• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional Padang, Juli 2017.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Seminar Nasional Padang, Juli 2017.pdf"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Editors:

Angelalia Roza, M. Eng. Sc Anggun Pratiwi J.F., MT Dwi Marsiska Driptufany, M.Si Dyla Midya Octavia, MT Isna Uswatun Khasanah, M.Eng Meli Muchlian, M.Si

Umar Hanafi Khalid, A.Md

Reviewer :

Prof. Ir. Zaidir, MS, Dr.Eng.

Jafril Tanjung, Dr.Eng.

Yossyafra, Ph.D.

Maidiawati, Dr.Eng Ir. Hendri Nofrianto, MT Ir. Drs. H. Maizir, MT Ir. H. Armeyn, MT

Ir. Wilton Wahab, M.Eng.

Mulyati, MT

Advisory Committee Semnas SPI ke 3 Tahun 2017:

Ir. Hendri Nofrianto, MT Maidiawati, Dr.Eng

Ir. Drs. H. Anrinal, SE, MT Ade Indra, MT

Agus, M.Sc

Organizing Committee Semnas SPI ke 3 Tahun 2017 : Chair : Ir. Leli Honesti, MT

Vice chair : Fajar Nugroho, MT

Secretary : Agri Americo Agamuddin, S.Pd, M.PdT Treasurer : Quinoza Guvil, M.Si

Members :

Angelalia Roza, M. Eng. Sc Anggun Pratiwi J.F., MT Isna Uswatun K., M.Eng Dwi Marsiska D., M.Si Dyla Midya Octavia, MT Meli Muchlian, M.Si Herman, ST, MT Misbah,ST, MT Silta Yulan Nifen, MT Arman A, SST, MT

Fajrin, M.Si Ir. Sofyan Z, MT Nofrizal, MT Octavernandes, ST Mapardi

Oki Gusfitril

Hamdeni Medriosa, MT Ir. Drs. Nasrul, MT

Masrinedi Umar, M.Eng

Dr. Herix Sonata M.S, M.Si Ir. Ahmad Refi, MT

Hamdi Habdillah, S. Kom Umar Hanafi K., A.Md.

Yuliarni, A.Md Afnilda Jenitria, SE Agung Rahma Yati, ST Era Ghoniati, ST

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Sambutan Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang ... i Editor ... ii Daftar Isi ... iii

Sub Topik I: Strategi Pengembangan Wilayah dan Infrastruktur

Hubungan Antara Kualitas Pelayanan dan Sarana Prasarana dengan Kompetensi Taruna Nautika Dalam Simulator Maritim

Darul Prayogo, Diah Zakiah, Laila Puspitasari Anggraini

dan Imam Fachrudin ... 1

Kajian Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) Pada Satuan Kerja (SATKER) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Lingkungan Balai Nasional Wilayah I Aceh

Febrimen Herista ... 7

Review Penyebab Keterlambatan Pada Proyek Konstruksi

Sesmiwati, Vivi Ariani dan Fielda Roza ... 15 Implementasi Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) pada Perusahaan Jasa Konstruksi di Wilayah Sumatera Barat

Fatma Ira Wahyuni, N. Carlo dan Wardi ... 23

Penerapan Metode Value Engineering pada Proyek Pembangunan Asrama Putera Yayasan Tapuz Kota Pariaman

Nasrul dan Rozanya ... 29 Sub Topik II: Studi Komparatif Pengembangan Infrastruktur

Kajian Efektifitas Semen Terhadap Perbaikan Prilaku Lempung Sebagai Tanah dasar Infreastruktur Jalan

Herman ... 39

Analisis Volume Sedimen Terhadap Pendangkalan Penampang Sungai Akibat Curah Hujan Tahunan di Muara Sungai Batang Arau

Nofrizal ... 48

Analisa Ketersediaan Air Bersih untuk Kebutuhan Penduduk di Kecamatan Pauh Kota Padang

Syofyan Z ... 55 Tinjauan Aspek Lingkungan dalam Perencanaan Jaringan Drainase di Daerah Pemukiman

Maizir... 63

(4)

Sub Topik III: Studi Inovasi Struktur dan Material

Pengaruh Pemakaian Pasir Bukit dan Pasir Sungai Terhadap Kuat Tekan Beton

Arman. A, Erix Sonata dan Yangga Pangestu ... 70

Evaluasi Penggunaan Tulangan Bambu Terhadap Beban Lentur Pada Struktur Beton Bangunan Rumah Tinggal

