• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selisih menguntungkan sebesar Rp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Selisih menguntungkan sebesar Rp"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2015

ANALISIS ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN KANTOR DINAS PADA

CV. BANYU BENING DI SAMARINDA

Nitha Deasintha1

Abstrak

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui selisih menguntungkan dari anggaran biaya proyek pembangunan Kantor Dinas Cipta Karya di Tenggarong pada CV Banyu Bening di Samarinda tahun 2013, mengetahui realisasi anggaran biaya proyek pembangunan Kantor Dinas Cipta Karya di Tenggarong pada CV Banyu Bening di Samarinda tahun 2013 dan untuk mengetahui tingkat efisiensi anggaran proyek dalam pelaksanaan proyek rehab Kantor Dinas Cipta Karya di Tenggarong pada CV Banyu Bening di Samarinda tahun 2013. Alat analisis yang digunakan dalam Penelitian ini analisis variance (selisih) anggaran biaya pada proyek. Dan obyek penelitian dilakukan pada perusahaan CV. Banyu Bening di Samarinda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah melakukan uji analisis terdapat selisih menguntungkan dalam proyek rehab ruang perpustakaan dan rehab ruang kepala dinas, sehingga hipotesis diterima. Selisih menguntungkan sebesar Rp. 2.834.719. selisih ini diperoleh dari selisih harga bahan bangunan sebesar Rp. 2.043.834.50, serta selisih upah tenaga kerja langsung sebesarRp.

820.884.50, setelah dikurangi dari selisih merugikan pada BOP sebesar Rp.

30.000.00. dari hasil analisis perusahaan berhasil mengendalikan biaya. Dan biaya tersebut lebih rendah dari yang dianggarkan serta kemampuan perusahaan dalam mengerjakan proyek tepat waktu. Untuk itu disarankan perusahaan dibuatkan suatu analisis biaya tersendiri agar selisih menguntungkan dan selisih merugikan yang terjadi dapat diketahui.

Kata Kunci : Anggaran, Realisasi dan Analisis Variance.

Pendahuluan

Proyek merupakan suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas.

Dengan banyaknya pihak yang terlibat pada proyek konstruksi, maka dapat berpotensi terjadinya masalah dalam melaksanakan proyek sangat besar. Suatu proyek konstruksi dapat dikatakan berhasil apabila mampu memenuhi tujuan suatu proyek yaitu: proyek dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan biaya yang direncanakan, dan kualitas yang diisyaratkan. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan proyek konstruksi perlu perencanaan yang matang agar proyek tersebut dapat berjalan dengan lancar.

(2)

Anggaran juga berfungsi sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang dalam anggaran dan realisasinya, maka dapat dinilai keberhasilan perusahaan dalam pelaksanaan anggaran. Disamping itu, dengan adanya perbandingan tersebut dapat diketahui sebab-sebab penyimpangan, sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatan yang ada dalam perusahaan.

CV. Banyu Bening di Samarinda merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa kontruksi. Didirikan pada tanggal 26 September 2009.

Perusahaan bergerak dalam bidang kontruksi yang saat ini dipimpin oleh Eva Diana selaku penggagas berdirinya CV. Banyu Bening Samarinda. CV. Banyu Bening Samarinda saat itu mulai menjajaki pasar retail dan suplier dan bidang kontraktor. Dan berusaha menjadi yang berpengalaman untuk tahun-tahun ke depannya. CV. Banyu Bening Samarinda membuka kantor perwakilan di Samarinda tepatnya di jalan Gerilya Kelurahan Sungai Pinang Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.

Dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh CV. Banyu Bening di Samarinda tersebut, maka penghasilan perusahaan akan sangat tergantung dari anggaran biaya pekerjaan proyek yang didapatkan dari pemerintah. Apabila anggaran biaya tetap memperhatikan perubahan harga material maka tetap baik bagi perusahaan tetapi sebaliknya apabila anggaran biaya tidak diperhatikan perubahan harga material maka perusahaan akan mengalami kerugian.

