PERTEMUAN KE-2
SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA
HIDROLIKA TERAPAN
Bangunan Ukur Debit
Cypoletti
Ambang lebar
BANGUNAN UKUR DEBIT
Agar pengelolaan air irigasi menjadi efektif, maka debit harus
diukur (dan diatur) pada hulu saluran primer, pada cabang saluran dan pada bangunan sadap tersier.
BANGUNAN UKUR DEBIT
Rekomendasi penggunaan bangunan tertentu didasarkan pada faktor penting antara lain :
Kecocokan bangunan untuk keperluan pengukuran debit Ketelitian pengukuran di lapangan
Bangunan yang kokoh, sederhana dan ekonomis Rumus debit sederhana dan teliti
Operasi dan pembacaan papan duga mudah Pemeliharaan sederhana dan murah
BANGUNAN UKUR DEBIT
Ada parameter penentuan jenis bangunan ukur dan pokok perencanaan.
BANGUNAN PENGUKUR DEBIT (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) KETERANGAN M E NG UK U R S AJ A ALAT UKUR AMBANG LEBAR 1,6 2 % 0,1 h1 sampai 0,33 h1 + + + 1 rendah Dianjurkan untuk pengukur debit jika muka air harus tetap bebas
ALAT UKUR
CIPOLETTI 1,5 5 %
h1 +
0,05 m - - - - 1 sedang Tidak dianjurkan
(2) = % kesalahan dalam table debit (3) = Kehilangan energy yang diperlukan pada h1 (4) = Kemampuan melewatkan sedimen (5) = Kemampuan melewatkan benda-benda hanyut (6)= Jumlah bacaan papan duga pada aliran moduler (7) = Biaya pembuatan relative + + baik sekali + baik - + memadai - tidak memadai - - jelek ALAT UKUR PARSHALL 1,6 3 % 0,5 h1 sampai 0,2 h1 + + + 1 Sangat mahal Tidak dianjurkan M E NG UK U R DAN M E NG AT UR ALAT UKUR
ROMYN 1,6 3 % 0,03 h1 + + 1 atau 2 mahal
Dianjurkan jika U harus 1,6 ALAT UKUR CRUMP DE GRUYTER 0,5 3 % ≤ h1 W W = bukaan pintu - + - 2 sedang Dianjurkan jika U harus 0,5 ORIFIS DENGAN TINGGI ENERGI TETAP 0,5 >7% > 0,03 m - - - 3 Paling mahal Tidak dianjurkan ALAT UKUR LONG THROATED FLUME 0,5 – 2,5 >2 % > 0,03 m + + + 1 sedang Dianjurkan jika tersedia cukup untuk ruang mendapatkan aliran yang stabil sebelum masuk flume b p bc papan duga ambang peralihan penyempitan
leher peralihanpelebaran
saluran hulu saluran (1)= Eksponen U dalam Q = K h1U
ALAT UKUR AMBANG LEBAR
Bangunan ukur ambang lebar dianjurkan karena bangunan ini
kokoh dan mudah dibuat. Karena bisa mempunyai berbagai bentuk mercu, bangunan ini mudah disesuaikan dengan tipe saluran apa saja.
Hubungan tunggal antara muka air hulu dan debit
mempermudah pembacaan debit secara langsung dari papan duga, tanpa memerlukan tabel debit.
ALAT UKUR AMBANG LEBAR
Alat ukur ambang lebar dengan mulut pemasukan yang dibulatkan
Alat ukur ambang lebar dengan pemasukan bermuka datar dan peralihan penyempitan
ALAT UKUR AMBANG LEBAR – PERENCANAAN HIDROLIS
Persamaan debit untuk alat ukur ambang lebar dengan bagian pengontrol segi empat adalah:
50 . 1 1
3
/
2
3
/
2
g
b
h
C
C
Q
=
d v c Q = debit m3/dt Cd = koefisien debit Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L, for 0,1 < H1/L < 1,0H1 adalah tinggi energi hulu, m
L adalah panjang mercu, m
Cv = Koefisien kecepatan datang
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (≈ 9,8)
bc = lebar mercu, m
h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang
ALAT UKUR AMBANG LEBAR – PERENCANAAN HIDROLIS
Harga koefisien kecepatan datang dapat dicari dari Gambar di samping, yang memberikan harga – harga Cv untuk berbagai bentuk bagian pengontrol.
ALAT UKUR AMBANG LEBAR – BENTUK TRAPESIUM
Q = Cd {bcyc + mc2} {2g (H
1 – yc)0,5
Dimana :
bc = lebar mercu pada bagian pengontrol, m
yc = kedalaman air pada bagian pengontrol, m
ALAT UKUR CIPOLETTI
Alat ukur Cipoletti merupakan penyempurnaan alat ukur
ambang tajam yang dikontraksi sepenuhnya. Alat ukur Cipoletti memiliki potongan pengontrol trapesium, mercunya horisontal dan sisi-sisinya miring ke
samping dengan kemiringan 1 vertikal banding ¼ horisontal
ALAT UKUR CIPOLETTI-PERENCANAAN HIDROLIS
Persamaan debit untuk alat ukur Cipoletti adalah di mana:
Q = debit, m3/dt
Cd = koefisien debit (» 0,63)
Cv = koefisien kecepatan datang g= koefisien gravitasi m/dt2 (» 9,8) b = lebar mercu, m
h1 = tinggi energi hulu, m
5 , 1 1
2
2/3
Cv
Cd
Q
=
g
b
h
ALAT UKUR CIPOLETTI – KARAKTERISTIK BANGUNAN
1. Bangunan ini sederhana dan mudah dibuat.
2. Biaya pelaksanaannya tidak mahal.
3. Jika papan duka diberi skala liter, para petani pemakai air dapat mencek persediaan air mereka.
4. Sedimentasi terjadi di hulu bangunan, yang dapat mengganggu berfungsinya alat ukur; benda-benda
yang hanyut tidak bisa lewat dengan mudah, ini daat menyebabkan kerusakan dan mengganggu ketelitian pengukuran debit.
