• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selamat Datang - Digital Library

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Selamat Datang - Digital Library"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

Nurhanurawati, M.Pd., selaku pembicara diskusi I yang telah memberikan masukan, kritik dan saran yang membangun kepada penulis. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan Matematika Universitas Lampung yang telah memberikan evaluasi dan saran perbaikan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa dalam proses pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian di atas, kami berpendapat perlu adanya pengembangan LKPD yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Mencapai solusi untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa khususnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berkat pengembangan inovatif LKPD dengan model pembelajaran SSCS. Pendidik mencapai inovasi pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah matematis dengan inovasi pengembangan LKPD dengan model pembelajaran SSCS. Siswa mendapatkan cara belajar matematika yang lebih efektif, menyenangkan dan efisien untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.

Penggunaan LKPD dengan model pembelajaran SSCS memungkinkan siswa mengungkapkan pendapat dan gagasannya sendiri serta menggali ilmu yang telah dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang ada dan mendapatkan pengalaman yang akan mempersiapkan peneliti menjadi guru yang handal dan profesional.

TINJAUAN PUSTAKA

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1. Pengertian LKPD

  • Fungsi, Tujuan, dan Manfaat LKPD
  • Format Penyusunan LKPD
  • Langkah-langkah Model Pembelajaran SSCS
  • Kelebihan Model Pembelajaran SSCS
  • Pengertian Pemecahan Masalah Matematis
  • Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemudian siswa mencari informasi untuk mengidentifikasi situasi atau masalah yang disajikan, setelah mengetahui masalah yang dihadapinya, siswa membuat hipotesis dan merencanakan cara penyelesaian masalah tersebut. Pada fase ini, siswa membuat solusi berdasarkan kemungkinan solusi yang telah diajukan sebelumnya. Selain itu model SSCS juga dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah dan mencoba mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Melalui pemecahan masalah diharapkan siswa dapat menemukan konsep matematika yang sedang dipelajari (Septianingtyas & Jusra. Pemecahan masalah juga akan melatih siswa dalam mengembangkan strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Siswa dalam menyelesaikan masalah harus mengetahui dan memahami serta menggunakan cara yang benar. prosedur dan strategi (Angraini, 2021).

Pada tahap perencanaan solusi, siswa mengidentifikasi dan merancang strategi pemecahan masalah yang tepat untuk menyelesaikan masalah.

Definisi Operasional

Pada tahap pengecekan kembali penyelesaian, siswa memeriksa kembali apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak ada pertentangan dengan yang ditanyakan. Berdasarkan teori diatas, menurut Polya, indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini memperhatikan waktu dan kesesuaian materi yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana. , dan periksa kembali solusinya. Penelitian Anang Abidin dan Khurnia Budi Utami (2020), hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa LKPD dengan model pembelajaran SSCS yang dikembangkan telah memenuhi kriteria valid dan efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, namun LKPD yang dikembangkan belum memenuhi kepraktisan. kriteria berdasarkan hasil magang Guru.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah peneliti akan meneliti pengembangan LKPD dengan model pembelajaran SSCS untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian Lilis Haniyyah, Khairide Iskandar dan Isne Rafianti (2020) menemukan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran SSCS dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa. Penelitian Ahmad Dimyati (2020), hasil penelitiannya menemukan adanya peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang dipaparkan pembelajaran model SSCS dengan metode hypnoteaching.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah peneliti akan meneliti pengembangan LKPD dengan model pembelajaran SSCS untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Kerangka Berpikir

Hal ini dikarenakan kemampuan pemecahan masalah matematis memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil langkah dan menentukan strategi terbaik untuk mencapai tujuan. Sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis dalam menganalisis, mengevaluasi, menyimpulkan dan memutuskan solusi terbaik terhadap suatu masalah yang diberikan. Agar pembelajaran berhasil dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berkembang secara optimal, maka pendidikan yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Model pembelajaran SSCS merupakan model pembelajaran yang menekankan pada pemikiran pemecahan masalah siswa sehingga setiap siswa dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis. LKPD yang dibuat berdasarkan model pembelajaran SSCS akan mampu mengoptimalkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Apabila LKPD dengan model pembelajaran SSCS dilaksanakan dengan baik dan benar maka kemampuan pemecahan masalah matematis siswa akan meningkat.

