DRPM gazette
DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA www.research.ui.ac.id
vol. 6
No. 1
jaNuari 2013
Seleksi Hibah Riset & Publikasi
Internasional di Jurnal Level A
Penanggung Jawab Bachtiar Alam, Ph.D. Redaktur Pelaksana Citra Wardhani, M.Si.
Pemimpin Redaksi Prof. Dr. Budiarso, M.Eng. Staf Redaksi Budi Hartono. S.Si., M.Kes.
Dewan Redaksi Dr.rer.nat. Agustino Zulys, M.Sc. Shanty Novriaty, M.Si.
Dr.rer.nat. Yasman, M.Sc. Desain dan Tata Letak Ahmad Nizhami, S.Si.
drg. Endang Winiati Bachtiar, M.Biomed., Ph.D Distribusi Iwan Setiawan dr. Ponco Birowo, Sp.U., Ph.D (FK)
Dr. drg. Ellyza Herda M.Si. (FKG) Dr.rer.nat. Abdul Haris (FMIPA) Prof. Dr. Bondan Tiara Sofyan (FT) Myra Rosana B. Setiawan, S.H., M.H. (FH) Berly Martawardaya, M.Sc. (FE)
Dra. Dyah Triarini Indirasari, M.A. (FPsi) Dr. Phil. Lily Tjahjandari (FIB)
Dwi Ardhanariswari, S.Sos., M.Sc., M.A., M.Phil. (FISIP) Drs. A. Rahman, M.Env. (FKM),
Dr.Eng. Wisnu Jatmiko (Fasilkom) Wiwin Wiarsih, S.Kp., MN. (FIK)
drg. Nurtami Soedarsono, Ph.D (Program Pascasarjana) Dr. Mahdi Jufri, M.Si (FF)
Unggulan Asia Tenggara Pengembangan Kompetens
i
Unggulan Asia Tenggara
Pengakuan� Kompetensi
DRPM gazette
Dari Meja Redaksi
Menjadi sejajar dengan universitas unggulan lain di kawasan Asia Tenggara adalah target yang tertuang dalam roadmap riset UI dalam 15 tahun mendatang. Hal tersebut tentu saja bukan perkara mudah, namun bukan juga berarti tidak mungkin.Diskursus yang selanjutnya harus dikembangkan di kalangan sivitas akademika UI adalah bagaimana menaikkan jumlah publikasi ilmiah UI agar bisa menyaingi atau minimal mendekati jumlah publikasi leading universities di kawasan regional ini.
Menaikkan jumlah publikasi tentu saja harus diimbangi dengan kualitas artikelnya. Dorongan UI kepada dosen/
sivitas akademikanya untuk terlibat dalam kegiatan riset dan pengabdian masyarakat melalui pemberian dana hibah seharusnya berbuah artikel ilmiah dipublikasikan di jurnal internasional level A atau minimal B.
Jika diukur dengan kuantitas dan kualitas dosen UI dan ditunjang oleh dana hibah yang relatif cukup besar maka seharusnya target dalam roadmap riset UI dapat terpenuhi.
Citra Wardhani
Topik Utama:
Seleksi Hibah Riset dan Publikasi Ilmiah di Jurnal Level A
Kolaborasi Internasional
Hasil Kinerja Dosen Inti Penelitian Batch IV Tahun 2011/2012
Pemenuhan Fitrah Sebagai Pengabdi Masyarakat:
Sebuah Refleksi dan Tanggapan
Review Implementasi Riset untuk Program Pengabdian Masyarakat
Menggalang Partisipasi Melalui Bangunan PAUD dengan Bahan Daur Ulang
Pemberantasan Skabies pada Santri di sebuah Pesantren di Jakarta Timur
2 6 9 12
Daftar Isi
vol. 6 No. 1 jaNuari 13
DRPM gazette
Cover Story
Publikasi ilmiah dalam jurnal internasional yang diterbitkan oleh periset UI turut memberi sumbangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan di dunia.
15
18
20
Gambar 1. Perbandingan publikasi Indonesia, Thailand, Singapura, dan Malaysia tahun 2011 (sumber: SCIMAGO, 17 Des 2012).
jumlah Dokumen
Topik Utama
Keunggulan Publikasi UI (Indonesia)
S
etelah 5 tahun melalui masa pembudayaan riset dan mendorong budaya menulis baik hasil-hasil riset (2007-2012) maupun pengabdian masyarakat (2009-2012), maka sepertinya sudah waktunya UI masuk ke fase yang lebih strategis, yaitu pemetaan dan penataan kualitas publikasi ilmiah UI.Berdasarkan data dari SCIMAGO per 17 Desember 2012 (Gambar 1), walaupun menunjukkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, publikasi Indonesia sampai tahun 2011 masih berkisar pada angka 2.741 dokumen. Angka ini jauh tertinggal dari negara tetangga yang memiliki produktivitas lebih tinggi, yaitu Thailand (9.760 dokumen), Singapura (14.511 dokumen), dan Malaysia (18.875 dokumen).
Seleksi Hibah Riset &
Publikasi Internasional di Jurnal Level A
Terkait dengan pembukaan Hibah Riset UI 2013 pada bulan November 2012, Citra Wardhani mengambil momentum ini untuk menyampaikan pemikiran tentang strategi UI melalui DRPM untuk menjadi universitas riset melalui perencanaan publikasi lilmiah yang lebih baik.
oleh Citra Wardhani
Gambar 2. Perbandingan banyaknya sitasi per dokumen pada publikasi Indonesia, Thailand, Singapura, dan Malaysia Tahun 2011 (sumber: SCIMAGO, 17 Des 2012).
Gambar 3. Perbandingan dokumen dengan lebih dari satu negara pada publikasi Indonesia, Thailand, Singapura, dan Malaysia tahun 2011 (sumber: SCIMAGO, 17 Des 2012).
Sitasi per Dokumenjumlah Dokumen
Pada saat ini, walaupun jumlah publikasi Malaysia jauh lebih tinggi daripada Indonesia dan bahkan Singapura, keunggulan Indonesia dibandingkan Malaysia adalah pada kualitas artikel. Pada kurun 15 tahun (1996-2010), artikel dari Indonesia disitasi rata-rata 1,5 kali lebih tinggi daripada artikel Malaysia (Gambar 2).
Hal yang menarik (dan mungkin ini penyebab lebih tingginya sitasi publikasi Indonesia) adalah jika dilihat dari kolaborasinya. Persentase artikel dari Indonesia yang ditulis oleh penulis dari dua negara atau lebih untuk kurun waktu yang sama rata-rata adalah 73%
sedangkan Singapura hanya 39%, Malaysia hanya 37%, dan Thailand hanya 44%
(Gambar 3). Oleh karena itu, kolaborasi sangatlah penting bagi kualitas publikasi riset UI jika diasumsikan pola publikasi UI sama dengan pola Indonesia secara agregat.
Namun, tingginya kualitas artikel ini masih bukan merupakan sesuatu yang sistemik.
