UJI STABILITAS DAN KEMAMPUAN MEMBRAN PIM (POLYMER INCLUSION MEMBRANE) YANG MENGANDUNG KOPOLI (EUGENOL-
ETILEN GLIKOL DIMETAKRILAT) 4%
(Skripsi)
Oleh
LOLA ERDIANES 1717011026
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2021
ABSTRACT
STABILITY AND CAPABILITY TEST OF PIM MEMBRANE (POLYMER INCLUSION MEMBRANE) CONTAINING COPOLY (EUGENOL
ETHYLENE GLYCOL DIMETRICYLATE) 4%
By
Lola Erdianes
Research on stability and ability of phenol transport using polymer inclusion membrane with copoly-eugenol ethylene glycol dimetricylate as a carrier has been carried out. The purpose of this study was to determine the stability and resistance of the polymer inclusion membrane. Studies on the stability and capability of polymer inclusion membran were carried out in a number of test variations namely plasticizer concentration, type of salt, the salt concentration in the source phase, the salt concentration in the receiving phase, repeated use of polymer inclusion membrane, and a lifetime of polymer inclusion membrane.
Phenol concentrations in the receiving phase and source phase were analyzed using a UV-Vis spectrophotometer at a wavelength of 456 nm with the addition of 4-aminoantipirin. The results showed that phenol can be transported optimally in the use of plasticizers of 0.3132 g and using a 10% copoly-eugenol ethylene glycol dimetricylate carrier compound that is equal to 75.66% with a ML Loss percentage of 21.17%. The amount of phenol that is transported to the receiving phase using a membrane with the use of once, twice, three times,four times and five times is 75,46%; 63,29%; 48,56%; 39,91%; and 28,02% with the percentage of membrane lost 20.56%, 9.43%, 6.46%, 4.19%, and 28.02%. Without the addition of NaNO3 salt, membrane resistance was only 26 days but with the addition of 0.01 M NaNO3 salt the resistance increased to 67 days. The addition of NaNO3 salt will add stability and a longer lifetime.
Keywords: co-EEGDMA, phenol, resistance, membrane, PIM
ABSTRAK
UJI STABILITAS DAN KEMAMPUAN MEMBRAN PIM (POLYMER INCLUSION MEMBRANE) YANG MENGANDUNG KOPOLI
(EUGENOL-ETILEN-GLIKOL DIMETAKRILAT) 4%
Oleh
Lola Erdianes
Telah dilakukan penelitian mengenai studi stabilitas dan kemampuantranspor fenol menggunakan PIM dengan copoly-EEGDMA sebagai senyawa pembawa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui stabilitas dan ketahanan membran PIM. Studi stabilitas dan kemampuan membran PIM dilakukan dalam beberapa variasi uji yaitu konsentrasi plasticizer, jenis garam, konsentrasi garam di fasa sumber, konsentrasi garam di fasa penerima, pemakaian membran PIM berulang, dan lifetime membran PIM. Konsentrasi fenol pada fasa penerima dan fasa sumberdianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 456 nm dengan penambahan 4-aminoantipirin.Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenol dapat tertranspor secaraoptimum pada penggunaan plasticizer sebesar 0,3132 g dan menggunakan senyawa pembawa co-EEGDMA 4% yaitu sebesar 75,66% dengan persentase ML Loss sebesar 21,17%.Banyaknya fenol yang tertranspor ke fasa penerima menggunakan membran dengan pemakaian satu kali, dua kali, tiga kali, empat kali dan lima kali adalah 75,46%;
63,29%; 48,56%; 39,91%; dan 28,02% dengan persentase membran yang hilang 20,56%; 9,43%; 6,46%; 4,19%; dan 1,6%. Tanpa penambahan garam NaNO3, ketahanan membran hanya 26 hari tetapi dengan penambahan garam NaNO3 0,01 M ketahanannya meningkat menjadi 67 hari. Penambahan garam NaNO3akan menambah kestabilan dan lifetime yang lebih lama.
Kata kunci : co-EEGDMA, fenol, ketahanan, membran, PIM
UJI STABILITAS DAN KEMAMPUAN MEMBRAN PIM (POLYMER INCLUSION MEMBRANE) YANG MENGANDUNG KOPOLI (EUGENOL-
ETILEN GLIKOL DIMETAKRILAT) 4%
Oleh
LOLA ERDIANES
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA SAINS
Pada Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Lola Erdianes, lahir di Desa Sinar Saudra, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus pada tanggal 18 September 1999, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara yang merupakan putri dari pasangan Bapak Novis Diansen dan Ibu Erviana Susanti. Penulis mengawali jenjang pendidikan dari Taman Kanak-kanak TK Aisyah Kotaagung pada tahun 2004 dan diselesaikan pada tahun 2005. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Soponyono yang diselesaikan pada tahun 2011.Kemudian penulis melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tanggamus dan diselesaikan pada tahun 2014, dan menlanjutkan di Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Kotaagung diselesaikan pada tahun 2017.
Pada tahun 2017, penulis diterima di Jurusan S1 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis mengikuti kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Kimia (Himaki) FMIPA Universitas Lampung sebagai Kader Muda Himaki (KAMI) periode 2017/2018, anggota Bidang Sosial Masyarakat (SOSMAS) periode 2018/2019 dan anggota Kementerian Luar Negeri BEM-U pada tahun 2019. Selain mengikuti organisasi, penulis juga pernah menjadi asisten Praktikum Kimia Analitik I tahun 2021 Jurusan Kimia. Pada tahun 2019, penulis telah menyelesaikan Praktik Kerja lapangan (PKL) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung yang
berjudul “Pengaruh Enzim Bromelin Bonggol Nanas (Ananas comosus L.
merr) 20% terhadap Karakteristik Kitin Cangkang Udang (Litopenaeus vannamei)”. Selain itu penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 30 hari di Toto Projo, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur
MOTTO
Hanya pendidikan yang bisa menyelamatkan masa depan, tanpa pendidikan Indonesia tak mungkin bertahan
(Najwa Sihab)
Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu pdahal ia amat buruk bagimu,
Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui (QS. Al-Baqarah:216)
Jika semua orang menyerah pada saat situasi sulit, maka tidak akan pernah ada orang sukses di dunia ini
(DWAINE “THE ROCK” JOHNSON)
Success doesn’t come for free (Coco)
Jalani saja selayaknya air mengalir, jangan terlalu dibebankan.
Jika lelah, istirahat lalu kerjakan lagi
(Ibuku tercinta)
Dengan mengucap Alhamdulillahirobil’alamin dan segala Kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini kepada
Kedua orang tuaku,Ayah Novis Diansen dan Ibu Erviana Susanti Yang telah memberikan kasih sayang, cinta sepanjang masa, dan tak
hentinya berdo’a untukku sepanjang masa
Adik-adikku
Melvin Erdian dan Claresta Erdianes yang selalu memberikan doa serta dukungan
Seluruh keluarga besar yang selalu mendoakan keberhasilanku
Sahabat, Kerabat, dan Teman-teman yang telah memberikan banyak dukungan
Dengan penuh rasa hormat kepada Pembimbing Penelitianku, Bapak Dr.
Agung Abadi Kiswandono, M.Sc. dan Ibu Rinawati, Ph.D. dan Bapak Andi Setiawan, Ph.D. yang telah membimbingku sampai
menyelesaikan pendidikan sarjana
Almamater Tercinta
Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, nikmat, dan karunia-Nya sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Stabilitas dan Kemampuan Membran PIM (Polymer Inclusion Membrane) yang Mengandung Kopoli (Eugenol-Etilen Glikol Dimetakrilat) 4%” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari kesulitan dan rintangan, namun itu semua dapat Penulis lalui berkat ridho dan pertolongan Allah SWT serta bantuan dan dukungan dari orang-orang terdekat Penulis. Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayah Novis Diansen dan Ibu Erviana Susanti yang telah berjuang, bekerja keras, dan berkorban demi Penulis. Terima kasih atas segala doa yang senantiasa dipanjatkan untuk Penulis, segala perhatian, motivasi dan dukungan yang luar biasa kepada Penulis. Semoga Ayah dan Ibu selalu diberikan kesehatan dan lindungan dari AllahSWT.
2. Ibu Kamisah selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, ilmu, motivasi, kritik dan saran sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsiini.
3. Bapak Agung Abadi Kiswandono, M.Sc., selaku pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, ilmu, nasihat, semangat, saran, motivasi dan kesabaran kepada Penulis dalam menyelesaikan skripsiini
4. Ibu Rinawati, Ph.D., selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan, ilmu, motivasi, kritik dan saran sehingga Penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Andi Setiawan, Ph.D., selaku pembahas yang telah memberikan ilmu, motivasi, nasihat, kritik dan saran sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Mulyono, S.Si.,M.Si.,Ph.D., selaku Ketua Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UniversitasLampung.