Berdasarkan hal-hal di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisa selisih antara anggaran biaya dan realisasi biaya sehingga skripsi ini diberi judul

"Analisis anggaran dan realisasi biaya proyek pembangunan kantor Dinas pada CV. Banyu Bening di Samarinda.

Kerangka Dasar Teori Analisis

Pengertian analisis secara umum dapat diartikan sebagai proses perencanaan yang terdiri beberapa bagian atau komponen yang saling berhubungan atau berkesinambungan agar mendapatkan pengertian yang berupa sumber informasi yang tepat serta memiliki pemahaman arti keseluruhan, Sehingga memudahkan untuk menggolongkan atau pengelompokan informasi tersebut.

Bentuk-bentuk dari suatu analisis dapat berupa beberapa rangkuman dengan menggunakan sejumlah data-data besar di mana data tersebut masih dalam keadaan yang mentah dan kemudian diubah menjadi sebuah sumber informasi yang dapat diinterprestasikan. Pemisahan atas komponen maupun bagian yang relevan dari beberapa perangkat data, dapat juga dikatakan sebagai bentuk analisis, di mana data-data tersebut dapat diatur dengan mudah dan cermat. Segala hal mengenai bentuk analisis dengan sedemikian rupa menggambarkan suatu pola yang konsisten dalam suatu data sehingga menghasilkan suatu data atau informasi yang mudah untuk dipelajari serta diterjemahkan dengan efisien serta efektif.

(3)

Anggaran

Menurut Nafarin (2007:11) anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Adisaputro dan Marwan Sari (2008:02) mengartikan anggaran sebagai “Business Budget yaitu suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan koordinasi dan pengawasan.

Menurut Samryn (2001:15) anggaran adalah suatu pernyataan kuantitatif dari suatu rencana kegiatan dan menjadi suatu alat bantu untuk mengoordinasikan dan implementasinya. Ambarwati dan Jihadi (2003:2) menambahkan bahwa anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka/ periode tertentu di masa yang akan datang.

Biaya

Menurut Mulyadi (1999:8) biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang di sebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan.

Armanto Witjaksono (2006:6) menguraikan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang.

Biaya Standar

Mulyadi (2005:387) mendefinisikan biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.

Menurut Carter (2005:153) bahwa biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama satu periode tertentu. Usry (2005:153) menambahkan bahwa biaya standar adalah biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi sekarang atau yang diantisipasi”.Apabila diterjemahkan secara bebas biaya standar adalah biaya yang telah ditetapkan terlebih dahulu untuk membuat suatu produk tertentu selama suatu periode tertentu dalam waktu yang akan datang.

Proyek

Menurut Schwalbe (2004:4) proyek adalah suatu usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan suatu produk atau layanan yang unik. Proyek

(4)

normalnya melibatkan beberapa orang yang saling berhubungan aktivitasnya dan sponsor utama dari proyek biasanya tertarik dalam penggunaan sumber daya yang efektif untuk meyelesaikan aktivitas secara efisien dan tepat waktu.

D.I. Cleland dan W.R. Kings (2005:2) proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai tujuan tertentu. A. Koolma dan C.J.M Van De Schoot (2004:26) bahwa proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah kesuatu sasaran yang dituturkan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan tenaga manusia terbatas dan dengan alat-alat yang terbatas pula, dan sedemikian rumit atau barunya, sehingga diperlukan suatu jenis pimpinan dan bentuk kerjasama yang berlainan dari yang biasa digunakan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik suatu hipotesis yaitu: “Anggaran lebih besar dibandingkan dengan Realisasi Biaya Proyek Pembangunan kantor Dinas Cipta Karya pada CV. Banyu Bening di Samarinda tahun 2013.

Definisi Konsepsional

Hadi dalam Triswanto (2010:78) Definisi Konsepsional merupakan suatu pengertian konsepsional yang terdiri dari unsur-unsur yang saling terkait, sehingga membntu suatu peengertian tentang objek yang akan diteliti yaitu dengan cara mengkategorikan ke dalam variabel-variabel penelitian dan merupakan suatu pemikiran tentang suatu masalah yang sehubungan dengan hal- hal yang akan diteliti, sehingga akan menggambarkan secara jelas yang akan diteliti.