Sebaliknya jika kemampuan pemecahan masalah matematis rendah maka siswa akan mengalami hambatan dalam belajar matematika.

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Subjek Penelitian

  • Subjek Studi Pendahuluan
  • Subjek Validasi Pengembangan LKPD
  • Subjek Uji Perorangan
  • Subjek Uji Kelas Kecil
  • Subjek Uji Lapangan

Validator ahli media di LKPD sama dengan validator ahli materi di LKPD yaitu Bapak. Dr. Subyek pada tahap ini adalah enam orang siswa kelas IV A yang belum mendapatkan materi hubungan satuan panjang, berat, dan waktu. Pemilihan enam siswa ini berdasarkan saran dari guru matematika dan berdasarkan kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah untuk menguji keterbacaan LKPD yang dikembangkan.

Subjek pada tahap ini adalah sembilan siswa kelas IV A yang akan menerima materi hubungan satuan panjang, berat dan waktu serta dua orang pendidik matematika yaitu Ny. Novita Rahayu, S.Pd. Pemilihan sembilan siswa tersebut didasarkan pada siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan saran dari pendidik matematika. Subyek pada tahap ini adalah seluruh siswa kelas IV B yang berjumlah 28 orang sebagai kelas eksperimen dan seluruh siswa kelas IV C yang berjumlah 28 orang sebagai kelas kontrol.

Prodedur Penelitian Pengembangan

Tahap Preliminary

Tes individual dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami pentingnya kejelasan kebahasaan dan kejelasan isi dalam LKPD dengan menggunakan model pembelajaran SSCS. Pemilihan sembilan siswa dilakukan berdasarkan saran guru matematika dan atas dasar siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.Uji kelas kecil dimaksudkan untuk menilai kepraktisan LKPD dengan model pembelajaran TAPPS berupa kemudahan. pemahaman oleh siswa. materi atau isi LKPD. Pada tahap ini siswa dan guru diberikan LKPD dengan model pembelajaran SSCS dan diminta memahami substansi atau isi LKPD.

Siswa kemudian mencatat waktu yang mereka habiskan untuk menyelesaikan soal-soal dalam satu pembelajaran LKPD. Sebelum produk diuji coba, terlebih dahulu dilakukan pre-test kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah selanjutnya adalah menguji produk berupa LKPD dengan model pembelajaran SSCS pada kelas IV B sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 28 siswa, sedangkan pada kelas IV C sebagai kelas kontrol yang berjumlah 28 siswa diterapkan model pembelajaran konvensional.

Setelah seluruh pembelajaran pada kedua kelas selesai, selanjutnya dilakukan post-test untuk mengetahui keefektifan LKPD dengan model pembelajaran SSCS yang dikembangkan berdasarkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Non Tes

30 yang digunakan adalah angket untuk validator ahli materi, angket untuk validator ahli media, angket validasi praktisi dan angket respon siswa.

Teknik Tes

Instrumen Penelitian

Instrumen Non Tes

Tes kemampuan pemecahan masalah diambil secara individual dan tujuannya untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa. Sebelum soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis digunakan pada saat percobaan lapangan, maka soal tes tersebut terlebih dahulu divalidasi kemudian diujikan kepada orang lain selain kelas penelitian untuk mengetahui validitas, reliabilitas, kesukaran, dan kekhususan soal. Instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematika dapat digunakan apabila memenuhi syarat valid, reliabel, mempunyai tingkat kesulitan yang sama, dan mempunyai daya pembeda yang baik terhadap soal.