7. Bapak Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, M.T., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung.
8. Bapak dan Ibu Dosen Kimia FMIPA Universitas Lampung yang telah mendidik serta memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat kepada Penulis selama kuliah dan semoga ilmu yang diberikan dapat berguna danbarokah.
9. Bapak Syaifuddin, S.T., selaku Laboran Kimia Analitik dan Instrumentasi FMIPA Unila yang telah banyak membantu dalam menyediakan alat dan bahan untuk penelitianPenulis.
10. Seluruh laboran, staff dan karyawan FMIPA Universitas Lampung atas semua bantuannya selamaini.
11. Adikku tercinta, Melvin Erdian dan Claresta Erdianes yang selalu memberikan keceriaan, bantuan, serta dukungan kepada Penulis.
12. Keluarga besar yang telah mendukung, mendoakan dan selalu memberikan motivasi kepada Penulis.
13. Abangku Reza Fajarsyah. Terima kasih atas dukungan,kebersamaan, dan kesabaran dalam memberi motivasi hingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
14. Kakak-kakakku yang baik hati Mba Lia, Mba Icha, Mba Wiwin, Kak Cika, Kak Rulan, Kak Gita beserta keluarga besar Membrane Research. Terima kasih atas kerja sama, dukungan, dan kesabaran dalam menjawab semua pertanyaan serta selalu memberi pengetahuan baru hingga Penulis mampu menyelesaikan skripsiini.
15. Sahabat-sahabat terbaik Dini Aulia, Diah Eka Rini, Winda Safitri, dan Syayyidati Aulia. Terima kasih atas kerja sama, dukungan, dan kebersamaan untuk meluangkan waktu menemani hingga penelitian ini berjalan dengan
lancar sampai akhir.
16. Teman seperbimbingan menangis dan tertawa bersama Nelda Rosa Oktarida, Dela Ananda dan Sangaji Ilham. Terima kasih atas kerja sama dan dukungan hingga penelitian ini berjalan dengan lancar sampai akhir.
17. Sahabat-sahabat terbaik tempat berkeluh kesah Wahyu Deva Riani, Shelly Febi Adelia, Tasya Aprila Y, Anggit Anindya Putri, Resi Justitia, Kadek Supra. Terima kasih atas kebersamaan dan kebersediaan meluangkan waktu untuk mendengarkan segala keluh kesah serta menghibur dan memberi semangat hingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
18. Teman Magang yang baik hati Kak Enggar dan Kak Rani. Terima kasih atas dukungan, dan motivasi yang tidak selalu berfaedah tetapi dapat
membangkitkan semangat hingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
19. Teman-teman peergroup analitik Ocad, Rezka, Mutiara Nova, Agustina, Dita Kumala, Lia Madyo dan Mery Yanti. Terimakasih atas motivasi dan
semangat kepada Penulis.
20. Teman-teman Kimia 2017 kelas A yang telah memberikan motivasi, dukungan dan kebersamaan selama ini.
21. Keluarga besar kimia 2017 yang telah memberikan motivasi, dukungan dan kebersamaan selama ini.
22. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata Desi, Fijri, Saskia, Rafif, Bagus dan Kak Dimas yang telah memberikan movitasi kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
23. Kakak-kakak dan adik-adik kimia angkatan 2015, 2016, 2018, 2019, dan 2020 yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada Penulis.
24. Almamater tercinta Universitas Lampung.
25. Last but no least, I wanna thank me. I wanna thank me for believing me. I wanna thank me for doing all this hard work. I wanna thank me for having no days off.
Semua pihak yang telah membantu dan mendoakan Penulis dengan tulus dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu- persatu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, Penulis memohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membaca, khususnya rekan-rekan mahasiswa kimia.
Bandar Lampung, 11 November 2021 Penulis
Lola Erdianes
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... xvi
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xix
I. PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Tujuan Penelitian ...3
1.3 Manfaat Penelitian ...3
II TINJAUAN PUSTAKA ...5
2.1 Senyawa Fenol ...5
2.2 Senyawa Pembawa dan copoly-EEGDMA ...8
2.3 Teknik Polymer Inclusion Membrane (PIM) ...10
2.4 Mekanisme Transpor dan Senyawa Pembawa untuk Fenol ...13
2.5 Plasticizer ...14
2.6 Pengaruh Garam pada Transpor Fenol ...15
2.7 Kemampuan Membran PIM ...16
2.8. Karakterisasi ...17
2.8.1. Scanning Electron Microscope (SEM)...18
2.8.2. Spektrofotometri Fourier Transform Infra Red (FTIR) ...18
2.8.3. Spektrofotometer UV-Vis ...19
III. METODE PENELITIAN ...22
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...22
3.2 Alat dan Bahan ...22
3.3 Prosedur Penelitian ...23
3.3.1 Variasi Konsentrasi Plasticizer ...23
3.3.2 Variasi Jenis Garam ...24
3.3.3 Variasi Konsentrasi Garam pada Fasa Sumber ...24
3.3.4 Variasi Konsentrasi Garam pada Fasa Penerima ...25
3.3.5 Pemakaian Berulang pada Membran PIM ...25
3.3.6 Lifetime ...26
3.3.7 Diagram Alir Penelitian ...27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...28
4.1 Membran PIM ...28
4.2 Pengaruh Variasi Konsentrasi Plasticizer terhadap Transpor Fenol ...30
4.3 Pengaruh Variasi Garam terhadap Transpor Fenol ...33
4.4 Pengaruh Variasi Konsentrasi Garam pada Fasa Sumber terhadap Transpor Fenol ...35
4.5 Pengaruh Variasi Konsentrasi Garam pada Fasa Penerima terhadap Transpor Fenol ...37
4.6 Pemakaian Berulang pada Membran PIM ...39
4.7 Lifetime ...41
V. KESIMPULAN ...44
A. Kesimpulan ...44
B. Saran ...44
DAFTAR PUSTAKA ...45
LAMPIRAN ...51
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Beberapa Senyawa Pembawa untuk Transpor fenol ...10
Tabel 2. Umur PIM pada Beberapa Kondisi Percobaan (Dzygiel dan Wieczorek, 2010) ...12
Tabel 3. Beberapa Jenis Senyawa Pembawa untuk Transpor Fenol ...14
Tabel 4. Lifetime Membran PIM (Tifani,2019) ...16
Tabel 5. Komposisi Membran (Aprilia, 2019) ...24
Tabel 6. Perbandingan Gugus Fungsi PIM Ko-EEGDMA Sebelum dan Sesudah Transpor ...30
Tabel 7. Kadar Logam Na dan K dari beberapa Garam (Tifani, 2019) ...34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Kimia Fenol ...6
Gambar 2. Reaksi Fenol dengan 4-aminoantipirin ...7
Gambar 3. Struktur Eugenol ...9
Gambar 4. Mekanisme Polimerisasi Polieugenol ...9
Gambar 5. Diagram Alir Penelitian ...27
Gambar 6. Membran PIM (Polymer Inclusion Membrane) ...28
Gambar 7. Spektra FT-IR (a) Sebelum Transpor (b) Setelah Transpor selama t= 60 jam ...29
Gambar 8. Grafik Pengaruh Plasticizer terhadap Fenol dan ML Loss ...31
Gambar 9. Grafik Pengaruh Variasi terhadap Transpor Fenol dan ML Loss ...33
Gambar 10. Grafik Pengaruh Variasi Konsentrasi Garam NaNO3 pada Fasa Sumber terhadap % Fenol dan ML Loss ...36
Gambar 11. Grafik Pengaruh Konsentrasi Garam NaNO3 pada Fasa Penerima terhadap % Fenol dan ML Loss ...38
Gambar 12. Grafik Pengaruh Pemakaian Membran PIM Berulang terhadap % Fenol dan ML Loss ...40
Gambar 13. Kurva Lifetime Membran PIM Tanpa Penambahan Garam dan Penambahan Garam ...42
Gambar 14. Hasil SEM Membran PIM Ko-EEGDMA (a) Sebelum Transpor (Sunarsih, 2019) dan (b) Setelah Transpor ...43
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri yang semakin pesat biasanya menggunakan fenol sebagai bahan baku utamanya sehingga diberbagai industri memiliki produksi global yang tinggi dari tahun ke tahun. Fenol merupakan polutan organik dan salah satu komponen dalam air limbah yang sangat berbahaya, karena sifatnya beracun dan korosif terhadap kulit serta karsinogenik. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI No. 51/MENLH/10/1995 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002, senyawa fenol dinyatakan aman keberadaannya dalam air untuk kehidupan ekosistem akuatik pada konsentrasi 0,5-1,0 mg/L, sedangkan ambang batas senyawa (turunan) fenol dalam baku mutu air minum adalah maksimal 0,01 mg/L (Slamet et al., 2006).