Dalam hal ini akan dikemukakan beberapa definisi kensepsional dan tentunya yang berhubungan dengan variabel dalam penelitian. Adapun definisi yang dimaksud sebagai berikut:

1. Anggaran biaya proyek adalah proses pengoperasionalan rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu tertentu.

2. Realisasi Anggaran biaya proyek merupakan suatu laporan komponen keuangan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan.

Metode Penelitian Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder berbentuk data time series yang bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu data berbentuk angka-angka dari tahun 2013.

Penelitian ini akan menggambarkan fenomena atau karakteristik data yang tengah berlangsung pada saat penelitian ini dilakukan atau selama kurun waktu tertentu untuk menguji dan menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek penelitian.

(5)

Definisi Operasional

Hadi dalam Triswanto (2010:79). mengatakan bahwa definisi operasional memberikan pengertian pokok variabel yang dikaitkan dengan langkah-langkah operasional seperti instrument atau metode yang digunakan untuk memperoleh data.

Dalam penelitian ini definisi Operasional yang meliputi bagian-bagian yang akan didefinisikan sehubungan dengan judul penelitian, dengan tujuan memberikan penjelasan tentang indikator yang digunakan dalam penelitian dan dalam rangka pemecahan masalah Adapun definisi dari variable-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Anggaran Biaya Proyek adalah biaya-biaya yang dianggarkan perusahaan yang ditaksirkan dan dibuat oleh perusahaan untuk proses kegiatan pembangunan yang akan datang yang terdiri dari:

a. Anggaran bahan bangunan adalah suatu nilai tukar dari bahan-bahan yang diperlukan oleh perusahaan pada suatu pembangunan. Contoh bahan bangunan dalam proyek rehab berupa batu gunung, sloof, rink ball, reffel beton, batu bata, semen, pasir, keramik dan lain-lain.

b. Anggaran upah langsung adalah gaji atau upah yang diberikan kepada karyawan atau pekerja yang terlibat langsung dalam produksi barang atau jasa.

Contoh pekerjaan dalam proyek ini adalah pekerjaan galian dan urugan, pekerjaan pondasi, dan tongkat, pekerjaan beton dan lain-lain.

c. Anggaran biaya overhead pabrik adalah biaya proyek selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Contoh biaya overhead pabrikdalam proyek ini adalah upah mandor, administrasi,, dokumentasi, dan lain-lain.

2. Realisasi anggaran biaya proyek adalah realisasi anggaran yang dikeluarkan perusahaan dalam membiayai proyek secara langsung, yang terdiri dari:

a. Realisasi biaya bahan bangunan adalah realisasi biaya perusahaan dalam proyek yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan;

b. Realisasi anggaran upah langsung adalah anggaran biaya perusahaan yang disebabkan oleh adanya perbedaan tarif upah langsung yang sesungguhnya dibayarkan dengan tarif upah standar;

c. Realisasi biaya overhead pabrik adalah realisasi biaya proyek selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung yang dianggarkan pihak perusahaan;

d. Selisih anggaran biaya proyek adalah selisih yang terjadi antara semua jenis biaya yang dianggarkan dengan semua jenis biaya yang terjadi di lapangan atau semua jenis biaya yang terealisasi dalam suatu proses pembangunan pada periode pembangunan tertentu

e. Selisih Anggaran proyek menguntungkan adalah selisih yang terjadi apabila anggaran biaya yang telah disusun oleh perusahaan lebih besar daripada biaya yang sebenarnya dikeluarkan

(6)

f. Selisih angaran proyek merugikan adalah selisih yang terjadi apabila biaya yang sebenarnya dikeluarkan lebih besar daripada biaya yang telah dianggarkan oleh perusahaan dalam proyek.

