Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran middle-end analysis terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Data penelitian ini diperoleh berupa data kuantitatif dengan menggunakan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis berupa 5 soal deskriptif dengan topik matriks. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MEANS END ANALYSIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA (Studi Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sukoharjo Semester Gasal Tahun Pelajaran 2021/2022).
Alhamdulillahirobbil'alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends Analysis Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa (Studi Pada Kelas XI) ) Siswa IPA SMA Negeri 1 Sukoharjo Semester Ganjil sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dari berbagai tujuan tersebut, terdapat beberapa kemampuan matematika yang harus dimiliki siswa, salah satunya adalah kemampuan menyelesaikan masalah matematika. Dalam matematika, kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan terpenting yang dimiliki siswa. Murdiana (2015:7) menyebutkan bahwa pemecahan masalah dalam matematika akan membantu siswa untuk memahami konsep matematika lebih mendalam dan siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Khabibah dkk (2018:2) juga menyatakan bahwa proses pemecahan masalah sangat berguna dalam matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Mempelajari strategi pemecahan masalah dapat membuat siswa lebih efektif dalam memecahkan berbagai jenis masalah dalam matematika atau situasi lain di luar matematika. Artinya masih banyak siswa Indonesia yang mengalami kesulitan dalam menghadapi situasi yang memerlukan kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan matematika.
Kegiatan dalam proses pembelajaran yang dapat membantu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, menurut Handayani, adalah dengan membiarkan siswa terlibat dalam pembelajaran berbasis masalah yang sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari. Model pembelajaran yang diharapkan dapat menunjang aktivitas siswa dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis adalah model pembelajaran analisis mean-ends. Oleh karena itu, dengan menerapkan model pembelajaran mean-ends analysis diharapkan mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Rumusan Masalah
4 Lebih lanjut Nurhasanah dan Luritawaty mengatakan bahwa optimalisasi kemampuan pemecahan masalah siswa dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan pemecahan masalah siswa, melibatkan siswa secara maksimal dan menjadikan pembelajaran matematika lebih bermakna dan menyenangkan. Menurut Kusumayanti dkk, analisis mean-end memungkinkan siswa belajar matematika dengan aktif mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan dapat membantu siswa memecahkan masalahnya sendiri serta dapat membantu siswa memecahkan masalah matematika. Dalam analisis mean-goal, peran guru adalah memfasilitasi siswa dalam memahami, mengidentifikasi dan mengelaborasi suatu permasalahan guna menemukan solusi terhadap permasalahan tersebut, terutama dalam kaitannya dengan membuat rencana dan menemukan solusi yang diinginkan.
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Teori
Pengaruh Pembelajaran
7 Penelitian ini tentang pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika pada mata pelajaran matematika. Dengan demikian, setelah menggunakan model pembelajaran analisis mean and end akan diketahui apakah berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa pentingnya pengaruh dalam pembelajaran adalah sesuatu yang timbul karena metode yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga dapat menyebabkan perubahan pada kemampuan siswa.
Model Pembelajaran Means Ends Analysis
Rochmad, dkk memandang pemecahan masalah sebagai suatu proses dan didefinisikan sebagai penggunaan pengetahuan, keterampilan, kemampuan yang diperoleh sebelumnya oleh individu untuk memenuhi tuntutan situasi yang tidak biasa. Lebih lanjut Wahyudi (2017:16) menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah upaya mencari jalan keluar dari suatu kesulitan atau masalah yang tidak rutin agar masalah tersebut tidak lagi menjadi masalah. Rooebyanto dan Harmini (2017:15) berpendapat bahwa pemecahan masalah adalah upaya sungguh-sungguh untuk menemukan solusi atau gagasan yang memerlukan seseorang untuk mengkoordinasikan pengalaman, pengetahuan, pemahaman dan intuisi dalam kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pemecahan masalah dapat diartikan sebagai upaya mencari jalan keluar dari suatu permasalahan dengan menggunakan pengetahuan, pengalaman dan pemahaman yang telah diperoleh sebelumnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pemecahan masalah merupakan keterampilan yang dapat dipelajari dan bukan merupakan bakat yang hanya dimiliki oleh segelintir orang. Pemecahan masalah merupakan perpaduan antara kemampuan berpikir dan menganalisis dengan kemampuan bertindak untuk melaksanakan solusi yang telah ditemukan.
11 Polya (1973:5) menyatakan bahwa langkah-langkah dalam pemecahan masalah meliputi memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana dan memeriksa kembali seluruh langkah yang diambil. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah kemampuan siswa dalam mencari jalan keluar dari suatu permasalahan yang diberikan dengan menggunakan pengetahuan, pengalaman dan pemahaman yang dimiliki sebelumnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan suatu pola yang dapat menciptakan pemikiran dan pemahaman. rasa keinginan siswa mengenal dirinya sendiri. Indikator kemampuan pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan masalah dan memeriksa ulang.
Definisi Operasional
Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diartikan sebagai kemampuan siswa dalam mencari jalan keluar dari suatu permasalahan yang diberikan dengan menggunakan pengetahuan, pengalaman dan pemahaman yang dimiliki sebelumnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan serta dapat menciptakan pola berpikir dan rasa ingin tahu pada siswa. Indikator kemampuan pemecahan masalah yang diteliti adalah memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah dan memeriksa kembali.