Mengingat bahaya yang dapat ditimbulkannya, maka diperlukan suatu pengolahan limbah untuk menurunkan kandungan senyawa fenol dan turunannya. Oleh karena itu, limbah cair yang mengandung fenol harus dilakukan pengolahan lebih lanjut sebelum limbah tersebut dibuang ke perairan.
Metode yang dapat digunakan untuk melakukan pemisahan dan pemulihan fenol adalah teknologi membran. Teknik membran cair banyak digunakan untuk pemisahan fenol dari lingkungan perairan. Membran cair digunakan karena nilai difusivitasnya yang tinggi terhadap medium cair. Membran cair mempunyai spektrum pemisahan yang luas, selektif dan mudah dilakukan (Misran, 2002). Oleh karena itu, metode pemisahan fenol dengan teknologi
membran cair mempunyai keunggulan yaitu tidak membutuhkan zat kimia tambahan dan juga kebutuhan energinya sangat minimum, sederhana, dan praktis (Gherrou et al., 2001).
Polymer Inclution Membrane (PIM) merupakan salah satu metode membran cair. Bentuk fisik dari membran PIM film tipis yang fleksibel sehingga membran tersebut mudah dibuat dari larutan yang mengandung carrier, plasticizer, dan polimer dasar sebagai pendukung (Nghiem et al., 2006).
Polymer Inclution Membrane (PIM) dapat dibuat dengan menggunakan dibenzileter (DBE) sebagai plasticizer, polivinil klorida (PVC) digunakan sebagai membran pendukung untuk membentuk membran, dan co-EEGDMA sebagai senyawa pembawa. Senyawa co-EEGDMA dapat disintesis melalui kopolimerisasi eugenol dengan EEGDMA karena dapat meningkatkan sisi aktif dari polimer, berat molekul semakin tinggi, dan dapat meningkatkan transpor fenol (Kiswandono et al., 2012). Membran tersebut dapat
diaplikasikan untuk pemisahan solute dengan metode PIM berbasis polimer dasar PVC (Polyvinyl chloride) dan DBE (Dibenzil eter) sebagai plasticizer (Kiswandono et al., 2012 dan Kiswandono et al., 2013).
Etilen Glikol Dimetakrilat (EGDMA) biasanya digunakan sebagai bahan awal sintesis kimia guna membentuk homopolimer maupun kopolimer. EGDMA juga digunakan sebagai agen penyambung silang membentuk suatu kopolimer (Handayani, 2001). Kopolimer ini mengakibatkan peningkatan berat molekul agar dapat meningkatkan kemampuan membran dalam berinteraksi dengan senyawa fenol, sehingga meningkatkan efisiensi dalam mentranspor fenol.
Peningkatan berat molekul suatu polimer, dapat dilakukan dengan polimerisasi menggunakan senyawa-senyawa vinil.
Sunarsih (2019) telah melakukan penelitian mengenai transpor fenol menggunakan membran PIM dengan co-EEGDMA (copoly-Eugenol Etilen Glikol Dimetakrilat) sebagai senyawa pembawa. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa fenol mampu tertranspor dengan menggunakan PIM.
transpor fenol mencapai nilai optimum pada pH fasa sumber 4,5 dan
konsentrasi larutan NaOH fasa penerima 0,5 M. Akan tetapi, membran PIM tersebut belum dilakukan uji kestabilitas dan kemampuan terhadap transpor fenol, sehingga perlu dilakukan penelitian tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan penelitian lanjutan mengenai uji stabilitas dan kemampuan transpor fenol meliputi variasi konsentrasi plasticizer, variasi jenis garam, variasi konsentrasi garam, dan kemampuan membran meliputi pemakaian berulang, dan umur membran (lifetime) menggunakan membran PIM yang mengandung senyawa pembawa co-EEGDMA (copoly- Eugenol Etilen Glukol Dimetakrilat) 4 %. Karakterisasi membran PIM pada penelitian ini menggunakan SEM (Scanning Electron Miscroscope) dan FTIR (Fourier Transform Infrared) sebelum dan sesudah transpor.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan uji stabilitas membran PIM dengan parameter pengaruh konsentrasi plasticizer, konsentrasi garam dan jenis garam.
2. Melakukan uji kemampuan membran PIM melalui pemakaian berulang dan umur membran (lifetime).
3. Melakukan karakterisasi membran PIM sebelum dan sesudah transpor menggunakan SEM (Scanning Electron Microsope) dan FTIR (Fourier Transform Infrared).
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang akan diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Menambah pemanfaatan polimer tersambung silang kopoli (EEDGMA) 4% sebagai membran carrier.
2. Memberikan wacana baru dalam pemanfaatan polimer dalam bidang analisis kimia serta meningkatkan nilai ekonomis dari eugenol.
3. Meningkatkan aplikasi metode membran cair terutama PIM dalam upaya pengurangan polutan organik, khususnya senyawa fenol pada lingkungan perairan.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Senyawa Fenol
Fenol (C6H6O) merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus hidroksil yang terikat pada cincin benzena (Gambar 1). Fenol dan turunannya
ditemukan sebagai polutan dalam limbah cair industri seperti industri petrokimia, agrokimia, batu bara dan beberapa proses kimia lainnya.
Senyawa-senyawa tersebut sangat beracun, berbahaya, korosif, karsinogenik serta sulit untuk didegradasi. Senyawa ini dapat mengakibatkan kerusakan hati, ginjal, penurunan darah dan pelemahan detak jantung (Alva and Peyton, 2003). Apabila mencemari perairan dapat menimbulkan rasa dan bau tidak sedap serta pada konsentrasi tertentu dapat menyebabkan kematian organisme di perairan tersebut. Apabila masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia seperti gangguan pada otak, paru-paru, ginjal dan limfa serta dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi darah dan kematian akibat kegagalan pernapasan. Senyawa fenol dapat dikatakan aman bagi lingkungan jika konsentrasinya berkisar antara 0,5-1,0 mg/L sesuai dengan KEPMEN No 51/MENLH/10/1995 dan ambang fenol dalam air baku air minum adalah 0,002 mg/L. Environmental Protection Agency (EPA) dan European Union (EU) memasukkan fenol dalam daftar prioritas yakni total fenol dalam air minum adalah 0,5 µg/L (Trivunac and Stevanovic, 2004).
Oleh karena itu, pengolahan lebih lanjut pada limbah cair yang mengandung
fenol beserta turunannya harus dilakukan sebelum limbah tersebut dibuang ke perairan.
Gambar 1. Struktur Kimia Fenol
Menurut Ullman (2005), sifat-sifat fisika fenol adalah sebagai berikut:
1. Rumus molekul : C6H5OH 2. Berat molekul : 94,11 g/mol
3. Wujud : cairan tak bewarna
4. Densitas : 1,07 g/cm3
5. Titik didih : 181,75oC (pada 101,3 kPa) 6. Titik beku : 40,9oC (pada 101,3 kPa) 7. Kelarutan dalam air (20oC) : 8,3 g/100 ml
Fenol terdapat pada limbah cair sebagai komponen utama dari beberapa aktivitas industri batubara, pekerjaan tambang, penyulingan gasolin, produksi farmasi, pabrik baja dan besi, dan penyamakan kulit (EPA, 2002). Fenol juga dihasilkan dari limbah cair industri mikroelektronik, industri minyak dan gas, tekstil, kertas, otomotif, pabrik bahan kimia, fiberglass, pulp, perekat, kayu lapis, cat, keramik, plastik, formaldehida, dan sebagainya. Fenol bila mencemari perairan dapat menimbulkan rasa dan bau tidak sedap dan pada konsentrasi tertentu akan menyebabkan kematian organisme di perairan.
Fenol dapat menimbulkan efek kronik bagi organisme dan menyebabkan kematian pada ikan pada konsentrasi yang sangat rendah, yakni 5–25 mg/L (Alva and Peyton, 2003).
Penggunaan fenol sebagai bahan baku pada skala rumah tangga digunakan pada zat pembersih, deodorant, dan desinfektan. Pada skala laboratorium,
fenol dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk sintesis C-metil-4,10,16,22 tetrametoksikaliks(4) karena dengan menggunakan BF3-metanol sebagai katalis (Jumina et al., 2005), sedangkan pada skala industri fenol digunakan untuk pembuatan resin fenolik seperti resin fenol-formaldehid (Strečková et al., 2012). Fenol sebagian besar digunakan untuk pembuatan resin fenolik seperti resin fenol formaldehid. Resin ini digunakan untuk bahan perekat di industri polywood, industri kontruksi, dan otomotif. Fenol juga digunakan dalam perusahaan herbisida, kresol, anilin, dan alkilfenol, dalam farmasi obat, seperti salep, antiseptik, lotion, obat kumur, obat batuk, analgesik gosok, serta beberapa industri lainnya (Kiswandono, 2014).
