ide atau gagasan, tenaga dan juga pengusahaan pendanaan dengan mendukung berbagai program sekolah.

Mendukung partisipasi orangtua, kepemimpinan sekolah,peningkatan kualitas pendidik dan juga kualitas

(12)

xii

serta mendukung komitmen peserta didikuntuk selalu semangat belajar di sekolah dan bertata krama baik.

(3)Peran komite sekolah sebagai pengontrol dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti sudah dilaksanakan, dimana komite sekolah melakukan pengontrolan terkait keterlaksanan program sekolah, mengontrol partisipasi orang tua, mengontrol kualitas pendidik, mengontrol kualitas pembelajaran, mengontrol kepemimpinan sekolah, mengontrol manajemen sumber daya manusia disekolah, mengontrol kenyamanan sekolah, dan mengontrol komitmen peserta didik di sekolah. (4) Keberhasilan Peran Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti, untuk tingkat keberhasilan dalam taraf sedang yang mana masih perlu adanya pengembangan dan juga peningkatan dalam beberapa aspek agar mutu pendidikan dapat terus maju dan unggul.

(13)

xiii

Alhamdu lillāhi robbil 'ālamīn, puji syukur ke hadirat Allah Swt, yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik- baiknya, yang berjudul “Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Kasus di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan ManteweKabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan)” Untaian sholawat beserta salam, semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah membawa ilmu dan pengetahuan serta membentuk masyarakat dengan peradaban yang tinggi dan maju.

Selanjutnya, dengan segenap kemampuan yang optimal, kesulitan dan keterbatasan yang menghambat dalam penyusunan skripsi ini dapat diatasi dengan bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih dengan tulus terhadap semua yang ikut berpartisipasi demi terselesaikannya karya tulis ilmiah ini, yaitu :

(14)

xiv

Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.

2. Dr. H. Moh. Munir, Lc, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorgo yangsenantiasa memberikan dorongan semangat kepada penulis agar dapat menyusun skripsi ini dengan baik.

3. Dr. Athok Fuadi, M.Pd selaku ketua jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.

4. Bapak Fata Asyrofi Yahya, M.Pd.I selaku pembimbing yang telah mencurahkan waktu dan tenaga dalam membimbing penulis dengan memberikan petunjuk dan dukungan penuh serta memberikan saran dan masukan terhadap penulis demi terselesaikannya penulisan skripsi ini.

5. Segenap keluarga besar SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kec. Mantewe, Kab. Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, yang telah memberikan berbagai fasilitas kepada penulis untuk mengadakan penelitian, sehingga data yang penulis perlukan dapat terkumpul.

6. Segenap dosen dan karyawan IAIN Ponorogo serta

(15)

xv

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Penulis hanya dapat membalas dengan iringan doa ke hadirat Allah Swt, semoga bantuan dan partisipasi dari semua pihak mendapatkan balasan berlipat ganda. Kepada beliau kami sampaikan jazākumullāh khoiron katsīron.

Peneliti merasa bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kejanggalan sekalipun usaha maksimal telah peneliti lakukan. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan dan kebaikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Ponorogo, 13 Maret2023 Peneliti

Fadilah Siti Amanah

(16)

xvi

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN JUDUL ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI v

PERYATAAN KEASLIAN TULISAN vi

MOTO vii

PERSEMBAHAN viii

ABSTRAK ix

KATA PENGANTAR xii

DAFTAR ISI xv

DAFTAR TABEL xx

DAFTAR GAMBAR xxi

DAFTAR LAMPIRAN xxii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

(17)

xvii

C. Rumusan Masalah 5

D. Tujuan Penelitian 6

E. Manfaat Penelitian 7

F. Sistematika Pembahasan 8 BAB II : KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori 11

1. Komite Sekolah 11

a. Pengertian Komite Sekolah 11 b. Tugas Dan Fungsi Komite

Sekolah 13

c. Peran Komite Sekolah 14

d. Keanggotaan dan

Kepenggurus-an Komite

Sekolah 20

2. Mutu Pendidikan 21

a. PengertianMutu Pendidikan 21

b. Indikator Mutu Pendidikan 23 c. Strategi pengukuran

peningkatan Mutu

Pendidikan 26

B. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu 28

(18)

xviii

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 43

B. Kehadiran Peneliti 45

C. Lokasi Penelitian 46

D. Data dan Sumber Data 46 E. Prosedur Pengumpulan Data 47 F. Teknik Analisis Data 53 G. Pengecekan Keabsahan Temuan 57 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Latar Penelitian 61 1. Sejarah Singkat Berdirinya SDN

Karya Bakti 61

2. Letak Geografis SDN Karya

Bakti 61

3. Visi dan Misi SDN Karya Bakti 62 4. Struktur Organisasi SDN Karya

Bakti 63

5. Keadaan Guru SDN Karya Bakti 64 6. Keadaan Peserta Didik SDN

Karya Bakti 65

7. Keadaan Sarana dan Prasarana

SDN Karya Bakti 66

B. Paparan Data 67

(19)

xix

Pemberi Pertimbangan (Advicory Agency) Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan 67 2. Peran Komite Sekolah Sebagai

Pendukung (Supporting Agency) Dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan 93

3. Peran Komite Sekolah Sebagai Pengontrol (Controlling Agency) Dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan 120

4. Keberhasilan Komite Sekolah Dalam Meningkaktan Mutu

Pendidikan 145

C. Pembahasan 178

1. Analisis Peran Komite Sekolah Sebagai Pemberi Pertimbangan (Advicory Agency) Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan 178

2. Analisis Peran Komite Sekolah

(20)

xx

Agency) Dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan 185

3. Analisis Peran Komite Sekolah Sebagai Pengontrol (Controlling Agency) Dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan. 192

4. Analisis Keberhasilan Komite Sekolah Dalam Meningkaktan

Mutu Pendidikan 196

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan 203

B. Saran 206

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

SURAT IZIN PENELITIAN

SURAT TELAH MELAKUKAN PENELITIAN PERNYATAAN KEASLIAN TULIS

(21)

xxi

Tabel 4.1 Kepala sekolah yang menjabat di SDN

Karya Bakti 61

Tabel 4.2 Struktur ogranisasi SDN Karya Bakti 63 Tabel 4.3 Jumlah murid di SDN Karya Bakti th

ajaran 2022/3023 66

Tabel 4.4Peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan dalam meningkatkan

mutu pendidikan 92

Tabel 4.5 Peran komite sekolah sebagai

pendukung 120

Tabel 4.6 Peran komite sekolah sebagai

pengontrol 145

(22)

xxii

Gambar 4.1 Siswa berpamitan kepada orang tua ketika berangkat sekolah 172

(23)

xxiii

Nomor Lampiran

Lampiran : 1 Pedoman wawancara Lampiran : 2 Transkrip wawancara Lampiran : 3 Transkrip observasi Lampiran : 4 Transkrip dokumentasi

