PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Terganggunya konsep diri orang tua yang memiliki anak down syndrome dapat mempengaruhi seluruh aspek diri orang tua. Penelitian Daulay (2021) menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki anak down syndrome di SDLB Negeri 107708 Lubuk Pakam selalu mempunyai cara untuk menjaga aspek positif yang dapat meningkatkan harga diri orang tua.
Rumusan Masalah
Maka berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Harga Diri Orang Tua Anak Down Syndrome (Studi Fenomenologi Orang Tua Muslim Anak Down Syndrome di Sanggar Inklusi Tunas Bangsa”).
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Anak CK rajin ke mesjid mbak, jadi orang tua semua suka dan tahu tentang CK mbak..." (W1:. KS:30). Jadi kalau main mau ikut-ikutan, tapi ngomong-ngomong gak banyak kak… Jadi CK jatuh sama teman-temannya kak.” (W1:KS:52).
LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka
- Self Esteem
- Down Syndrome
Harga diri merupakan bagian dari kepribadian seseorang yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Orang dengan harga diri rendah mungkin berpartisipasi dalam kegiatan menyimpang dan memiliki masalah psikologis.
Telaah Pustaka
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran harga diri orang tua anak down syndrome di YPAC Surakarta. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 81 orang tua yang mempunyai anak tunagrahita ringan di SDLB C Negeri Denpasar. Penelitian ini melibatkan 52 orang tua dari anak down syndrome yang tergabung dalam komunitas POTADS.
Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri pada orang tua yang memiliki anak down syndrome. Penelitian ini merupakan survei kuantitatif dengan responden sebanyak 47 orang tua yang mempunyai anak terdiagnosis ASD. Partisipan dalam penelitian ini adalah 4 orang tua yang tergabung dalam Persatuan Orang Tua-Anak bersama.
Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan informan dari orang tua yang mempunyai anak down syndrome di Sanggar Inklusi Tunas Bangsa. Meski keluarga besarku dan semua orang selalu mendukungku, tapi hati nuraniku tetap menolak, Kak." (W1: KS:57) Berdasarkan keterangan ibu KS, ibu KS merasa kaget dan sangat terpukul dengan diagnosa CK. "Dari orang tua CK awalnya seru mereka adik, karena merasa sangat bersyukur ada lembaga yang mau menerima CK karena sampai saat ini keluarganya tertutup dan merasa rendah diri adik...” (W1: PH: 9).
“Di atas segalanya aku lebih menekankan pada makanan mbak… Kalau soal makan, aku disiplin mbak, yang penting tiga hari sekali harus makan nasi…” (W1: KS: 28). Aku juga selalu membawa NB kemana pun aku pergi kakak, dan aku selalu bangga dengan situasi dan kondisi NB ya kakak…” (W1: .WR:38). Yang terpenting, aku lebih menekankan pada makanan, Kak Sebenarnya Dok, saya ingin anak saya makan semuanya dengan senang hati, tapi bagaimana dengan anak yang tidak mau, Kak?
METODE PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian menurut Sermiawan (2010) diartikan sebagai suatu kegiatan yang terorganisir, sistematis, berdasarkan data, kritis, obyektif, ilmiah yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban dan pemahaman mendalam terhadap suatu masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini. merupakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Menurut Creswell (2016), pendekatan fenomenologis menunda semua penilaian tentang sikap alami sampai ditemukan dasar tertentu. Menurut Creswell (2016), fenomenologi adalah suatu pendekatan dalam sosiologi yang mengidentifikasi permasalahan dari dunia pengalaman indrawi yang bermakna ke dunia yang penuh dengan objek-objek bermakna, sesuatu yang awalnya terjadi dalam kesadaran individu secara terpisah dan kemudian secara kolektif, dalam interaksi – interaksi antar kesadaran.
Pendekatan fenomenologis Schutz digunakan untuk mengkaji cara-cara anggota masyarakat menyusun dan membentuk kembali sifat kehidupan sehari-hari (Denzin et al., 2009). Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi karena didukung oleh fakta bahwa: (1) data penelitian ini merupakan data laten, artinya fakta dan data yang tampak dipermukaan, termasuk pola perilaku. kehidupan sehari-hari bagi orang tua yang memiliki anak down syndrome. Sebagai seorang aktor, apa yang dikaji hanyalah fenomena dari apa yang tersembunyi di dalam “diri”. orang tua dimana pengertian dan pengertian dari orang tua masih diperlukan.
Lokasi Penelitian
Sumber Data Penelitian
Informan penelitian ini adalah tiga orang tua yang memiliki anak down syndrome di Sanggar Inklusi Tunas Bangsa yang dipilih secara acak. Data sekunder juga dapat diartikan sebagai data yang diperoleh atau dikumpulkan pada penelitian terdahulu atau sumber yang ada (Sodik dan Siyoto, 2015). Pihak lain yang berperan penting dalam penelitian ini adalah kepala sekolah Sanggar Inklusi Tunas Bangsa dan guru kelas pengembangan yang mengasuh anak berkebutuhan khusus, termasuk anak down syndrome.
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiono (2010) tujuan wawancara semi terstruktur ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Metode ini bertujuan untuk mengetahui kebenaran atau fakta yang ada di lapangan (Hasanah, 2017) Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi non partisipan, dimana peneliti hanya melakukan observasi terhadap objek untuk mendapatkan tambahan data yang berharga.
Teknik Analisis Data
Reduksi data berarti memilih hal-hal yang paling penting atau memusatkan perhatian pada hal-hal yang penting dan membuang hal-hal yang tidak perlu. Dengan kata lain reduksi data merupakan suatu bentuk penyederhanaan data dengan cara mencari inti dan membuang data yang tidak ada hubungannya dengan tema penelitian. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data yang diolah merupakan data yang tercakup dalam ruang lingkup penelitian.