Senyawa fenol memiliki kecenderungan untuk melepaskan ion H+ dengan penambahan basa kuat seperti NaOH menjadi ion fenolat (C6H5O-) yang larut dalam air. Keberadaan fenol dalam bentuk molekularnya dan fenolat
dipengaruhi oleh pH larutan. Pada kondisi asam, fenol akan berada dalam bentuk molekular, sedangkan pada kondisi basa, fenol akan berada dalam bentuk fenolat (C6H5O-) (Xu et al., 2008). Pada dasarnya, semua fenol dalam air akan bereaksi dengan 4- aminoantipirin dalam suasana kalium ferri sianida (K3Fe(CN)6) akan membentuk warna merah kecoklatan dari antipirin. Warna yang terbentuk kemudian diekstrak ke dalam kloroform dan diukur pada panjang gelombang maksimum 460 nm (Sousa dan Trancoso, 2009).
Gambar 2. Reaksi Fenol dengan 4-aminoantipirin
Mozhdehvari et al. (2009) telah melakukan penghilangan fenol dari air dengan teknik ozon dan ozonasi dikatalitis dengan TiO2 pada interval pH 3- 9,5 kemudian dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis dan HPLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ozonasi katalitis lebih efektif daripada katalitis sederhana dengan efek terbaik pada pH 6. Metode yang telah digunakan tersebut memiliki kelemahan diantaranya biaya operasional tinggi, pembentukan produk samping yang berbahaya, dan efisiensi yang rendah (Stanisavljevi and Nedi, 2004).
2.2 Senyawa Pembawa dan copoly-EEGDMA
Etilen glikol dimetakrilat (EGDMA) adalah senyawa diena yang dapat mengalami polimerisasi adisi. Ikatan rangkap dua pada senyawa diena ini mempunyai sifat yang reaktif sehingga proses sintesis dapat dilakukan pada suhu kamar. Polimerisasi dengan melibatkan senyawa diena dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh struktur tertaut silang dalam hasil akhirnya.
Reaksi polimerisasi eugenol dengan suatu agen taut silang (crosslinking agent) akan menyebabkan berat molekul hasil polimer menjadi besar. Tulisan ini selanjutnya menyampaikan hasil penelitian tentang pembuatan senyawa pembawa kopoli (eugenol-etilen glikol dimetakrilat) atau co-EEGDMA selanjutnya di uji kemampuannya untuk transpor fenol. Karakterisasi co- EEGDMA yang terbentuk dilakukan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), Fourier Transform InfraRed (FTIR), dan H-NMR (Kiswandono dkk, 2014).
Eugenol merupakan komponen penyusun utama dari minyak daun cengkeh.
Eugenol mempunyai rumus molekul C10H12O2 dengan massa molekul relatif 164,20 g/mol (Guenther, 1948). Kadar eugenol yang terkandung dalam minyak daun cengkeh yakni kurang lebih 70 % hingga 90 % kadarnya.
Eugenol memiliki nama lain 4–alil–2-metoksi–fenol. Eugenol bersifat asam dan dalam suhu kamar berupa cairan tak berwarna atau agak kekuningan, berbau keras, dan bila terkena kulit terasa seperti terbakar. Eugenol mudah
larut dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, dan alkohol.
Gambar 3. Struktur Eugenol
Sintesis polieugenol dilakukan dengan menambahkan katalis BF3–dietileter.
Proses polimerisasi eugenol menjadi polieugenol merupakan proses
polimerisasi adisi kationik. Proses ini dikatakan polimerisasi adisi kationik karena gugus vinil dari eugenol mengalami reaksi adisi (Cholid,2016). Pada Gambar 4 menunjukkan mekanisme reaksi polimerisasi polieugenol.
Gambar 4. Mekanisme Polimerisasi Polieugenol
Senyawa pembawa mempunyai peranan yang sangat penting dalam membran tiruan ataupun membran biologi yang selektif untuk kation, anion, molekul organik, ataupun molekul anorganik (Cleij et al., 1997). Senyawa pembawa yang efisien dan menunjukkan selektivitas yang tinggi dalam mengekstraksi ion- ion logam transisi dari fasa air ke fasa organik dapat memberikan transpor yang rendah atau sebaliknya ligan yang mempunyai kemampuan ekstraksi rendah tetapi kemampuan transpor tinggi (Hiratani et al., 1992).
Tabel 1. Beberapa Senyawa Pembawa untuk Transpor fenol Jenis senyawa
pembawa
(ekstraktan) Metode ELM SLM ELM SLM SLM PIM PIM PIM PIM
Referensi Park et al., (2006) Venkateswaran and
Palanivelu (2006) Reis et al., (2007) Huidong et al.,(2009)
Kazemi et al.,(2014) Kiswandono (2010) Kiswandono (2014) Kiswandono et al.,(2013) Span 80, soltrol,
poliisobutilena (PIB)
Vegetable oil (minyak sayur)
Cyanex 923
Tributil posfat
Tributil posfat dan minyak wijen
Polyeugenol Copoly(eugenol-
DVB)
Kiswandono et al., (2014)
2.3 Teknik Polymer Inclusion Membrane (PIM)
Metode Polymer Inclusion Membrane (PIM) merupakan salah satu metode membran cair yang mampu meningkatkan kestabilan membran karena dua hal, yaitu adanya polimer dasar dan plasticizer. Polimer dasar misalnya polyvinyl chloride (PVC) pada membran diharapkan dapat mengatasi kebocoran dari
senyawa carrier. Plasticizer misalnya dibenzil eter (DBE) pada membran berfungsi untuk membuat sistem membran menjadi lebih stabil (Dzygiel and Wieczorek, 2010). PIM telah diakui memiliki stabilitas yang baik karena tingkat kebocoran senyawa carrier pada saat proses transpor sangat kecil (rendah) dibandingkan dengan membran cair Supported Liquid Membrane (SLM) (Nghiem et al.,2006).
Membran cair merupakan teknologi membran, yakni lapisan semipermeabel yang tipis dan dapat digunakan untuk memisahkan dua komponen dengan cara menahan dan melewatkan komponen tertentu. Prinsip pemisahan membran cair ditentukan oleh sifat molekul pembawa spesifik. Membran PIM melibatkan transpor selektif dan menargetkan zat terlarut (senyawa target) dari satu larutan melalui membran yang memisahkan antara fasa sumber dan fasa penerima. Membran PIM terdiri dari polimer pendukung, molekul pembawa dan plasticizer. Pemakaian PVC pada membran akan menstabilkan membran dengan cara menahan molekul pembawa agar tetap berada pada membran. Modifikasi menggunakan PVC untuk pembentukan gel merupakan keuntungan dari metode PIM (Kislik, 2010).
Pembuatan membran pada metode PIM menggunakan larutan yang
mengandung senyawa pembawa atau ekstraktan, pemlastis, dan polimer dasar seperti selulosa triasetat (CTA) atau PVC membentuk lapisan yang tipis, stabil, dan fleksibel. Hasilnya adalah membran self-supporting yang dapat digunakan untuk memisahkan larutan yang diinginkan dengan cara yang mirip dengan SLM (Nghiem et al., 2006). Walaupun membran PIM memiliki permeabilitas dan selektivitas yang rendah tetapi tetap memiliki stabilitas yang lebih baik dan memadai atas berbagai jenis membran cair, termasuk pada membran SLM sehingga metode ini berpotensi dan dapat diaplikasikan secara praktis di lapangan.
PIM dianggap mampu meningkatkan kestabilan dari metode SLM karena dua hal, yaitu polimer dasar (PVC) yang diharapkan dapat mengatasi kebocoran
carrier, dan plasticizer yang berfungsi untuk membuat sistem membran lebih stabil. Oleh karena hal tersebut, PIM diharapkan mempunyai potensi lebih baik untuk pemisahan skala industri dibandingkan tipe membran cair lainnya.
Penelitian menggunakan metode PIM telah dilakukan oleh Kozlowski (2006) dan Pont et al. (2008).
Tabel 2. Umur PIM pada Beberapa Kondisi Percobaan (Dzygiel dan Wieczorek, 2010)
No
Membran PIM Polimer dasar/senyawa
pembawa/plasticizer
Hasil observasi terhadap Umurdan prestasi membran
1. CTA/kaliks[6]arene/2- NPOE
Terjadi penurunan flux kecil setelah 30 hari.