Rincian Data Yang Diperlukan

Agar dapat memperoleh gambaran tentang masalah dan penyelesaian secara praktis dan simpel dalam penelitian ini, maka diperlukan rincian data sebagai berikut:

a. Data berupa Gambaran Umum keadaan perusahaan CV. Banyu Bening Samarinda;

b. Struktur Organisasi CV. Banyu Bening Samarinda

c. Data Mengenai anggaran biaya rehab Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2013 yang diperoleh dari perusahaan CV. Banyu Bening Samarinda.

d. Data mengenai realisasi biaya proyek Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara yang diperoleh dari perusahaan CV. Banyu Bening Samarinda;

e. Data lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi (observation)

Teknik ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung perusahaan yaitu CV.

Banyu Bening Samarinda, seakaligus mengetahui langsung bentuk-bentuk proyek yang ditangani termasuk jumlah anggaran yang direalisasikan untuk setiap proyek yang dikerjakan. Selain mengetahui struktur organisasi, visi dan misi juga kinerja dari perusahaan tersebut.

2. Dokumentasi

Metode ini melakukan suatu kegiatan pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi atau arsip CV. Banyu Bening di Samarinda.

Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis selisih bahan baku terdiri dari:

a. Selisih harga bahan bangunan (material)

Dalam hal ini penulis menggunakan metode dua selisih, yaitu metode selisih anggaran antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi dua macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi.

Metode dua selisih pada biaya produksi langsung ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

SH = (HSt–HS) x KS Keterangan:

SH = Selisih harga HSt = Harga standar HS = Harga sesungguhnya

(7)

KS = Kuantitas sesungguhnya b. Selisih kuantitas bahan bangunan

Selisih kuantitas bahan bangunan merupakan selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara kuantitas bahan bangunan yang dipakai dengan kuantitas standar. Menurut Mulyadi (2005:410) untuk menghitung selisih kuantitas bahan material digunakan rumus:

SK = (KSt–KS) X HSt Keterangan :

SK = Selisih Kuantitas

KSt = Kuantitas Standar

KS = Kuantitas Sesungguhnya

HSt = Harga Standar

2. Analisis selisih yang terjadi pada biaya tenaga kerja langsung a. Selisih tarif upah langsung

Selisih tarif upah langsung merupakan selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan tarif upah langsung yang sesungguhnya dibayarkan dengan tarif upah standar. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

STU = (TUSt - TUS) x JKS

Keterangan :

STU = Standar tarif upah

TUSt = Tarif upah standar

TUS = Tarif upah sesungguhnya

JKS = Jam kerja sesungguhnya

Untuk mengubah satuan volume pekerjaan menjadi satuan perhitungan perjam berdasarkan data yang diperoleh, maka secara sistematis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Total OH = VP x OH Per volume

Jumlah Jam Kerja yang digunakan = Total OH X 10 Jam Keterangan:

Total OH = Total orang Kerja (10 jam) VP = Volume Pekerjaan

OH per volume = orang kerja per volume pekerjaan

2) Untuk mengetahui tarif upah perjam secara sistematis dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tarif upah perjam = Total Upah perhari : 10 jam b. Selisih efisiensi upah langsung

Selisih efisiensi tarif upah langsung merupakan selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara jumlah jam kerja sesungguhnya yang dipakai dengan jam kerja standar. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

SEU = (JKSt - JKS) x TUSt Keterangan :

SEU = Selisih efisiensi upah

(8)

JKSt = Jam kerja standar

JKS = Jam kerja sesungguhnya

TUSt = Tarif upah standar

2. Analisis selisih biaya overhead proyek

Dalam hal ini penulis juga menggunakan metode dua selisih, yaitu metode selisih anggaran antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi dua macam selisih, yaitu selisih terkendalikan dan selisih volume. Selisih terkendalikan adalah perbedaan biaya overhead proyek sesungguhnya dengan biaya overhead proyek yang dianggarkan pada kapasitas standar, sedangkan selisih volume adalah perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan pada jam standar dengan biaya overhead proyek yang dibebankan kepada proyek (kapasitas standar dengan tarif standar). Metode dua selisih pada biaya overhead proyek ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Menurut Mulyadi (2005:412) untuk mengetahui selisih biaya overhead proyek dapat digunakan perhitungan sebagai berikut:

