• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional Interprofessional Education (IPE) 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Seminar Nasional Interprofessional Education (IPE) 2019"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola penyapihan dini terhadap kejadian stunting pada anak usia dini. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pola Penyapihan Dini Stunting pada Balita”.

Waktu Pemberian makanan (MP-ASI) pada Penyapihan Dini

Peran tenaga kesehatan (Bidan) pada penyapihan dini

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan, berbagai upaya dilakukan untuk menunjang keberhasilan pemberian ASI, antara lain penyuluhan dan pelatihan di posyandu dan puskesmas. Salah satu upaya yang kami lakukan agar pemberian ASI dapat tercapai dengan baik adalah dengan melakukan konseling.

AN OVERVIEW OF THE LEVEL KNOWLEDGE OF THE MOTHERS ABOUT DANGER SIGN DUEING PUERPERIUM

Karakteristik Responden

Karakteristik berdasarkan usia kehamilan diketahui termuda pada usia kehamilan 19 minggu sebesar 1,1% dan tertua pada usia kehamilan 42 minggu sebesar 2,2% dan sebagian besar responden terkena IUFD pada usia kehamilan 39 minggu sebesar 20,9%. Diketahui pula berdasarkan berat janin diketahui terkecil 100 gram dan terbesar 4200 gram dengan berat badan terbesar 3000 gram pada 10,4%.

Distribusi Usia Responden dengan kejadian IUFD

Pada grafik batang 3.2 terlihat bahwa pada variabel paritas berisiko sebagian besar belum mengalami IUFD sebesar 28,02% dan pada kategori variabel paritas tanpa risiko diketahui mayoritas penderita IUFD sebesar 29,6%. Hasil analisis bivariat diperoleh p-value sebesar 0,038 pada hasil uji X2 yang dapat diartikan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel paritas dengan kejadian IUFD.

Distribusi Masa Gestasi dan Kejadian IUFD

Berdasarkan grafik batang 3.3 diketahui bahwa pada variabel usia kehamilan kategori bebas risiko sebagian besar ibu tidak menderita IUFD yaitu sebesar 45,60%. Hasil analisis bivariat diperoleh p-value sebesar 0,000 pada hasil uji X2 yang dapat diartikan ada hubungan yang signifikan antara variabel usia kehamilan dengan kejadian IUFD.

Distribusi Berat Badan Lahir dan Kejadian IUFD

Distribusi Riwayat Penyakit dan Kejadian IUFD

Berdasarkan grafik batang 3.5 diketahui pada variabel riwayat penyakit kategori tidak berisiko mayoritas adalah ibu non IUFD dengan jumlah 42,86%. Hasil analisis bivariat diperoleh p-value sebesar 0,000 pada hasil uji X2 yang dapat diartikan terdapat hubungan antara riwayat kesehatan dengan kejadian IUFD.

Uji Kelayakan Model Regresi

  • Gambaran Faktor Risiko Aktivitas Fisik
  • Gambaran Faktor Risiko Obesitas
  • Gambaran Faktor Risiko Riwayat Keluarga DM
  • Gambaran Faktor Risiko Kadar Kolesterol

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan usia kehamilan dengan lama rawat inap bayi prematur di rumah sakit. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara usia kehamilan dengan lama rawat inap bayi prematur (p<0,001, CI 95%). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara usia kehamilan dengan lama rawat inap pada bayi prematur (p<0,001; CI 95%).

Persamaan linier hubungan usia kehamilan dengan lama rawat inap bayi prematur di rumah sakit pada tahun 2019. Penelitian Seaton pada tahun 2019 juga menemukan bahwa usia kehamilan dapat dijadikan salah satu faktor dalam memprediksi lama rawat bayi prematur di rumah sakit (Seaton et al., 2019). Lamanya rawat inap bayi prematur di rumah sakit berdampak pada biaya (Zainal, Dahlui, Soelar & Su, 2019).