Mulyati dan Arman A ... 74

Palm Kernel Shell sebagai Alternatif Interior Bangunan

Sjelly Haniza, Annisa Khairunnas, Ahlan Fajar, Gema Dwi Luhuadi

dan Husnul Fikri ... 80 Studi Eksperimen Penggunaan Variasi pH Air Pada Kuat Tekan Beton Normal f’c 25 Mpa

M.Farsyah Septa Hartawan, Srikirana Meidiani, Amelia Rajela

dan Anton Fartawijaya ... 88

Analisis Kuat Tekan Batako dengan Penambahan Serat Pelepah Kelapa Sawit

Zainuri, Gusneli Yanti dan Shanti Wahyuni Megasari ... 95

Optimasi Bentuk Struktur dan Penampang pada Struktur Rangka Baja Terhadap Kendala Kehandalan Material Struktur dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetik

Augusta Adha ... 100

Kaji Ulang Desain Jetty Pada Muara Banjir Kanal Padang dengan Menggunakan Material Batu Alam dan Tetrapod

Ahmad Refi dan Yusrita ... 108 Analisis Karakteristik Beton dengan Kombinasi Bahan Tambah Plastiment-VZ dan Sikament-NN Pada Pekerjaan Rigid Pavement di Provinsi Riau

Shanti Wahyuni Megasari dan Winayati ... 117

Penggunaan Abu Vulkanik Gunung Sinabung Sumatera Utara untuk Infrastruktur Perumahan Penduduk di Kawasan Bencana

Fahrizal Zulkarnain ... 125 Penggunaan Serat Bambu Pada Campuran Beton untuk Meningkatkan Daktalitas Pada Keruntuhan Beton

Ronny Junniady, A.D. Masdar, R. Marta dan A. Masdar ... 131

Analisis Pengaruh Nilai Tegangan Leleh Tulangan Sengkang Kolom Terhadap Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang

F. Annisa A, A. Sondra dan Maidiawati ... 136 Studi Eksperimental Evaluasi Pengaruh Penambahan Serat Tempurung Kelapa

Terhadap Kuat Tarik Beton Normal

R. Arianto dan MAIDIAWATI ... 143

(5)

Analisis Kuat Tekan Batako

dengan Penambahan Serat Pelepah Kelapa Sawit

ZAINURI1*, G. YANTI2*dan S. W. MEGASARI3*

1,2,3

Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru 28265,Indonesia

*Corresponding author: [email protected]; [email protected]; [email protected]

Abstrak: Provinsi Riau memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas peringkat pertama di Indonesia, dengan luas 2.399.172 hektar berdasarkan data BPS tahun 2014. Limbah pelepah kelapa sawit setiap hektar ± 3,108 ton/bulan. Dalam setahun setiap hektar menghasilkan limbah pelepah kelapa sawit 37,296 ton. Potensi serat pelepah kelapa sawit masih harus ditemukan, salah satunya sebagai bahan tambah pada pembuatan batako. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak penambahan serat terhadap nilai kuat tekan batako. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental.Hasil yang diperoleh adalah penambahan serat pelepah kelapa sawit 1% dapat meningkatkan nilai kuat tekan rata-rata batako- serat sebesar 111,34 kg/cm2 di atas nilai batako normal yang bernilai rata-rata 104,28 kg/cm2; penambahan serat pelepah kelapa sawit 3% dan 5% menurunkan nilai kuat tekan di bawah batako-normal dengan nilai kuat tekan rata-rata 70,61 kg/cm2 dan 68,98 kg/cm2. Temuan dari penelitian ini adalah penambahan serat pelepah kelapa sawit sebanyak 1% pada pembuatan batako-serat dapat meningkatkan nilai kuat tekan dari batako-normal. Karena itu, penambahan serat pelepah kelapa sawit sebanyak 1% dari berat semen direkomendasikan pada pembuatan batako serat dengan capaian mutu I SNI 03-0349-1989.