Artinya, kolaborasi ini terlihat masih berasal dari kontribusi individu, bukan dari mekanisme yang dikembangkan oleh UI secara formal. Sudah saatnya kita harus dapat membuat peta dan menyusun target berapa banyak dari hasil hibah riset dan pengmas UI yang akan masuk di jurnal internasional level A, B, dan C.
Jika hal ini tidak segera dilakukan, maka dalam waktu 3-5 tahun ke depan, tidak hanya kuantitas, tetapi kualitas publikasi Indonesia akan tersusul oleh negara- negara lain di ASEAN.
Perencanaan & Strategi untuk Publikasi di Jurnal Level A
Secara institusional, UI harus dapat menyeleksi riset-riset mana (dan berapa banyak) yang harus ditujukan untuk jurnal-jurnal internasional level A dan
berapa peningkatannya per tahun. Oleh karena itu, DRPM harus mempunyai sensitivitas atas seluk-beluk publikasi di jurnal level A. Contoh berikut ini adalah dari bidang sosial humaniora. Salah satu faktor penting untuk publikasi di jurnal internasional yang cukup baik adalah jumlah responden yang dipilih. Jika riset psikologi (misalnya) yang didanai UI hanya menggunakan 100-250 orang, maka peluangnya kecil untuk dapat dipublikasikan di jurnal yang baik. “Paksa”
periset untuk menggunakan data dari 1000 orang, maka editor internasional akan berpikir berkali-kali sebelum me-reject artikel tersebut. Ini adalah informasi yang diberikan oleh salah satu editor jurnal level Asia dengan rejection rate 80%. Tentu saja hal ini akan sangat berbeda untuk bidang ekonomi yang menyorot masalah makro. Data dari 2000an responden menjadi penting pada bidang ini. Untuk jurnal-jurnal sosiologi yang bermutu, jumlah responden yang digunakan juga cukup besar.
Isu yang lain adalah common method
variance (CMV). Sebanyak sekitar 40- 60% artikel di bidang psikologi di-reject karena menggunakan metode umum tanpa teknik konfirmasi data yang berbeda (misalnya triangulasi atau time delay). Jadi, data diambil hanya dengan menggunakan satu metode sehingga terjadi bias data. Publikasi-publikasi di jurnal level A mensyaratkan diatasinya masalah CMV dalam riset yang diajukan untuk dipublikasikan. Yang masih menjadi masalah adalah bahwa isu-isu terkait publikasi ini masih bukan merupakan isu umum yang diketahui periset kita.
Langkah Pertama: Kesiapan Reviewer
Selain contoh tersebut, masih banyak isu-isu publikasi yang ada dari masing- masing bidang ilmu. Tiap bidang ilmu akan menghadapi isu publikasi yang berbeda. Isu-isu inilah yang harus diketahui oleh para reviewer kita.
Pertanyaannya, apakah reviewer kita mengetahui adanya ganjalan-ganjalan publikasi ini ketika me-review proposal riset UI? Apakah, misalnya, reviewer akan
memberi komentar jika ada proposal yang pengambilan datanya dilakukan kepada 100 responden saja? Atau jika pengusul tidak menggunakan CMV, apakah reviewer akan mempertanyakan hal ini? Jika hal-hal ini tidak teridentifikasi, maka kita memulai sejak awal kegagalan dari riset-riset yang didanai UI untuk dapat dipublikasi secara internasional di jurnal-jurnal bermutu.
Pendapat ini terkesan ekstrim sekali, namun faktor publishability adalah faktor penting dalam keputusan pendanaan riset. Setelah fase pembudayaan riset di UI, maka hibah riset harus benar-benar ditujukan untuk publikasi internasional dan proses ini harus terencana, tertahapkan secara sistematis, dan termonitor serta diketahui dan disetujui oleh para periset UI.
Pertanyaannya adalah, jika reviewer kita tidak sensitif terhadap masalah-masalah yang akan muncul untuk publikasi riset yang seperti yang disampaikan sebelumnya, maka apa yang harus dilakukan DRPM?
Gambar 4. Proses review dalam forum kecil seperti yang dilakukan dalam Student Research Colloquium UI 2012 untuk bidang sosial humaniora.
Langkah Kedua (Dan Yang Paling Mudah)
Hal lain yang dapat dilakukan oleh DRPM adalah pasca seleksi.
Sebelum memulai riset dan selama proses, adanya forum-forum kecil akan sangat penting untuk dapat meningkatkan awareness periset atas masalah yang mungkin mereka hadapi pada saat publikasi nanti. Orang-orang yang unggul di UI harus dapat dilibatkan dalam proses ini, setidaknya untuk sharing hal-hal penting yang harus diketahui masing-masing periset, misalnya:
konferensi level A apa yang ada di masing-masing bidang 1.
ilmu, kapan deadline abstraknya, dan kapan diselenggarakan.
jurnal level A mana saja yang ada dibidang tersebut dan 2.
berapa impact factor-nya.
current issues
3. apa yang sedang berkembang di bidang tertentu.
isu-isu publikasi yang tengah berkembang di jurnal level 4.
A (jurnal level B dan C biasanya akan mengikuti beberapa tahun kemudian).
Apakah riset mereka akan dikirimkan ke jurnal level A, B, 5.
atau C.
Jika akan dimasukkan ke jurnal level B atau C, apakah 6.
mungkin untuk ditingkatkan ke level A melalui perubahan pada desain dan rencana riset sebelum pelaksanaan.
Melalui sharing hal-hal tersebut, awareness akan muncul. Lebih penting lagi, dalam forum tersebut masing-masing periset akan belajar dari tim lain dan akan timbul “persaingan” ke arah yang baik, yaitu berlomba untuk menghasilkan riset yang berkualitas.
Pada saat ini, DRPM telah dengan rutin mengumpulkan data pantauan atas publikasi riset tahun 2010, 2011, dan 2012. Akan sangat baik jika data ini juga dikumpulkan dan dianalisis oleh fakultas dan departemen sehingga dapat didiskusikan bersama untuk dapat diolah untuk dijadikan data peta dasar UI atas kekuatan riset dan publikasi UI.
Pertanyaan-pertanyaan berikut mungkin perlu kita jawab bersama:
Berapa persen keberhasilan publikasi untuk hibah riset UI 1.
2010 dan 2011 saat ini (dan riset dari hibah-hibah eksternal dan internasional)?
Bagaimana kualitas publikasi UI secara keseluruhan tahun 2.
2007-2012, dan publikasi hasil hibah 2010 dan 2011?
Berapa banyak dari penulis UI yang merupakan penulis level 3.
A (publish di jurnal level A), B, dan C? Para penulis level A mungkin dapat dipertimbangkan untuk memperoleh hibah riset dengan dasar kompetensi.
Berapa banyak penerima hibah riset yang tidak dapat 4.
mempublikasikan artikelnya dan apa kesulitannya?
Ucapan Terima Kasih
Penulis pengucapkan terima kasih kepada Dr. Corrina D.S.