Lampiran : 5 Surat pengantar penelitian individu Lampiran : 6 Surat pengantar pergantian judul

dan lokasi penelitian

Lampiran : 7 Surat keterangan telah mengadakan penelitian

Lampiran : 8 Riwayat hidup

(24)

xxiv

1. Pedoman transliterasi yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

Arab Indonesia Arab Indonesia

ا

,

ط

ب

B

ظ

ت

T

ع

ث

Th

غ

Gh

ج

J

ف

F

ح

ق

Q

خ

Kh

ك

K

د

D

ل

L

ذ

Dh

م

M

ر

R

ن

N

ز

Z

و

W

س

S

ه

H

ش

Sh

ء

ص

ي

Y

ض

2. Untuk menunjukkan bunyi hidup panjang caranya dengan menuliskan coretan horizontal di atas hurufa>, i>danu>.

(25)

xxv

dengan menggabungkan dua huruf“ay”dan“aw”.

Contoh:

Bayna, ‘layhim, qawl, mawd{u>’ah

4. Istilah (technical terms) dalam bahasa asing yang belum terserap menjadi bahasa baku Indonesia harus dicetak miring.

5. Bunyi huruf hidup akhir sebuah kata tidak dinyatakan dalam transliterasi, transliterasi hanya berlaku pada huruf konsonan akhir.

Contoh:

a. Ibn Taymi>yahbukan Ibnu Taymi>yah.

b. Inna al-di>n ‘inda Alla>h al-Isla>m bukanInna al -di>na ‘inda Alla>hi al-Isla>mu.

c. Fahuwa wa>jib bukan fahuwa wa>jibu dan bukan pula fahuwa wa>jibun.

6. Kata yang berakhir dengan ta>’marbu>t}ah dan berkedudukan sebagai sifat (na’at) dan id{a>fah ditransliterasikan dengan “ah”. Sedangkan mud{a>fditransliterasikan dengan“at”.

(26)

xxvi

a. Na’at dan mud{a>f ilayh : Sunnah sayyi’ah, al- Maktabah al-Mis{riyah.

b. Mud{a>f : mat{ba’at al-‘A>mmah.

7. Kata yang berakhir dengan ya>’ mushaddadah (ya>’ ber-tashdid) ditransliterasikan dengan i>.

Jika i> diikuti dengan ta>’marbu>t{ah maka transliterasinya dengan i>yah. Jika ya>’ ber- tashdid berada di tengah kata ditransliterasikan denganyy.

Contoh:

a. Al-Ghaza>li>, al-Nawawi>

b. Ibn Taymi>yah, Al-Jawzi>yah c. Sayyid, mu’ayyid, muqayyid.2

2Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 2021, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 2021 (Ponorogo: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, 2021), 110.

(27)
(28)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses penciptaan lingkungan yang kondusif untuk mengembangkan secara maksimal, utuh dan seimbang semua potensi yang dimiliki oleh anak.

Pendidikan merupakan usaha yang bersifat mendidik, membimbing, membina, mempengaruhi, dan mengarahkan dengan seperangkat ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mentransformasikan keadaan suatu masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.3 Dalam melaksanakan pendidikan yang baik diperlukan adanya kerjasama yang baik antar struktur anggota sekolah seperti halnya komite sekolah.

Salah satu permasalahan pendidikan yang terdapat saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan.

Diantaranya pendidikan dasar dan pendidikan

3Akdon, Manajemen Pendidikan (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014), 15.

(29)

menengah. Kajian kebermutuan sekolah dapat dianalisis dari dua hal, yaitu: (1) produk yang dihasilkan oleh pendidikan dan (2) pelanggan pendidikan. Analisis mengenai kebermutuan suatu pendidikan harus mengidentifikasi lebih lanjut siapa pelanggan pendidikan itu. Pelanggan pendidikan adalahpelajar sebagai pelanggan eksternal utama. Orang tua, pemerintah daerah, para pekerja merupakan pelanggan eksternal kedua. Pasar kerja, pemerintah pusat, masyarakat merupakan pelanggan eksternal ketiga. Guru dan staf pendukung satuan pendidikan merupakan pelanggan internal. Berdasarkan deskripsi tersebut dapat dipahami bahwa kebermutuan pendidikan harus dianalisis secara sistem, seperti kebermutuan masukan, proses, hasil, dan dampak.4

Salah satu upaya untuk meningkatkan kebermutuan pendidikan adalah dibentuknya komite sekolah. Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Komite

4 Cepi Triatna, Pengembangan Manajemen Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), 2-3.

(30)

sekolah/sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas, sekolah, serta tokoh masyarakat bisa ulama/rohaniawan, budayawan, pemuka adat, pakar atau pemerhati pendidikan, wakil organisasi masyarakat, wakil dunia usaha dan industri, bahkan kalau perlu juga wakil siswa, wakil guru- guru dan kepala sekolah.5

Sesuai dengan pengertianya, tujuan, peran dan fungsi komite sekolah sangat ketergantungan pada masyarakat yang terlibat di dalam komite sekolah itu sendiri, karena organisasi ini bersifat mandiri, demokratis dan tidak terikat dengan organisasi manapun, artinya bahwa keefektifan dan keaktifan komite sekolah tergantung pada insan-insan yang bekerjasama dalam komite sekolah tersebut, ringkasnya bahwa sekolah harus memberdayakan dirinya dahulu sebelum memberdayakan sekolahnya. Dibentuknya komite sekolah selain sebagai pengganti dari Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3)

5 UU No 30 Tahun 2003 Tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah

(31)

yang dianggap sudah kurang berfungsi dan kurang optimal dalam meningkatkan mutu pendidikan, juga dimaksudkan agar adanya suatu organisasi yang mewadahi masyarakat di lingkungan sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas kepedulian terhadap peningkatan mutu dan kualitas sekolah.6

Setelah melakukan observasi yang dilakukan di SDN Karya Bakti diketahui bahwa organisasi komite sekolah yang ada di SDN Karya Bakti sudah tersusun dengan baik sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. Komite sekolah yang ada mampu untuk menyusun berbagai program- program yang menunjang peningkatan mutu pendidikan sekolah. Komite sekolah yang ada juga ikut serta dalam penyusunan rencana kerja sekolah, ikut membantu keterlaksanaan rencana kerja sekolah, serta pengawasan terkait pelaksanaan rencana kerja sekolah.7

Melihat fenomena yang ada tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih

6 Kompri, Manajemen Sekolah Teori dan Praktek (Bandung:Alfabeta, 2014), 364.

7Lihat Transkrip Observasi: 01/O/08/2021.

