• Tidak ada hasil yang ditemukan

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Boks 1.

TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

TABEL INPUT OUTPUT

Tabel Input-Output (Tabel I-O) merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antara sektor yang satu dengan sektor yang lain dalam suatu wilayah dengan periode waktu tertentu. Tabel ini merupakan alat yang efektif untuk menganalisis dan memproyeksi perekonomian dalam suatu perencanaan pembangunan, dan dapat juga dijadikan landasan untuk menilai dan mengetahui berbagai kelemahan data-data statistik lainnya. Tabel Input-Output Provinsi Jambi tahun 2007 terdiri dari 70 klasifikasi sektor ekonomi.

TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 Output dan Nilai Tambah Bruto

Output merupakan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor-sektor ekonomi yang ada di Jambi sedangkan input dalam tabel Input-Output dibagi menjadi dua yaitu input antara dan input primer. Input antara mencakup penggunaan berbagai barang dan jasa oleh suatu sektor dalam kegiatan produksi. Barang dan jasa tersebut berasal dari produksi sektor-sektor lain, dan juga produksi sendiri sehingga penggunaan input antara dapat diterjemahkan sebagai keterkaitan antara sektor. Input primer atau lebih dikenal dengan Nilai Tambah Bruto (NTB) merupakan balas jasa yang diberikan kepada faktor-faktor produksi yang berperan dalam proses produksi. Balas jasa tersebut mencakup upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung. Besarnya NTB di tiap-tiap sektor ditentukan oleh besarnya output (nilai produksi) yang dihasilkan serta jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Oleh sebab itu, suatu sektor yang memiliki output yang besar belum tentu memiliki nilai tambah yang besar tergantung biaya produksi yang dikeluarkan.

Berdasarkan tabel Input-Ouput Provinsi Jambi tahun 2007, sektor pertambangan minyak dan gas merupakan sektor terbesar yang memberikan sumbangan dalam pembentukan output keseluruhan di Provinsi Jambi. Output sektor tersebut menyumbang sebesar Rp7.428,71 miliar atau memberikan andil 12,02%, kemudian diikuti oleh sektor bangunan dan perdagangan dengan nilai output masing-masing Rp5.942,35 (pangsa 9,61%) miliar dan Rp3.671,95 miliar (pangsa 5,94%).

(2)

Berdasarkan NTB, sektor pertambangan minyak dan gas juga menjadi sektor dengan nilai NTB terbesar, yaitu Rp7,41 miliar (pangsa 16,33%) diikuti oleh bangunan Rp5,17 miliar (11,39%) dan pemerintahan dan pertahanan Rp3,08 miliar (6,79%). Sektor perdagangan yang memiliki pangsa untuk ouput sebesar 5,94% ternyata pangsa output NTBnya lebih kecil, yaitu 5,16%. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor ini membutuhkan biaya produksi yang tinggi.

Tabel 1. Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Output

Tabel 2. Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Nilai Tambah Bruto Nama Sektor Nilai (Juta Rp)

Pertambangan Migas 7,428,710.49 Bangunan 5,942,351.61 Perdagangan 3,671,951.08 Pemerintahan dan Pertahanan 3,102,603.56

Industri Brng dr Karet & Plastik

2,996,963.43

Industri Crude Palm Oil 2,620,909.91 Perkebunan Karet 2,446,015.80 Angkutan Jalan Raya 2,232,141.68 Industri Kayu Lapis 2,118,164.29 Industri Penggilingan Padi 1,822,090.56

Jumlah 34,381,902.41

Sektor lainnya 27,446,167.58 Total Output 61,828,069.99

Nama Sektor Nilai (Juta Rp) Pertambangan Migas 7,409,135 Bangunan 5,170,415 Pemerintahan dan Pertahanan 3,080,377 Perdagangan 2,341,738 Industri Brng dr Karet dan

Plastik

2,120,298

Industri Crude Palm Oil 1,584,422 Angkutan Jalan Raya 1,435,308 Perkebunan Karet 1,241,404 Industri Kayu Lapis 1,158,034

Industri Penggilingan Padi

1,139,315

Jumlah 26,680,446

Sektor lainnya 18,703,311 Total NTB 45,383,757

Struktur Permintaan dan Penawaran

Permintaan akan barang dan jasa dibedakan antara permintaan oleh sektor-sektor produksi untuk proses produksi yang disebut permintaan antara dan permintaan oleh konsumen akhir yang disebut permintaan akhir. Permintaan antara atau yang juga disebut juga dengan input antara adalah permintaan dari sektor-sektor produksi, sedangkan permintaan akhir mencakup pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok, ekspor dan impor.