2. CTA/lasalocid A/2-NPOE Tidak ada tanda penurunan flux atau hilangnya senyawa pembawadan plasticizer setelah 10 hari. Stabil setelah 10 bulan penyimpanan dalam udara
3. CTA/acyclic polyether bearing amide/2-NPOE- TBEP
Terjadi penurunan flux setelah 15 hari tapi tidak ada bukti hilangnya senyawa pembawadan plasticizer 4. CTA/kaliks[4]arene/2-
NPOE
Terjadi penurunan flux setelah 20 hari tapi tidak ada bukti hilangnya senyawa pembawadan plasticizer 5. CTA/kaliks[4]arene/2-
NPOE
Flux stabil setelah satu bulan 6. CTA/DC18C6/2-
NPOE,TBEP
Terjadi penurunan flux setelah 100 hari tapi tidak ada bukti hilangnya senyawa pembawadan plasticizer 7. CTA/aliquat 336/2-NPOE,
DOS, DOTP atau DOP
Terjadi penurunan dan kehilangan senyawa pembawa/plasticizer setalah 30 hari.
8. CTA/aliquat 336/T2EHP Terjadi penurunan flux setelah 18 hari.
9. CTA/t-buDC18C6/2- NPOE-DNNS
Stabil selama beberapa minggu.
TBEP, tri(butoxyethyl)phosphate DC18C6, dicyclohexano-18-crown-6 DNNS, dinonylnaphthalenesulfonic acid DOP, dioctylphthalate
DOTP, bis (2-ethylhexyl)terephthalate DOS, dioctylsebacate t-BuDC18C6,t-utyldicyclohexano-18-crown-6
2.4 Mekanisme Transpor dan Senyawa Pembawa untuk Fenol
Senyawa pembawa merupakan komponen dalam membran sehingga proses pemisahan dapat berjalan. Senyawa pembawa mempunyai peranan yang sangat penting dalam membran tiruan ataupun membran biologi yang selektif untuk kation, anion, molekul organik ataupun molekul anorganik. Contoh beberapa jenis senyawa pembawa untuk transpor fenol seperti pada Tabel 3.
Senyawa pembawa yang sangat efisien dan menunjukkan selektivitas yang tinggi dalam mengekstraksi ion-ion logam transisi dari fasa air ke fasa organik dapat memberikan transpor yang rendah atau sebaliknya ligan yang mempunyai kemampuan ekstraksi rendah tetapi kemampuan transpor tinggi.
Suatu transpor melalui membran merupakan proses difusi antara fasa sumber, membran dan fasa penerima. Peneliti lain, Ferraz (2007) membagi
mekanisme transpor menjadi tiga tahap, yaitu difusi antara senyawa target dengan senyawa pembawa pada membran, pembentukan kompleks senyawa atau interaksi senyawa target dengan senyawa pembawa dan pelepasan senyawa target ke fasa penerima.
Proses transpor membran meliputi dua tahap yaitu tahap pertama, senyawa target yang telah berdifusi pada fasa sumber bereaksi dengan senyawa pembawa (carrier) membentuk kompleks yang selanjutnya akan ditranspor melewati membran cair menuju fasa penerima. Selanjutnya kompleks antara senyawa target dan senyawa pembawa terpisah dan senyawa target terlepas menuju fasa penerima, sehingga reaksi ini dapat terjadi secara terus menerus.
Transpor balik solut ke fasa sumber dicegah dengan menambahkan stripping agen ke dalam fasa penerima. Stripping agen bekerja dengan mengkonversi solut menjadi senyawa sodium fenolat dan menjebak senyawa tersebut dalam fasa penerima sehingga tidak kembali ke fasa membran.
Tabel 3. Beberapa Jenis Senyawa Pembawa untuk Transpor Fenol Jenis senyawa pembawa
Metode Referensi (ekstraktan)
Span 80, soltrol, ELM Park et al.
poliisobutilena (PIB) (2006)
Vegetable oil (minyak SLM Venkateswaran dan
sayur) Palanivelu (2006)
Cyanex 923 ELM Reis et al.(2007)
Tributil posfat SLM Huidong et al., (2009) Tributil posfat dan SLM Kazemi et al.
minyak wijen (2014)
Polyeugenol PIM Kiswandono et al. (2012)
Copoly(eugenol-DVB) PIM Kiswandono et al. (2013)
Aliquat 336 PIM Cho et al. (2018)
LIX 841 PIM Wang et al. (2017)
2.5 Plasticizer
Pada pembuatan membran, plasticizer sering digunakan untuk meningkatkan fleksibilitas membran. Peran dari plasticizer adalah untuk menembus antar molekul polimer, menetralisir senyawa polar dari polimer dengan senyawa polar dari plasticizer itu sendiri, untuk meningkatkan jarak antara molekul polimer dan mengurangi kekuatan gaya antar molekul. Sebagian besar
plasticizer banyak tersedia secara komersial. Beberapa di antaranya telah diuji dalam aplikasi pembuatan membran PIM. 2-nitrofenil oktil eter (2-NPOE) dan 2-nitrofenill pentil eter (2-NPPE) adalah salah satu contoh plasticizer yang sudah digunakan dalam pembutan membran PIM dan terbukti berhasil digunakan sebagai plasticizer dalam pembuatan membran PIM. Plasticizer umumnya adalah senyawa organik yang mengandung gugus alkil hidrofobik dengan satu atau beberapa senyawa polar yang sangat solvating.
Plasticizer dengan konsentrasi yang rendah dapat menyebabkan membran menjadi lebih kaku dan rapuh akibat fenomena yang biasa disebut sebagai efek “anti-plasticizing”. Konsentrasi plasticizer minimum bervariasi
tergantung pada kedua plasticizer dan polimer dasar. untuk PVC, konsentrasi ini dapat berada dalam jangkauan hingga 20% (b/b). Konsentrasi plasticizer yang berlebihan bermasalah karena kelebihan plasticizer itu bisa bermigrasi atau memancarkan ke antar muka membran atau air dan membentuk film pada permukaan membran, yang akan menciptakan penghalang tambahan untuk transpor pada membran. Plasticizer yang berlebihan secara signifikan dapat mengurangi kekuatan mekanik pada film tipis, sehingga tidak dapat digunakan dalam situasi praktis (Nghiem et al., 2006).
2.6 Pengaruh Garam pada Transpor Fenol
Penambahan garam yang memiliki kekuatan ionik dapat menyebabkan efek pada kestabilan membran PIM. Hasil menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi NaNO3 yang ditambahkan semakin rendah persen konsentrasi fenol yang tertranspor ke fasa pelucutnya. NaNO3 merupakan garam dengan kelarutan yang tinggi, keadaan tersebut memberikan dampak persaingan antara NaNO3 dengan zat utama dalam mengikat air. Konsentrasi NaNO3
yang semakin besar, menyebabkan kekuatan ionik NaNO3 semakin kuat sehingga garam lebih dapat mengikat molekul air. Hal ini menyebabkan penurunan kelarutan fenol dan NaOH dalam air. Menurunnya kelarutan zat utama ini mengurangi kemampuan transpor fenol ke fasa penerima. Peristiwa penurunan kelarutan zat utama dalam pelarut akibat penambahan garam dikenal dengan salting out. Pengaruh kekuatan ionik akan semakin besar seiring bertambahnya konsentrasi NaNO3 yang ditambahkan, mempengaruhi ML loss membran. Hasil menunjukkan dengan adanya garam secara nyata mengurangi ML loss. Membran PIM semakin stabil dengan bertambahnya konsentrasi NaNO3, yang dinyatakan dengan ML loss semakin kecil. Semakin besar kekuatan ionik akan menghambat terbentuknya emulsi (Happy, 2012).
2.7 Kemampuan Membran PIM
Kestabilan membran dapat diamati dari kemampuan membran untuk mentranspor fenol dalam waktu yang lama, efisiensi transpor dalam satu periode berjalannya proses tersebut. Lifetime membran termasuk salah satu yang dilakukan untuk menguji ketahanan membran. Lifetime (umur
membran) membran PIM ditentukan dengan cara yang mirip dengan perhitungan ML loss. Dalam rentang waktu tertentu, larutan fenol di fasa sumber diukur dengan pH nya sampai pH mencapai 9. Saat pH mencapai pH 9, proses transpor dihentikan dan diketahui bahwa membran telah mengalami kebocoran dengan fasa penerima (Kiswandono et al., 2013).