Miles dalam Sodik dan Siyoto (2015) menganggap representasi data adalah kumpulan informasi terstruktur yang dapat diambil kesimpulannya. Hal ini dilakukan karena data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif biasanya berbentuk narasi sehingga perlu disederhanakan tanpa mengurangi isi datanya. Kesimpulan dapat diambil dengan membandingkan relevansi pernyataan peneliti dengan makna yang terkandung dalam konsep dasar penelitian.
Kredibilitas Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Triangulasi Sumber dimana sumber data penelitian ini diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumen yang ada.
Peran Peneliti
Etika Penelitian
Pada bab ini peneliti akan memaparkan data penelitian yang bertujuan untuk mengetahui harga diri orang tua yang memiliki anak down syndrome di Sanggar Inklusi Tunas Bangsa. Pada bab ini peneliti akan menjelaskan temuan selama proses penelitian yaitu tentang harga diri orang tua yang memiliki anak down syndrome di Sanggar Inklusi Tunas Bangsa. Peneliti mendapatkan gambaran mengenai harga diri orang tua muslim yang memiliki anak down syndrome di Sanggar Inklusi Tunas Bangsa.
Para orang tua kesulitan mencari informasi tentang cara merawat anak down syndrome yang benar. P Bagi orang tua IN, CK dan NB, ini awal dari persatuannya, Bun. Q Apa reaksi pertama ketiga orang tua ini saat pertama kali menyekolahkan anaknya ke sanggar ini?
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setting Penelitian
Seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik observasi dan dokumentasi untuk menggali lebih dalam dan melakukan triangulasi data yang diperoleh untuk kemudian dianalisis. Berdirinya Sanggar Inklusi Tunas Bangsa merupakan hasil dari program strategis RBM (Rehabilitasi Sumber Daya Komunitas) di Sukoharjo yang saat itu merupakan program dari Yayasan Karina Jogjakarta.
Sanggar InklusiTunas Bangsa bekerjasama dengan KB Tunas Bangsa dalam bidang lokasi kegiatan dan juga dalam bidang pendidikan bagi penyandang disabilitas di Sanggar. Sanggar Inklusi Tunas Bangsa merupakan lembaga swasta yang pengelola sanggar ini masih bersifat relawan. Studio Inklusi Tunas Bangsa berupaya memberikan layanan di berbagai sektor termasuk pendidikan, kesehatan, ekonomi, inklusi sosial dan pemberdayaan.
Temuan Penelitian
- Deskripsi Temuan
Aspek kekuatan Berdasarkan aspek kekuatan ini terlihat dari bagaimana reaksi ibu WR saat pertama kali mendengar NB didiagnosis menderita Down Syndrome. Dilihat dari aspek signifikannya, keluarga ibu WR mampu menerima ibu WR dan selalu memberikan dukungan agar beliau tetap optimis dan bangkit dari keterpurukan. Jika dilihat dari aspek kebajikan, ibu WR merasa sangat bersyukur atas perkembangan yang terjadi pada anaknya.
Perasaan penolakan juga dialami ibu WR yang mengetahui bahwa anaknya NB telah didiagnosis menderita Down Syndrome sejak NB masih bayi. Ibu WR merasa tidak diterima dan seolah menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa anaknya saat itu. Ibunda WR yang awalnya tidak terima dengan keadaan anaknya, akhirnya merasa bersyukur dan ikhlas atas apa yang telah diberikan kepadanya.
Pembasan
Dukungan dari keluarga inilah yang nantinya akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan rasa percaya diri orang tua down syndrome itu sendiri. Penerimaan orang tua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus di Jorong Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman. Bagaimana orang tua dan anak berkebutuhan khusus pertama kali bergabung di sanggar ini?
Anak CK rajin ke masjid ya Kak, jadi semua orang tua suka dan tahu tentang CK ya Kak. Bagaimana cara orang tua yang memiliki anak D pertama kali mengenal dan bisa bergabung di Sanggar Inklusi Tunas Bangsa, Bun. Namun bagi orang tua CK, yang bisa dikatakan baru pada awalnya adalah Ny. She tidak akan bergaul dengan orang tua lain yang disukainya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap empat orang tua yang mempunyai anak down syndrome di Sanggar Inklusi Tunas Bangsa menunjukkan bahwa gambaran harga diri orang tua adalah: orang tua mempunyai penerimaan yang baik terhadap keadaan anaknya. Perkembangan tersebut dapat terjadi karena orang tua mampu menerapkan strategi pengasuhan yang tepat pada anaknya. Strategi yang diterapkan adalah untuk memenuhi harapan orang tua agar anaknya mampu mengikuti perkembangan sesuai anak seusianya.
Penulis berpesan kepada keluarga, baik keluarga besar maupun keluarga inti, untuk selalu menerima orang tua yang memiliki anak down syndrome dan selalu memberikan dukungan. Kalau orang tua NB karena sadar terbuka mbak, saya senang karena merasa ada keluarga baru yang bertengkar dengan ibu NB. Untuk orang tua IN, ibu dari awal sudah tahu kalau anaknya bermasalah, setelah kami mendapat informasi dari kader, kami datang kesini untuk melakukan asesmen, kami juga memberikan motivasi dan alhamdulillah, orang tua IN ini dari awal terbuka dan juga selalu memberikan dukungan yang IN lakukan.
Saat kita menyarankan orang tua untuk ke rumah sakit, terkadang orang tua malah masih takut karena tidak mau seperti itu ya Kak. Baiklah Kak, aku lebih menekankan pada kemandirian mereka ya Kak, mereka tidak selalu bersama orang tuanya ya Kak.
Keterbatasan Penelitian
Saran