Riantoputra dari Fakultas Psikologi yang sekaligus merupakan Ketua Editor Jurnal Makara Seri Sosial Humaniora yang menjelaskan tentang CMV kepada penulis.
Citra Wardhani, master di bidang psikologi sosial dan ilmu lingkungan, adalah staf ahli bidang publikasi ilmiah dan sistem informasi DRPM UI
Gambar 1. Perbandingan Jumlah Pengusul dan Penerima Hibah Kolaborasi Internasional UI Tahun 2010−2012.
Gambar 2. Proporsi kolaborasi riset UI
2010 2011 2012
24
13
25
3 6
13
Kolaborasi Riset Internasional
H
ibah Riset Kolaborasi Internasional telah dilaksanakan UI melalui DRPM sejak tahun 2010.Pelaksanaan hibah ini bertujuan untuk (1) mendukung terwujudnya integrasi serta resource sharing antar sumber daya yang terdapat di UI baik antar fakultas maupun laboratorium dengan mitra internasional, dan (2) melaksanakan kolaborasi riset yang bersifat interdisiplin antar rumpun ilmu yang diarahkan kepada penyelesaian masalah bangsa, peningkatan kualitas hidup dan perikehidupan masyarakat serta pengentasan kemiskinan.
Selama dua tahun terakhir, pengusul untuk hibah ini relatif konstan dengan tingkat kompetisi 1:2 dengan dana yang disediakan untuk 13 tim per tahun (Gambar 1) sebesar total Rp2,6 miliar - Rp3,25 miliar.
Pelaksanaan riset kolaborasi ini telah menggalang kerjasama riset dengan 30 institusi di dunia (Tabel 1) dengan kolaborasi terbanyak dari benua Asia (57,7%), diikuti Eropa (23,3%), Australia (13,3%), dan Amerika (6,7%) (Gambar 2).
Peningkatan terlihat pada penerima Hibah Riset Kolaborasi Internasional dengan pendanaan eksternal tahun 2009-2012 (Gambar 3). Kegiatan riset dengan pendanaan eksternal ini menghasilkan kolaborasi dengan 35 institusi (Tabel 2).
oleh Endang W. Bachtiar
Pengusul Penerima
Asia
Eropa Australia
Amerika 13,3%
23,3%
57,7%
6,7%
No. Nama Institusi Negara
1 Vrije Universiteit Belanda
2 Universiti Sains Malaysia Malaysia
3 Tohoku University Jepang
4 GRIPS Jepang
5 Mailman School of Public Health, Columbia University Amerika Serikat
6 Universiti Malaya Malaysia
7 Language Grid (NICT, Kyoto University) Jepang
8 RFIC Laboratory National Taiwan University of Science and Technology Taiwan
9 Department of Chemistry, Keio University Jepang
10 Nara Institute of Science and Technology (NAIST) Jepang
11 Division of Bioengineering Faculty of Engineering, National University of Singapore Singapura 12 Dep. Of Urology, Pediatric Urology and Andrology, Laboratory of Reproductive Biochemistry, University of Giessen Jerman
13 Dept. Of Oral Health Promotion, Tokyo Medical and Dental University. Jepang
14 Dept. Of Biomedical Engineering The Kolff Institute, University Medical Center Groningen and University of Groninget Belanda 15 Institute of Microbiology and Biotechnology, Vietnam National University, Hanoi Vietnam
16 Research Institute for Humanity and Nature Jepang
17 Dep. Of Mechanical and Materials Engineering, Faculty of Engineering and Built Environment, Universiti Kebangsaan
Malaysia Malaysia
18 Microwave Remote Sensing Laboratory, Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University Jepang
19 VTT Technical Research Centre of Finland Finlandia
20 Faculty of International Relations of Ritsumeikan University Jepang
21 Research School of Asia and the Pacific, Australian Natioanal University dan Agromet Vision Australia
22 Asia Research Centre, Murdoch University Australia
23 Division of Economics, Research School of Asia and the Pacific, Australian National University Australia 24 Dept. Of Micro-Nano Systems Engineering, Faculty Of Engineering, Nagoya University Jepang
25 London School of Hygiene and Tropical Inggris
26 University of Nijmegen Belanda
27 Sandia National Laboratories Amerika Serikat
28 Institute of South East Studies Singapura
29 Department of Human Sciences, Loughborough University Inggris
30 Departement of Mechanical, University of New Zealand Selandia Baru
Tabel 1. Daftar institusi yang telah melakukan kerjasama riset hasil pendanaan hibah riset kolaborasi UI (2009-2012).
Gambar 3. Penerima dana hibah eksternal riset kolaborasi tahun 2009-2012 2010
4
15 8
21
2011 2012
2009
Jumlah penerima
No. Nama Institusi 1 Japan Society for the Promotion of Science
2 The Hitachi Scholarship Foundation
3 International Labour Office
4 Australia Indonesia Governance Research Partnership (AIGRP)
5 TWAS (The Academy of Science for the Developing World) ICTP Campus, Italy
6 The Sumitomo Foundation
7 WHO: Agreement for Performance of Work
8 Direktorat Ketenagaan Dikti dan JSPS Jepang
9 SUNSTAR Inc.; a japanese corporation
10 U.S. Civilian Research and Development Foundation Arlington, Virginia
11 ICRW (International Center for Research on Women), USA
12 HealthBridge
13 JHO-CCP
14 Plan International
15 World Bank
16 MI (Micronutrient Inititative)
17 UNICEF
18 Tanoto Foundation
Tabel 1. Daftar institusi yang telah melakukan kerjasama riset melalui pendanaan hibah riset kolaborasi eksternal (2009-2012)
No. Nama Institusi
19 International Mining for Development Centre, Australia
20 Tately NV
21 Oxford Policy Management
22 AO Trauma Asia Pacific
23 FMUI – NUS Collaborative Grant
24 JICA-FKUI
25 MMV (Medicines for Malaria Venture)
26 Univ. Oxford
27 Gates Foundation via Malaria Transmission Consortium
28 Internationalization Higher Education – The British Council
29 International Federation of Red Cross
30 USAID
31 Mercy Corps
32 ITSF (Indonesia Toray Science Foundation) Science and Technology Research Grant
33 Japan Society for The Promotion of science (JSPS)
34 NAIST (Nara Institute of Science and Technology) Jepang
35 Osaka Gas Foundation
Endang W. Bachtiar, doktor di bidang bioteknelogi molekuler adalah Kasubdit Pengembangan Pusat Riset dan Laboratorium Multidisplin DRPM UI.
Upaya peningkatan kemampuan periset UI telah dilakukan melalui pengembangan skema hibah riset berbasis kolaborasi baik tingkat nasional maupun internasional. Selain skema tersebut para peneliti UI juga memperoleh dana hibah riset internasional yang bersumber dari lembaga donor asing seperti yang dipaparkan pada tabel 1.