Menurut Tifani (2019), Lifetime pada membran PIM bertujuan untuk menguji ketahanan membran PIM dengan adanya garam NaNO3 0,01 M dan tanpa penambahan garam NaNO3. Lifetime membran PIM dilakukan dengan dua variasi yaitu penambahan garam NaNO3 0,01 M dan tanpa penambahan garam NaNO3 difasa sumber dalam larutan fenol 60 ppm pH 5,5. Hasil penelitian lifetime membran PIM dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Lifetime Membran PIM (Tifani,2019)
Tanpa Garam Penambahan garam NaNO3 0,01M
Hari pH Hari pH
0 5,5 0 5,5
1 5,6 11 6,1
4 6,2 18 6,14
6 6,3 24 6,27
12 7,2 30 6,32
14 7,8 36 6,49
18 8,3 42 6,55
22 8,6 49 6,61
24 9,26 54 6,99
- - 75 7,42
- - 100 8,21
- - 108 8,51
Pengukuran umur membran tanpa penambahan garam di hari ke 24 diperoleh pH fasa sumber yang mencapai 9,26 dan membran sudah mengalami
kebocoran. Pada pengukuran umur membran dengan penambahan garam NaNO3 0,01 M di hari ke 108 diperoleh pH fasa sumber yang mencapai 8,51 dan membran belum mengalami kebocoran. Garam yang ditambahkan di fasa sumber mempengaruhi lifetime membran. Semakin meningkatnya umur membran diperkirakan bahwa membrane liquid loss (ML loss) juga semakin kecil, sehingga keberadaan garam ini akan mengurangi hilangnya komponen senyawa organik yang ada dalam membran PIM. Penambahan garam ini diperkirakan akan berinteraksi dengan gugus O- dari membran dengan kelarutan yang rendah akan menutupi pori-pori membran. Kelarutan yang rendah ini karena adanya salting out (Kiswandono et al., 2013).
Salting out adalah suatu teknik pemurnian yang memanfaatkan berkurangnya kelarutan molekul tertentu dalam larutan yang memiliki kekuatan ion sangat tinggi. Sehingga kebocoran membran dapat diperlambat dan umur membran akan menjadi meningkat. Sedangkan transpor fenol tanpa adanya
penambahan garam di fasa sumber tidak terjadi interaksi dengan O- dari membran sehingga pori-pori membran tidak tertutup oleh interaksi tersebut dan mengakibatkan kebocoran membran lebih cepat dibandingkan dengan membran dengan adanya penambahan garam di fasa sumber.
Pengaruh kekuatan ionik garam juga mempengaruhi tertranspornya fenol ke fasa penerima. Kekuatan ionik dalam larutan, meningkat dengan semakin besarnya konsentrasi garam. Menurut Nusantari 2020, pada penambahan garam NaCl, membran lebih lambat mengalami kebocoran dibandingkan dengan garan NaNO3. Garam NaCl bersifat lebih ionik dibanding dengan garam NaNO3, sehingga akan mengganggu proses transpor fenol ke fasa penerima, dank arena hal ini juga maka membran pada garam NaCl memiliki lifetime (masa hidup) yang lebih lama.
2.8. Karakterisasi
Pada penelitian ini, membran PIM dikarakterisasi dengan SEM dan FT-IR serta hasil transpor fenol dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis.
2.8.1. Scanning Electron Microscope (SEM)
Scanning Electron Microscope (SEM).merupakan metode analisis yang sangat penting dalam karakterisasi morfologi polimer. SEM adalah salah satu jenis mikroskop elektron yang berfungsi untuk analisis morfologi atau
menggambarkan permukaan suatu objek atau material dengan perbesaran 10- 3.000. 000 kali, kedalaman medan (depth of field) 4–0,4 mm, dan resolusi sebesar110 nm. SEM memiliki prinsip memfokuskan sinar elektron (electron beam) dipermukaan obyek dan mengambil gambarnya dengan cara
mendeteksi elektron yang muncul dari permukaan obyek. SEM dilengkapi dengan mikroskop optik yang digunakan untuk mempelajari tekstur, topografi, dan sifat permukaan bubuk atau padatan dan karena ketajaman fokus dari alat SEMsehingga gambar yang dihasilkan memiliki kualitas tiga dimensi.
Prinsip kerja alat ini adalah sumber elektron dari filament yang terbuat dari tungsten memancarkan berkas elektron. Apabila elektron tersebut berinterkasi dengan bahan (specimen) maka akan menghasilkan elektron sekunder dan sinar-X karakteristik (Smallman, 2000). Berkas elektron diarahkan pada suatu permukaan spesimen yang telah dilapisi oleh suatu film konduktor.
Pelapisan ini bertujuan agar polimer yang digunakan dapat menghasilkan arus listrik sehingga dapat berinteraksi dengan berkas elektron. Berkas elektron yang berinteraksi dengan spesimen dikumpulkan sehingga menghasilkan sinyal untuk mengatur intensitas elektron pada suatu tabung televisi yang diarahkan serentak dengan sinar dari mikroskop. Interaksi berkas elektron dengan spesimen akan menghasilkan pola difraksi elektron yang dapat memberikan informasi mengenai monografi ataupun topografi permukaan serta jenis unsur dan distribusinya (Wu et al., 2007).
2.8.2. Spektrofotometri Fourier Transform Infra Red (FTIR)
Metode spektroskopi infra red yang digunakan untuk mengamati interaksi- interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik disebut dengan Fourier
Transform Infra Red (FTIR). Metode ini didasarkan pada absorpsi radiasi inframerah oleh sampel yang akan menghasilkan perubahan keadaan vibrasi dan rotasi dari molekul sampel. Besarnya energi vibrasi tiap atom atau molekul berbeda tergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang menghubungkannya sehingga dihasilkan frekuensi yang berbeda. Intensitas absorpsi bergantung pada seberapa efektif energi foton inframerah
dipindahkan ke molekul, yang dipengaruhi oleh perubahan momen dipol yang terjadi akibat vibrasi molekul (Amand and Tullin, 1999).
Prinsip kerja FTIR berupa infrared yang melewati celah menuju sampel, dimana celah tersebut berfungsi mengontrol jumlah energi yang disampaikan kepada sampel, kemudian beberapa infrared diserap oleh sampel dan yang lainnya ditransmisikan melalui permukaan sampel sehingga sinar infrared lolos kedetektor dan sinyal yang terukur kemudian dikirim kekomputer (Thermo, 2001). Analisis menggunakan spektrometer FTIR memiliki beberapa kelebihan,diantaranya yaitu dapat digunakan pada semua frekuensi dari sumber cahaya secara simultan, sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat dari pada menggunakan cara scanning, sensitivitas FTIR lebih tinggi dari instrumentasi dispersi standar karena resolusinya lebih tinggi.
Sensitifitas dari metoda spektrofotometri FTIR lebih besar dibandingkan cara dispersi, disebabkan radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah. Analisis menggunakan spektrofotometri FTIR dapat mengidentifikasi gugus fungsi suatu material organik
(Hamdila,2012).
2.8.3. Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang, intensitas sinar ultraviolet, dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektrofotometri UV-Vis biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum
UV-Vis mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Sinar ultraviolet berada pada panjang gelombang 200-400 nm, sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-800 nm. Kebanyakan penerapan
spektrofotometri UV-Vis pada senyawa organik didasarkan n-π* ataupun π-π* karena spektrofotometri UV-Vis memerlukan hadirnya gugus kromofor dalam molekul itu. Transisi ini terjadi dalam daerah spektrum (200-700 nm) yang nyaman untuk digunakan dalam eksperimen.
Spektrofotometri UV-Vis yang komersial biasanya beroperasi dari sekitar 175 nm atau 200-1000 nm. Identifikasi kualitatif senyawa organik dalam daerah ini jauh lebih terbatas daripada dalam daerah inframerah. Ini karena pita serapan terlalu lebar dan kurang terinci. Tetapi, gugus-gugus fungsional tertentu seperti karbonil, nitro, sistem tergabung, benar-benar menunjukkan puncak yang karakteristik, dan sering dapat diperoleh informasi yang berguna mengenai ada tidaknya gugus semacam itu dalam molekul tersebut (Day and Underwood, 1986). Prinsip kerja
spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, yaitu bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi
dipancarkan (It) (Huda,2001). Menurut Khopkar (2003), instrumen spektrofotometri UV-Vis adalah :
1. Sumber sinar polikromatis, berfungsi sebagai sumber sinar
polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang gelombang.
Sumber yang biasa digunakan pada daerah UV adalah lampu deuterium atau disebut juga heavy hidrogen, sedangkan pada daerah Vis
menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram, spektrofotometer UV-Vis menggunakan photodiode yang telah dilengkapi monokromator.
2. Monokromator, merupakan alat yang memecah cahaya polikromatis menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang gelombang tertentu. Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromator dari sumber radiasi yang memancarkan radiasi polikromatis. Monokromator terdiri dari susunan : celah (slit) masuk – filter - kisi (grating) – celah (slit) keluar.
3. Wadah sampel (kuvet), merupakan wadah sampel yang akan dianalisis.
Kuvet dari leburan silika (kuarsa) dipakai untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada daerah pengukuran 190-1100 nm, dan kuvet dari bahan gelas dipakai pada daerah pengukuran 380-1100 nm karena bahan dari gelas mengabsorpsi radiasi UV.
4. Detektor, menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel. Cahaya kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder akan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer).