Pada Tahun 2007, permintaan terhadap barang dan jasa di Provinsi Jambi mencapai Rp74.682.928 juta. Berdasarkan komposisi permintaan, mayoritas permintaan berasal dari permintaan akhir domestik (50,85% dari total permintaan), kemudian diikuti oleh ekspor (27,13% dari total permintaan) dan permintaan antara (22,02% dari total permintaan). Sektor bangunan serta listrik dan air minum adalah sektor yang sebagian besar dikonsumsi oleh pengguna akhir domestik. Sementara sektor pertambangan adalah sektor yang mayoritas dijadikan sebagai komoditi ekspor

(3)

sedangkan sektor lembaga keuangan, persewaan, bangunan dan jasa perusahaan sebagian besar digunakan untuk permintaan antara.

Apabila dilihat dari sisi penawarannya, barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh permintaan sebagian besar (82,79%) didapatkan dari produksi domestik dan sisanya didapatkan dari impor (baik luar daerah maupun luar negeri). Sektor yang memiliki ketergantungan terbesar terhadap impor adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 41,75% dari total permintaan. Industri yang memiliki ketergantungan impor tertinggi adalah untuk industri pengilangan migas (84,83%). Hal ini disayangkan karena hasil pertambangan migas yang diperoleh Provinsi Jambi kemudian dijadikan komoditi ekspor lalu diimpor oleh Jambi dalam bentuk hasil industri pengilangan minyak dari luar daerah atau luar negeri. Sementara itu, untuk memenuhi permintaan sektor pertanian, hanya 9,35% yang dipenuhi oleh impor, dan jika dirinci lebih lanjut, sektor pertanian yang paling bergantung kepada impor adalah untuk peternakan.

Tabel 3. Struktur Permintaan dan Penawaran Menurut Sektor Ekonomi tahun 2007 (%) P. Antara P. Akhir

Domestik Ekspor Jumlah Impor

Produksi

Domestik Jumlah

Pertanian 31.11 37.99 30.90 100 9.35 90.65 100

Pertambangan & Penggalian 3.98 3.11 92.91 100 - 100.00 100

Industri Pengolahan 23.55 51.34 25.12 100 41.75 58.25 100

Listrik dan Air Minum 29.64 70.36 - 100 5.26 94.74 100

Bangunan 4.99 95.01 - 100 - 100.00 100

Perdagangan Hotel & Restoran 20.80 54.78 24.42 100 - 100.00 100

Angkutan dan Komunikasi 26.81 59.84 13.35 100 0.74 99.26 100

Lembaga Keu, Persewaan, Bangunan & Jasa Perusahaan 70.44 29.56 - 100 0.35 99.65 100

Jasa – Jasa 7.80 92.20 - 100 - 100.00 100 J U M L A H (%) 22.02 50.85 27.13 100 17.21 82.79 100 J U M L A H (Rp Juta) 16,444,313 37,979,291 20,259,324 74,682,928 12,854,858 61,828,070 74,682,928 Penawaran Nama Sektor Permintaan

Pengguna Permintaan Akhir

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa jumlah penawaran (output domestik dan impor) sebenarnya digunakan dalam proses produksi (permintaan antara) dan permintaan akhir (final demand) yang komponennya terdiri dari konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintahan, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan net ekspor. Total permintaan untuk permintaan akhir adalah Rp58.238,62 triliun. Dari jumlah tersebut, mayoritas digunakan untuk konsumsi rumah tangga (47,6%), diikuti dengan ekspor (34,79%) dan konsumsi pemerintah (10,36%).