Kata kunci: batako, serat, kuat tekan

1. PENDAHULUAN

Provinsi Riau memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas peringkat pertama di Indonesia. Luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau berdasarkan data BPS tahun 2014 adalah 2.399.172 hektar. Setiap hektar lahan perkebunan dapat ditanami 148 pohon. Kelapa sawit yang sudah cukup umur akan menghasilkan limbah sekurang-kurangnya 2 pelepah setiap pohon dalam sekali panen. Potensi limbah pelepah kelapa sawit setiap hektar ±3,108 ton/bulan. Dalam setahun setiap hektar menghasilkan limbah pelepah kelapa sawit 37,296 ton.

Dengan luasan perkebunan yang ada dapat diperhitungkan limbah pelepah kelapa sawit yang dihasilkan terus- menerus.

Pelepah kelapa sawit memiliki serat yang belum dimanfaatkan. Beberapa serat organik yang berasal dari tumbuhan lain sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku produk yang diperlukan. Serat-serat

organik yang sudah banyak dimanfaatkan seperti serat kelapa/sabut, serat enceng gondok, serat nenas, serat rami/yute, ijuk dan lain-lain. Peluang pemanfaatan serat pelepah kelapa sawit sama besarnya serat organik lainnya.

Potensi serat pelepah kelapa sawit yang masih harus ditemukan menjadi pertimbangan untuk memanfaatkan selain tujuan mengurangi limbah yang dapat menjadi bahan pencemar. Bahan bangunan seperti batako-serat sudah mulai dikenal dan memiliki keunggulan tersendiri. Pemakaian serat pelepah kelapa sawit sebagai bahan tambah dalam pembuatan batako dilakukan dan selayaknya melalui serangkaian uji untuk mengetahui kelayakan pemakaian serat pelepah kelapa sawit dalam pembuatan batako. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak penambahan serat terhadap nilai kuat tekan batako-serat.

(6)

Seminar Nasional Strategi Pengembangan Infrastruktur ke-3 (SPI-3) Institut Teknologi Padang, 27 Juli 2017

2. METODE PENELITIAN

Serat pelepah kelapa sawit yang digunakan berusia kurang lebih 8 tahun dan berasal dari tanaman sawit yang tumbuh di kabupaten Kampar. Teknik pemisahan serat dengan menggunakan bahan kimia NaOH. Larutan NaOH dibuat dari NaOH kristal 30 gr untuk tiap 1 liter air sebagai bahan pelarut.

Pelepah kelapa sawit yang telah dibuang kulitnya luarnya, dipotong sesuai ukuran yang diinginkan lalu direndam dalam larutan NaOH setelah pelepah kelapa sawit tersebut direbus terlebih dahulu untuk melunakkan jaringan ikat pelepah. Sikat besi digunakan untuk memisahkan serat dari jaringan ikat yang telah melemah akibat perendaman dalam larutan NaOH. Serat yang sudah kering dipotong-potong ± 2 cm dan siap digunakan sebagai bahan tambah pembuatan batako. Job mix desain pembuatan batako-serat terlihat dalam Tabel 1. Job mix tersebut untuk membuat batako-normal ukuran 20 cm

× 10 cm × 6 cm sebanyak 6 buah.

Tabel 1: Job mix desain batako

Bahan Jumlah

Bahan

Keterangan Semen

Pasir beton Pasir urug Air Serat : 1%

3%

5%

2,7168 kg 8,1510 kg 5,4342 kg 0,1000 lt 0,0272 kg 0,0815 kg 0,1358 kg

Semen Padang Kab. Kampar Kab. Kampar Kota Pekanbaru Kab. Kampar dalam keadaan kering

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental.

Serangkaian eksperimen dilakukan, mulai dengan penyiapan serat dan mengukur kekuatan, elastisitas serat, membuat sampel/benda uji batako- normal dan batako-serat, serta melakukan beberapa uji atas batako yang dibuat. Serangkaian uji yang dilakukan berguna untuk mengetahui

mutu batako-serat yang dibuat. Syarat fisis dari bata beton sesuai isyarat SNI 03-0349-1989 dilihat dalam Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2: Syarat fisis bata beton Syarat Fisis Mutu Bata Beton

I II III IV Kuat tekan

rerata min.

(kg/cm2)

100 70 40 25 Kuat tekan

masing benda uji min (kg/cm2)

90 65 35 21 Penyerapan air,

maks (%) 25 35 - -

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Serat pelepah kelapa sawit yang berasal dari kabupaten Kampar dijadikan bahan tambah dalam pembuatan batako-serat. Penambahan serat yang dilakukan sebanyak 1%, 3%

dan 5% dari berat semen yang akan digunakan. Empat kelompok sampel yang dibuat terdiri dari batako-normal, batako-serat 1%, batako-serat 3% dan batako-serat 5%.