(32)

mendalam terkait “Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Kasus di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan ManteweKabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan)”.

B. Fokus Penelitian

Di dalam penelitian ini fokus penelitianya yaitu pada bagaimana peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu Pendidikan di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah BumbuKalimantan Selatan.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam meningkat-kan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah BumbuKalimantan Selatan?

2. Bagaimana peran komite sekolah sebagai pendukung (supporting agency) dalam

(33)

meningkat-kan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan?

3. Bagaimana peran komite sekolah sebagai pengontrol (controlling agency) dalam meningkat-kan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan?

4. Bagaimana keberhasilan komite sekolah dalam meningkaktan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis membuat tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana peran komite sekolah sebagai pemberipertimbangan (advisory agency) dalam meningkat-kan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu

(34)

Kalimantan Selatan.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana peran komite sekolah sebagai pendukung (supporting agency) dalam meningkat-kan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana peran komite sekolah sebagai pengontrol (controlling agency) dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe KabupatenTanah BumbuKalimantan Selatan.

4. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis keberhasilan komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan penambah khazanah wawasan pengetahuan

(35)

dalam kegiatan komite sekolah dalam menjalankan perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan, seperti yang ada di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pihak komite sekolah supaya meningkatkan peranya sebagai pemberi pertimbangan, pendukung, dan pengontrol dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

b. Bagi kepala sekolah mampu untuk memberdayakan komite sekolah agar mampu menjalankan peranya dengan baik sehingga dapat menigkatkan mutu pendidikan sekolah.

F. Sistematika Pembahasan

Sebagai upaya umtuk memberikan kemudahan dalam memahami terhadap pembahasan skripsi dengan penelitian kualitatif maka peneliti menyajikan dalam bentuk beberapa bab. Peneliti membagi menjadi lima bab, yang

(36)

masing-masing bab terdiri dari sub bab. Adapun pembahasan skripsi ini sebagai berikut:

BAB I : Berisi Pendahuluan yang merupakan pola dasar dan sebagai pijakan, yang berisi latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II : Berisi tentang kajian kepustakaan yang terdiri dari kajian teoritik dan telaah hasil penelitian terdahulu.

Adapun kajian teoritik membahas tentang pengertian komite sekolah, tugas dan fungsi komite sekolah, peran komite sekolah. Pengertian mutu pendidikan, indikator mutu pendidikan, strategi pengukuran mutu pendidikan.

BAB III : Berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik pengumpulan data,

(37)

pegecekan keabsahan data, dan tahapan-tahapan penelitian.

BAB IV : Berisi tentang gambaran umum latar penelitian, paparan datadan juga pembahasan

BAB V : Berisi tentang penutup dan kesimpulan

(38)
(39)
(40)

13

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Komite Sekolah

a. Pengertian Komite Sekolah

Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Komite sekolah/sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peresta didik, komunitas, sekolah, serta tokoh masyarakat bisa ulama/rohaniawan, budayawan, pemuka adat, pakar atau pemerhati pendidikan, wakil organisasi masyarakat, wakil dunia usaha dan industri, bahkan kalau perlu juga wakil siswa, wakil guru-guru dan kepala sekolah8

Komite sekolah merupakan badan mandiri yang mewadai peran serta masyarakat dalam rangka peningkatan

8 UU No 30 Tahun 2003 Tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah

(41)

mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di sekolah.9 Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik di jalur pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.10

Komite sekolah berkedudukan di setiap satuan pendidikan, merupakan badan mandiri yang tidak memiliki hubungan hierarki dengan lembaga pemerintah. Tujuan komite sekolah menurut Hasbullah ialah mewadai dan menyalurkan aspirasi dan prakrsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan, meningkatkan

9 Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2015),127.

10Erjati Abas, Menuju Sekolah Mandiri(Jakarta:Gramedia, 2012),102.

(42)

tanggung jawab dan peran masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, dan menciptakan suasana dari kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di suatu lembaga pendidikan.11

b. Tugas dan Fungsi Komite Sekolah

Menurut Hatry sebagaimana yang dikutip dalam bukunya Suhadi Winoto, menjelaskan tugas-tugas dan fungsi komite sekolah sebagai berikut:

1) Mengembangakan akses sekolah pada dana, sehingga sekolah mampu membangkitkan berbagai sumber dana potensial untuk mendukung proses pembelajaran siswa.

2) Mengembangkan budgeting sekolah dalam konteks pengembangan kemampuan pembiayaan untuk mendanai berbagai program sekolah.

11 Hasbulloh,Otonomi Pendidikan, Kebijakan Otonomi Daerah dan Imlikasi dalam Penyelenggaraan Pendidikan,(Jakarta:RajawaliPos,2006),90.

(43)

3) Menentukan struktur anggaran sekolah.

4) Berpartisipasi dalam pemilihan kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah, 5) Ikut serta dalam memberi pendapat

tentang kurikulum dalam konteks peningkatan kualitas hasil pembelajaran, dan memberikan masukan-masukan pada sekolah tentang kualifikasi kompetensi siswa yang akan dihasilkan sekolah.12

c. Peran Komite Sekolah

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 004/U/2022, Tentang Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah disebutkan bahwa ada empat peran yang dapat dijalankan oleh komite sekolah. keempat peran itu adalah: (1) pemberi pertimbangan (advisory agency), (2) pendukung (supporting agency), (3) pengontrol

12 Winoto Suhadi, Komite Sekolah/Madrasah dan Manajemen Mutu Pendidikan(Yogyakarta:BILDUNG,2021), 21-22.

(44)

(controlling agency), dan (4) sebagai mediator. Dari keempat peran komite tersebut dijabarkan dalam uraian di bawah ini:

1) Pemberi Pertimbangan (advisory agency)

Sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency), peran komite sekolah dapat diharapkan dapat memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada sekolah tentang: (1) kebijakan dan program pendidikan, (2) rencana aggaran pendapatan belanja sekolah, (3) kriteria kinerja sekolah, (4) kriteria kinerja tenaga kependidikan, (5) kriteria fasilitas pendidikan, (6) hal-hal lain terkait dengan pendidikan. Terkait dengan peran ini, kegiatan operasional komite sekolah menurut Depdiknas tahun 2003 ialah: (1) mengadakan pendataan kondisi ekonomi dan social orang tua siswa, (2) menganalisis hasil

(45)

pendataan sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepala sekolah, (3) menyampaikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi secara tertulis kepada sekolah, (4) memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal, (5) memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk meningkatkan proses belajar mengajar yang menyenangkan, (6) memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam menyusun visi, misi, tujuan, kebijakan dan kegiatan di sekolah.