Asal Baru Lama Total
FE 4 19 23
FH - 8 8
FIK - 5 5
FASILKOM 1 6 7
FIB 4 7 11
FISIP 3 16 19
FK - 18 18
FKG 1 6 7
FKM 8 8 16
FMIPA 1 19 20
FPsi - 6 6
FT 4 24 28
Total 26 142 168
Tabel 1. Jumlah DIP tahun 2011/2012 per fakultas.
Hasil Kinerja Dosen Inti Penelitian
Batch IV Tahun 2011/2012
oleh Aska Asbina Yugi & Citra Wardhani
D
osen Inti Penelitian (DIP) adalah dosen tetap dengan status sebagai PNS, pegawai tetap UI atau dosen skema lain yang diangkat dengan persyaratan tertentu, mempunyak hak dan kewajiban tertentu, dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya secara mandiri.Landasan hukum untuk pembentukan dan pelaksanaan kelompok DIP tersebut adalah:
SK Rektor UI Nomor 959/SK/R/UI/2008 1.
tentang pembentukan kelompok dosen inti UI.
SK Rektor UI Nomor 960/SK/R/UI/2008 2.
tentang imbalan bagi dosen inti UI.
SK Rektor UI Nomor 013/SK/R/UI/2009 3.
tentang pembentukan kelompok DIP UI (adendum).
Pada saat ini, terdapat 168 DIP di UI dengan jumlah terbanyak terdapat di fakultas Teknik, MIPA, Ekonomi, Kedokteran, dan ISIP (Tabel 1).
Berdasarkan SK tersebut DIP mempunyai masa kerja selama 12 bulan, dimulai per 1 Oktober setiap tahunnya. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja DIP, dilakukan proses monitoring dan evaluasi (monev) kinerja setiap 3 bulan. Komponen yang menjadi penilaian dalam proses monev tersebut terdiri atas 4 (empat) parameter, yaitu:
Pembuatan proposal riset yang akan 1.
disubmit pada skema hibah riset dalam dan luar UI di tahun berjalan (periode dosen inti penelitian).
Perolehan dana (grant) riset untuk 2.
pelaksanaan (proposal) riset.
Pembuatan tulisan untuk publikasi, 3.
dalam bentuk buku atau artikel dalam jurnal ilmiah nasional yang terakreditasi kecuali jurnal ilmiah di lingkungan UI, minimal 1 (satu) topik per semester.
Pembuatan tulisan untuk dimuat 4.
dalam jurnal internasional yang mempunyai impact factor atau terindex di data base internasional seperti Scopus, NCBI (Pubmed),
Science Direct, Proquest, Whiley dan EBSCO, minimal 1 (satu) topik per tahun.
Berdasarkan proses monev yang dilakukan untuk periode 2011/2012 (September 2011-Agustus 2012),
diperoleh gambaran mengenai kinerja DIP sebagai berikut:
A. PEROLEHAN DANA RISET EKSTERNAL
Perolehan dana riset untuk proposal riset adalah bersumber dari dalam dan luar negeri. Untuk periode September 2011-Agustus 2012, DIP memperoleh dana hibah riset sebesar lebih dari Rp.
62,5 miliar. Sebanyak Rp. 34.147.240.043 (dana riset nasional; 54.6%) dan Rp.
28.430.478.640 (dana riset internasional;
45.4%).
Perolehan dana hibah riset paling besar diperoleh DIP dari rumpun kesehatan dengan jumlah dana riset sebesar Rp. 20.228.423.413 (nasional) atau sebesar 59% dari total perolehan dana riset nasional seluruh fakultas dan Rp.
23.231.678.511 (internasional) atau sebesar 82% dari total perolehan dana riset internasional seluruh fakultas.
Perolehan hibah terbanyak oleh satu orang DIP berasal dari rumpun kesehatan adalah sebanyak 6 hibah oleh satu DIP, yaitu dari Fakultas Kedokteran (Andriansjah, Ph.D) dan Fakultas
Gambar 1. Besaran hibah yang diperoleh DIP periode September 2011-Agustus 2012.
rumpun sains dan teknologi rumpun sosial- humaniora rumpun kesehatan
8 4 5
15 25
11
2520 15 10 5 0
jumlah artikel
rumpun kesehatan rumpun sains dan
teknologi rumpun sosial- humaniora Dana hibah yang diperoleh (dalam miliar rupiah)
Kesehatan Masyarakat (Dr. Ratu Ayu Dewi Sartika, Dr. Budi Haryanto, dan Dr. Rita Damayanti).
B. PUBLIKASI DI JURNAL NASIONAL
Rata-rata tiap dosen inti penelitian menghasilkan 2 jurnal yang telah dipublikasikan.
Pada periode ini, artikel hasil riset DIP yang telah dipublikasikan di jurnal nasional berjumlah 68 artikel. Hanya 56% dari seluruh artikel (38 artikel) yang dipublikasikan di jurnal terakreditasi (Gambar 2).
Pencaiapaian indikator kinerja penerbitan artikel jurnal nasional terendah terdapat pada rumpun sosial humoniora. Rendahnya angka publikasi di jurnal nasional terakreditasi oleh DIP rumpun sosial humoniora salah satunya disebabkan karena masih sedikitnya jurnal nasional terakreditasi di bidang sosial humoniora, khususnya bidang ilmu budaya.
C. PUBLIKASI DI JURNAL INTERNASIONAL
Kategori jenis jurnal dalam penilaian dibagi menjadi 3 yaitu:
Jurnal ber-
1. impact factor (Non Scopus)
Jurnal yang terindeks di SCOPUS/NCBI 2.
(PUBMED)/Science Direct/proquest/
whiley/EBSCO
Jurnal yang tidak terdaftar di SCOPUS/
3.
NCBI (PUBMED)/Science Direct/
proquest/whiley/EBSCO
Butir-butir yang diverifikasi untuk penilaian jurnal internasional disesuaikan dengan proses publikasi artikel jurnal sebagai berikut:
Draf manuskrip artikel internasional, 1.
bukti berupa naskah/manuskrip artikel yang akan dipublikasikan
Jurnal yang akan menjadi tujuan untuk 2.
disubmit, bukti berupa deskripsi jurnal yang akan menjadi tujuan untuk disubmit (nama jurnal, sasaran jurnal, penerbit, dan lainnya), informasi mengenai impact factor jurnal dan editorial board.
Proses
3. review artikel, bukti surat keterangan dari jurnal editor/bukti elektronik (e-mail, print out/soft file dari database jurnal) bahwa artikel sedang dalam proses review.
Artikel diterima, hasil
4. review dari
reviewer, proses revisi, bukti bukti surat jawaban dari editor/jurnal bahwa artikel tersebut diterima dan bukti bahwa artikel tersebut telah direview, dan memerlukan revisi (jika ada) Artikel dipublikasikan, bukti berupa 5.
copy artikel yang telah dipublikasikan pada jurnal Internasional.