Biaya Overhead pabrik sesungguhnya = xxx Biaya Overhead pabrik yang dibebankan = xxx - Selisih total biaya overhead pabrik = xxx

Hasil Penelitian Analisis

1. Analisis selisih bahan baku

a. Selisih harga bahan bangunan (material)

Dalam hal ini penulis menggunakan metode dua selisih, yaitu metode selisih anggaran antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi dua macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi.

Metode dua selisih pada biaya produksi langsung ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

SH = (HSt–HS) x KS Keterangan:

SH = Selisih harga HSt = Harga standar HS = Harga sesungguhnya KS = Kuantitas sesungguhnya b. Selisih kuantitas bahan bangunan

Selisih kuantitas bahan bangunan merupakan selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara kuantitas bahan bangunan yang dipakai dengan kuantitas standar. Menurut Mulyadi (2005:410) untuk menghitung selisih kuantitas bahan material digunakan rumus:

SK = (KSt–KS) X HSt Keterangan :

SK = Selisih Kuantitas

KSt = Kuantitas Standar

(9)

KS = Kuantitas Sesungguhnya

HSt = Harga Standar

2. Menganalisis selisih yang terjadi pada upah tenaga kerja langsung : a. Selisih upah tarif langsung

Merupakan selisih yang disebabkan oleh adanya perbedaan tarif upah langsung yang sesungguhnya dibayarkan dengan tarif upah standar. Perusahaan CV.

Banyu Bening di Samarinda melakukan perhitungan dengan menggunakan volume pekerjaan. Jam kerja dalam satu (1) hari adalah sepuluh (10) jam kerja ditambah istirahat satu jam kerja yang dimulai dari pukul 07.00-18.00 wita.

Pekerjaan yang menghabiskan waktu 10 jam atau satu hari sama dengan 1 OH.

Untuk mengubah satuan volume pekerjaan menjadi satuan perhitungan perjam berdasarkan data yang diperoleh, maka secara sistematis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Total = VP x OH pervolume

Jumlah jam kerja yang digunakan = Total OH x 10 Jam Keterangan :

Total OH = Total orang kerja (10 jam)

VP = Volume Pekerjaan

OH per volume = orang kerja pervolume pekerjaan Penyelesaian :

Mencari total OH per kegiatan : OH = 237,5 x 0.1

= 23,75 hari kerja

Jumlah jam kerja yang digunakan = 10 jam x 23,75 hari kerja

= 237,5

2) Untuk mengetahui tarif upah perjam secara sistematis dapat dijelaskan sebagai berikut: tarif upah perjam : 10 jam

Tarif upah per jam (standar) = Rp. 50.000 : 10 jam

= Rp. 5.000

3) Setelah mendapatkan jam kerja sesungguhnya dengan cara yang telah diuraikan di atas, maka dicari selisih tarif upah langsungnya. Untuk menghitung selisih tarif upah langsung secara sistematis dapat dijelaskan sebagai berikut:

STU = (TUSt - TUS) x JKS

Keterangan :

STU = Standar tarif upah

TUSt = Tarif upah standar

TUS = Tarif upah sesungguhnya

JKS = Jam kerja sesungguhnya

Sehingga penyelesaiannya sebagai berikut:

STU = (5.000–4.750) X 237,5

= 59.375

(10)

b. Efisiensi upah langsung

Selisih efisiensi tarif upah langsung merupakan selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara jumlah jam kerja sesungguhnya yang dipakai dengan jam kerja standar. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

SEU = (JKSt - JKS) x TUSt Keterangan :

SEU = Selisih efisiensi upah

JKSt = Jam kerja standar

JKS = Jam kerja sesungguhnya

TUSt = Tarif upah standar

c. Analisis selisih yang terjadi pada BOP (Biaya Overhead Pabrik) Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