5. Visual display/read out, merupakan suatu sistem baca yang menangkapbesarnya isyaratlistrik yang berasal dari detektor.
Menyatakan dalam bentuk % transmitan maupun absorbansi.
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi diteruskan menuju monokromator. Cahaya dari monokromator diarahkan terpisah melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi. Detektor menerima cahaya dari sampel secara bergantian secara berulang-ulang. Sinyal listrik dari detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya, selanjutnya perhitungan dilakukan dengan komputer terprogram (Harjadi, 1993).
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga bulan (Januari-Maret) tahun 2021 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Universitas Lampung.
Analisis spektrofotometri UV-vis dilakukan di Laboratorium Botani Biologi Universitas Lampung dan karakteristik membran menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) yang dilakukan di Laboratorium Terpadu Sentra Inovasi dan Teknologi (LTSIT) Universitas Lampung dan Scanning Electron Miscroscopy (SEM) dilakukan di Forensik Sentul Bogor.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu rangkaian alat transpor fenol, pH meter (HM-30R), pengaduk magnet, corong pisah, alat penunjang berupa alat-alat gelas dan plastik, neraca analitik (Mettler Toledo AB54-S), desikator, spektrofotometer UV-Vis, Fourier Transform Infrared (FTIR) Shimadzhu 820PC, dan Scanning Electron Miscroscopy (SEM).
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kopoli (Eugenol-EGDMA) 4% hasil sintesis kopolimerisasi Sunarsih (2019). Bahan kimia semua kualitas pure analysis produksi merck yaitu fenol (C6H5OH), 4-aminoantipirin,
dibenzileter (DBE), polivinil klorida (PVC), tetrahidrofuran (THF), natrium hidroksida(NaOH), kalium klorida (KCl), natrium klorida (NaCl), natrium nitrat (NaNO3), natrium sulfat (Na2SO4), kalium nitrat (KNO3), kloroform (CHCl3), K4Fe(CN)6, asam klorida (HCl), kalium ferrisianida, pH indikator, buffer fosfat dan kertas saring.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Variasi Konsentrasi Plasticizer
Membran PIM dibuat dengan variasi konsentrasi plasticizer (DBE).
Konsentrasi plasticizer yang digunakan adalah 0,3032; 0,3100; 0,3132;
0,3200; dan 0,3232 g (Tabel 5). Variasi konsentrasi plasticizer dilakukan untuk mengetahui plasticizer optimumnya dengan tetap memperhatikan perbadingan rasio berat membran carrier : PVC : plasticizer = 10 : 32 : 58 seperti yang tercantum dalam Tabel 5. Membran dengan variasi konsentrasi tersebut ditempatkan pada tengah pipa transpor fenol, kemudian pada kolom fasa sumber diisi 50 mL fenol 60 ppm pH 4,5 dan pada kolom fasa penerima diisi 50 mL NaOH 0,5 M. Pipa transpor ditutup dan diaduk dengan pengaduk magnet pada fasa sumber dan fasa penerima selama 60 jam pada suhu kamar. Setelah 60 jam, membran PIM dilepas, dikeringkan selama 60 jam, dan ditimbang. Konsentrasi fenol pada fasa penerima dan fasa sumber dianalisis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 456 nm (Sunarsih, 2019). Membran PIM yang telah digunakan untuk transpor fenol dikarakterisasi dengan Fourier Transform Infrared (FTIR).
Tabel 5. Komposisi Membran (Aprilia, 2019)
No PVC
(g)
Carrier (g)
Plasticizer (g)
1 0,1730 0,0540 0,3032
2 0,1730 0,0540 0,3100
3 0,1730 0,0540 0,3132
4 0,1730 0,0540 0,3200
5 0,1730 0,0540 0,3232
3.3.2 Variasi Jenis Garam
Membran PIM dengan komposisi optimum plasticizer sebelum digunakan ditimbang terlebih dahulu. Kemudian membran PIM ditempatkan pada tengah pipa transpor fenol. Pada kolom masing-masing fasa sumber (5 chamber) diisi campuran 50 mL fenol (60 ppm pH 4,5) dengan garam 0,01 M. Garam tersebut adalah KCl, NaCl, NaNO3, Na2SO4, danKNO3. Sementara pada fasa penerima dimasukkan 50 mL NaOH 0,5 M.
Selanjutnya, pipa transpor ditutup dan diaduk dengan pengaduk magnet pada fasa sumber dan fasa penerima selama 60 jam pada suhu kamar.
Setelah 60 jam, membran PIM dilepas, dikeringkan selama 60 jam, dan ditimbang. Konsentrasi fenol pada fasa penerima dan fasa sumber dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 456 nm (Sundari, 2019).
3.3.3 Variasi Konsentrasi Garam pada Fasa Sumber
Transpor fenol dengan penambahan garam pada fasa sumber. Membran PIM dengan komposisi optimum jenis garam sebelum digunakan
ditimbang terlebih dahulu. Kemudian membran PIM ditempatkan pada tengah pipa transpor fenol. Pada kolom fasa sumber diisi 50 mL fenol 60 ppm pH 4,5 yang telah ditambahkan garam dengan variasi konsentrasi 0 M; 0,001 M; 0,01 M; 0,1 M dan 1 M dan pada kolom fasa penerima diisi 50 mL NaOH 0,5 M. Pipa transpor ditutup dan diaduk dengan pengaduk
magnet pada fasa sumber dan fasa penerima selama 60 jam pada suhu kamar. Setelah 60 jam, membran PIM dilepas, dikeringkan selama 60 jam, dan ditimbang. Konsentrasi fenol pada fasa penerima dan fasa sumber dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 456 nm.
3.3.4 Variasi Konsentrasi Garam pada Fasa Penerima
Transpor fenol dengan penambahan garam pada fasa penerima. Membran PIM dengan komposisi optimum jenis garam sebelum digunakan
ditimbang terlebih dahulu. Kemudian membran PIM ditempatkan pada tengah pipa transpor fenol. Pada fasa sumber diisi dengan 50 mL larutan fenol 60 ppm dengan pH 4,5 sedangkan untuk fasa penerimanya diisi dengan larutan garam dengan variasi konsentrasi 0 M; 0,001 M; 0,01 M;
0,1 M dan 1 M dalam 50 mL NaOH 0,5 M. Pipa transpor ditutup dan diaduk dengan pengaduk magnet pada fasa sumber dan fasa penerima selama 60 jam pada suhu kamar. Setelah 60 jam, membran PIM dilepas, dikeringkan selama 60 jam, dan ditimbang. Konsentrasi fenol pada fasa penerima dan fasa sumber dianalisis menggunakan spektrofotometer UV- Vis pada panjang gelombang 456 nm.
3.3.5 Pemakaian Berulang pada Membran PIM
Membran PIM dengan komposisi optimum plasticizer sebelum digunakan ditimbang terlebih dahulu. Kemudian membran PIM ditempatkan pada tengah pipa transpor fenol. Pada kolom fasa sumber diisikan 50 mL fenol 60 ppm dengan pH yang telah diatur menjadi 4,5 dan pada kolom fasa penerima diisikan 50 mL NaOH 0,5 M. Pipa transpor ditutup dan diaduk dengan pengaduk magnet pada fasa sumber dan fasa penerima selama 60 jam pada suhu kamar. Setelah 60 jam, membran PIM dilepas, dikeringkan selama 2 jam, dan ditimbang. Konsentrasi fenol pada fasa penerima dan
fasa sumber dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 456 nm. Selanjutnya membran PIM digunakan kembali untuk transpor fenol dengan lima kali pengulangan menggunakan larutan fenol yang baru.
3.3.6 Lifetime
Membran PIM dengan komposisi optimum plasticizer ditempatkan pada tengah pipa transpor fenol, kemudian pada kolom fasa sumber diisi 50 mL fenol 60 ppm pH 4,5 dengan empat variasi yaitu tanpa garam,
menggunakan garam dengan konsentrasi 0,001 M; 0,01 M; 0,1 M. Pada kolom fasa penerima diisi 50 mL NaOH 0,5 M. Pipa transpor ditutup dan diaduk dengan pengaduk magnet pada fasa sumber dan fasa penerima.
Lifetime ditentukan dengan cara mengukur nilai pH pada fasa sumber.
Naiknya nilai pH pada fasa sumber mengindikasikan bahwa membran PIM sudah mengalami kebocoran. pH pada fasa sumber dicek secara berkala hingga pH pada fasa sumber ±9,0 (Kiswandono et al, 2013).
3.3.7 Diagram Alir Penelitian
Secara keseluruhan penelitian ini dirangkum dalam diagram alir penelitian yang ditunjukkan dalam Gambar 5.