2) Pendukung Sekolah (supporting agency)

Sebagai pendukung sekolah (supporting agency), komite sekolah dapat mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan seperti halnya: (1) mengadakan rapat atau pertemuan

(46)

secara berkala dengan orang tua siswa dan masyarakat, (2) mencarai bantuan dana dari dunia usaha dan industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, (3) mengadakan pendekatan kepada masyarakat dan orang tua yang dipandang mampu untuk menjadi narasumber dalam kegiatan intrakulikuler bagi peserta didik di sekolah, (4) memberi dukungan kepada sekolah untuk memeriksa kesehatan siswa, (5) memberi dukungan kepada sekolah untuk pemberantasan narkoba baik secara preventif maupun kuratif, (6) memberi dukungan kepada sekolah dalam bentuk dana untuk kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.

Bentuk peran komite sekolah sebagai pendukung juga dapat diwujudkan dengan penggalangan

(47)

dana masyarakat dalam rangka pembiayaan pendidikan di sekolah.

Implementasinya diwujudkan dalam aktifitas operasional sebagi berikut: (1) memverifikasi RAPBS yang di ajukan kepala sekolah, (2) memberikan pengesahan terhadap RAPBS yang diajukan kepala sekolah setelah melalui proses verifikasi dalam rapat pleno komite sekolah, (3) memotivasi orang tua siswa dan masyarakat kalangan menengah keatas untuk meningkatkan komitmenya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

3) Pengontrol Sekolah (controlling agency)

Sebagai pengontrol (controlling agency), komite sekolah diharapkan melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan. Bentuk operasional komite

(48)

sekolah yang diharapkan ialah: (1) mengadakan rapat secara rutin maupun insidental dengan kepala sekolah dan dewan guru, (2) saling mengadakan silaturahmi dengan sekolah, (3) meminta penjelasan kepada sekolah tentang hasil belajar siswa, (4) bekerjasama dengan sekolah dalam penelusuran dan pemberdayaan alumni untuk membantu kegiatan sekolah. Selain itu dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah, hal yang dilakukan komite sekolah sebagai berikut: (1) melakukan dan menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program sekolah pada stakeholdersecara priodik baik berupa keberhasilan maupun kegagalan, (2)

penyampaian laporan

pertanggungjawaban bantuan masyarakat baik berupa dana ataupun

(49)

non dana kepada masyarakat dan pemerintah setempat.

4) Mediator

Sebaai mediator maka komite sekolah berperan sebagai penjembatan antara sekolah, pemerintah dan juga masyarakat.

Wujudnya ialah melakukan Kerjasama antara sekolah dengan masyarakat.

Dalam hal ini bentuk aktifitas operasional komite sekolah ialah: (1) membina hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan seluruh stakeholder sekolah, (2) mengadakan penjagaan MOU dengan lembaga lain demi peningkatan mutu sekolah.

selain itu peran komite sekolah sebagai mediator dapat diwujudkan dengan menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan yang diajukan masyarakat.13

13 Winoto Suhadi, Komite Sekolah/Madrasah dan

(50)

d. Keanggotaan dan Kepenggurusan Komite Sekolah

Keanggotaan komite sekolah terdiri atas:

1) Unsur masyarakat dapat berasal dari:

orang tua/wali peserta didik; tokoh masyarakat: tokoh pendidikan; dunia usaha/industri; organisasi profesi tenaga pendidikan; wali alumni; wakil pesera didik.

2) Unsur komite guru, yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan, Badan Pertimbangan Desa dapat pula dilibatkan sebagai Anggota Komite Sekolah (maksimal 3 orang).

3) Anggota komite sekolah sekurang- kuranya berjumlah 9 (Sembilan orang), dan jumlahnya gasal.

Kepengurusan komite sekolah:

1) Pengurus, sekurang-kurangnya terdiri atas: Ketua, Sekretaris, Bendahara.

2) Pengurus dipilih dari dan oleh anggota.

3) Ketua bukan berasal dari kepala Manajemen Mutu Pendidikan,17-20.

(51)

sekolah.14

Menurut Djam’an Satori yang dikutip dalam bukunya Saihudin menyebutkan anggota komite sekolah terdiri dari: kepala sekolah, perwakilan guru, perwakilan murid, perwakilan orang tua murid, perwakilan tokoh masyarakat setempat yang menaruh kepedulian terhadap kemajuan pendidikan diwilayahnya, perwakilan dari unsur pengendalian mutu pendidikan yaitu pengawas sekolah.15 2. Mutu pendidikan

a. Pengertian Mutu Pendidikan

Kata “mutu” sering digunakan secara silih berganti dengan “kualitas”. Keduanya dinilai memiliki makna yang sama yaitu kepuasan penerimaan jasa pendidikan terhadapa layanan pendidikan.

Menurut Crosby dan Sallis sebagaimana di kutip dalam bukunya

14Mulyasa,Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015),129-130.

15 Saihudin, Manajemen Intitusi Pendidikan (Ponorogo:

Uwais Inspirasi Indonesia, 2018), 90.

(52)

bapak Muhammad Toyib menyatakan bahwa “quality is unification of product attributes that showing its ability on fulfilling requiremens from direct or indirect costomers, iplicit and unimplicit requirements”. Dalam konteks ini mutu sebagai sebuah kebutuhan dapat dimaknai sebagai kebutuhan yang tidak hanya untuk masa kini tetapi juga untuk masa depan.16

Menurut Sallis sebagaimana di kutip dalam bukunya CepiTriatna mendefinisikan mutu pendidikan dalam dua prespektif, yaitu mutu absolute dan mutu relative. Mutu absolute merupakan mutu dalam arti ketetapan lembaga yang tidak bisa ditawar-tawar lagi atau bersifat mutlak. Absolute juga dapat dikatakan sebagai suatu kondisi yang ditentukan secara sepihak yakni oleh produsen (jasa atau barang). Sedangkan mutu relativediartikan sebagai mutu yang

16Muhammad Toyib, Manajemen Mutu Pendidikan Islam Kontemporer (Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam,2012),16-17.

(53)

ditetapkan oleh selera konsumen.17

Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses dan output. Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk keberlangsunganya proses. Input pendidikan terdiri dari:(a) Input sumber daya yang meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru dan karyawan, siswa) dan sumberdaya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dan sebagainya), (b) input perangkat lunak, yakni struktur organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, dan lain-lain, (c) input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai sekolah.18 b. Indikator Mutu Pendidikan

Menurut Sallis terdapat kriteria/indikator mutu yang ada dalam

17 Cepi Triatna, Pengembangan Manajemen Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), 51-52.

18 Lisadiyah MF, “Efektivitas Kinerja Komite Madrasah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”, JurnalEdukasi,Vol.VII, No.

2 (2017). 56

(54)

lembaga pendidikan. Diantaranya: 1) high moral value(nilai-nilai moral/karakter yang tinggi); 2)excellent examination results (hasil ujian yang sangat baik); 3) the support of parents, business and the local community (dukungan orang tua, dunia usaha dan masyarakat setempat; 4) plentiful resources (sumber daya berlimpah); 5) the application of the latest technology (implementasi tekhnologi terbaru); 6)strong and purposeful leadership (kepemimpinan yang kuat dan memiliki tujuan); 7) the care and concern for pupils and students (kepedulian dan perhatian bagi siswa); 8) a well-balanced and challenging curriculum (kurikulum yang berkesinambungan dan relevan).19

Taylor,West and Smith sebagaimana yang dikutip dalam jurnal Muhammad fadli mengungkapkan indikator sekolah bermutu, diantaranya: 1) dukungan orang

19 Edward Sallis, Total Quality Management in Education(Jogjakarta:IRCiSoD,2008),227.

(55)

tua, 2) kualitas pendidik, 3) komitmen peserta didik, 4) kepemimpinan sekolah, 5) kualitas pembelajaran, 6) manajemen sumber daya di sekolah, 7) kenyamanan sekolah.20

Dalam Jurnal Muhammad fadli, studi manajemen pendidikan ada 9 aspek karakteristik mutu pendidikan dalam sebuah lembaga pendidikan:

1) Organisasi, dengan indikator:

organisasi pembelajaran yang cerdas, kreatif dan inovatif.

2) Perencanaan, indikatornya: strategis dalam visi dan misi, tepat dalam arah dan sasaran, konkret dalam kegiatan dan program, dan juga realistis dalam pencapaian tujuan.

3) Manajemen, indikatornya: kinerja yang efektif, penggunaan sumber daya yang efisien dan tingkat produktivitas (outcome) yang tinggi.

20Muhammad Fadli, “Studi Manajemen Pendidikan”,Jurnal Akademia (2017:4)

(56)

4) Tata kelola, indikatornya: praktek yang baik dengan pelaksanaan tata kelola yang efektif (good governance)

5) SDM, indikatornya: staf pengajar, staf administrasi, dan pimpinan yang memiliki kapabilitas, professional, dan berdedikasi tinggi dengan sistem karir yang prospektif dan kompetitif

6) Pembelajaran, indikator: berbasis dedaktik dan metodik yang baik (tepat dan efektif)

7) Standar mutu, indikator: melampui atau di atas setandar minimal yang di tetapkan

8) Kurikulum, indikator: Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) 9) Metode, indikatornya: tepat, efektif

dan dikembangkan dengan berbasis teknologi komunikasi dan informasi.21 c. Strategi pengukuran peningkatan mutu

21A. Hanief Saha Ghafur, Arsitektur Mutu Pendidikan Indonesia,(Jakarta: Bumi Aksara, 2017), 62-63.

(57)

pendidikan.

Menurut Mulyasa untuk dapat mengetahui peningkatan atau kegagalan dalam suatu pendidikan dapat dilakukan beberapa model pengukuran, diantaranya:

a) observasi (pengamatan langsung objek yang akan diukur); b) anecdotal record (kumpulan rekaman peristiwa-peristiwa penting yang terjadi); c) wawancara, wawancara dilakukan guna mengali informasi terhadap beberapa informan terkait beeberapa hal yang sedang di ukur;

d) benchmarking (membandingkan hasil kerja dengan aktivitas yang dilakukan), dalam hal membandingkan ini maka akan dibandingkan terkait dengan bagaimana kinerja komite sekolah dan bagaimana hasil kinerja yang di hasilkan dari kinerja komite sekolah tersebut, apakah sesuai atau tidak e) portofolio, portofolio adalah kumpulan dokumen dari seseorang, organisasi, atau lembaga yang digunakan untuk mendokumentasikan suatu proses

(58)

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. f) skala bertingkat, merupakan pengukuran non tes yang menggunakan suatu prosedur terstruktur untuk memperoleh informasi tentang sesuatu yang akan diobservasi; g) evaluasi, dalam hal evaluasi maka akan di lakukan pengevaluasian atau penilaian terhadap berbagai kegiatan-kegiatan yang sedang diukur.22

B. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Untuk menjaga keaslian dan agar tidak terjadi duplikasi, peneliti melakukan kajian atas penelitian yang relevan dengan tema yang peneliti pilih.

Penelusuran yang penulis lakukan, pada beberapa karya tulis sesuai dengan tema yang relevan.

Dalam melakukan penelitian ini selain melakukan observasi serta pengumpulan data, peneliti juga mengambil telaah terdahulu yang ada relevansinya dalam penelitian ini. Adapun karya tulis yang relevan dengan penelitian ini diantaranya:

22H.E Mulyasa,Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2015), 12.

(59)

1. Skripsi yang berjudul peran komite sekolah sebagai advisory agency dalam meningkatkan mutu sekolah di SMPN 2 Tanjung Emas, 2018 IAIN Batu Sangkar yang disususun oleh Radea.

Dengan rumusan masalah (1) Bagaimana peran komite sekolah sebagaiadvisory agency atau badan pertimbangan dalam memberikan masukan terhadap perencanaan sekolah di SMPN 2 Tanjung Emas? (2) Bagaimana peran komite sekolah sebagai advisory agency atau badan pertimbangan dalam memberikan masukan terhadap pelaksanaan program sekolah di SMPN 2 Tanjung Emas? (3) Bagaimana peran komite sekolah sebagai advisory agency atau badan pertimbangan dalam memberikan masukan terhadap pengelolaan sumberdaya pendidikan di SMPN 2 Tanjung Emas? Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti mengggunakan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu, peran komite sebagai advisory agency atau badan pertimbangan di SMPN 2 Tanjung Emas masih belum optimal dalam melaksanakan perannya.

(60)

Namun, peran komite sekolah berimplikasi pada peningkatan mutu sekolah di SMPN 2 Tanjung Emas dan berimplikasi pada peningkatan pembangunan di SMPN 2 Tanjung Emas.23

Melihat dari skripsi di atas terdapat berbagai kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis, kesamaannya adalah sama sama mengunakan metode penelitian kualitatif.

Sedangkan perbedaanya dengan penelitian yang dilakukan yaitu terdapat pada variabel penelitian, yang mana dalam penelitian terdahulu terkait dengan peran komite sekolah sebagai advicory agency dalam peningkatan mutu sekolah. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan terkait peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dalam hal rumusan masalah, juga berbeda yang mana dalam penelitian yang akan dilakukan terdiri dari: (1) bagaimana peran komite

23Radea, “Peran Komite Sekolah Sebagai Advisory Agency dalam Meningkatkan Mutu Sekolah di SMPN 2 Tanjung Emas”, Skripsi (IAIN Batu Sangkar, 2018).

(61)

sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam peningkatan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti (2) bagaimana peran komite sekolah sebagai pendukung (supporting agency) dalam peningkatan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti? (3) bagaimana peran komite sekolah sebagai pengontrol (controlling agency) dalam peningkatan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti? (4) bagaimana keberhasilan peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pedidikan di SDN Karya Bakti?. Lokasi penelitian yang dilakukan juga berbeda, dimana dalam skripsi di atas lokasi penelitian terdapat di SMPN Tanjung Emas, sedangkan lokasi penelitian yanga dilakukan terdapat di SDN Karya Bakti Desa MajuMulyo KecamatanMantewe KabupatenTanah Bumbu Kalimantan Selatan.

2. Skripsi yang berjudul peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2015, yang disusun oleh Walid Maulana

(62)

Nugroho, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga. Dengan rumusan masalah (1) bagaimana mutu pendidikan di Sekolah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2015? (2) bagaimana peran komite sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2015?. Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan hasil penelitian sebagai berikut:

a. Mutu pendidikan di Sekolah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung dilihat dari segi input, siswa siswi di Sekolah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakungmempunyai motivasi untuk selalu meningkatkan diri dalam berprestasi sesuai dengan bakat dan kemampuannya, para guru, staf, TU, konselor dan administrator yang mempunyai keahlian dibidangnya dan juga didukung sarana prasarana yang memadai.

(63)

Darisegi proses, guru di Sekolah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung sebagaian besar telah menggunakan metode pengajaran yang bervariasi sehingga membuat peserta didik lebih mudah memahami materi. Dari segioutput, siswa lulusannya sebagian besar diterima di SMA/MA Negeri Unggulan, rajin melaksanakan sholat, disiplin dan berprilaku baik.

b. Peran komite sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung, sebagai berikut:

1) Memberi pertimbangan (advisory agency), dalam setiap rencana dan program yang disusun oleh sekolah, misalnya dalam hal perbaikan dan pengadaan sarana dan prasarana, seperti perbaikan mushalla, pengadaan peralatan peraga, perbaikan ruang kelas dan pembangunan laboratorium Bahasa.

(64)

2) Mendukung penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung berupa dukungan finansial, tenaga, dan dukungan pikiran.

3) Melakukan kontrol terhadap pengambilan keputusan dan perencanaan pendidikan di sekolah, di samping alokasi dana dan sumber daya bagi pelaksanaan program di sekolah. Komite sekolah juga melakukan fungsi kontrolnya terhadap keberhasilan pendidikan di sekolah yang dilihat dari mutu output pendidikan.

4) Menjadi mediator atau penghubung antara aspirasi orang tua dan masyarakat terhadap pihak sekolah, Selain itu juga menjembatani dan turut serta memasyarakatkan kebijakan sekolah kepada pihak- pihak yang terkait dan berwenang di tingkat

(65)

daerah.24

Melihat dari skripsi di atas terdapat berbagai kesamaan dan perbedaan dalam hal penelitian dan penyajian yang dilakukan.

Dalam hal penelitian sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk perbedaannya yaitu, dalam rumusan masalah yang ada, dimana dalam rumusan masalah yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan: (1) bagaimana peran komite sekolah sebagai advicory agency dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti. (2) bagaimana peran komite sekolah sebagai supporting agency dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti. (3) bagaimana peran komite sekolah senbagai controlling agency dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti. (4) bagaimana keberhasilan peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti. Dalam hal

24Walid Maulana Nugroho, “Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2015”,Skripsi (IAIN,Salatiga,2015).

(66)

lokasi penelitian juga berbeda yang mana dalam skripsi di atas lokasi penelitian terdapat di Sekolah Tsanawiyah Nurul Huda Spakung Kecamatan Banyu Biru Kabupaten Semarang, sedangkan penelitian yang dilakukan terdapat di SDN Karya Baktikecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

3. Skripsi yang berjudul peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMA Ronggolawe Kota Semarang. Yang disusun oleh Siska Yuni Rarasati, mahasiswa jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Dengan sub pokok permasalah: (1) sejauh mana komite sekolah memberikan pertimbangan dalam peningkatan mutu pendidikan? (2) dukungan apa saja yang diberikan komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan? (3) sejauh mana komite sekolah menjalankan perannya sebagai pengontrol dalam meningkatkan mutu pendidikan? (4) sejauh mana komite sekolah menjalankan perannya sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat dalam

(67)

upaya peningkatan mutu pendidikan?. Dengan hasil dari penelitian ini yaitu:

a. Peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan diwujudkan dalam bentuk memberikan masukan terhadap proses pendidikan di sekolah, memberi masukan terhadap pembelajaran guru-guru.

Memberi pertimbangan terhadap pengadaan dan penggunaan sarana prasarana. Memberi pertimbangan terkait Rancangan Anggaran Pembelanjaan dan

Belanja Sekolah (RAPBS),

menyelenggarakan rapat terkait RAPBS, pertimbangan perubahan dan ikut mengesahkan bersama kepala sekolah.

b. Peran komite sekolah sebagai pendukung diantarannya melakukan koordinasi dukungan terhadap sarana prasarana sekolah, mamantau kondisi anggaran sekolah dan mengevaluasi dukungan pelaksanaan anggaran sekolah.

c. Peran komite sekolah sebagai pengontrol yaitu, pengawasan terhadap proses

(68)

pengambilan keputusan sekolah, melakukan penilaian terhadap kebijakan yang diambil sekolah, melakukan pengawasan terhadap proses dan kualitas perencanaan dan program sekolah, melakukan pengawasan terkait organisasi sekolah, melakukan pengawasan terkait alokasi anggaran, dan melakukan pengawasan terhadap partisipasi sekolah dalam program sekolah, dan juga pengawasan terhadap transparansi penggunaan alokasi dana, baik dari pemerintah maupun masyarakat.

d. Peran komite sekolah sebagai mediator diwujudkan berupa penghubung antara kepala sekolah dengan masyarakat, kepala sekolah dengan dewan pendidikan serta kepala sekolah dengan guru, staf karyawan dan murid. Menampung inspirasi masyarakat.25

25Siska Yuni Rarasati, “Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SMA Ronggolawe Kota Semarang”, Skripsi (Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negri Malang, Malang, 2009).

(69)

Melihat skripsi di atas ada beberapa kesamaan dan perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaanya yaitu sama-sama mengunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode pengumpulan data wawancara, dan dokumentasi. Perbedaannya antara lain, dalam rumusan masalah, yang mana dalam penelitian yang akan dilakukan terdiri dari rumusan masalah: (1) bagaimana peran komite sekolah sebagai advicory agency dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti. (2) bagaimana peran komite sekolah sebagai supporting agency dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti. (3) bagaimana peran komite sekolah sebagai controlling agency dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti. (4) bagaimana keberhasilan peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti. Oleh karenanya fokus penelitian yang akan dilakukan juga berbeda yang mana dalam penelitian terdahulu

(70)

yang sudah dilakukan hanya terfokus pada bagaimana peran komite sekolah dalam menjalankan perannya dalam penenigkatan mutu pendidikan saja, sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti meneliti terkait keberhasilan peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.

Dalam hal lokasi penelitian juga terdapat perbedaan dimana lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam skripsi di atas terdapat di SMA Ronggolawe Kota Semarang, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis terdapat di SDN Karya Bakti.

4. Skripsi yang berjudul peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada SMPN 244 Jakarta, yang disusun oleh Fadli Hasan, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan rumusan masalah, bagaimana peran komite sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Hasil penelitian ini sebagai berikut:

a. Peran komite sebagai pemberi

(71)

pertimbangan dan kebijakan pendidikan terbukti sangat efektif (79%), komite sekolah diikut sertakan dalam penentuan program sekolah memberi pertimbangan siapa guru yang dianggap berprestasi, ikut serta dalam pengadaa buku baik untuk siswa maupun untuk sekolah itu sendiri, dan ikut serta dalam pengadaan alat sekolah.

b. Sebagai pendukung berlangsungnya pendidikan di SMP Negeri 244 Jakarta dikategorikan sangat efektif (90%), dimana komite sekolah aktif mencari dana sendiri dan tidak bergantung pada dana alokasi dari pihak sekolah, melakukan pendataan sendiri terkait kondisi sosial ekonomi dan sumber daya pendidikan masyarakat, melibatkan secara aktif tokoh masyarakat pemerintah dalam perbaikan fisik sekolah.

c. Sebagai pengontrol transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan terbukti sangat fektif (78%), dimana komite sekolah ikut serta dalam

(72)

mengawasi proses belajar dan menandatangani surat pertanggung jawaban (SPJ) proyek atau kegiatan di sekolah.

d. Sebagai mediator atau komunikator antara pemerintah dan masyarakat terbukti sangat efektif (86%), dimana komite sekolah mengadakan pertemuan dengan dinaspendidikan setempat.

e. Dalam pengendalian mutu terbukti sangat efektif (84%), dimana komite sekolah juga memberikan saran tentang layanan sekolah, lingkungan dan sumber daya fisik sekolah, serta memberikan kritik dan saran pada kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya.26

Dari skripsi yang ada terdapat persamaan dan juga perbedaan.

Persamaannya yaitu dalam hal jenis pendekatan yang mana sama-sama mengunakan pendekatan kualitatif.

26Fadli Hasan, “Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMPN 244 Jakarta”, Skripsi (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

(73)

Perbedaanya adalah dalam hal lokasi penelitian dimana untuk penelitian di atas peneliti mengambil lokasi di SMPN 244 Jakarta, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terdapat di SDN Karya Bakti.

Dalam hal rumusan masalah juga ada terdapat perbedaan yang mana penelitian yang dilakukan peneliti terdiri dari rumusan masalah:

(1) bagaimana peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti. (2) bagaimana peran komite sekolah sebagai pendukung(supporting agency) dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti. (3) bagaimana peran komite sekolah sebagaipengontrol (controlling agency) dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti. (4) bagaimana tingkat keberhasilan peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SDN Karya Bakti. Dalam hal teknik pengumpulan data juga ada perbedaan, yang mana dalam penelitian

(74)

yang sudah dilakukan menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, observasi dan juga angket. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti hanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(75)
(76)

49

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.

Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah secara sistematik untuk memperoleh data, informasi atau keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian ketidak benaran atau kebenaran suatu asumsi di bidang keilmuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah.27Pendekatan kualitatif merupakan salah satu metode penelitian yang masih bersifat samar- samar.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Melalui penelitian kualitatif, peneliti dalam hal ini sebagai instrument penelitian yang baik, maka dapat mengenali subyek, merasakan apa yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini peneliti terlibat

27 Surahman, Mochamad Rahmad, Sudibyo, Metodologi Penelitian(Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, 2016), 8.

(77)

dalam situasi dan seting fenomena yang diteliti.

Peneliti diharapkan dapat selalu memusatkan perhatian pada kenyataan yang diteliti.

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian studi kasus yaitu penelitian yang meneliti fenomena konteporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya, dengan menggunakan berbagai sumber data.

Menggunakan sumber data, sebagai upaya untuk mencapai validitas dan reliabilitas penelitian.

Dilakukan pada kondisi yang sebenarnya, dengan menggunakan pendekatan penelitian naturalistic.

Dengan kata lain, penelitian studi kasus lebih dapat menggunakan pendekatan kualitatif.

Menggunakan teori sebagai acuan penelitian, baik untuk menentukan arah, konteks, maupun posisi hasil penelitian. Menempatkan objek penelitian sebagai kasus, yaitu fenomena dipandang sebagai suatu sistem kesatuan yang menyeluruh, tapi terbatasi dalam konteks kerangka tertentu.

Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer, yang sedang terjadi, tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan

(78)

pada saat penelitian dilaksanakan, atau dapat menunjukkan perbedaan dengan fenomena yang biasa terjadi.28Jenis penelitian ini digunakan karena peneliti ingin meneliti terkait peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

B. Kehadiran Peneliti

Peneliti dalam penelitian kualitatif harus memiliki teori atau pemahaman yang luas sehingga mampu menjadi “human instrumen”

yang baik yang dapat menjadi alat pengumpul data.

Untuk menjadi instrument yang baik peneliti harus memiliki wawasan yang luas, baik wawasan yang bersifat teoritis dan wawasan yang berkaitan dengan konteks yang bersifat sosial yang sesuai dengan yang diteliti. Jika peneliti tidak memiliki wawasan yang luas maka peneliti akan binggung dengan apa yang terjadi dan tidak dapat melakukan analisis secara induktif terdapat data yang diperoleh, dan sulit untuk membuka pertanyaan yang sesuai dengan masalah yang

28Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik,(Jakarta:PT Bumi Aksara,2013),121.

