Hasil penelitian menunjukkan konsumsi pakan pada ransum KPT kandang 1 sebesar 123,28 kg/ekor/hari, pada kandang 2 sebesar 124,44 kg/ekor/hari, kandang 5 sebesar 124,36 kg/ekor/hari sedangkan menggunakan pakan percobaan Coba itu di dalam sangkar. 3 sampai 124,92 kg/ekor/hari dan di kandang 4 sampai 124,85 kg/ekor/hari. Sedangkan pada ransum percobaan pertambahan bobot badan 10,6 kg/10 ekor/30 hari pada kandang 3 dan 12,4 kg/10 ekor/30 hari pada kandang 4. Alhamdulillah. atas segala rahmat dan bimbingan-Nya yang telah memberikan penulis selamat dan kekuatan untuk menyelesaikan skripsi ini.
Karya sederhana ini aku persembahkan untuk orang-orang yang sangat aku sayangi dan sayangi, yaitu ayah dan ibuku, yang telah memberikan kasih sayang kepadaku. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen-dosen saya yang telah memberikan bimbingan, ilmu dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan limpahan kasih sayang, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Kecukupan Gizi Sapi Potong di KPT Maju Sejahtera Kecamatan Tanjung Sari , Kabupaten Lampung Selatan” untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana peternakan di Universitas Lampung.
Erwanto, M.S., selaku pembimbing akademik dan penguji pada skripsi penulis, yang telah memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis; Kusuma Adhianto S.Pt., M.P., selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan persetujuan, bimbingan, dukungan, motivasi dan saran demi pengertian dalam penyelesaian skripsi ini; Nyonya. dosen Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas bimbingan dan ilmu yang diberikan selama ini.
Ayah, Ibu, Adik, Sahabat tercinta dan semua pihak yang telah memberikan doa, dukungan, kesabaran, kasih sayang dan motivasi untuk mencapai cita-citanya;
PENDAHULUAN
- Latar Belakang dan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Kerangka Pemikiran
Jika potensi genetik ternak tinggi, jika tidak diimbangi dengan pakan yang baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya maka akan berdampak pada rendahnya produktivitas ternak. Potensi genetik yang dimiliki sapi potong harus ditingkatkan dan juga ditindaklanjuti dengan pakan yang sesuai dengan kebutuhannya, agar potensi genetiknya dapat berkembang secara maksimal. Penyediaan pakan yang memenuhi kebutuhan hewan peliharaan hanya dapat dilakukan melalui pemeliharaan hewan peliharaan secara intensif atau dalam kandang.
Pada peternakan ini bahan pakan yang digunakan adalah jagung, sorgum, onggok, kulit singkong, inti sawit, molase dan premix. Bahan pakan yang ditawarkan di KPT Maju Sejahtera perlu diketahui jumlah kandungan nutrisinya, sehingga perlu dilakukan analisis kandungan nutrisi tersebut karena pertumbuhan sapi di peternakan belum optimal. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kecukupan gizi sapi potong di Koperasi Produksi Ternak Maju Sejahtera Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan dengan cara melakukan pengukuran bobot badan, penentuan pakan dan menghitung kecukupan gizi melalui pengukuran sekitar. analisis untuk mengetahui kandungan gizi makanan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kecukupan gizi sapi potong di KPT Maju Sejahtera Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini berguna untuk mengetahui kecukupan nutrisi pakan pada penggemukan sapi yang berlokasi di KPT Maju Sejahtera dan memberikan informasi kepada peternak tentang kecukupan nutrisi pakan yang baik dan berguna untuk meningkatkan produktivitas ternak melalui pakan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi sapi potong di Provinsi Lampung tercatat sebanyak 860.951 ekor.
KPT Maju Sejahtera merupakan koperasi di Kecamatan Tanjung Sari, Lampung Selatan, yang bergerak di bidang peternakan. Pemeliharaan sapi potong di KPT Maju Sejahtera dilakukan secara intensif di kandang. Bibit sapi potong yang ada di KPT Maju Sejahtera adalah Sapi Induk Onggol, Sapi Brahman Cross dan Sapi Simpo (Periambawe et al., 2016).
Tujuan utama pemberian pakan pada ternak adalah untuk meningkatkan bobot badan (Umiyasih dan Angraeny, 2017). Penilaian terhadap pengelolaan pakan sapi potong di KPT Maju Sejahtera perlu dilakukan untuk mengetahui kecukupan pakan yang diberikan oleh peternak sapi potong. Jenis pakan yang biasa diberikan oleh peternak di KPT Maju Sejahtera adalah sisa-sisa pertanian seperti tongkol, ubi, kulit singkong, inti sawit dan tetes tebu.