Berdasarkan hasil analisis, peneliti menyimpulkan terdapat hubungan antara usia kehamilan dengan lama rawat bayi prematur di rumah sakit.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Kematian Bayi Dan Masa Gestasi Bayi di RSUD Cilacap Tahun 2016-2018
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Kematian Bayi Dan Masa Gestasi Bayi di RSUD Cilacap Tahun 2016-2018

PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan pasien DM debridemen ulkus pra operasi di bangsal bedah. Terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan pasien ulkus debridemen DM pra operasi di bangsal bedah (pv=0,008). Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti ingin meneliti “pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan pasien debridement ulkus DM pre operasi di bangsal bedah”.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan pemberian aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan pasien DM ulkus debridemen pre operasi di bangsal bedah RSUD Cilacap dengan p-value = 0,008 dengan tingkat mean. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Anestesi Umum Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta (Tesis PhD, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

Tabel 1 Karakteristik Pasien Pre Operasi Debridement Ulkus DM Di RSUD Cilacap Tahun 2019 ( n=19)
Tabel 1 Karakteristik Pasien Pre Operasi Debridement Ulkus DM Di RSUD Cilacap Tahun 2019 ( n=19)

THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY ECONOMIC STATUS WITH DIETARY PATTERN AND UNDER FIVE YEARS OLD STUNTING CASES

  • Deskripsi Status Ekonomi Keluarga
  • Deskripsi Pola Makan Balita
  • Deskripsi Kejadian Stunting pada balita
  • Analisis hubungan antara status ekonomi keluarga dengan pola makan balita Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa balita dengan status ekonomi
  • Analisis hubungan antara status ekonomi keluarga dengan kejadian stunting
  • Analisis hubungan antara pola makan dengan kejadian stunting

Hubungan status ekonomi keluarga dengan pola makan pada anak kecil di wilayah kerja Puskesmas Cilacap Tengah 1 Tahun 2019. Hubungan status ekonomi keluarga dengan kejadian pada anak kecil di wilayah kerja Puskesmas Cilacap Tengah 1 di Tahun 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pekerjaan ibu di wilayah kerja Puskesmas Cilacap Tengah 1 tahun 2019 sebagian besar adalah ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebanyak 81 orang (85,3%).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap 1 berstatus ekonomi sedang yaitu sebanyak 39 balita (41,1%). Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar balita di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah Wilayah Kerja 1 Tahun 2019 tidak mengalami stunting atau normal yaitu sebanyak 71 balita (74,7%).

Tabel  1  menunjukkan  sebagian  besar  balita  yang  mengikuti  posyandu    di Wilayah  Kerja Puskesmas  Cilacap  Tengah  1  tahun 2019   rata-rata   umur   balita adalah 39,25 bulan (95% CI: 37,49-41,13), dengan   standar   deviasi   9,4
Tabel 1 menunjukkan sebagian besar balita yang mengikuti posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah 1 tahun 2019 rata-rata umur balita adalah 39,25 bulan (95% CI: 37,49-41,13), dengan standar deviasi 9,4

THE CORRELATIONS BEETWEN HEMODIALISYS KNOWLEDGE ABOUT, DURATION of ILLNESS and NURSING CARE WITH ADHERENCE OF

CKD PATIENT UNDERGOING HEMODIALISYS IN RSI FATIMAH CILACAP

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSI Fatimah berada pada kategori layak menjalani hemodialisis (87,7%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara durasi penyakit dengan kepatuhan pasien penyakit ginjal kronis menjalani program hemodialisis rutin di RSI Fatimah Cilacap. Hubungan Pelayanan Keperawatan Dengan Kepatuhan Pasien Penyakit Ginjal Kronis Menjalani Program Hemodialisa Rutin Di RSI Fatimah Cilacap (n=65).

Terdapat hubungan antara durasi penyakit dengan kepatuhan pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis rutin di RS Fatimah Cilacap (pv 0.016; α=0.05). Terdapat hubungan antara pelayanan keperawatan dengan kepatuhan pasien CKD menjalani hemodialisa rutin di RS Fatimah Cilacap (pv 0.038; α=0.05).

Tabel 1. Karakteristik pasien Chronic Kidney Disease yang menjalani program hemodialisis di RSI Fatimah Cilacap (n=65)
Tabel 1. Karakteristik pasien Chronic Kidney Disease yang menjalani program hemodialisis di RSI Fatimah Cilacap (n=65)