5. Pengukuran debit tidak mungkin dilakukan jika muka air hilir naik di atas elevasi ambang bangunan
ukur tersebut.
6. Kehilangan tinggi energi besar sekali dan khususnya di daerah-daerah datar, di mana kehilangan tinggi
ALAT UKUR CIPOLETTI – PENGGUNAAN
Alat ukur Cipoletti yang dikombinasi dengan pintu sorong sering dipakai sebagai bangunan sedap tersier.
Karena jarak antara pintu dan bangunan ukur jauh, eksploitasi pintu menjadi rumit.
Oleh sebab itu, lebih dianjurkan untuk memakai bangunan kombinasi.
Pemakaian alat ukur ini tidak lagi dianjurkan, kecuali di lingkungan laboratorium.
ALAT UKUR PARSHALL
Alat ukur parshall adalah alat ukur yang sudah diuji secara laboratoris untuk mengukur aliran dalam saluran terbuka.
Bangunan itu terdiri dari sebuah peralihan penyempitan dengan lantai yang datar, leher dengan lantai miring ke bawah, dan
ALAT UKUR PARSHALL
karena lereng-lereng lantai yang tidak konvensional ini, aliran tidak diukur dan diatur di dalam leher, melainkan didekat ujung lantai
datar peralihan penyempitan.
Dengan adanya lengkung garis aliran tiga-dimensi pada bagian pengontrol ini, belum ada teori hidrolika untuk menerangkan
aliran melalui alat ukur Parshall: Tabel debit hanya dapat diperoleh lewat pengujian di laboratorium.
ALAT UKUR PARSHALL – KARAKTERISTIK BANGUNAN
Alat ukur Parshall merupakan bangunan pengukur yang teliti dan andal serta memiliki kelebihan-kelebihan berikut :
1. Mampu mengukur debit dengan kehilangan tinggi energi yang relatif kecil,
2. Mampu mengukur berbagai besaran debit aliran bebas, dengan air hilir yang relatif
dalam dengan satu alat ukur kedalaman air,
3. Pada dasarnya bangunan ini dapat bebas dengan sendirinya dari benda-benda yang
hanyut, karena bentuk geometrinya dan kecepatan air pada bagian leher,
4. Tak mudah diubah-ubah oleh petani untuk mendapatkan air diluar jatah,
5. Tidak terpengaruh oleh kecepatan datang, yang dikontrol secara otomatis jika flum
dibuat sesuai dengan dimensi standar serta hanya dipakai bila aliran masuk seragam, tersebar merata dan bebas turbulensi.
ALAT UKUR PARSHALL - KELEMAHAN
1. Biaya pelaksanaannya lebih mahal dibanding alat ukur lainnya,
2. Tak dapat dikombinasi dengan baik dengan bangunan sadap karena aliran masuk harus
seragam dan permukaan air relatip tenang,
3. Agar dapat berfungsi dengan memuaskan, alat ukur ini harus dibuat dengan teliti dan
seksama. Bila alat ukur/flum tidak dibuat dengan dimensi yang tepat, maka tabel debitnya tidak ada.
4. Terutama untuk alat ukur kecil, diperlukan kehilangan tinggi energi yang besar untuk
pengukuran aliran moduler. Walaupun sudah ada kalibrasi tenggelam, tapi tidak
dianjurkan untuk merencana alat ukur Parshall aliran nonmoduler karena diperlukan banyak waktu untuk menangani dua tinggi energi/head, dan pengukuran menjadi tidak teliti.
ALAT UKUR CRUMP DE GRUYTER
Alat ukur Crump – de Gruyter yang dapat diatur adalah long
throated flume yang dipasangi pintu sorong vertikal yang searah
aliran (streamline). Pintu ini merupakan modifikasi/penyempurnaan modul proporsi yang dapat disetel (adjustable proportional
module), yang diperkenalkan oleh Crump pada tahun 1922. De Gruyter (1926) menyempurnakan trase flum tersebut dan
mengganti “blok – atap” (roof block) seperti yang direncanakan oleh Crump dengan pintu sorong yang dapat disetel. Bangunan yang dihasilkan dapat dipakai baik untuk mengukur maupun
ALAT UKUR CRUMP DE GRUYTER – PERENCANAAN HIDROLIS
Rumus debit untuk alat ukur Crump – de Gruyter adalah : dimana : Q = debit m3/dt Cd = koefisien debit (= 0,94) b = lebar bukaan, m w = bukan pintu, m (w ≤ 0,63 h1) g = percepatan gravitasi, m/dt2 (≈ 9,8) h1 = tinggi air diatas ambang, m
) ( 2g h1 w w b C Q= d −
ALAT UKUR CRUMP DE GRUYTER – KARAKTERISTIK ALAT
b ≥ Qmax / 1.56 h1 (3/2)
secara teori b minimum diperbolehkan sebesar 0.20 m, tetapi untuk kemudahan pembuatannya di lapangan ditentukan b