Kinerja DIP dalam mempublikasikan artikel di jurnal internasional adalah sebanyak 101 artikel internasional, terbagi atas 61 jurnal yang teindeks di SCOPUS dan 40 artikel pada jurnal yang tidak terindeks di SCOPUS. Dalam hal ini, DIP dari rumpun sains dan teknologi lebih unggul dibanding dengan rumpun lainnya, yaitu menghasilkan 47 jurnal yang telah dipublikasikan (35 artikel terdaftar di SCOPUS dan 12 artikel non-SCOPUS).
rumpun kesehatan rumpun sains dan teknologi rumpun sosial-humaniora
SCoPuS NoN SCoPuS TiDaK TEriNDEKS
jumlah artikel
rumpun kesehatan rumpun sains dan
teknologi rumpun sosial- humaniora
jumlah artikel
D. BUKU
Mengacu pada kewajiban DIP dalam SK Rektor UI Nomor 959/
SK/R/UI/2008 tentang Pembentukan Kelompok Dosen Inti Universitas Indonesia, DIP harus dapat menerbitkan minimal 1 buku dalam satu tahun. Penilaian buku hanya diperuntukan untuk buku ajar saja dengan jumlah halaman minimal 200 halaman. Total penerbitan buku untuk periode ini adalah sebanyak 57 buku; 52 buku dengan penerbitan nasional dan 5 buku dengan penerbitan internasional. DIP yang paling banyak menerbitkan buku paling banyak berasal dari rumpun sosial humaniora (45 buku; 86,5%), yaitu berasal dari FISIP (24 buku) dan FIB (14 buku). Pada penerbitan nasional, penerbitan buku DIP yang memakai penerbit anggota IKAPI ada 8 buku, penerbit dari internal UI sebanyak 22 buku, dan penerbit luar UI yang bukan anggota IKAPI sebanyak 22 buku. Selain penerbit nasional, Gambar 3 Jumlah publikasi DIP di jurnal internasional.
lima DIP yang menerbitkan bab buku pada buku dan/atau monograf yang diterbitkan oleh penerbit dari luar negeri, yaitu Springer Verlag, Elsevier, Australian National University Press, INTECH Open Access Publisher, dan Lambert (Jerman).
Seiring peningkatan proses kolaborasi riset yang terjalin antar periset UI dengan periset luar negeri, beberapa dosen inti penelitian sudah menindaklanjuti kolaborasi riset dalam bentuk kerjasama dalam publikasi artikel ilmiah maupun buku teks.
Pada periode ini, beberapa DIP dari FK (3 DIP), FKM, FE, dan FT berkontribusi dalam membuat bab dalam buku untuk terbitan internasional.
E. HAKI/PATEN
HAKI/paten adalah indikator penilaian tambahan. Namun demikian, kategori ini mempunyai nilai yang paling tinggi dibanding dengan indikator tambahan lainnya, yaitu menjadi menghasil teknologi tepat guna, menjadi narasumber dibidangnya, menjadi anggota/ketua komite nasional, menjadi reviewer atau melakukan pengabdian masyarakat. Sampai saat ini, telah ada sejumlah 33 pengajuan HAKI/paten. Dari jumlah tersebut, 7 telah mendapatkan status granted. Dari ketiga rumpun ilmu yang ada di UI, rumpun kesehatan yang paling banyak mendaftarkan HAKI/paten, yaitu sebanyak 27 pengajuan.
Aska Asbina Yugi adalah staf Subdit Pusat Riset dan Riset Multidisplin (PPRLM) DRPM UI.
Citra Wardhani, master di bidang psikologi sosial dan ilmu lingkungan, adalah staf ahli publikasi ilmiah dan sistem informasi DRPM UI.
Gambar 4 Jumlah buku yang dipublikasikan DIP periode September 2011-Agustus 2012
Gambar 1. Hirarki 5 kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow
Pemenuhan Fitrah Sebagai Pengabdi Masyarakat:
Sebuah Refleksi dan Tanggapan
S
etelah membaca kerangka acuan kerja seminar“Pemberdayaan Masyarakat: Inovasi dan Kreativitas dalam Pemanfaatan Modal Sosial”, saya termangu.
Sebetulnya sudah lama saya merenungkan, menjadi apa sajakan hasil penelitian-penelitian para ilmuwan Indonesia selama taruh kata 30 tahun terakhir ini, yang mungkin sudah sampai ratusan ribu jumlahnya itu? Demikian juga penelitian di UI yang mungkin juga sudah berjumlah ribuan. Namun, dari begitu banyak hasil tersebut, ternyata data DRPM menyatakan bahwa kurang dari 5% yang berupa penelitian aplikatif (Zulys, 2012);
penelitian yang berniat untuk minimal bisa langsung dicobakan ke masyarakat, pengalaman satu dari Tridharma perguruan tinggi yang berupa pengabdian masyarakat. Bahkan ternyata, kurang dari 1% guru besar yang aktif melakukan pengabdian masyrakat.
Ini membuktikan bahwa intensi para pemikir di Indonesia untuk mengabdikan ilmunya kepada masyarakat masih lemah.
Mungkin satu penyebab yang dikeluhkan adalah dana yang tidak bisa memenuhi kebutuhan pengabdian yang akan dibuat.
Didukung pula besar alokasi dana untuk pengabdian masyarakat di DP2M Dikti yang masih berkisar 15% dari alokasi dana riset dosen. Maka, masyarakat peneliti pun cenderung lebih ingin berlomba melakukan penelitian yang cukup mengasah otak serta menambah ilmu. Itu saja dulu. Apakah bisa, perlu, akan dipakai atau tidak, itu hal berikutnya. Yang penting sudah bisa masuk jurnal, itu hebat! syukur-syukur bisa dikirim ke konferensi di
Kebutuhan fisiologis:
pangan, sandang, rumah, air Kebutuhan keamanan:
rasa aman, keselamatan Mencintai dan dicintai
Harga diri Aktualisasi
diri
oleh Sri Rochani Soesetio (Niniek L. Karim)
Saat menjadi penanggap dalam seminar pemberdayaan masyarakat bersama dua orang pembicara utama yaitu Bapak Noverius Nggili (pendiri geng motor Imut; kiri) dan Bapak Nurrohim (pendiri sekolah MASTER, Depok; tengah)
mancanegara. Kum pun akan bertambah! Titik! Akibatnya, akan sangat mungkin tumpukan hasil penelitian yang pasti dikerjakan dengan susah payah itu banyak yang tidak berkelanjutan. Bahasa awamnya, hanyalah sebuah kesia-siaan.
Padahal, bila merujuk pada 5 kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan Abraham Maslow, maka yang terpenuhi disini hanyalah kebutuhan fisik, rasa aman dan penghargaan. Fitrah manusia yang butuh mengaktualisasikan diri dalam bentuk pengabdian tulus, tidak terangkat atau terabaikan. Akankah hakikinya sebagai manusia terpuaskan? Merujuk kepada teori Maslow tersebut, maka jelas jawabannya adalah: belum. Masih ada yang belum terisi, yaitu kebutuhan termulia sebagai manusia, kebutuhan mengaktualisasikan diri bagi kepentingan yang lebih agung, yang salah satunya membuat diri dan orang lain ataupun lingkungan menjadi lebih berharkat.