Hal ini menunjukkan bahwa item soal nomor 1, 3 dan 6 tidak layak diujikan pada tes pengambilan data pada tes kemampuan pemecahan. Hal ini menunjukkan bahwa item soal nomor dan 9 layak untuk diujikan dan digunakan untuk tes pengumpulan data dalam tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mempunyai indeks reliabilitas sebesar 0,72.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen tersebut reliabel (pengukurannya konsisten dan akurat) karena nilai tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat diandalkan dan layak digunakan dalam pengumpulan data.

Tabel  3.2  Pedoman  Penskoran  Kemampuan  Pemecahan  Masalah  Matematis
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Teknik Analisis Data

  • Analisis Data Pendahuluan
  • Analisis Data dan Uji Kelayakan LKPD
  • Analisis Data dan Uji Respon Kepraktisan
  • Uji-t
  • N-Gain
  • SIMPULAN DAN SARAN

Data yang diperoleh dari validasi LKPD dengan model pembelajaran SSCS dan soal kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan hasil validasi ahli materi dan ahli media melalui angket skala kelayakan. Analisis Data dan Uji Efektivitas LKPD dengan Model Pembelajaran SSCS untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah SSCS untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah Matematis. Data untuk mengetahui keefektifan LKPD dengan model pembelajaran SSCS pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes kemampuan pemecahan masalah matematis sebelum pembelajaran (pretest) dan setelah pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen dan kontrol.

Berdasarkan Tabel 3.11, hasil perhitungan uji normalitas kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat disimpulkan pada taraf signifikansi 𝑎 = 0,05 bahwa data post-test yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. populasi karena memenuhi kriteria dimana nilai 𝑝 − 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼. Berdasarkan Tabel 3.12 terlihat bahwa data post-test kemampuan pemecahan masalah matematis berasal dari varian populasi yang sama atau homogen karena memenuhi kriteria dimana 𝑝 − 𝑉𝑎𝑙𝑢 > 𝛼 = 0,05. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data, diketahui bahwa data nilai awal (pretest) dan nilai akhir (posttest) kelas kontrol dan eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varian yang sama, sehingga dilakukan analisis data. dilakukan dengan menggunakan uji kesetaraan dua cara yaitu uji t kemudian menghitung nilai peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. 1) Uji-T.

Data yang diperoleh dari skor pre dan post test kemampuan pemecahan masalah matematis dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas yang menggunakan LKPD dengan model pembelajaran SSCS dan siswa yang tidak menggunakan LKPD dengan model pembelajaran SSCS. Model pembelajaran SSCS dalam pengajarannya.

Tabel 3.10 Kriteria Uji Normalitas
Tabel 3.10 Kriteria Uji Normalitas

Simpulan

Pendidik dapat menggunakan LKPD dengan model pembelajaran SSCS sebagai acuan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi lain di setiap jenjang pendidikan. Penelitian dan pengembangan LKPD dengan model pembelajaran SSCS dapat dijadikan pedoman pengembangan perangkat pembelajaran mata pelajaran lain karena terbukti efektif meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama untuk memperoleh hasil peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang lebih signifikan.

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKPD) menggunakan model pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa Kelas XI IPS di SMA Ekasakti Padang. Penerapan papan puzzle dalam pembelajaran dengan model pembelajaran berpasangan dapat meningkatkan pemecahan masalah matematis siswa. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Semester II-B STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan.

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Kendari.

Gambar

Gambar 3.1 Alur Desain Formative Evaluation
Tabel  3.2  Pedoman  Penskoran  Kemampuan  Pemecahan  Masalah  Matematis
Tabel  3.3  Hasil  Uji  Validitas  Instrumen  Tes  Kemampuan  Pemecahan  Masalah Matematis
Tabel  3.5  Hasil  Uji  Tingkat  Kesukaran  Instrumen  Tes  Kemampuan  Pemecahan Masalah Matematis
+5

Referensi

Dokumen terkait

4.1.9 Rangkuman Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara Aspek-aspek Self Esteem dengan Compulsive Buying Anggota Komunitas Hansamo Tabel 4.1.8 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman