• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selesai Laporan Hidrolika

N/A
N/A
Luthfi Luthfi

Academic year: 2025

Membagikan "Selesai Laporan Hidrolika"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Hidrolika Yang Diampu Oleh :

Dr. Ir. Asep Huddiankuwera, SP., MT

Disusun Oleh : MUHAMMAD ZULKIFLI

22 611 035

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS YAPIS PAPUA JAYAPURA

2024

(2)

Laporan telah diteima dari kelompok dua, kelas A Teknik Sipil angkatan 2023 sebagai salah satu syarat kelulusan praktikum hidrolika di Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Yapis Papua.

Jayapura, 16 November 2024

i Disusun Oleh

Muhammad Zulkifli NPM : 23611035

Koordinator Lapangan

Laila Tusinia Asawala NPM : 22611003

Mengetahui Dosen Pengampu

Dr. Ir. Asep Huddiankuwera,SP,.MT

(3)

BERITA ACARA PRAKTIKUM

No. : 24/ ……….

TAHUN 2024

UNIVERSITAS YAPIS PAPUA JAYAPURA

( U N I Y A P )

SEMESTER GANJIL DAFTAR NILAI ALHIR PRAKTIKUM

Pada hari Senin, Tanggal 23 November 2024 pukul 11.30 WIT

Bertempat di Universitas Yapis Papua telah di laksanakanPraktikum Hidrolika.

Prog. Studi : Teknik Sipil Jenjang : Strata 1

Mata Kuliah : Praktikum Hidrolika

SKS : 1 SKS

Kelas : A1 (Pagi)

No NPM Nama

Mahasiswa Kelas Tanda

Tangan

Nilai Ket

A B C D L T

1 23611007 Semans Batu

Salu A1

2 23611019 Prada Wijaya

Kusuma A1

3 23611723 Kinanti Z.N

Rokhima A1

4 23611049 Roshita

Dertubun A1

5 23611006 Sahid .M.

Halim A1

6 23611035 Muhammad

zulkifli A1

7 23611021

Kesya Regina

Wonsiwor A1

ii

(4)

8 23611002 Ardiansyah

Aryo Kusuma A1

9 23611043 Juan Pierre

B.Nuhumury A1

10 23611062 Naftali I .

Setiawan A1

Catatan : 1. Nilai Kelulusan minimal C

Jayapura, 13 November 2024 Dosen Pengampu,

Dr. Ir. Asep Huddiankuwera,SP,.MT

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan pengerjaan laporan praktikum hidrolika.

Melalui Laporan Praktikum Hidrolika ini saya banyak belajar sekaligus memperoleh pengalaman- pengalaman baru secara langsung, yang belum pernah saya peroleh sebelumnya. Dari pengalaman-pengalaman tersebut, diharapkan nantinya dapat bermanfaat pada masa yang akan datang.

Terselesaikanya laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak.

Oleh karena itu, Saya mengucapkan terima kasih kepada

1. Bapak Dr. Ir. Asep Huddiankuwera, SP., MT. Selaku dosen pengampu yang telah membimbing saya dalam pengerjaan laporan ini.

2. Bapak kepala laboratorium Ir. Pangeran Holong Sitorus, ST.,MT. Yang telah memberikan izin dalam melaksanakan praktikum Hidrolika.

3. Asisten laboratorium yang telah membimbing kami dalam melaksanakan praktikum hidrolika.

4. Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan

5. Kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam membantu saya menyelesaikan laporan ini.

Saya menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, saya meminta maaf apabila terdapat kekurangan atau kesalahan serta kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan demi terciptanya laporan yang lebih baik. Kepada semua pihak, saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan referensi untuk pengembangan selanjutnya yang lebih baik.

Jayapura, November 2024

Muhammad Zulkifli

iv

(6)

BERITA ACARA PRAKTIKUM...ii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL...vii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan Praktikum...2

1.4 Manfaat Praktikum... 3

BAB II LANDASAN TEORI... 4

2.1 Pengertian Hidrolika...4

2.2 Saluran Terbuka...4

2.2.1 Kemiringan Saluran...4

2.2.2 Pengukuran Debit Saluran...5

2.2.3 Metode Apung...5

2.3 Kecepatan Aliran...6

2.3.1 Mengukur Kecepatan Arus Dengan Pelampung...6

2.4 Rumus Empiris Kecapatan Rata – Rata...6

2.4.1 Kekasaran Manning...6

2.4.2 Kekasaran Chezy... 7

2.4.3 Kekasaran Strickler...9

2.5 Pengenalan Alat...9

2.5.1 Flume Test...9

2.5.2 Stopwacth... 9

2.5.3 Ember... 10

2.5.4 Gelas Ukur... 10

2.5.5 Bola Pingpong...10

2.5.6 Penggaris... 11

2.5.7 Pompa...11

v

(7)

vi

2.6 Ambang Lebar... 11

2.7 Ambang Tajam...12

2.8 Pelimpah Segitiga...12

2.9 Pintu Sorong... 13

BAB III ISI... 14

3.1 Pengukuran Debit... 14

3.1.2 Ambang Lebar...14

3.1.3 Ambang Tajam...14

3.1.4 Pelimpah Segitiga...15

3.1.5 Pintu Sorong...15

3.2 Data Lapangan Penampang Kaca...15

3.2.1 Data Kemiringan Dasar saluran...15

3.2.2 Pengukuran Waktu Tempuh...16

3.2.3 Pengukuran Kedalaman Air...16

3.2.4 Pengukuran Debit Manual...16

3.2.5 Hasil Pengukuran Debit Manual...17

3.3 Penampang Saluran...17

3.4 Koefisien Pelampung...17

3.5 Persamaan Manning...19

3.6 Persamaan Strickler...20

3.8 Hasil Perhitungan Bazin...23

3.9 Hasil Perhitungan Powell...24

3.10 Perhitungan Subtitusi Chezy – Manning...26

BAB IV PENUTUP...28

4.1 Kesimpulan...28

4.2 Saran...29

(8)

Tabel 3. 2 Pengukuran Waktu Tempuh...16

Tabel 3. 3 Pengukuran Kedalaman Air...16

Tabel 3. 4 Hasil Pengukuran Debit Manual...16

Tabel 3. 5 Hasil Pegukuran Debit Manual...17

Tabel 3. 6 Penampang Saluran...17

vii

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Flume test...9

Gambar 2. 2 Stopwact...9

Gambar 2. 3 Ember...10

Gambar 2. 4 Gelas Ukur... 10

Gambar 2. 5 Bola Pingpong...10

Gambar 2. 6 Penggaris...11

viii

(10)

1.1 Latar Belakang

Hidrolika adalah cabang ilmu teknik yang mempelajari perilaku fluida, khususnya air, dalam keadaan bergerak (dinamis) maupun diam (statik). Hidrolika berfokus pada penerapan prinsip-prinsip mekanika fluida untuk memahami aliran air di berbagai sistem seperti saluran terbuka, pipa, dan waduk Konsep-konsep dasar yang digunakan dalam hidrolika mencakup hukum Bernoulli, prinsip kontinuitas, serta analisis gaya pada fluida.

Kata hidrolika berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro yang berarti air dan aulos yang berarti pipa atau saluran. Istilah ini mengacu pada ilmu yang mempelajari perilaku fluida, khususnya air, baik dalam kondisi diam (hidrostatik) maupun bergerak (hidrodinamik). Hidrolika berfokus pada penerapan prinsip- prinsip mekanika fluida untuk memahami, menganalisis, dan mengelola aliran air dalam berbagai sistem, seperti saluran, pipa, dan waduk. Dalam perkembangan modern, hidrolika menjadi salah satu dasar penting dalam teknik sipil, lingkungan, dan hidroteknik untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan pengelolaan sumber daya air secara efisien.

Aliran saluran terbuka adalah aliran air dalam saluran yangmemiliki permukaan bebas, ini adalah ciri khusus yangmembedakannya dengan saluran pipa. Saluran terbuka meliputi semuajenis saluran terbuka yang bersifat alami dan buatan.Saluran alami contohnya adalah anak sungai yang mempunyaipermukaan bebas, adapun buatan contohnya saluran pembangkit listrikdan selokan rumah tangga. Dalam praktikum ini ada 4 jenis ambang yaitu, ambang lebar, ambang tajam, pelimpah segitiga, dan pintu sorong.

Ambang Lebar adalah bangunan aliran atas (over flow), untuk ini tinggi energi hulu lebih kecil dari panjang mercu. Karena pola aliran di atas alat ukur ambang lebar dapat ditangani dengan teori hidrolika yang sudah ada sekarang, maka bangunan ini biasa mempunyai bentuk yang berbeda-beda, sementara debitnya tetap serupa.

1

(11)

2

Ambang tajam merupakan bangunan ukur sederhana yang dapat digunakan untuk mengukur debit aliran di saluran terbuka dengan mudah dan cukup teliti.

Pelimpah segitiga yaitu apabila aliran airnya berbentuk segitiga. Sedangkan Pelimpah segiempat yaitu apabila aliran airnya berbentuk segiempat.

Pintu sorong adalah sekat yang dapat diatur bukaannya. Pada bangunan air, aplikasi pintu sorong adalah pintu pembilas. Fungsinya yaitu mencegah sedimen layang masuk ke dalam pintu pengambilan (intake) dan membilas sedimen yang menghalangi aliran.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan hidrolika ?

2. Metode apa saja yang dilakukan dalam praktikum ?

3. Alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam praktikum hidrolika ? 4. Apa pengaruh kemiringan terhadap aliran pada saluran ?

5. Bagaimana cara menghitung nilai debit pada ambang tajam, ambang lebar, pintu sorong, pelimpah segitiga, dan debit saluran terbuka ?

1.3 Tujuan Praktikum

Adapun beberapa tujuan dari melakukan praktikum hidrolika adalah sebagai berikut ini :

1. Agar mahasiswa menjadi paham tentang hidrolika.

2. Agar mahasiswa memahami metode-metode praktikum hidrolika.

3. Agar mahasiswa mengetahui alat apa saja yang digunakan untuk praktikum.

4. Agar mahasiswa mengetahui pengaruh kemiringan saluran pada aliran.

5. Agar mahasiswa mampu menghitung nilai debit aliran pada saluran.

(12)

1.4 Manfaat Praktikum

Adapun beberapa manfaat yang didapatkan dari praktikum hidrolika ini adalah sebagai berikut :

1. Memahami prinsip hidrolika dan menerapkannya.

2. Mengetahui apa saja metode yang digunakan untuk praktikum.

3. Mengetahui alat apa saja yang digunakan untuk praktikum.

4. Mengetahui pengaruh kemiringan saluran pada aliran.

5. Mampu menghitung nilai debit aliran saluran.

(13)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Hidrolika

Hidrolika adalah ilmu yang mempelajari sifat - sifat dan hukum - hukum yang berlaku pada zat cair baik zat cair tersebut dalam keadaan diam maupun zat cair tersebut dalam keadaan bergerak (mengalir).

2.2 Saluran Terbuka

Saluran terbuka merupakan saluran dimana air mengalir dengan muka air bebas. Pada saluran terbuka, misalnya sungai (saluran alam) variabel aliran sangat tidak teratur terhadap ruang dan waktu. Variabel tersebut adalah tampang lintang saluran, kekasaran, kemiringan dasar, belokan debit aliran dan sebagainya (Triatmodjo, 2015).

2.2.1 Kemiringan Saluran

Kemiringan normal (Sn) adalah kemiringan dasar saluran prismatic pada aliran seragam. Nilai kemiringan normal dapat dihitung bila nilai-nilai debit (Q), angka manning (n), lebar saluran (B), dan kedalaman normal (hn) diketahui.

Kemiringan saluran dipengaruhi oleh gravitasi yang menyebabkan kecepatan aliran air bertambah atau berkurang. Persamaan kemiringan normal dari persamaan debit manning dapat dihitung dengan rumus :

Sn= n2Q2 A2R4/3 Keterangan :

Sc = kemiringan kritis

n = angka kekasaran manning Q = debit

A = luas tampang pada aliran kritis R = jari-jari hidraulik pada aliran kritis

4

(14)

Kemiringan normal (Sn) dapat diubah-ubah sedemikian rupa sehingga pada nilai (Q), (n), dan (B) yang sama, nilai (hn) berubah menjadi kedalaman kritis (hc), dan kemiringan yang mnyebabkan hal ini disebut kemiringan kritis (Sc), persamaannya adalah :

¿ n2Q2 Ac2Rc4/3 Keterangan :

Sc = kemiringan kritis

n = angka kekasaaran manning Q = debit

Ac = luas tampang pada aliran kritis Rc = jari-jari hidraulik pada aliran kritis 2.2.2 Pengukuran Debit Saluran

Debit saluran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu, merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu saluran atau yang dapat di tampung dalam suatu saluran. Persamaan umum untuk menghitung debit air adalah :

Q = V/t.

Keterangan :

Q = Debit Aliran (m3/detik)

V = Jumlah aliran yang mengalir (m3) T = waktu (detik)

2.2.3 Metode Apung

Prinsip pengukuran metode ini adalah kecepatan aliran di ukur dengan pelampung, Persamaan untuk perhitungan debit adalah :

Q=A × k ×U Keterangan :

Q = Debit Aliran (m3/detik) A = Luas Penampang Basah (m2) k = Koefisien Pelampung.

u = Kecepatan Pelampung (m/detik)

(15)

6

2.3 Kecepatan Aliran

Pengukuran kecepatan aliran dilakukan dengan alat ukur kecepatan arus.

Ada beberapa cara untuk mengukur kecepatan arus, diantaranya dengan menggunakan pelampung, dan dengan current meter. Pengukuran kecepatan aliran di lakukan dengan alat ukur kecepatan arus.

2.3.1 Mengukur Kecepatan Arus Dengan Pelampung

Cara pengukuran adalah dengan prinsip mencari besarnya waktu yang diperlukan untuk bergeraknya pelampung pada sepanjang jarak tertentu.

Selanjutnya kecepatan rerata arus didekati dengan nilai panjang jarak tersebut dibagi dengan waktu tempuhnya. Kecepatan arus daoat dihitung dengan rumus :

V=L T Keterangan :

V = kecepatan (m/s) L = panjang saluran (m) T = waktu (detik)

Selain itu, pengukuran dengan cara ini harus dilakukan beberapa kali mengingat distribusi kecepatan permukaan tidak merata. Dianjurkan paling tidak pengukuran dilakukan tiga kali, kemudian hasilnya dirata-rata.

2.4 Rumus Empiris Kecapatan Rata – Rata

Sulit untuk menentukan tegangan geser dan distribusi kecepatan dalam aliran turbulen, maka digunakan pendekatan empiris untuk menghitung kecepatan rata-rata.

2.4.1 Kekasaran Manning

Koefisien kekasaran Manning berpengaruh kepada kecepatan dan debit aliran, jika nilai hambatan besar, maka nilai kecepatan dan debit aliran menjadi mengecil. Dengan demikian kecepatan aliran tergantung pada bahan pembentuk saluran, bila saluran dilapisi oleh tanah dimana butiran-butiran bahan pembentuk saluran seperti lempung atau lanau mempunyai efek hambatan jauh lebih kecil bila dibanding dengan bahan kasar seperti pasangan batu atau kerikil.

(16)

Seorang insinyur Robbert Manning dari Irlandia (1889) mengemukakan persamaan manning yaitu :

V = 1 nR

2 3S

1 2

Keterangan :

V = kecepatan rata- rata penempang (m/s) R = jari- jari hidraulik (m)

S = kemiringan dasar

n = koefisien kekerasan manning 2.4.2 Kekasaran Chezy

Menurut (Fasdarsyah, 2016), secara teoritis koefisien kekasaran Manning berpengaruh kepada kecepatan dan debit aliran, jika nilai hambatan besar, maka nilai kecepatan dan debit aliran menjadi mengecil. Dengan demikian kecepatan aliran tergantung pada bahan pembentuk saluran, bila saluran dilapisi oleh tanah dimana butiran-butiran bahan pembentuk saluran seperti lempung atau lanau mempunyai efek hambatan jauh lebih kecil bila dibanding dengan bahan kasar seperti pasangan batu atau kerikil. Pada awal tahun 1769 Antonie Chezy untuk pertama kali mengutarakan persamaan yang di kenal dengan rumus chezy yaitu :

V = c(

R S )

Keterangan :

V = kecepatan rata- rata penempang (m/s) R = jari- jari hidraulik (m)

S = kemiringan dasar

C = koefisien kekerasan chezy 1. Rumus Gangguillet-Kutter

Rumus Gangguillet-Kutter adalh salah satu persamaan empiris yang digunakan dalam hidrolika untuk menghitung kecepatan aliran di saluran terbuka.

Pada tahun 1869 dua orang insinyur Swiss, Johann Ganguillet dan Wilhelm Kutter menemukan rumus yang menyatakan besamya nilai C berhubungan dengan kemiringan S, R adalah jari- jari dan n adalah koefisien kekasaran kutter.

(17)

8

Rumusnya adalah :

C =

41,65+

(

0,00281S

)

+

(

1,811n

)

1+

(

41,65+0,00281S

)

+

nR

Keterangan :

R = jari- jari hidraulik (m) S = kemiringan dasar

C = koefisien kekerasan chezy n = koefisien gangguillet- kuter 2. Rumus Bazin

Bazin adalah seorang ahli hidrolika Prancis yang pada tahun 1897 mengusulkan rumus koefisien C dari Chezy yang merupakan fungsi dari R dan S.

Rumus ini dalam satuan Inggris dinyatakan sebagai berikut : C =

157,6 1+

( √

mR

)

Keterangan :

R = jari- jari hidraulik (m) C = koefisien kekerasan chezy m = koefisien bazin

3. Rumus Powell

Pada tahun 1950 Powell mengusulkan suatu rumus logaritmis untuk kekasaran saluran buatan, rumus ini menyatakan fungsi :

C = 42 log (R ε) Keterangan :

R = jari- jari hidraulik (m).

C = koefisien kekerasan chezy.

ε = koefisien bazi

(18)

2.4.3 Kekasaran Strickler

Rumus Strickler yang banyak digunakan pada pengaliran di saluran terbuka, juga berlaku untuk pengaliran di pipa. Rumus tersebut adalah :

V= K x R

2 3 x S

1 2

Keterangan :

R = jari- jari hidraulik (m) S = kemiringan dasar

k = koefisien strikler

2.5 Pengenalan Alat

Alat yang digunakan untuk praktikum hidrolika antara lain adalah flume tes, stopwatch, ember, timbangan digital, bola pingpong, penggaris, dan pompa.

2.5.1Flume Test

Gambar 2. 1 Flume test Sumber : mbt-testing.com

Alat ukur ini adalah alat ukur yang telah diuji secara laboratoris untuk mengukur aliran saluran terbuka. Flume adalah cara yang akurat dan efektif untuk mengukur laju aliran dalam aplikasi aliran saluran terbuka.

2.5.2Stopwacth

(19)

10

Gambar 2. 2 Stopwact Sumber : mbt-testing.com

Alat ini digunakan untuk menentukan waktu tiap satuan waktu yang ditentukan untuk pengambilan data kedalaman gerusan, pola aliran, kecepatan aliran pada saat running. Alat ini juga digunakan bersama-sama alat tampung air untuk mengukur debit aliran pada flume.

2.5.3 Ember

Gambar 2. 3 Ember Sumber : Indotrading.com

Ember adalah wadah yang agak besar dan dapat menapung benda benda.

contohnya,menampung air, dan benda-benda lainnya yang bisa ditampung. Fungsi ember dalam Praktikum Hidrolika untuk mengukur debit air dalam flume test.

2.5.4 Gelas Ukur

Gambar 2. 4 Gelas Ukur Sumber : https://www.bukalapak.com.

Gelas ukur adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur volume cairan dengan cukup akurat. Dalam Praktikum Hidrolika timbangan berfungsi untuk menimbang debit air yang sudah ditampung dalam ember.

2.5.5 Bola Pingpong

(20)

Gambar 2. 5 Bola Pingpong Sumber : alatperaga.co.id

Fungsi dari bola pingpong sebagai Pelampung untuk mengetahui kecepatann aliran air. Sebagai bahan visualisai aliran maka bola pingpong harus bisa mengapung di air.

2.5.6 Penggaris

Gambar 2. 6 Penggaris Sumber : Monotaro.com

Alat ini digunakan untuk mengukur tinggi muka air dengan meletakkan mistar tersebut pada dinding saluran transparan pada bagian hulu, tengah dan hilir.

Sedangkan meteran untuk mengukur panjang dan lebar flume test.

2.5.7 Pompa

Digunakan dua buah pompa, satu buah pompa berkapasitas 4–17 m3/detik yang diletakkan dibagian hulu saluran sebagai pompa untuk input air. Pompa kedua berkapasitas 115 L/menit yang diletakkan dibagian hilir saluran, tepatnya bak penampungan hilir untuk memompa aliran kembali lagi ke bak penampungan awal.

2.6 Ambang Lebar

Ambang lebar merupakan alat ukur yang strukturnya berupa ambang lebar degan aliran atas dan berfungsi sebagai pengukur debit tapi tidak dapat berfungsi sebagai pengatur debit. Struktur ini sering digunakan dalam aplikasi teknik seperti irigasi, bendungan kecil, dan pengukuran debit di sungai atau saluran. Contoh umum dari ambang lebar adalah bendungan datar atau weir ambang lebar, yang sering digunakan dalam saluran terbuka.

(21)

12

Besarnya debit yang lewat diukur berdasar tinggi muka hilir cukup rendah sehingga kenaikan muka air hilir tidak mempengaruhi muka air di hulu. Rumusnya adalah :

Q = Cd.Cv.2

3

23g. bc.h11,5

Keterangan :

Cd = 0,93 + 0,10 H1/L Cv = ( H

h₁ )

u = 1,5 untuk control section segi empat H1 = tinggi muka air sebelum ambang h1 = tinggi muka air di atas ambang L = panjang ambang atau lebar bukaan bc = lebar control selection

Cd = koefisien debit Cv = koefisien kecepatan g = percepatan gravitasi bumi 2.7 Ambang Tajam

Bentuk ambang tajam yaitu horizontal dengan penampang trapesium yang mempunyai kemiringan 1:4 (1 horizontal : 4 vertikal). Rumus ambang tajam adalah :

Q = Cw2

3.

23. g . b . Hw .3 2 Keterangan :

Cw = berkisaran 1,06 s/d 1,73 G = percepatan gravitasi bumi Hw = selisih muka air

2.8 Pelimpah Segitiga

(22)

Bentuk penampang pelimpah segitiga yaitu penampag berbentuk segitiga sama kaki, pada pelimpah segitiga berlaku persamaan yaitu :

Q = Cd 8

15

2gH52Sehingga Cd =

Q 8 15

2g H52

Keterangan :

Q = debit aliran

G = percepatan gravitasi bumi

P = tinggi ambang diatas dasar saluran H = tinggi muka air diatas ambang Cd = koefisien debit

2.9 Pintu Sorong

Pintu sorong adalah sekat yang dapat diatur bukaannya. Pintu Sorong merupakan pintu air yang mana dijumpai di saluran-saluran irigasi. Model pintu air ini dibuat dari baja tahan karat. Pintu sorong ini berfungsi untuk mengatur debit aliran. Debit aliran pintu sorong dihitung dengan menggunakan rumus :

Q = Cd.b.w.

2g y1

Cd =

1+uu yw Keterangan :

Q = debit aliran

B = lebar bukaan pintu W = tinggi bukaan pintu µ = koefisien jet (µ = 0,6)

Cd = koefisien debit, merupakan funsi dari y1/w G = percepatan gravitasi bumi

y1 = tinggi air di hulu pintu sorong

(23)

BAB III ISI

3.1 Pengukuran Debit

Pengukuran debit adalah proses pengukuran dan perhitungan kecepatan, kedalaman dan lebar aliran serta perhitungan luas penampang basah untuk menghitung debit.

3.1.2 Ambang Lebar

Ambang lebar adalah struktur yang dirancang untuk mempengaruhi aliran air di sungai atau saluran. Tujuan utamanya adalah mengontrol erosi dan mengatur tinggi muka air. Ambang lebar dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran tergantung pada kondisi sungai atau saluran yang dihadapi. Perhitungan debit ambang lebar yang kami dapatkan ketika praktikum sebagai berikut:

Cd = (H1

L −¿007)0.018 = Cd = ( 10

14,8−¿ 007)0.018 =1,007 Cv =

[

Hh11

]

u=¿[ 1+ a21gV1]= Cv =

[

10.0011.20

]

1,5=¿ 0,84

Q = Cd.Cv.2

3

32g. bc.h11,5

= 1,007 x 0.84x .2

3

239,8 x 0,146 x 1,31,5 Q = 0,2779 m/s2

3.1.3 Ambang Tajam

Ambang tajam dalam praktikum hidrolika mengacu pada batas air yang memiliki ketinggian yang tajam atau vertikal, biasanya digunakan dalam percobaan untuk mengukur aliran air atau cairan pada kondisi tertentu. Ini membantu dalam mempelajari perilaku aliran fluida di sekitar penghalang.

Perhitungan debit ambang tajam yang kami dapatkan ketika praktikum sebagai berikut :

Q = Cw 2/3.

2/3.g . b . Hw.3/2

Q = 1,73x 2/3 x

2/3. 9,8 x 0,149x 0,12x 3/2 Q = 0,0790 m/s²

14

(24)

3.1.4 Pelimpah Segitiga

Pelimpah segitiga adalah sebuah alat atau struktur dalam praktikum hidrolika yang digunakan untuk mengatur aliran air. Biasanya, pelimpah segitiga memiliki bentuk segitiga dengan sisi miring yang memungkinkan air mengalir secara terkontrol ke saluran atau tempat tujuan.

Perhitungan debit pelimpah segitiga yang kami dapatkan ketika praktikum sebagai berikut:

Cd = Q

152

2g H5/2=

0.69697

15

2 9.8.2.85/2 = 0.60697

Q = 0,60697 x 8

15

2 9,8x 0.2852

Q = 0,05946 m/s² 3.1.5 Pintu Sorong

Pintu sorong adalah struktur yang digunakan untuk mengatur aliran air dalam kanal, sungai, atau saluran. Pintu ini bisa digeser naik atau turun untuk mengontrol volume aliran air. Perhitungan debit pintu sorong yang kami dapatkan ketika praktikum sebagai berikut:

Q = Cd . b. w.

2g y

Q = 0,48 x 0,146 x 0,279 x

2x9,8x0,27

Q = 0,0906 m/s²

3.2 Data Lapangan Penampang Kaca

Data yang di dapatkan ketika melakukan Praktikum Hidrolika di Lab Fakultas Teknik Universitas Yapis Papua.

3.2.1 Data Kemiringan Dasar saluran

Tabel 3. 1 Data Kemiringan Dasar Saluran

T1 T2 T (cm) L (cm) S

1 0 1 4 0.25

2 0 2 4 0.5

3 0 3 4 0.75

4 0 4 4 1

T1 = Tinggi Titik Awal T1 = Tinggi Titik Akhir L = Panjang Saluran S =் ்் x 100%

Sumber : Perhitungan Excel 2024

(25)

16

3.2.2 Pengukuran Waktu Tempuh

Pengukuran Waktu Tempuh di lakukan dengan cara melakukan uji percobaan sebanyak lima kali dengan panjang saluran 4 m. Berikut tabel pengukuran waktu tempuh (penampang kaca). Rumus mencari rata – rata waktu tempuh:

0,0025 ¿t1+t2+t3+t4+t5 5

0,0025 ¿7.81+7.65+7.01+7.16+7.09 5

0,0025 ¿7.344

Tabel 3. 1 Pengukuran Waktu Tempuh

S t1 t2 t3 t4 t5 Rata-rata

0.0025 7.81 7.65 7.01 7.16 7.09 7.344

0.0050 7.9 7.34 6.84 7.09 7.18 7.270

0.0075 7.34 7 7.66 7.33 7.4 7.346

0.0100 6.84 7.1 7.17 7.09 7.09 7.058

Rerata (Detik)

7.2545

Sumber : Perhitungan Excel 2024

3.2.3 Pengukuran Kedalaman Air

Pengukuran kedalaman air di lakukan dengan cara melakukan uji percobaan kedalaman air persatu meter dari panjang penampang air dengan kemiringan dasar saluran tertentu. Rumus mencari rata – rata kedalaman air:

0,0025 ¿0.013+0.012+0.012+0.011 4

0,0025 ¿7.344

Tabel 3. 2 Pengukuran Kedalaman Air

S h1 h2 h3 h4 Rata-rata Rerata (m)

0.0025 0.013 0.012 0.012 0.011 0.012

0.0050 0.014 0.012 0.013 0.012 0.013

0.0075 0.014 0.012 0.011 0.011 0.012

0.0100 0.014 0.012 0.012 0.011 0.012

0.01225

Sumber : Perhitungan Excel 2024

3.2.4 Pengukuran Debit Manual

Tabel 3. 3Hasil Pengukuran Debit Manual

(26)

Volume T Volume T Volume T Volume T 1000 1.08 1210 1.1 1110 1.15 1020 1.08 1150 1.14 1310 1.11 1510 1.26 1250 1.19 1250 1.36 1370 1.26 1530 1.38 1550 1.26 1450 1.53 1500 1.35 1620 1.45 1640 1.35 1480 1.41 1530 1.38 1730 1.53 1750 1.5

S = 0,0025 S = 0,0050 S = 0,0075 S = 0,0100

Sumber : Perhitungan Excel 2024

3.2.5 Hasil Pengukuran Debit Manual

Hasil pengukuran debit manual di dapatkan dari hasil perhitungan besar volume di bagi dengan besar waktu yang di butuhkan. Dibawah ini merupakan data tabel hasil pengukuran debit manual (penampang kaca).

Tabel 3. 4 Hasil Pegukuran Debit Manual

S 1 2 3 4 5

0.0025 925.9259259 1008.77193 919.117647 947.712418 1049.64539 0.0050 1100 1180.18018 1087.301587 1111.111111 1108.695652 0.0075 965.2173913 1198.412698 1108.695652 1117.241379 1130.718954 0.0100 944.4444444 1050.420168 1230.15873 1214.814815 1166.666667

Debit(liter/detik)

970.2346622 1117.457706 1104.057215 1121.300965

970.2346622 1117.457706 1104.057215 1121.300965 Rata-rata

Sumber : Perhitungan Excel 2024

3.3 Penampang Saluran

Dalam tabel penampang saluran terdapat data lebar penampang saluran, data luas,keliling dan jari-jari penampang. Di bawah ini merupakan data tabel penampang saluran (peanmpang kaca).

Tabel 3. 5 Penampang Saluran

S h b ( lebar ) A = b.h P = b+2h

0.0025 0.012 0.15 0.0018 0.174

0.0050 0.013 0.15 0.0019 0.176

0.0075 0.012 0.15 0.0018 0.174

0.0100 0.012 0.15 0.0018 0.175

Jari- jari ( R A/P ) 0.0103 0.0109 0.0103 0.0105

Sumber : Perhitungan Excel 202

3.4 Koefisien Pelampung

Koefisien pelampung (KP) yang digunakan untuk menghitung rumus yaitu sebeasar 0,9.

1. Kemiringan saluran 0,0025 L = 4

T.total = 7,344 V0 = L/T V0 = 0,545

V = V0 x KP

(27)

18

V = 0,545 x 0,9 V = 0,490 m/s

Q = 0,00088 m3/s

2. Kemiringan saluran 0,0050 L = 4

T.total = 7,344 V0 = L/T V0 = 0,545

V = V0 x KP V = 0,545 x 0,9 V = 0,490 m/s

Q = 0.00094 m3/s 3. Kemiringan saluran 0,0075

L = 4 T.total = 7,270 V0 = L/T V0 = 0,550

V = V0 x KP V = 0,550 x 0,9 V = 0,495 m/s

Q = 0.00089 m3/s 4. Kemiringan saluran 0,0100

L = 4 T.total = 7,058 V0 = L/T V0 = 0,567

V = V0 x KP V = 0,567 x 0,9 V = 0,510 m/s

(28)

Q = 0.00094 m3/s

3.5 Persamaan Manning

Koefisien kekasaran manning = 0.010 (Gorong-gorong lurus dan bebas dari kotoran).

1. Kemiringan saluran 0,0025 V = 1

n. R2/3. S1/2 V = 1

0,01.0,0102/3.0,00251/2 V = 0,237m/s

Q = V x A

= 0,237 x 0,0018 = 0,00043 m3/s

2. Kemiringan saluran 0,0050 V = 1

n. R2/3. S1/2 V = 1

0,01.0,01092/3.0,00501/2 V = 0,348 m/s

Q = V x A

= 0,348 x 0,0019 = 0,00066 m3/s

3. Kemiringan saluran 0,0075 V = 1

n. R2/3. S1/2 V = 1

0,01.0,01032/3.0,00751/2 V = 0,411 m/s

Q = V x A = 0,453 x 0,0018 = 0,00074 m3/s

(29)

20

4. Kemiringan saluran 0,0100 V = 1

n. R2/3. S1/2 V = 1

0,010.0,0112/3.0,01001/2 V = 0,480 m/s

Q = V x A

= 0,480 x 0.00225 = 0,00088 m3/s

3.6 Persamaan Strickler

Koefisien kekasaran Strickler = 70 (saluran beton), didapatkan dari tabel harga kekasaran strickler.

1. Kemiringan saluran 0,0025 V = K . R2/3. S1/2 V = 70.0,0102/3.0,00251/2 V = 0,166 m/s

Q = V x A

= 0,600 x 0,0018

= 0,0003 m3/s

2. Kemiringan saluran 0,0050 V = K . R2/3. S1/2 V = 70.0,0112/3.0,00501/2 V = 2,433 m/s

Q = V x A

= 2,433 x 0.0019 = 0,00465 m3/s

3. Kemiringan saluran 0,0075 V = K . R2/3. S1/2 V = 70.0,0102/3.0,00751/2 V = 0,288 m/s

Q = V x A

= 0,288 x 0,0018

(30)

= 0,00052 m3/s

4. Kemiringan saluran 0,0100 V = K . R2/3. S1/2 V = 70.,0112/3.0,01001/2 V = 0,336m/s

Q = V x A

= 0,017x 0.00225 = 0,00062 m3/s

3.7 Persamaan Ganguillet-Kutter

Perhitungan gangguillet-kutter menggunakan koefisien (n) 0.01 yang didapatkan dari tabel harga kekasaran.

1. Kemiringan saluran (S) 0.0025

C=

41.65+0.00281

I +1.811 n 1+

(

41.65+0.00281I

) √

nR

¿

41.65+0.00281

0.0025 +1.811 0.01 1+

(

41.65+0.002810.0025

) √

0.010,010

¿43,007 m/s V=C

RS

¿85,911

0,074×0.0025

¿0,219 m/s Q=V × A

¿0,219×0.0018

¿0.00039m3/s

2. Kemiringan saluran (S) 0.0050

C=

41.65+0.00281

I +1.811 n 1+

(

41.65+0.00281I

) √

nR
(31)

22

¿

41.65+0.00281

0.0050 +1.811 0.01 1+

(

41.65+0.002810.0050

) √

0.010,011

¿44,276 m/s V=C

RS

¿44,276,

0,073×0.0050

¿0,327 Q=V × A

¿0,327×0,0019

= 0,00063 m3/s

3. Kemiringan saluran (S) 0.0075

C=

41.65+0.00281

I +1.811 n 1+

(

41.65+0.00281I

) √

nR

¿

41.65+0.00281

0.0075 +1.811 0.01 1+

(

41.65+0.002810.0075

) √

0.010,010

¿43,271 m/s V=C

RS

¿43,479

0,073×0.0075

¿0,383m/s Q=V × A

¿0,383×0,0018

¿0.00069m3/s

4. Kemiringan saluran (S) 0.0100

C=

41.65+0.00281

I +1.811 n 1+

(

41.65+0.00281I

) √

nR
(32)

¿

41.65+0.00281

0.0100 +1.811 0.01 1+

(

41.65+0.002810.0100

) √

0.010,011

¿51,6881 m/s V=C

RS

¿51,6881

0,019×0.0100

¿0,530m/s Q=V × A

¿0,530×0,191

¿0,00097m3/s

3.8 Hasil Perhitungan Bazin

Perhitungan Bazin menggunakan koefisien (m) 2.36 (untuk penampang kaca) yang didapatkan dari tabel harga kekasaran bazin.

1. Kemiringan saluran (S) 0.0025 C= 157.6

1+ m

R

¿ 157.6 1+ 2.36

0,010

¿15,983m/s V=C

RS

¿6,511

0,074×0.0025

¿0,033 m/s Q=V × A

¿0,033×0,0018

¿0,059m3/s

2. Kemiringan saluran (S) 0.0050 C= 157.6

1+ m

R
(33)

24

¿ 157.6 1+ 2.36

0,011

¿6,676 m/s V=C

RS

¿6,676

0,073×0.0050

¿ 0,049 m/s Q=V × A

¿0,049×0.0019

¿0.00017 m3/s

3. Kemiringan saluran (S) 0.0075 C= 157.6

1+ m

R

¿ 157.6 1+ 2.36

0,010

¿6.511 m/s V=C

RS

¿6.511

0,073×0.0075

¿ 0,057 m/s Q=V × A

¿0,057×0.0018

¿0,00010 m3/s

4. Kemiringan saluran (S) 0.0100 C= 157.6

1+ m

R

¿ 157.6 1+ 2.36

0,011

¿8.017 m/s V=C

RS

¿8,017

0,019×0.0100

¿0,082 m/s Q=V × A

(34)

¿0.082×0.0018

¿0.00015 m3/s

3.9 Hasil Perhitungan Powell

Perhitungan powell menggunakan koefisien 0.0002, yang didapatkan dari tabel harga kekasaran powell.

1. Dasar Saluran (S) 0.0025 C=49 log

(

Rε

)

¿49 log

(

0.00020,010

)

¿83,971m/s

V=C

RS

¿83,971

0,073×0.0025

¿0,628 m/s Q=V × A

¿0,427×0,0018

¿ 0,00120 m3/s

2. Dasar Saluran (S) 0.0050 C=49 log

(

Rε

)

¿49 log

(

0.00020,011

)

¿ 85,971 m/s V=C

RS

¿85,971

0,073×0.0050

¿0,628 m/s Q=V × A

¿20,628×0,0019

¿ 0,00121 m3/s

3. Dasar Saluran (S) 0.0075 C=49 log

(

Rε

)

(35)

26

¿49 log

(

0.00020,010

)

¿83,971 m/s V=C

RS

¿83,971

0,073×0.0075

¿0,740 m/s

Q=V × A

¿0,740×0,184

¿ 0,00133m3/s

4. Dasar Saluran (S) 0.0100 C=49 log

(

Rε

)

¿49 log

(

0.00020,011

)

¿84,349 m/s V=C

RS

¿84,349

0,019×0.0100

¿0,866 m/s Q=V × A

¿0,866×0,0018

¿ 0,00159 m3/s

3.10 Perhitungan Subtitusi Chezy – Manning

Perhitungan subtitusi chezy-manning menggunakan koefisien manning (n) 0.01, didapatkan dari tabel harga kekasaran.

1. Dasar Saluran (S) 0.0025 C=R1/6

n

¿0,0101/6 0.0010

¿466,789m/s V=C

RS
(36)

¿466,789

0,074×0.0025

¿2,374m/s Q=V × A

¿2,374×0,0018

¿0,00427m3/s

2. Dasar Saluran (S) 0.0050 C=R1/6

n

¿0,0111/6 0.0010

¿470,855 m/s V=C

RS

¿470,855

0,073×0.0050

¿3,476m/s Q=V × A

¿3,476×0,0019

¿0,00665 m3/s

3. Dasar Saluran (S) 0.0075 C=R1/6

n ¿0,0101/6

0.0010

¿466,789m/s V=C

RS

¿466,789

0,073×0.0075

¿4,112m/s Q=V × A

¿4,112×0.0018=0,0074 m3/s 4. Dasar Saluran (S) 0.0100

C=R1/6 n ¿0,0111/6

0.0010 ¿468,172m/s V=C

RS

¿468,172

0,019×0.0100

¿4,804m/s Q=V × A

¿4,804×0,018

¿0,00883m3/s

(37)

28

(38)

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan laporan praktikum hidrolika yang telah disusun dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengertian Hidrolika: Hidrolika adalah cabang ilmu yang mempelajari mekanika fluida, baik dalam kondisi statis maupun dinamis. Ilmu ini diterapkan pada berbagai sistem seperti saluran terbuka, pipa, dan waduk untuk mengelola dan memahami perilaku aliran air.

2. Metode Praktikum: Metode yang digunakan mencakup pengujian pada saluran terbuka kaca, ambang lebar, ambang tajam, pelimpah segitiga, dan pintu sorong. Setiap metode dirancang untuk mengevaluasi perilaku aliran air pada kondisi tertentu.

3. Alat dan Bahan: Alat yang digunakan meliputi flume test, stopwatch, ember, gelas ukur, bola pingpong, penggaris/meteran, dan pompa. Alat-alat ini membantu dalam pengukuran debit, kecepatan, serta variabel lain yang relevan dengan hidrolika.

4. Pengaruh Kemiringan Saluran: Kemiringan saluran secara langsung mempengaruhi kecepatan aliran air. Semakin besar kemiringan, semakin tinggi kecepatan aliran yang dihasilkan, sebagaimana dibuktikan dalam hasil pengujian.

5. Perhitungan Debit: Debit aliran pada berbagai struktur dicatat sebagai berikut:

a. Ambang lebar : 0,2779 m³/s.

b. Ambang tajam : 0,0790 m³/s.

c. Pelimpah segitiga : 0,05946 m³/s.

d. Pintu sorong : 0,0906 m³/s.

29

(39)

29

4.2 Saran

Berdasarkan praktikum yang telah saya lakukan di laboratorium teknik sipil, ada beberapa saran yaitu sebagai berikut :

1. Dalam pembuatan saluran terbuka sebaiknya terlebih dahulu diperhatikan tujuan tertentu yang diinginkan, sehingga didapat saluran yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai.han yang akan dipakai dengan tingkat ketahanan yang diperlukan untuk

2. Dari data kegiatan yang telah saya lakukan ketika praktikum di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Yapis Papua, pada percobaan pengujian memiliki data hasil praktikum yang kurang maksimum, untuk itu kedepannya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap metode pelimpah segiempat untuk mendapatkan hasil perhitungan yang optimal.

3. Prosedur pengujian sebaiknya dijlaskan secara rinci agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum.

4. Pada saat sebelum praktikum dilaboratorium sebaiknya diadakan pembekalan terlebih dahulu agar pada saat praktikum mahasiswa dapat memahami prosedur-prosedur percobaan yang akan dilakukan.

5. Alat-alat dilaboratorium mohon lebih diperhatikan lagi karena pada salah satu alat mengalami kendala pada saat mau praktikum.

(40)

Canona, Lucio. 1996. Memahami Hidraulika. Penerbit Angkasa, Bandung.

Chow, VT. (1959). Hidrolika Saluran Terbuka. Terjemahan oleh EV Nensi Rosalina. 1989. Erlangga. Surabaya.

Kamiana, I. made. (2011). Teknik perhitungan debit rencana bangunan air (Pertama). Graha Ilmu.

Suripin. (2019). Mekanika Fluida dan Hidraulika Saluran Terbuka untuk Teknik Sipil (E. Kurnia (ed.)). Andi.

Seyhan, Ersin 1977. Dasar-Dasar Hidrologi, (Fundamentals Of Hydrology). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Soemarto, 1999. Hidrologi Teknik. Jakarta : Erlangga.

Triatmodjo, Bambang 2015. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset Yogyakarta.

Ven The Chow, 1997. Hidraulika Saluran Terbuka, (Open Chanel Hydraulics). Erlangga Jakarta.

30

(41)

LAMPIRAN

(42)

LAMPIRAN GAMBAR 1 MENGUKUR KEDALAMAN MUKA AIR

Nama : Muhammad Zulkifli

Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil – Universitas Yapis Papua Jayapura Tanggal : Sabtu, 23 Oktober 2024

Kota : Jayapura, Papua

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023

LAMPIRAN GAMBAR 2 PELETAKAN AMBANG TAJAM

Nama : Muhammad Zulkifli

Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil – Universitas Yapis Papua Jayapura Tanggal : Sabtu , 23 Oktober 2024

Kota : Jayapura, Papua

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2024

(43)

xi

LAMPIRAN GAMBAR 3 PENGUKURAN WAKTU TEMPUH

Nama : Muhammad Zulkifli

Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil – Universitas Yapis Papua Jayapura Tanggal : Sabtu, 23 Oktober 2024

Kota : Jayapura, Papua

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2024

LAMPIRAN GAMBAR 4 PENGUKURAN DEBIT MANUAL

Nama : Muhammad Zulkifli

Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil – Universitas Yapis Papua Jayapura Tanggal : Sabtu, 23 Oktober 2024

Kota : Jayapura, Papua

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023

(44)

LAMPIRAN TABEL 1 DATA SALURAN TERBUKA KACA

Nama : Muhammad Zulkifli

Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil – Universitas Yapis Papua Jayapura Tanggal : Sabtu, 23 Oktober 2024

Kota : Jayapura, Papua

Data kemiringan saluran

T1 T2 T (cm) L (cm) S

1 0 1 4 0.25

2 0 2 4 0.5

3 0 3 4 0.75

4 0 4 4 1

T1 = Tinggi Titik Awal T1 = Tinggi Titik Akhir L = Panjang Saluran S =௅ ௅ ௅ ௅ ௅

x 100%

LAMPIRAN TABEL 2 DATA SALURAN TERBUKA KACA

Nama : Muhammad Zulkifli

Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil – Universitas Yapis Papua Jayapura Tanggal : Sabtu, 23 Oktober 2024

Kota : Jayapura, Papua

Data pengukuran waktu tempuh (t)

S t1 t2 t3 t4 t5 Rata-rata

0.0025 7.81 7.65 7.01 7.16 7.09 7.344

0.0050 7.9 7.34 6.84 7.09 7.18 7.270

0.0075 7.34 7 7.66 7.33 7.4 7.346

0.0100 6.84 7.1 7.17 7.09 7.09 7.058

Rerata (Detik)

7.2545

LAMPIRAN TABEL 3 DATA SALURAN TERBUKA KACA

Nama : Muhammad Zulkifli

Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil – Universitas Yapis Papua Jayapura Tanggal : Sabtu, 23 Oktober 2024

Kota : Jayapura, Papua

Data pengukuran kedalaman air (h)

S h1 h2 h3 h4 Rata-rata Rerata (m)

0.0025 0.013 0.012 0.012 0.011 0.012

0.0050 0.014 0.012 0.013 0.012 0.013

0.0075 0.014 0.012 0.011 0.011 0.012

0.0100 0.014 0.012 0.012 0.011 0.012

0.01225

(45)

xiii

LAMPIRAN TABEL 4 DATA SALURAN TERBUKA KACA

Nama : Muhammad Zulkifli

Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil – Universitas Yapis Papua Jayapura Tanggal : Sabtu, 23 Oktober 2024

Kota : Jayapura, Papua

Data pengukuran debit manual

Volume T Volume T Volume T Volume T

1000 1.08 1210 1.1 1110 1.15 1020 1.08 1150 1.14 1310 1.11 1510 1.26 1250 1.19 1250 1.36 1370 1.26 1530 1.38 1550 1.26 1450 1.53 1500 1.35 1620 1.45 1640 1.35 1480 1.41 1530 1.38 1730 1.53 1750 1.5

S = 0,0025 S = 0,0050 S = 0,0075 S = 0,0100

LAMPIRAN TABEL 5 DATA SALURAN TERBUKA KACA

Nama : Muhammad Zulkifli

Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil – Universitas Yapis Papua Jayapura Tanggal : Sabtu, 23 Oktober 2024

Kota : Jayapura, Papua

Data hasil pengukuran debit manual

S 1 2 3 4 5

0.0025 925.9259259 1008.77193 919.117647 947.712418 1049.64539 0.0050 1100 1180.18018 1087.301587 1111.111111 1108.695652 0.0075 965.2173913 1198.412698 1108.695652 1117.241379 1130.718954 0.0100 944.4444444 1050.420168 1230.15873 1214.814815 1166.666667

Debit(liter/detik)

970.2346622 1117.457706 1104.057215 1121.300965

970.2346622 1117.457706 1104.057215 1121.300965 Rata-rata

LAMPIRAN TABEL 6 DATA SALURAN TERBUKA KACA

Nama : Muhammad Zulkifli

Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil – Universitas Yapis Papua Jayapura Tanggal : Sabtu, 23 Oktober 2024

Kota : Jayapura, Papua

Data penampang saluran

S h b ( lebar ) A = b.h P = b+2h

0.0025 0.012 0.15 0.0018 0.174

0.0050 0.013 0.15 0.0019 0.176

0.0075 0.012 0.15 0.0018 0.174

0.0100 0.012 0.15 0.0018 0.175

Jari- jari ( R A/P ) 0.0103 0.0109 0.0103 0.0105

Referensi

Dokumen terkait

pada saluran irigasi/ saluran terbuka, debit aliran dapat dihitung dengan meghitung kecepatan aliran dan luas penampang basah saluran tersebut... Menggunakan current

Daya penggerak aliran air dalam saluran terbuka dengan permukaan bebas (tekanan atmosfir) adalah gaya gravitasi; dengan kata lain air digerakan oleh kemiringan

Model saluran terbuka pemodelan fisik untuk mempelajari debit keluaran yang terjadi pada alat ukur debit dengan saluran lurus 180 derajat yang dilakukan di

Pada aliran bebas debit air yang melalui terowongan diperhitungkan sama dengan aliran. pada

pelimpah ………...V-11 Gambar 5.7 Koordinat penampang memanjang ambang pengatur debit pada bangunan pelimpa.……….…..V-13 Gambar 5.8 Skema bagian transisi saluran pengarah

Selain itu, ambang juga dapat digunakan untuk menentukan debit air yang mengalir pada

Hasil Pengukuran Debit Aliran Melalui Pintu Tegak (Sluice Gate) dengan Yg

dianjurkan untuk merencana alat ukur Parshall aliran nonmoduler karena diperlukan banyak waktu untuk menangani dua tinggi energi/head, dan pengukuran menjadi tidak teliti... ALAT