Namun kita patut berbesar hati, masih banyak yang belum terjebak pada sikap “tak ada dana tak bisa berdaya...” Mari kita tengok dua kegiatan yang dipaparkan pada seminar
“Pemberdayaan Masyarakat: Inovasi dan Kreativitas dalam Pemanfaatan Modal Sosial” yang diselenggarakan DRPM UI, usaha pengabdian yang saya yakin muncul karena desakan kebutuhan mengaktualisasikan diri bagi kepentingan yang lebih agung, sehingga mampu tampil menonjol dalam waktu yang cukup konsisten itu. Keduanya adalah bukti otentik dari keresahan segelintir manusia Indonesia yang masih bersedia
memelihara fitrah mulianya, atau berusaha memenuhi kebutuhan terakhir dari 5 kebutuhan dasar manusia yang dipaparkan Abraham Maslow: kebutuhan mengaktualisasikan diri dengan mengabdi kepada kepentingan masyarakat.
Gerakan masyarakat Sekolah MASTER, yang ada sejak tahun 2000 diawali dari keprihatinan seorang Nurrohim akan nasib anak jalanan di sekitar terminal Depok. Segala usahanya untuk mewujudkan impiannya membuat anak-anak jalanan bisa mengasah potensi dan fitrah mereka sebagai makhluk belajar dan makhluk bekerja itu, didasarinya atau tidak, bisa dikatakan sebagai usahanya memenuhi kebutuhan Nurrohim mengabdikan diri kepada kepentingan masyarakat, dalam hal ini anak-anak jalanan tersebut.
Geng Motor Imut (Aliansi Masyarakat Peduli Ternak), sekelompok ilmuwan peternak dari Universitas Nusa Cendana ini, juga jelas merupakan sekelompok manusia yang tak ingin mengebiri kebutuhan dasarnya untuk berbuat lebih optimal bagi
kepentingan orang banyak, dalam hal ini kaum peternak di bumi Timor.
Apakah kedua gerakan tersebut akhirnya ada yang mendukung, bagi saya tidak terlalu penting untuk dibahas. Karena saya sangat percaya dengan kalimat yang selalu dicetuskan oleh para pengikut positivis bahwa: “money follow the dreams”.
Saya termasuk orang yang tidak suka terkendala dengan kalimat
“Dananya mana, berapa, cukupkah?” Bila sudah diawali dengan
Dra. Sri Rochani Soesetio Karim, M.Si.
(Niniek L. Karim) lulus sebagai sarjana psikologi dan magister psikologi sosial Universitas Indonesia. Niniek L. Karim adalah staf pengajar dan peneliti di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Ia mengajar pada program pascasarjana kekhususan Psikologi Sosial dengan mata kuliah Proses Kelompok dan pada jurusan Intervensi Psikologi Sosial dengan mata kuliah Proses Kelompok. Selain mengajar, Niniek L. Kariem adalah pemberdaya masyarakat yang menggalang kerjasama antara UI dengan kelompok-kelompok masyarakat. Ia kalimat yang bernuansa pesimistis atau bersuasana negatif seperti itu, maka langkahpun akan menjadi berat.
Seperti kata David Cooperrider dalam penjabaran metode Appreciative Inquiry- nya: kemana kita melangkah, kesitulah kita akan sampai” Jika kita mencari masalah, masalahlah yang akan kita temukan. Jika yakin akan kekuatan impian yang kita dambakan, maka kita akan sampai pada keajaiban.
Itu pula yang kami, the Jakarta Glue, yakini.
The Jakarta Glue adalah sekelompok orang yang ingin menebarkan, meningkatkan dan merekatkan niat seluruh warga Jakarta untuk dengan bersemangat memelihara kota Jakarta sebagai bagian dari dirinya.
Dalam usaha-usaha yang telah, sedang dan akan kami lakukan menuju ultimate goal tersebut, kami tak ingin dirisaukan dengan pertanyaan awal yang berbunyi:
“...dananya dari mana”, dan seterusnya, dan seterusnya.
Saya ingin menanggapi dengan sikap yang sangat lega dan menyetujui, keresahan bersama ini kita angkat dan perjuangkan, baik dengan usaha mengetuk pintu hati rekan kita sesama dosen dan peneliti, maupun pintu UI sebagai perguruan tinggi tempat kita berada. Mari kita lakoni fitrah sebagai manusia dengan kebutuhan dasar ingin berbuat yang terbaik, mulia berguna dan berdampak positif bagi dunia, dengan bersemangat. Dengan demikian, sinar Universitas Indonesia pun akan semakin memancar dari optimalisasi usahanya memenuhi Tridharma Perguruan Tinggi, dengan meningkatkan pengabdiannya kepada masyarakat dan lingkungan yang terbela, terbantu dan terfasilitasi haknya sebagai manusia Indonesia, sebagai makhluk dunia.
untuk kegiatan community development di kelompok, organisasi maupun masyarakat serta pendiri dan staf konsultan pada Biro Konsultasi Psikologi Fenomena sejak 1980 sampai sekarang. Niniek L. Karim juga merupakan pembina Liga Tari UI sejak tahun 2002 sampai sekarang dan pembina UKM Film UI sejak 2011. Selain sebagai Tenaga Ahli Lembaga Pemberdayaan Masyarakat DKI Jakarta 2000 sampai sekarang, ia juga penggagas Jakarta Glue, gerakan yang berusaha mempengaruhi warga Jakarta agar tertarik ikut memelihara kota Jakarta. Kontak: ninieksst@yahoo.
Review Implementasi Riset untuk Program Pengabdian Masyarakat
P
adat tahun 2012 DRPM melakukan proses review terhadap 147 laporan akhir riset dari berbagai program yang dilaksanakan pada tahun 2011. Kegiatan ini diharapkan untuk melihat DRPM dalam melihat kemungkinan program riset mana yang dapat diimplementasikan dan ditindaklanjuti.Proses review ini menitikberatkan pada rekomendasi reviewer terhadap langkah lanjutan dari riset yang telah dilaksanakan oleh para periset.Laporan yang direview merupakan program-program riset yang didanai oleh UI, antara lain skema Riset Awal, Riset Bidang Prioritas, Riset Kelompok Berbasis Kompetensi, Riset Multidisiplin,
Fakultas
Potensi untuk menjadi program pengmas per fakultas
Jumlah riset n Persentase
FKFKG FMIPA FTFH FEFIB FPSIFISIP FKMFASILKOM FIKPPS Lain-lain: CAS
2410 328 121 94 234
56 81
52 104
13 62 112
24 20
20,820,0 50,031,3 100,0 25,066,7 50,047,8 50,040,0 66,725,0 0
Total 147 54
Tabel 1. Banyaknya riset tahun 2011 yang berpotensi untuk menjadi program pengabdian masyarakat Riset Pascasarjana, Riset Strategi Nasional, dan Riset Unggulan.