(4)

Tabel 4. Komposisi Permintaan Akhir Menurut Komponen Tahun 2007 No Komponen Penggunaan Nilai (Miliar Rp) Distribusi (%)

1 Konsumsi Rumah Tangga 27,727,226 47.61 2 Konsumsi Pemerintah 6,035,531 10.36 3 Pembentukan Modal 3,360,929 5.77

4 Perubahan Stok 855,606 1.47

5 Ekspor 20,259,324 34.79

Jumlah Permintaan akhir 58,238,616 100.00

Pengganda Output (Output Multiplier)

Angka pengganda output sebuah sektor adalah nilai total dari output atau produksi yang dihasilkan oleh perekonomian untuk memenuhi (atau akibat) adanya perubahan satu unit uang permintaan akhir sektor tersebut. Pengaruh pengganda permintaan akhir menjelaskan jumlah kebutuhan input

langsung dan tidak langsung dari semua sektor untuk menghasilkan satu-satuan output. Analisis pengganda dalam tabel input-output digunakan untuk menentukan tingkat ketergantungan dari beberapa sektor ekonomi. Suatu sektor dengan koefisien pengganda yang besar mencerminkan bahwa sektor tersebut mempunyai hubungan yang kuat dengan sektor lain.

Berdasarkan tabel Input-Ouput provinsi Jambi tahun 2007 angka pengganda output tertinggi adalah untuk sektor industri pengilangan migas, diikuti dengan industri makanan lainnya. Hal ini mengindikasikan jika terjadi pengembangan untuk berinvestasi pada sektor industri pengilangan migas maka akan berpengaruh relatif lebih besar terhadap output perekonomian Provinsi Jambi.

Analisis Keterkaitan

Analisis keterkaitan digunakan untuk mengukur kaitan kegiatan ekonomi antar sektor dalam suatu wilayah. Analisis keterkaitan antara sektor-sektor produksi dapat dilihat dari dua sisi, yakni dari sisi keterkaitan ke belakang (backward linkages) dan dari sisi keterkaitan ke depan (forward linkages).

Tabel 5. Output Multiplier

Sektor Peringkat

Industri Pengilangan Migas 1 Industri Makanan Lainnya 2

Bank 3

Perdagangan 4

(5)

Keterkaitan ke belakang menunjukan daya penyebar, artinya kalau terjadi peningkatan permintaan akhir terhadap suatu sektor tertentu maka sektor tersebut akan mendorong peningkatan output semua sektor. Nilai

backward linkage menunjukkan

seberapa besar pengaruh ke belakang (hulu) suatu sektor. Jika nilai backward linkage suatu sektor tinggi maka menunjukkan bahwa sektor tersebut sangat penting kedudukannya terutama dalam menyediakan bahan masukan (input) yang diperlukan sektor tersebut oleh sektor-sektor terkait kepadanya.

Sektor yang mempunyai nilai indeks lebih besar dari satu menunjukkan bahwa sektor tersebut membutuhkan input dari sektor-sektor lain di atas rata-rata seluruh sektor. Perkebunan karet adalah sektor yang memiliki nilai backward linkage secara total tertinggi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya input perkebunan karet yang diperoleh dari sektor lain seperti karet itu sendiri, industri kimia, industri pengilangan migas, industri pupuk, bank, angkutan jalan raya, dsb. Tingginya ketergantungan akan sektor lain menyebabkan jika terjadi kenaikan permintaan perkebunan karet maka akan mendorong meningkatnya permintaan input dari sektor-sektor lainnya, yang kemudian sektor-sektor lain tersebut meningkatkan ouput mereka yang juga memerlukan tambahan input. Akhirnya seluruh sektor ekonomi akan meningkat sebesar koefisen backward linkage sektor ini.

Pada sisi lain, keterkaitan ke depan (forward linkages) menunjukkan derajat kepekaan suatu sektor tertentu terhadap permintaan akhir semua sektor-sektor lainnya. Forward linkage menggambarkan dampak sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan ouput sektor-sektor

tersebut sebagai input antara per unit kenaikan permintaan akhir. Nilai forward

linkage menunjukkan seberapa besar pengaruh ke depan (hilir) suatu sektor. Jika nilai forward linkage suatu sektor tinggi maka menunjukkan sektor tersebut banyak

diperlukan oleh kegiatan sektor lain sebagai input kegiatan produksi sektor-sektor lain di atas rata-rata seluruh sektor sehingga sektor-sektor yang demikian ini harus mendapat perhatian serius.