CHARACTERISTIC OF PULMONARY

TUBERCULOSIS OF PATIENTS TREATED IN PUSKESMAS CILACAP SELATAN I MARCH 2019 PERIOD

Hubungan umur dengan kepatuhan berobat

Dari hasil analisis diperoleh nilai p sebesar 0,011<0,05 sehingga diketahui ada hubungan antara umur dengan kepatuhan berobat pada pasien tuberkulosis paru di UPTD Puskesmas Cilacap Selatan I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden pada yang tidak memperhitungkan umur yang berlaku yaitu umur > 49 tahun, karena pada umur tua daya tahan tubuh seseorang menurun sehingga mudah terserang penyakit, pada umur tua juga lebih tidak teratur minum obat yang disebabkan oleh suatu penyakit. kurangnya motivasi yang kuat untuk sehat dan menjaga kesehatannya, ia menjadi lebih terisolasi dan terjadi penurunan fungsi sosial seperti intelektual, memori dan kemampuan memecahkan masalah. Sedangkan responden remaja dan dewasa patuh dalam berobat, hal ini disebabkan karena tubuhnya masih produktif sehingga memiliki motivasi yang tinggi untuk berobat.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Budiman, dkk 2010) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan kepatuhan menjalani terapi.

Hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan berobat

Hasil analisis diperoleh nilai p value sebesar 0,012<0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kepatuhan berobat pada pasien tuberkulosis paru di UPTD Puskesmas Cilacap Selatan I. Menurut (Rukmini 2011), pendidikan adalah berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru pada kelompok produktif, semakin rendah pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula risikonya untuk tertular tuberkulosis paru, pendidikan berkaitan dengan pengetahuan yang nantinya berhubungan dengan upaya pengobatan. Penelitian di Vietnam yang dilakukan oleh Hoa (2004) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan kesehatan TBC nasional dengan peningkatan pengetahuan TBC.

Hasil analisis diperoleh nilai p 0,204 > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kepatuhan dalam pengobatan pasien tuberkulosis paru di UPTD Puskesmas Cilacap Selatan I. Tabel diatas menunjukkan untuk kategori tipe pekerjaan dengan tingkat kepatuhan berurutan dari yang terkecil yang paling banyak adalah pedagang dan petani (4,7%), perorangan (16,3%), pekerja (20,9%) dan lain-lain, yang sebagian besar didominasi oleh ibu rumah tangga dan pelajar. (30,2%), kategori pekerjaan lain cenderung karena sebagian besar pekerjaan lain didominasi oleh ibu rumah tangga dan pelajar, ibu rumah tangga dan pelajar mempunyai waktu luang yang lebih banyak sehingga lebih mudah meminum obat tepat waktu. puskesmas dan tidak ada lagi alasan untuk tidak meminum obat tepat waktu dibandingkan dengan pegawai swasta atau pekerja yang biasanya mempunyai sedikit waktu luang karena orang yang bekerja biasanya mempunyai sedikit waktu luang untuk mengunjungi fasilitas kesehatan (Notoatmodjo 2007).

Tabel 3 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Berobat Kriteria
Tabel 3 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Berobat Kriteria

Hubungan pendapatan dengan kepatuhan berobat

Hasil analisis diperoleh p-value sebesar 0,062 > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara pendapatan dengan kepatuhan berobat pada pasien tuberkulosis paru di UPTD Puskesmas Cilacap Selatan I. Dari tabel diatas dapat dilihat untuk jenis pendapatan kategori dengan tingkat kepatuhan berturut-turut dari paling kecil sampai paling banyak adalah kategori pendapatan <= Rp500.000 yaitu sebanyak 18,6%, pendapatan > Rp yaitu sebanyak 4,7%, pendapatan. Faktor sosial ekonomi pasien berperan sebagai faktor risiko rendahnya kemauan pasien untuk mencari pelayanan kesehatan, karena rata-rata pendapatan penderita tuberkulosis paru masih rendah dibandingkan pendapatan per kapita penduduk.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Priska P pada tahun 2014 yang menyatakan bahwa tingkat pendapatan tidak berhubungan dengan kepatuhan pasien terhadap pengobatan TBC.