Review dilakukan selama satu hari dengan melibatkan duabelas reviewer yang berasal dari berbagai fakultas di Universitas Indonesia, lintas rumpun dan memiliki pengalaman dalam bidang riset serta program pengabdian masyarakat
Hasil dari review yang dilakukan menunjukkan bahwa ternyata 36,7% (54 riset) berpotensi untuk diimplementasikan.
FISIP dan FT menjadi fakultas yang risetnya memiliki potensi paling tinggi untuk diimplementasikan melalui program pengabdian masyarakat.
oleh Nur Sri Ubaya Asri
Apabila dilihat dalam klasifikasi rumpun, maka dari keempat rumpun, rumpun soshum memiliki potensi yang paling besar untuk ditindaklanjuti dalam bentuk program pengabdian masyarakat (Tabel 2).
Lebih jauh lagi, pera reviewer mengindetifikasi dampak
implementasi yang mungkin dari masing-masing riset. Sebagian besar potensi dampak yang teridentifikasi adalah knowledge transfer (44 riset), diikuti potensi dampak perubahan tingkah laku (18 riset) dan income generating (13 riset)
Rumpun Potensi untuk menjadi program pengmas Kesehatan
Sains Teknologi Soshum
117 1224
Total 54
Tabel 2. Banyaknya riset tahun 2011 yang berpotensi untuk menjadi program program pengmas berdasarkan rumpun ilmu
Asumsi Kuantitatif Kualitatif A. Ontologikal Realitas bersifat objektif dan singular serta berada diluar
peneliti Realitas bersifat subjektif dan jamak seperti yang dilihat
oleh peneliti
B. Epistemologikal Peneliti independen dari objek yang diteliti. Peneliti “berinteraksi” dengan objek yang diteliti.
C. Aksiologikal Value-free dan tidak bias (objektif) Value-laden dan bias (subjektif)
D. Metodologikal Proses deduktif Proses induktif
Bebas dari suatu konteks Terikat pada suatu konteks
Akurasi & reabilitas penelitian terletak pada uji validitas,
reliabilitas alat ukur dan analisis data. Akurasi & reabilitas dilakukan melalui verifikasi hasil.
Pemilihan teknik analisis data sangat esensial serta bergantung pada sasaran, pertanyaan dan hipotesis penelitian.
Alat analisis data berkaitan dengan konsep atau teori yang dipergunakan
Generalisasi temuan penting untuk memberi penjelasan dan
prediksi. Hasil temuan memberi suatu pola penjelasan yang
memberi jawaban pada permasalahan yang teliti.
Fakultas
Bentuk implementasi
Total Knowledge Transfer Perubahan Tingkah Laku Income Generating Lain-Lain
FKFKG FMIPA FTFH FEFIB FPSIFISIP FKMFASILKOM FIKLain-lain: PPS
CAS
204 14 01 11 50 10 51
01 02 01 00 52 06 10
00 53 00 10 10 10 20
02 13 13 31 20 00 00
2410 328 121 94 234
56 81
Total 44 18 13 16 147
Tabel 3. Bentuk implementasi program pengabdian masyarakat.
Nur Sri Ubaya Asri, M.Si. adalah staf Subdit Pengabdian Masyarakat (PPM) DRPM UI.
Ralat
(Sumber : diadaptasi dari Guba & Lincoln, 1988 )
Dalam DRPM Gazette Vol. 5 No. 4 Oktober 2012, terjadi kesalahan dalam tulisan Prof. Andreas Budihardjo dalam tabel perbedaan esensial antara metode kualitatif dan kuantitatif. Tabel 1 yang benar disajikan di bawah ini. Dengan demikian, kesalahan tersebut telah diperbaiki (red.)
Menggalang Partisipasi Melalui Bangunan PAUD dengan Bahan Daur Ulang
oleh Achmad Hery Fuad
C
ikini Kramat berlokasi di tengah kota Jakarta. Letaknya sangat strategis, dekat dengan pemukiman elit Menteng, stasiun Cikini, pasar Cikini, RSCM dan Universitas Indonesia. Pemukiman padat ini dihuni oleh 2900 penduduk pada kawasan seluas 1.5 ha. Pada kampung Cikini terdapat 1 SD Negeri, dan 1 fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bernama PAUD Kenanga. Namun hingga 2011 PAUD Kenanga masih menumpang pada sebuah ruang pada rumah penduduk setempat. Tidak jauh dari PAUD Kenanga terdapat Madrasah Al Mukaromah, yang terbengkalai dengan kondisi bangunan yang memprihatinkan.Berdasarkan pengalaman memperbaiki MCK di RT 07 Cikini Kramat, kami melihat terdapat semangat untuk saling membantu demi kepentingan bersama. Untuk menampung kebutuhan warga Cikini Kramat, kami mengusulkan perbaikan bangunan Madrasah Al Mukaromah yang dimanfaatkan untuk kegiatan PAUD, madrasah dan ruang serbaguna warga. Perbaikan dilakukan dengan metoda partisipasi masyarakat, guna menggali potensi keterlibatan masyarakat dan menumbuhkan rasa memiliki fasilitas tersebut. Dengan demikian, bangunan yang diperbaiki akan tepat kegunaannya sesuai yang disepakati dan terjamin pemeliharaannya. Selain itu, kami mengusulkan pemakaian bahan daur ulang dan bekas pakai, dengan tujuan mengurangi sampah, serta menanamkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sejak dini kepada siswa PAUD.
Partisipasi masyarakat terwujud melalui diskusi mengenai rencana perbaikan bangunan, sistem pendanaan, sumbangan bahan bangunan dan pengawasan terhadap jalannya perbaikan bangunan.
Hal yang menggembirakan adalah keterlibatan siswa PAUD. Mereka terlibat dalam kegiatan pengecatan kursi dan mural dinding. Kegiatan dapat dilihat sebagai usaha memupuk rasa kebersamaan dan memiliki sejak dini. Namun keterlibatan warga tidak stabil dalam tiap tahap perbaikan fasilitas ini. Mereka sangat aktif terlibat pada tahap penentuan program dan penentuan lokasi, namun dalam pekerjaan konstruksi sangat sedikit.
Selain itu, kami pun dapat menerapkan penggunaan bahan bekas pakai pada perbaikan bangunan ini. Bahan bekas pakai yang dapat digunakan adalah papan dan balok kayu bekas, jendela bekas, kaca bekas, papan ukur bekas, tripod kayu bekas teodolit, pintu dan bak
Ir.Achmad Hery Fuad M.Eng. adalah pengajar dan peneliti pada Departemen Arsitektur FTUI. Lahir di Berkeley, California USA pada tahun 1960. Pendidikan Arsitektur S1 pada Jurusan Arsitektur FTUI diselesaikan pada tahun 1985. Jenjang S2 dalam bidang perancangan kota di Waseda University (Tokyo, Jepang) diselesaikan pada tahun 1993. Saat ini sedang menempuh pendidikan S3 pada Departemen Arsitektur FTUI.