SBOP = BOPSt x BOPS Keterangan :

SBOP = Selisih biaya overhead Pabrik BOPSt = Selisih Overhead Pabrik standar

BOPS = Biaya Overhead Pabrik Sesunguhnya

Pembahasan

Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas dengan menganalisis selisih biaya yang terjadi pada proyek rehab Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang Kepala Dinas tahun 2013. Yaitu antara anggaran yang dianggarkan dengan anggaran yang direalisasikan, maka diketahui bahwa dalam proyek tersebut terdapat selisih yang menguntungkan dimana biaya yang dianggarkan lebih besar dari realisasi biaya yang dikeluarkan. Dalam proyek ini terdapat selisih biaya yang menguntungkan sebesar Rp. 3.052.256.50. selisih ini berasal dari selisih harga bahan bangunan sebesar Rp. 2.043.834.50, selisih upah tenaga kerja langsung sebesar Rp. 1.028.422. untuk menguraikan secara rinci dari adanya selisih menguntungkan tersebut maka, perlu dirinci, sebagai berikut:

1. Menganalisis selisih yang terjadi pada bahan bangunan terdiri dari:

a. Selisih harga bahan bangunan, dalam menghitung harga bahan bangunan terdapat selisih yang menguntungkan pada beberapa jenis pekerjaan yang ada dalam tabel 4.3. bahwa dalam rehab tersebut pekerjaan plafon terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp. 327.260,00 hanya dalam sub pekerjaan gypsum terjadi peningkatan harga dari Rp. 65.000.00 menjadi Rp. 68.500.00, sedangkan sub pekerjaan lainnya harga bahan mengalami penurunan. Pada pekerjaan dinding partisi diperoleh selisih yang menguntungkan sebesar Rp.

82.134.00 semua bahan terjadi penurunan. Pada pekerjaan pintu dan penggantung juga terdapat selisih yang menguntungkan senilaiRp. 267.054.00.

pada pekerjaan listrik terdapat selisih menguntungkan senilai Rp.1.235.500 namun dalam beberapa sub pekerjaan ada bahan yang mengalami kenaikan seperti lampu 23 watt dari harga Rp. 45.000.00 menjadi Rp. 50.000.00, dan sub pekerjaan fitting dari Rp. 40.000.00 menjadi Rp. 60.000.00. sedangkan

(11)

pada pekerjaan sanitasi air juga terdapat selisih menguntuungkan senilai Rp.

131.886.50.

b. Selisih Kuantitas bahan bangunan, dalam proyek rehab tersebut berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat selisih yang menguntungkan ataupun selisih yang merugikan. Karena perusahaan CV.

Banyu Bening Samarinda sudah memiliki pengalaman dalam hal memperkirakan kuantitas bahan bangunan berdasarkan pengalaman dari beberapa proyek yang dikerjakan sebelumnya.

2. Menganalisis selisih yang terjadi pada biaya tenaga kerja:

a. Selisih tarif langsung dalam perhitungan selisih efisiensi upah langsung terdapat selisih yang menguntungkan pada jenis pekerjaan pendahuluan sebesar Rp. 59.375.00. pada pekerjaan plafond efisiensi upah terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp. 668.200.00. pada pekerjaan dinding partisi selisih menguntungkan senilai Rp. 74.829.50. Pada pekerjaan pintu dan penggantung efisiensi upah terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp. 1.755.00 Pada pekerjaan listrik efisiensi upah terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp.5.000.00, pada pekerjaan sanitasi air diperoleh selisih menguntungkan sebesar Rp. 4.857,50. Dana pada pekerjaan cat-catan juga efisiensi upah terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp. 6.867.50. Sehingga jumlah total selisih menguntungkan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 820.884.50.

b. Selisih efisiensi langsung dalam proyek rehab Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang Kepala Dinas tahun 2013 tidak terjadi selisih yang menguntungkan ataupun merugikan, karena perusahaan menetapkan pembayaran tenaga kerja dengan menggunakan metode upah harian yaitu pembayaran upah dihitung perhari dan batas waktu pengerjaannya sesuai yang ditetapkan disurat kontrak.

c. Menganalisis selisih yang terjadi pada biaya overhead pabrik. Berdasarkan uraian tabel 4.7 tersebut di atas, maka dapat disimpulkan terdapat selisih yang merugikan pada pekerjaan administrasi, dokumentasi sebesar Rp. 30.000.00 hal ini disebabkan karena terjadinya kesalahan dalam memperkirakan biaya tersebut dalam anggaran biaya

Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka hipotesis diterima, karena selisih yang terjadi adalah selisih yang menguntungkan sebesar Rp. 2.834.719. selisih ini berasal dari selisih harga bahan bangunan sebesar Rp. 2.043.834.50, selisih upah tenaga kerja langsung sebesar Rp. 820.884,50. serta selisish biaya overhead pabrik sebesar Rp. (30.000.000).

Penutup

Berdasarkan hasil analisis terdapat selisih menguntungkan dalam proyek rehab Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang Kepala Dinas, sehingga hipotesis diterima.Bahwa antara anggaran dan realisasi terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp. 2.834.719. selisih ini berasal dari selisih harga bahan bangunan, selisih upah tenaga kerja langsung dan selisish biaya overhead pabrik. Hasil analisis perusahaan berhasil mengendalikan biaya. Dan biaya tersebut lebih

(12)

rendah dari yang dianggarkan serta kemampuan perusahaan dalam mengerjakan proyek tepat waktu.

Dari beberapa kesimpulan tersebut, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Perlunya di lakukan analisis secara berkala, analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi anggaran biaya proyek yang ada sehingga proporsional dengan biaya yang sesungguhnya.

2. Hendaknya dalam anggaran biaya proyek perusahaan dibuatkan suatu analisis biaya tersendiri agar selisih menguntungkan dan selisih merugikan yang terjadi dapat diketahui, sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar pengendalian proyek.

3. Anggaran biaya proyek Rehab Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang Kepala Dinas tahun 2013 ini dapat menjadi acuan penyusunan anggaran perusahaan terhadap proyek yang serupa.

Daftar Pustaka

Ahmad, Komaruddin. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Bogor: Ghalia.

Indonesia.

Dwi Prastowo dan Rifka Julianty, 2003. Analisis Laporan Keuangan, edisi 8 buku 1. Salemba Empat. Jakarta.

Gaspersz, Vincent, 2003, Ekonomi Manajerial:Pembuatan Keputusan Bisnis, Edisi Revisi dan Perluasaan, Diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan,Edisi Ketiga, Cetakan Kesebelas, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Kamaruddin Akmad, 2000, Akutansi Manajemen: Dasar-Dasar Konsep Biaya &

Pengambilan Keputusan, Edisi I, Cetakan Ketiga, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Iman Soeharto, 2002, Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional, Cetakan Keempat, Erlangga, Jakarta.

Istimawan Dipohusodo, 2003, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid Satu, Cetakan Kedua, Kanisius, Yogyakarta.

Mahendra Sultan Syah, 2004, Manajemen Proyek, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Matsz, Adolph, Milton F. Usry dan Lawrence H. Hamer, 2002, Akutansi Biaya:

Perencanaan dan Pengendaliaan, Diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait dan Herman Wibowo, Jilid Pertama, Edisi Kesepuluh, Cetakan Kelima, Erlangga, Jakarta.

Mulyadi, 2005, Akutansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, UPP AMP Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Nafarin, M. 2007.Penganggaran Perusahaan.Jakarta: Salemba Empat.

(13)

R.A. Supriyono, 2000, Akutansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Buku Pertama, Edisi Kedua, Cetakan Ketigabelas, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Persentase Sampel yang Mengalami Kerusakan Sel-Sel Hati Kelompok Mencit dengan Pemberian: Sel-Sel Hati yang Mengalami Degenerasi % 0 50 >50 dengan nekrosis Aquadest 87,5 0