Kepatuhan berobat pasien

Penunjang keberhasilan pengobatan Tuberkulosis Paru

  • Ekstraksi batang sereh wangi
  • Ekstraksi daun kemangi
  • Skrining fitokimia ekstrak batang sereh wangi dan ekstrak daun kemangi
  • Formulasi sediaan gel anti nyamuk ekstrak batang sereh wangi dan ekstrak daun kemangi
  • Pembuatan sediaan gel
  • Evaluasi uji sifat fisik a. Uji organoleptis
  • Uji Anti Nyamuk
  • Preparasi dan Determinasi Tanaman
  • Pembuatan ekstrak batang sereh wangi dan ekstrak daun kemangi
  • Skrining fitokimia esktrak batang sereh wangi dan ekstrak daun kemangi
  • Evaluasi uji sifat fisik a. Uji organoleptis
  • Uji Anti Nyamuk

FORMULASI GEL PENGANTAR NYAMUK, KOMBINASI EKSTRAK KUNYAH JERUK (Cymbopogon nardus L) DAN EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum. citriodorum). Perlakuan A: Kelompok relawan mendapat gel antinyamuk yang mengandung 2% ekstrak daun serai wangi dan 2,6% ekstrak daun kemangi. Perlakuan B: Lengan relawan diberikan gel antinyamuk yang mengandung ekstrak daun serai wangi 3% dan ekstrak daun kemangi 3%.

Perlakuan C: Kelompok relawan diberikan gel antinyamuk dengan kandungan ekstrak daun serai wangi 4% dan ekstrak daun kemangi 3,4%. Gel pengusir nyamuk kombinasi ekstrak batang serai wangi dan ekstrak daun kemangi mempunyai efek antinyamuk.

Tabel 1. Formulasi gel anti nyamuk
Tabel 1. Formulasi gel anti nyamuk

Metode Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Analisis Data

Data Deskriptif 1. Usia

Laki-laki mempunyai risiko 2-3 kali lebih besar mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dibandingkan perempuan, karena laki-laki diduga memiliki gaya hidup yang cenderung menaikkan tekanan darah. Terlihat dari 108 responden, kinerja tekanan darah responden terbanyak pada bulan April di UPTD Puskesmas Kabupaten Cilacap adalah sebanyak 63 responden terkontrol yang terdiri dari 1 responden dewasa, 19 responden lansia dan 43 responden lansia, sedangkan 45 responden responden melakukannya. belum memenuhi target terdiri dari dewasa 2 responden, lansia 11 responden dan lansia 45 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian tekanan darah pada pasien hipertensi lebih banyak pada pasien usia lanjut karena pengobatan yang sangat baik dan motivasi pihak Puskesmas memberikan edukasi mengenai akibat jika hipertensi tidak dapat dikendalikan. mm Hg) Diastolik (mmHg).

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan obat hipertensi, penggunaan obat tunggal paling banyak diberikan, namun pemberian obat tidak sesuai dengan hasil pencapaian tekanan darah. Penggunaan obat tunggal sebaiknya diberikan pada pasien hipertensi yang tekanan darahnya masih terkendali, namun masih terdapat pemberian obat tunggal pada tekanan darah yang tidak terkontrol.

Data Penilaian Kepatuhan dan Tingkat Pengetahuan 1. Data penilaian tingkat kepatuhan

Berdasarkan pengujian hubungan tingkat persetujuan dengan tingkat pengetahuan dalam menjalani pengobatan hipertensi dengan menggunakan uji chi square diperoleh hasil sebagai berikut. Selain itu, hasil analisis uji chi-square diperoleh nilai p = 0,628 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat kepatuhan pengetahuan responden di UPTD Puskesmas Kabupaten Cilacap. Untuk tingkat kepatuhan pasien hipertensi prolanis terdapat 83 responden (76,9%) patuh patuh dan 25 responden tidak patuh (23,1%).

Penilaian tingkat pengetahuan pada penderita hipertensi prolanis mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 80 responden (74,1%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 25 responden (23,1%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 25 responden (23,1%). 3 responden (2,8%). Tidak terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan pengetahuan responden di UPTD Puskesmas Kabupaten Cilacap (p-value = 0,628 > 0,05).

Gambar

Diagram 1. Diagram Karakteristik Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Tanda Bahaya Pada Masa Nifas di Wilayah Puskesmas Kesugihan II Cilacap Tahun 2019
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Kematian Bayi Dan Masa Gestasi Bayi di RSUD Cilacap Tahun 2016-2018
Tabel 2. Hubungan Masa Gestasi Dengan Kematian Bayi di RSUD Cilacap Tahun 2016-2018
Tabel 1. Hasil Observasi Nilai Saturasi Oksigen Bayi Prematur pada tahap sebelum, selama, dan sesudah pemberian BMS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Pengetahuan Penderita Hipertensi tentang Hipertensi dengan Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kampa Tahun 2019.. Bab 1 Bab 2