TINJAUAN PUSTAKA
- Gambaran Umum Lokasi
- Pertumbuhan
- Pakan Sapi Potong
- Hijauan
- Konsumsi
- Nutrisi Pakan
Bobot badan hewan merupakan faktor penting dalam pemilihan benih, penyembelihan ternak, penentuan kadar pakan ternak serta dapat menggambarkan kondisi ternak (Ulutas et al., 2001). Bobot badan ternak juga berperan penting dalam pola pemeliharaan yang baik, serta dalam menentukan kebutuhan nutrisi, jumlah ransum, jumlah dosis obat dan menentukan nilai jual ternak (Ni'am et al., 2012). Pertambahan bobot badan ditentukan oleh beberapa faktor yaitu jenis sapi, jenis kelamin, umur, ransum dan rasa (Siregar, 2008).
Dimensi tubuh linier adalah ukuran bagian-bagian tubuh hewan yang pertumbuhannya berhubungan linier satu sama lain. Pengukuran tubuh linier yang dapat digunakan untuk memperkirakan bobot badan ternak antara lain panjang badan, panjang badan, dan lingkar dada (Kadarsih, 2003). Ransum merupakan kendala utama dalam proses pertumbuhan, apalagi jika ransum masih kekurangan zat gizi untuk pertumbuhan seperti protein, vitamin dan mineral, hal ini dapat menghambat pertumbuhan tubuh hewan dengan baik.
Agar ternak dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan maka jenis pakan yang diberikan kepada ternak harus mempunyai kualitas yang baik dan jumlah yang cukup (Tilman, 2008). Pangan yang baik adalah pangan yang mengandung zat gizi dengan kualitas dan kuantitas yang cukup, seperti energi, protein, lemak, mineral dan vitamin, yang kesemuanya tersebut diperlukan dalam jumlah yang tepat dan seimbang agar dapat dihasilkan produk daging yang berkualitas dan jumlah yang tinggi (Haryanti, 2009). ). Anggorodi (1994) berpendapat bahwa konversi pakan adalah perbandingan atau perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi ternak dengan produknya. Selain itu, Perry dkk. 2005) menambahkan bahwa konversi pakan adalah jumlah pakan yang dikonsumsi untuk memperoleh satuan pertambahan bobot hidup.
Kurangnya ketersediaan dan juga fluktuasi kuantitas dan kualitas sumber pakan yang terjadi sepanjang tahun akan mempengaruhi produktivitas ternak, sehingga mempengaruhi hasil yang diperoleh dari pemeliharaan ternak. Konsumsi adalah banyaknya pakan yang dimakan oleh ternak, dimana pakan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, produksi dan reproduksi. Konsumsi merupakan faktor penting dalam menentukan produktivitas ternak ruminansia, dan ukuran tubuh hewan mempunyai pengaruh besar terhadap konsumsi pakan (Tillman et al., 1998).
Palatabilitas adalah sifat bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimia bahan pakan yang tercermin dari sifat organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa, tekstur dan suhu yang mendorong ternak untuk mengkonsumsi pakan (Kartadisastra, 1997). ). . Kemampuan ternak dalam mengkonsumsi bahan pakan merupakan salah satu hal penting yang diperhatikan oleh peternak. Hal ini disebabkan perbedaan kapasitas produksi disebabkan oleh perbedaan jenis pakan, yang ditentukan oleh konsumsi (60%), kecernaan (25%) dan konversi hasil pencernaan produk (15%) (Parakkasi, 1995).
METODE PENELITIAN
- Waktu dan Tempat Penelitian
- Alat dan Bahan Penelitian .1 Alat penelitian .1 Alat penelitian
- Bahan penelitian
- Metode Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Pelaksanaan Penelitian
- Peubah yang Diamati .1 Konsumsi pakan
- Pertambahan bobot badan
- Konversi ransum
- Kualitas pakan
- Bobot Tubuh
- Jumlah Konsumsi Pakan
- Analisis Proksimat
- Prosedur analisis kadar air
- Prosedur analisis kadar abu
- Prosedur analisis protein kasar
- Prosedur analisis lemak kasar
- Perhitungan kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen
Pertambahan bobot badan diukur dengan menimbang bobot badan masing-masing sapi pada awal dan akhir penelitian selama satu bulan (dengan menghitung selisih bobot akhir dan bobot awal). B : Berat cangkir porselen berisi sampel sebelum dipanaskan (gram) C : Berat cangkir porselen berisi sampel setelah dipanaskan (gram) 10. B : Berat cangkir porselen berisi sampel sebelum pengabuan (gram) C : Berat cangkir porselen berisi sampel setelah ashing (gram) 3.9.3 Prosedur analisis serat kasar.
B : berat kertas saring yang berisi sampel sebelum dipanaskan (gram) C : berat kertas saring yang berisi sampel setelah dipanaskan (gram) D : berat kertas saring yang mengandung residu setelah dipanaskan (gram).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
Evaluasi kecukupan gizi induk sapi potong di Desa Leran Wetan dan Leran Kulon Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Kekuatan nutrisi jerami padi yang diolah dengan amofer sebagai pakan ternak di Kalimantan Timur. Hubungan ukuran badan dan bobot badan sapi bali betina pada kelompok umur berbeda.
Faeces as a source of microbes for digestibility assessment, In: Forage assessment in ruminant nutrition (ed.) D.I.