Penelitian Relevan
Kerangka Pikir
Pemecahan masalah matematika juga merupakan langkah awal dalam mengembangkan ide dan keterampilan yang dimiliki siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya. Penelitian ini menggunakan metode analisis model pembelajaran yang diharapkan dapat berperan aktif dalam pengembangan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran mean-goal analysis melibatkan proses pemecahan masalah pada setiap tahapannya.
Dalam menyelesaikan masalah langkah-langkah siswa adalah memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana yang dikembangkan dan memeriksa jawaban yang diperoleh. Berikut ini keterkaitan langkah-langkah model pembelajaran mean-ends analysis dengan langkah-langkah keterampilan pemecahan masalah. Kegiatan yang dilakukan siswa merupakan langkah awal dalam menyelesaikan suatu masalah, yaitu memahami masalah.
Langkah terakhir dalam model pembelajaran analisis mean-ends sesuai dengan langkah pemecahan masalah, yaitu melakukan pemecahan masalah sesuai rencana dan memeriksa kembali. Hubungan antara model pembelajaran analisis alat dengan keterampilan pemecahan masalah matematis terlihat jelas pada gambar di bawah ini. 16 Seperti terlihat pada Gambar 2.1 di atas, diharapkan model pembelajaran analisis alat dapat membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa karena setiap langkah yang dilakukan dalam model pembelajaran analisis tujuan rata-rata sesuai dengan langkah yang dilakukan. dalam memecahkan masalah tersebut. .
Anggapan Dasar
Dengan model pembelajaran analisis alat diharapkan siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan langkah-langkah tersebut siswa juga dilatih dan dimudahkan dalam mengungkapkan ide-ide yang dimilikinya sehingga memudahkan siswa dalam menyelesaikan proses pemecahan masalah.
Hipotesis
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan variabel bebas dan variabel terikat masing-masing yaitu model pembelajaran alat analisis dan keterampilan pemecahan masalah matematis. Hal ini dikarenakan kemampuan awal siswa dalam menyelesaikan masalah matematika sama, hal ini terlihat dari karakteristik siswa kelas XI IPA SMAN 1 Sukoharjo yang belum pernah mendapat pembelajaran matematika pada mata pelajaran matriks. X1 = Perlakuan (model menyiratkan analisis kesimpulan)
Prosedur Penelitian
Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik cluster random sampling dan memilih kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen. Pengujian instrumen penelitian untuk menguji kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berupa soal post-test di kelas. Melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu kelas XI IPA 4 dengan menggunakan model pembelajaran mean-ends analysis dan kelas kontrol. yaitu Kelas XI IPA 1 dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Melakukan post-test terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah mengatasi pembelajaran pada kelas eksperimen dan kontrol.
Data dan Teknik Pengumpulan Data
Validitas
Tujuan dari validitas isi adalah untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis mencerminkan kemampuan pemecahan masalah matematis yang dikaitkan dengan materi pelajaran yang telah ditentukan. Validitas isi dapat ditentukan dengan menilai kecukupan isi tes kemampuan menyelesaikan tugas matematika dengan indikator pembelajaran yang telah ditentukan. Tes dikatakan valid apabila soal tes dinyatakan sesuai kompetensi dasar, indikator kompetensi yang dicapai, dan indikator kemampuan memecahkan masalah matematika.
Penilaian kesesuaian isi pada kisi-kisi tes dan kesesuaian bahasa dalam tes terhadap kemampuan berbahasa siswa dilakukan dengan menggunakan checklist (√) oleh guru. Setelah dilakukan konsultasi instrumen tes diperoleh hasil bahwa instrumen tes yang digunakan untuk mengumpulkan data memenuhi validitas isi (Lampiran B.5 halaman 138). Data yang diperoleh kemudian diolah untuk mengetahui reliabilitas instrumen tes, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.
Semakin reliabel suatu tes, semakin yakin bahwa tes tersebut akan memberikan hasil yang sama ketika diuji kembali. Menghitung indeks daya diskriminan soal dapat dilakukan dengan cara menghitung terlebih dahulu jumlah skor setiap siswa, kemudian jumlah skor tersebut diurutkan dari yang tertinggi hingga yang terendah. Berdasarkan hasil perhitungan, indeks kesukaran suara instrumen posttest berkisar antara 0,31 hingga 0,41 dan memiliki kriteria sedang.
Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
Selain itu pada saat proses pembelajaran hendaknya lebih ditekankan pada siswa untuk melakukan proses pengecekan kembali agar indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat tercapai secara maksimal. Upaya meningkatkan kemampuan dan aktivitas pemecahan masalah matematis siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe puzzle di sekolah dasar kelas II. Pengaruh model pembelajaran mean-ends analysis (MEA) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis. Jurnal Kajian Pendidikan Matematika), 5(1), hal. 127-134.
Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa SMA dengan model pembelajaran mean-ends analysis. Pengaruh model pembelajaran mean-ends analysis (MEA) dengan setting pembelajaran kelompok terhadap hasil belajar matematika siswa IV. kelas sekolah dasar. Efektivitas analisis sarana-tujuan (MEA) Sebuah strategi pengajaran tentang kemampuan pemecahan masalah matematika dan efikasi diri.
Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi lingkaran dengan model pembelajaran mean analysis (MEA) untuk siswa VIII. Pembelajaran matematika menggunakan pendekatan pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa. Efektivitas model pembelajaran mean analysis (MEA) dengan strategi pembelajaran heuristik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.