(79)

diteliti.29

C. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil penelitian di SDN Karya Bakti Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah bumbuKalimantan Selatan. Terkait peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primerialah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber data sekunder ialah sumber yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, komite sekolah, guru, serta wali murid yang mampu untuk memberikan wawasan sesuai dengan apa yang diteliti, jika sumber data

29Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, 122

(80)

sekunder terdiri dari beberapa literatur dokumen, seperti buku, jurnal penelitian, dan publikasi internet yang berkaitan dengan peran komite sekolah dalam meningkatan mutu pendidikan.

Data utama yang ada dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, data tertulis, dan sejenisnya. Dalam kata -kata dan tindakan itu di dalamnya terdapat semua yang dilakukan atau yang diberikan oleh informan yang diamati dan diwawancarai. Data tersebut diambil dari tulisan atau rekaman yang dilakukan oleh peneliti. Pertama, hasil wawancara. Hasil wawancara yang mampu menunjang data penelitian, yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara orang yang diwawancari atau informan, yaitu kepala sekolah, guru, komite sekolah. Kedua, tindakan. Tindakan dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tindakan orang-orang yang diamati. Ketiga, data tertulis.Meskipun sumber data tertulis bukan merupakan sumber utama, tetapi pada tataran realitas peneliti tidak dapat melepaskan diri dari sumber tertulis sebagai

(81)

data pendukung. Keempat, foto. Dalam penelitian ini, foto digunakan sebagai sumber data penguat hasil observasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.30 Wawancara dalam konteks penelitian kualitatif adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang atas dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankantrust sebagai landasan utama dalam proses memahami.31

30 Fuad Hassan, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Prilaku Manusia(Depok: LPSP3,2013), 147.

31Umar Sidiq dan Moh. Miftachul Choiri,Metode Penelitian Kualitatiif di Bidang Pendidikan,(Ponorogo: 2019) 62.

(82)

Menurut Estcrberg sebagaimana dalam buku Umar Shidiq dan Muhammad Miftahul Choiri teknik pengumpulan data melalui wawancara umumnya dilakukan dalam empat model yaitu:32

a. Wawancara terstruktur yakni wawancara yang mengutamakan pengumpulan data yang sudah terorganisasi dan sudah terencanakan. Mulai dari pemilihan dan penentuan siapa objek yang akan diwawancara, waktu dan tempat pelaksanaan wawancara, tema dan topik inti yang akan ditanyakan, susunan pertanyaan yang akan diajukan, perangkat dan penyimpanan data yang akan digunakan. Wawancara jenis ini paling diprioritaskan dalam penelitian pendidikan karena teknik ini dapat menghindari peluang terjadinya kesalahan tema dan topik yang akan diwawancarakan.

b. Wawancara tidak terstruktur yakni teknik

32Umar Sidiq dan Moh. Miftachul Choiri,Metode Penelitian Kualitatiif di Bidang Pendidikan, 62-64

(83)

pengumpulan data yang dilakukan secara langsung tanpa adanya persiapan yang sehingga data yang didapatkan menjadi tidak akurat karena kurangnya kematangan dalam menyiapkan wawancara.

c. Wawancara terbuka yakni teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan atas pengertian kedua belah pihak. Objek peneliti juga secara sukarela diteliti.

d. Wawancara terselubung yakni pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara diam-diam. Objek yang diteliti tidak tahu jika ia sedang diwawancarai. Dalam dunia pendidikan wawancara terselubung ini cukup efektif untuk penelitian masalah yang sensitive.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur yang akan melibatkan wawancara dengan orang- orang yang bersangkutan seperti:

a. Bapak H. Abdul Mu’in S.Pd, selaku Kepala

(84)

Sekolah di SDN Karya Bakti. Sebagai informan dikarenakan kepala sekolah adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam sekolah tersebut.

b. Guru SDN Karya Bakti, dikarenakan guru adalah pihak yang ikut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan.

c. Ketua komite sekolah, dikarenakan komite sekolah adalah pihak utama yang akan di jadikan objek penelitian dalam penelitian ini.

d. Wali murid, dikarenakan wali murid merupakan pihak yang ikut serta dalam membantu penyelenggaraan berbagai program di sekolah.

2. Observasi

Observasi adalah sebuah proses melihat, mengamati, dan menyermati serta “merekam”

perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.33Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian

33Umar Sidiq dan Moh. Miftachul Choiri,Metode Penelitian Kualitatiif,67.

(85)

berkenaan dengan perilaku manusia proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi partisipan observation (observasi berperan serta), dan non partisipan observation. Selanjutnya dari segi instrumen yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.34

Pada observasi ini peneliti menggunakan teknik partisipan.Dengan metode ini, peneliti bisa menyelidiki secara langsung objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini observasi dilakukan pada saat kegiatan rapat yang dilakukan oleh semua stake holder. Selain itu, observasi ini dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data tentang keadaan lokasi penelitian yakni di SDN Karya Bakti, kegiatan sekolah, kondisi lingkungan sekolah dan lain- lain.

34 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:

Alfabeta, 2015),227.

(86)

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang yang tertulis.

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung diajukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti bisa berupa dokumen resmi seperti surat putusan, surat instruksi, sementara dokumem tidak resmi berupa surat nota, dan surat pribadi yang dapat memberikan informasi pendukung terhadap peristiwa.15 Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.35

Metode dokumentasi ini digunakan peneliti untuk memperoleh data mengenai profil sekolah, visi, misi sekolah, dan prestasi peserta didik, serta berbagai kegiatan di sekolah.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari

35Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:

Alfabeta, 2015),240.

(87)

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga dengan mudah dipahami dan semuanya dapat diinformasin kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dan dalam periode tertentu. Milles dan Huberman sebagimana dalam kutipan bukunya Bapak Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Teknik analisis data dari Milles dan Huberman, adapun penjelasan langkahnya sebagai berikut:36

1. Data Reduction(Reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Data yang telah direduksi akan

36Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif,246.

(88)

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif ialah pada temuan.

Oleh karena itu, jika peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru hal itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

2. Data Display(penyajian data)

Setelah data direduksi, maka Langkah selanjutnya ialah mendisplaykan data. kalua dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik dan lain-lain. Dengan mendisplay data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja dan Langkah selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Dalam proses ini peneliti mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi

Gambar

Tabel 4.1 Kepala sekolah yang menjabat di SDN
Gambar 4.1 Siswa berpamitan kepada orang tua ketika berangkat sekolah 172
Tabel 4.1 Kepala sekolah yang menjabat di SDN Karya Bakti
Tabel 4.2 Struktur ogranisasi SDN Karya Bakti
+4

Referensi

Dokumen terkait

Peranan Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Dilihat dari Segi Kewenangan MBS yang Diterapkan di Sekolah Dasar, Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh Komite sekolah