Tabel 6. Backward Linkage

Sektor Peringkat Perkebunan Karet 1 Jasa Persewaan 2 Air Minum 3 Lembaga Keuangan 4 Industri Penggergajian 5 Restoran 6

Tabel 7. Forward Linkage

Sektor Peringkat

Industri Pengilangan Migas 1 Industri Makanan Lainnya 2

Bank 3

Perdagangan 4

Pertambangan Migas 5 Industri Barang dari Logam 6

(6)

Industri pengilangan migas adalah sektor yang memiliki nilai forward linkage secara total tertinggi. Enam puluh sembilan dari tujuh puluh sektor yang ada membutuhkan output hasil industri pengilangan migas sebagai input mereka. Beberapa sektor yang menggunakan output industri migas dengan cukup besar adalah angkutan jalan raya, air minum, angkutan laut, angkutan udara, listrik. Tingginya ketergantungan terhadap sektor pengilangan migas menyebabkan sektor ini menjadi sektor kunci padahal kondisi saat ini untuk memenuhi permintaan akan industri hasil pengilangan migas masih bergantung pada impor (84,83%).

REKOMENDASI

1. Tabel Input-Output menyediakan data keterkaitan antar sektor ekonomi di suatu daerah. Jadi kunci utama dalam penyusunan Tabel IO adalah terletak pada bagaimana mengaitkan suatu sektor dengan sektor lainnya. Oleh sebab itu, diperlukan suatu pembatasan yang jelas dari sektor ekonomi yang dipergunakan.

Sebaiknya dibuatkan suatu pembatasan sampai sejauh manakah suatu komoditi dapat dikatakan sebagai output dari suatu sektor. Dan jika relevansi antara suatu komoditi dan sektornya sudah terlalu jauh, mungkin sebaiknya dikategorikan dalam sektor yang lain.

2. Dalam rangka memberikan gambaran yang lebih komprehensif, sebaiknya penyusunan Tabel IO pada periode yang mendatang dapat memperluas sektor ekonomi yang diamati sehingga hasil yang didapatkan lebih optimal. Namun demikian, penambahan sektor ekonomi tersebut jangan sampai terjadi

overlapping atau kekosongan kategori (ada sektor yang belum diakomodasi)

akibat dari perubahan struktur ekonomi Provinsi Jambi di masa yang akan datang.

Gambar

Tabel 1. Sepuluh Sektor Terbesar Menurut  Peringkat Output
Tabel 4. Komposisi Permintaan Akhir Menurut Komponen Tahun 2007  No Komponen Penggunaan Nilai (Miliar Rp) Distribusi (%)

Referensi

Dokumen terkait

Jika dihubungkan dengan keefektifan pengendalian intern dan reward yang ada di perusahaan, maka apabila individu memiliki perilaku yang berasal dari faktor internal ada atau tidaknya

Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pada aspek input yaitu belum tersedianya tenaga surveilans, epidemiologi, dan kesehatan reproduksi, belum adanya

Berdasarkan data BPS Kota Bogor, sektor kedua yang dominan dalam pembentukan PDRB Kota Bogor periode 2005-2009 adalah sektor industri pengolahan dengan laju 27,97 %. Pada

Hasil analisis regresi berganda terhadap hipotesis H2c yang menyatakan bahwa konflik pekerjaan-keluarga memoderasi hubungan antara normative commitment dengan kepuasan kerja

Berdasarkan temuan penelitian dan ketentuan Kemendiknas Nomor 044/U/2002 bahwa Peran komite SMPN 1 Asembagus sebagai badan pendukung dilakukan dengan ikut

Rasio ini merupakan perhitungan dari modal sendiri (jumlah nilai akun di dalam equity dengan catatan SHU tidak termasuk dan untuk akun penyertaan dinilai hanya

terhadap perempuan dan anak di daerah, UPT PPA yang telah dibentuk di Provinsi melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Secara umum masyarakat di Desa Sirnaresmi yang terdiri atas Kasepuhan masyarakat adat telah melakukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara konsisten