Aktif dalam kegiatan kemasyarakatan dan profesi arsitek. Kini terlibat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di Cikini Kramat Jakarta Pusat. Kontak: achmad.hery@ui.ac.id
Rapat perencanaan perbaikan bangunan PAUD yang melibatkan masyarakat setempat.
Siswa PAUD Kenanga kini sangat berbahagia karena memiliki ruangan kelas yang memadai dan menyenangkan.
cuci bekas. Namun demikian, penggunaan bahan daur ulang dan bekas pakai tidak dapat seluruhnya diterapkan. Hal ini dikarenakan bahan bangunan bekas pakai dari bangunan lama sudah lapuk dan harga bahan bangunan bekas pakai terutama kayu lebih mahal daripada jika membeli bahan kayu yang baru.
Bahan lantai lama ubin pc sudah rusak dan kusam sehingga kami menggunakan bahan lantai keramik yang baru.
Kegiatan perbaikan bangunan Madrasah Al Mukaromah tidak hanya merupakan kegiatan pengabdian masyarakat semata, tetapi juga pembelajaran bagi kami, sebagai Arsitek serta peserta ajar di Departemen Arsitektur dan Program Studi Arsitektur Interior dalam, merancang dengan metode partisipasi mayarakat.
Pinjam meminjam peralatan pribadi oleh siswa santri mempercepat penyebaran
S
kabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes scabiei; menempati urutan ke-3 dari 12 penyakit kulit tersering di masyarakat. Prevalensi skabies sangat tinggi pada kelompok padat, higiene kurang baik dan ekonomi yang kurang seperti di panti asuhan, pesantren, barak tentara, penjara dan lain-lain. Di Jakarta Timur, terdapat sebuah pesantren yang mempunyai 157 santri dan 60% santrinya mengidap skabies.Prevalensi skabies tinggi karena santri tinggal dalam kelompok padat yaitu 20-30 orang/kamar. Santri juga menggunakan perlengkapan tidur bersama, meminjam pakaian, handuk dan alat-alat pribadi lain.
Pemberantasan Skabies pada Santri di sebuah Pesantren di Jakarta Timur
Skabies sangat mudah menular dan sulit diberantas. Pengobatan harus serentak dan menyeluruh, jika tidak, reinfeksi akan mudah terjadi. Pengelola pesantren sulit melakukan pemberantasan skabies secara serentak karena jumlah santri yang terinfeksi cukup banyak, tidak ada biaya dan keterbatasan sumber daya di pesantren.
Berdasarkan uraian tersebut, pengabdi melakukan pengobatan dan penyuluhan kesehatan untuk santri dan pengelola pesantren serta membentuk kader sehat untuk kesinambungan program pencegahan skabies. Pengabdi dibantu mitra melakukan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan. Mitra bertugas menyiapkan ruang pemeriksaan dan penyuluhan serta keperluan teknis lain.
Penyuluhan diberikan dalam bentuk ceramah dengan bantuan gambar (slide) dilanjutkan dengan diskusi selama 1 jam.
Selesai ceramah, santri diajarkan bagaimana berperilaku hidup bersih sehat (PHBS) selama 2 jam. Keesokan harinya dilakukan pemeriksaan kulit dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik. Santri positif skabies diobati dengan permetrin 5% dan pengobatan diulang satu minggu kemudian. Setelah satu bulan dilakukan evaluasi pengobatan dan pemberian obat tambahan jika diperlukan. Selain kegiatan ini, pengelola dibantu kader sehat diminta untuk membantu mengawasi kebersihan santri dan ruangan, memperbaiki ventilasi agar sirkulasi udara dan sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan.
Penyuluhan kesehatan telah dilakukan dan kader sehat telah dibentuk. Para kader telah memimpin santri untuk
oleh Saleha Sungkar (Pengabdi Masyarakat Terbaik UI tahun 2012)
Saleha Sungkar, adalah guru besar d Departemen Parasitologi FKUI. Lahir di Jakarta 29 September 1956. Pendidikan profesi dokter diselesaikan pada tahun 1982 di FKUI, Diploma in Applied Parasitology and Entomology pada tahun 1986 di Kuala Lumpur dan pendidikan S2 Ilmu Biomedik di FKUI tahun 1994. Saat ini menjabat Ketua Departemen Parasitologi FKUI. Aktif melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang parasitologi khususnya vektor demam berdarah dengue, cacingan, filariasis, skabies dan pedikulosis. Tahun 2012 Beliau mendapat penghargaan Pengabdi Masyarakat Terbaik dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia. Kontak:
salehasungkar@yahoo.com.
Penyuluhan tentang skabies diberikan kepada seluruh santri (atas), Pemeriksaaan kulit (bawah)
membersihkan ruangan dan membuat jadwal mencuci dan menyetrika. Pengabdi memberikan bantuan tiga mesin cuci, empat setrika dan mengganti semua kasur santri dengan yang baru.
Berdasarkan pemeriksaan kulit, santri laki-laki (64,9%) yang mengidap skabies lebih banyak dibandingkan perempuan (35,1%). Pada santri laki-laki, lesi skabies paling banyak terdapat di bokong, genital dan sela jari tangan sedangkan pada santri perempuan, lesi paling banyak di bokong dan sela jari tangan. Santri madrasah tsanawiyah (67%) lebih banyak
positif skabies dibandingkan santri aliyah (37%). Pada evaluasi satu bulan setelah pengobatan, 77 (81%) santri sembuh dari skabies dan 17 (19%) belum. Hal tersebut disebabkan karena ketika kegiatan berlangsung 17 santri sedang pulang ke rumah orangtuanya. Santri yang pulang juga mengidap skabies sehingga ketika kembali ke pesantren, mereka akan menjadi sumber infeksi untuk santri lainnya. Untuk mengatasi skabies yang belum sembuh dilakukan pengobatan masal sekali lagi. Pada evaluasi satu bulan setelah pengobatan masal kedua, semua santri telah sembuh dari skabies.
Pengusul Penerima
2011 2008 2009 2010
700 600 500 400 300 200 100 0
90 60
2012 663
297 319
145 128 66
457
141 Pengusul
Penerima
2011 2008 2009 2010
800 700 600 500 400 300 200 100 0
397
136 712
234 749
150 452
141 2012 155
83
HIGHLIGHT
06 01 13
Jumlah proposal pengusul dan penerima hibah riset dari
pendanaan internal UI. Jumlah proposal pengusul dan penerima hibah riset dari
pendanaan eksternal UI.
350 300 250 200 150 100 50
0 2009
30
122 Penerima Pengusul
48 7544 8658
55
2010 2011 2012
Jumlah proposal pengusul dan penerima hibah pengmas dari pendanaan internal UI.
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5
0 2009
Pengusul Penerima
14
2010 2011 2012 2008
2007
11 31
11 12 11
46 46
1 1 5 5
Jumlah proposal pengusul dan penerima hibah pengmas dari pendanaan eksternal (DP2M DIKTI).