Gambar 5. Diagram Alir Penelitian Membran PIM dengan
Komposisi Plasticizer Optimum
Karakterisasi FTIR dan SEM
Variasi Garam
Variasi Konsentrasi
Garam
Fasa Sumber Fasa Penerima
Pemakaian Berulang
Lifetime
Penambahan Garam (tiga variasi konsentrasi garam) Tanpa
Garam (Kontrol)
Karakterisasi Uv-Vis Membran PIM dengan
Variasi Plasticizer
Karakterisasi FTIR dan SEM
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembuatan Polymer Inclusion Membrane (PIM) dengan senyawa
pembawa co-EEGDMA 4% menghasilkan membran tipis berwarna kuning membayang yang dapat digunakan untuk transpor fenol dengan stabilitas membran PIM dicapai pada penambahan plasticizer sebesar 0,3132 g dan transpor fenol sebesar 75,66%.
2. Penambahan garam NaNO3difasa sumber dan di fasa penerima membuat membran PIM menjadi lebih stabil karena dapat mengurangi persentase ML Loss.
3. Membran PIM dapat digunakan untuk transpor fenol dengan lima kali pengulangan dengan persentase hasil transpor fenol berturut-turut sebesar 75,46%, 63,29%, 48,56%, 39,91%, dan 28,02%. Penambahan garam padatranspor fenol membuat umur membran menjadi lebih lama yaitu 67 hari dibandingkan dengan tanpa penambahan garam yang hanya 26 hari.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang stabilitas dan ketahanan membran PIM dengan menggunakan garam pada fasa penerima untuk transpor fenol.
DAFTAR PUSTAKA
Alva, V. A. and B.M Peyton. 2003. Phenol and Catechol Biodegradation by the Haloalkaliphile Halomonas Campisalis Influence of pH and Salinity.
Enviromental Science & Technology. 37(19):4397-4402.
Amand, L.A. and C.J. Tullin. 1999. The Theory Behind FTIR
Analysis:Application Examples From Measurement at the 12 MW Circulating Fluidized Bed Boiler at Chalmers. Dept. of Energy Conversion ChalmersUniversity of Technology. Gitenborg, Sweden.
Aprilia, Rulan. 2019. Studi Stabilitas dan Kemampuan Transpor Fenol
Menggunakan Kopoli (Eugenol Dialil Ftalat) sebagai Senyawa Pembawa dengan Metode Polymer Inclusion Membrane (PIM). Skripsi. Universitas Lampung.
Cho, Y., W, Robert, Cattrall, Kolev, D.S. 2018. A Novel Polymer Inclusion Membrane Based Method for Continous Clean-up of Thiocynate from Gold Mine Tailings Water School of Chemistry. The Univercity of Melbourne. Victoria. 3010. Austalia.
Cholid, M. 2016. Adsorpsi Selektif Molekular Fenol oleh Polieugenol. Disertasi.
Universitas Gadjah Mada.
Cleij, M.C., P. Scrimin., P. Tecilla., and U. Tonellato. 1997. Efficient and Highly Selective Copper (II) Transport Across a Bulk Liquid Chloroform
Membrane Mediated by Liphophilic Dipeptides. Journal of Organic Chemistry. 62:5592-5599.
Danesi, P. R. 1984. Separation of Metal Species by Supported Liquid Membranes, Sep. Sci. Technol., 19 (11-1): 857-894.
Day, R.A., dan Underwood, A.L. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dzygiel, P., and P. Wieczorek. 2010. Stereoselective Transport of Amino Acids and Peptides Through Liquid Membranes. Journal of Chemistry., In 33.
EPA, U., 2002. Toxicological Review Phenol. USA.
Febriany, Y. 2010. Kuat Tekan Keramik Berbahan Dasar Feldsfer (70%-90%), Kaolin (5 % -25 %), dan Silika (5%-25%). Abstrak. Universitas Malang.
Malang.
Ferraz, G., Nichols, J. D., Hines, J. E., Stoufer, P. C., Bierregaard, R.O., Lovejoy, T. E. 2007. A Large Scale Deforestation Experiment: Effect of Patch Area and Isolation on Amazon Birds. American Association for The
Advancement of Science. 1200 New York Avenue NW. Washington DC 20005.
Gherrou, A., Kerdjoudj, H., Molinari, R., and Drioli, E. 2001. Modelization of The Transport of Silver and Copper in Acidic Thiourea Medium Throught a Supported Liquid Membrane. Desalination, 139: 317-325.
Guenther, E. 1948. The Essential Oils, Individual Essensial Oils of the Plant Familities. D. Van Nostrand. Co, Inc. New York. 4:436-437
Hamdila, J.D. 2012. Pengaruh Variasi Massa Terhadap Karakteristik
Fungsionalitas Dan Termal Komposit MgO-SiO2 Berbasis Silika Sekam Padi Sebagai Katalis. Skripsi. Universitas Lampung.
Handayani, D. S. 2001. Sintesis Poli(eugenil Sulfonat) dan Aplikasinya sebagai Katalis Asam dalam Siklisasi Sitronelal. Tesis. Universitas Gadjah Mada.
Jogjakarta.
Happy, M.R. 2012. Studi Stabilitas dan Kemampuan Transpor Fenol Menggunakan Polymer Inclusion Membrane (PIM) dengan Polimer Polieugenol Tersambung Silang Bisphenol A Diglycidyl Ether (BADGE) sebagai Membran Carrier. Skripsi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Harimu, L. 2010. Sintesis Amida, Ester dan Asam Turunan Polieugenol dan Kajian Aplikasinya untuk Pengompleks Logam pada Metode Pemisahan Ekstraksi Cair-Cair dan Transpor Membran Cair. Disertasi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Hiratani, K., T. Hirose., K. Kasuga., and K. Saito. 1992. N-98 Quinolyl-2- Pyridylmethyl Malomanide Derivates as a Novel CU (II) Carrier. Journal of Organic Chemistry. 57:7083-7087.
Huda, N. 2001. Pemeriksaan Kinerja Spektrofotometer UV-Vis GBC 911A Menggunakan Pewarna Tartrazine CL 19140. Sigma Epsilon.1(20): 15-20.
Huidong, Z., Biyu, W., Yanxiang, W.U., and Qilong, R.E.N. 2009. Instability
Mechanisms of Supported Liquid Membrane for Phenol Transport. Chin.
J. Chem. Eng., 17(5): 750-755.
Jumina., Triwulandari, E., and Anwar, C. 2005. Synthesis of C-Methyl-4-10-16- 22- Tetramethoxycalix[4]Arena. Indonesian Journal of Chemistry, 5(1):
58-69.
Kazemi, P., Peydayeshb, M., Bandegib, A., Mohammadia, T., and Bakhtiari, O.
2014.Stability and Extraction Study of Phenolic Waste Water Treatment by Supported Liquid Membbrane Using Tributylphosphate and Sesame Oil as Liquid Membrane. Chemical Engineering Research and Design, 92:
375-383.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press, Jakarta.
Kislik, V.S. 2010. Liquid Membranes: Principles and Applications in Chemical Separations and Wastewater Treatment. Elsevier. Inggris.
Kiswandono, A. A. 2010. Studi Transpor Fenol dengan Menggunakan Membran Cair Polieugenol. (Prosiding Seminar Nasional). Jurusan Kimia. Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Kiswandono, A.A. 2014. Kajian Transpor Fenol Melalui Membran
Berbasis Polieugenol Tertaut Silang Menggunakan Metode Polymer Inclusion Membrane (PIM). Disertasi. Jurusan Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Kiswandono, A.A., D. Siswanta, and N.H. Aprilita, S.J. Santosa.2012.Preparation of Copoly(Eugenol-DVB) as Membrane Carrier for Transport Phenol by Inclusion Polymer Membrane (PIM).Indonesian Journal of Chemistry.
12(2): 105-112.
Kiswandono, A.A.,D. Siswanta, N.H. Aprilita, S.J. Santosa, and T.
Hayashita.2013.Extending the Life Time of Polymer Inclusion Membrane ContainingCopoly(Eugenol-DVB) as Carrier for Phenol Transport.Indonesian Journal of Chemistry. 13(3): 254-261.
Kiswandono, A.A., D. Siswanta, N.H. Aprilita, S.J. Santosa, and T. Hayashita.
2014. The Capability of Copoly (Eugenol-Divinil Benzene), Co-EDVB As a Carrier of Phenol Transport with Polymer Inclusion Membrane (PIM).
Journal of Enviromentally Friendly Processes. ISSN 2328-1383 (2) : 57-68.
Kujawski, W., Warszawki, A., Ratajczak, W., Porbski, T., Capata, W., and Ostrowska, I. 2004. Removal of Phenol from Waterwate by Different Separation Technique. Desalinator, 163: 287-296.
Kurniawati, P., B. Wiyantoko., dan T.E. Purbaningtias. 2017. Adsorpsi Fenol