Serat pelepah kelapa sawit yang digunakan telah diuji kuat tarik dan mulurnya. Nilai kuat tarik serat 4400 gr/helai dan nilai mulur 4,23%. Angka tersebut menunjukkan bahwa serat pelepah kelapa sawit yang digunakan tidak mudah putus dan cukup elastis.

Serat pelepah kelapa sawit kering dengan ukuran panjang serat ±2 cm dan berat berdasarkan persentase yang diinginkan dimasukkan dalam adukan bahan-bahan batako dan dicampur secara merata, menghasilkan sampel batako-serat yang dijadikan benda uji.

Setelah batako yang dibuat berumur 28 hari dilakukan uji penyerapan air dan uji kuat tekan. Hasil uji penyerapan air sampel tertera dalam tabel berikut.

(7)

Tabel 3: Uji penyerapan air rata-rata Asal Serat Serat

(%)

Penyerapan (%)

Normal 0 4,50

Kab. Kampar

1 3 5

3,50 4,80 5,70

Semua angka penyerapan air menunjukkan bahwa semua sampel memiliki penyerapan air yang rendah, jauh lebih rendah dari penyerapan air maksimum yang dizinkan SNI yaitu 25% untuk mutu I. Penyerapan air yang rendah akan berpengaruh pada ketahanan material. Makin kecil kemampuan bahan menyerap air, itu akan berdampak baik terhadap material tersebut. Selain uji penyerapan air, dilakukan uji kuat tekan atas sampel yang dibuat. Hasil pengujian kuat tekan tertera dalam tabel berikut ini.

Tabel 4: Nilai kuat tekan rerata Variasi Serat Rerata (kg/cm2) Normal

Serat 1%

Serat 3%

Serat 5%

104,28 111,34 70,61 68,98

Batako-normal memiliki nilai kuat tekan berkisar 95,05 – 114,06 kg/cm2 atau dengan nilai rata-rata kuat tekan 104,28 kg/cm2. Pada penambahan serat 1% terjadi kenaikkan nilai kuat tekan batako-serat dari batako-normal dengan nilai kisaran 103,20 - 119,49 kg/cm2 atau bernilai rata-rata kuat tekan 111,34 kg/cm2. Batako-serat 1% lebih baik dari batako-normal yang dibuat dengan job mix desain yang sama.

Pada penambahan serat sebanyak 3% dan 5% dari berat semen nilai kuat tekan batako-serat menurun dan bahkan lebih rendah dari nilai kuat tekan batako-normal. Nilai rata-rata kuat tekan batako-serat 3% adalah 70,61 kg/cm2 di bawah nilai batako-normal.

Makin besar porsi penambahan jumlah serat, berdampak pada penurunan kekuatan material. Pada penambahan serat 5% nilai rata-rata kuat tekan turun kembali dengan nilai 68,98 kg/cm2.

Gambar 1: Nilai kuat tekan batako

Temuan dari penelitian ini adalah penambahan serat pelepah kelapa sawit sebanyak 1% pada pembuatan batako- serat dapat meningkatkan nilai kuat tekan di atas nilai kuat tekan batako- normal. Karena itu, penambahan serat pelepah kelapa sawit sebanyak 1% dari berat semen direkomendasikan pada pembuatan batako serat dengan capaian mutu I SNI.

Penambahan serat sebesar 3% dan 5% dari berat semen menurunkan nilai kuat tekan batako-serat, namun nilai kuat tekan tersebut masih berada pada range mutu III yang diisyaratkan SNI tentang bata beton pejal. Untuk pembuatan batako-serat dengan mutu II dan III SNI, penambahan serat dengan porsi 3% dan 5% dapat dilakukan.

Berbicara tentang mutu yang ditetapkan SNI, maka penambahan serat pelepah kelapa sawit 1%, 3% dan 5% dapat dilakukan sebab senua hasil kuat tekan yang diperoleh masih dalam standar mutu yang ditetapkan.

(8)

Seminar Nasional Strategi Pengembangan Infrastruktur ke-3 (SPI-3) Institut Teknologi Padang, 27 Juli 2017

4. KESIMPULAN

Batako-serat menggunakan serat pelepah kelapa sawit yang merupakan serat organik dapat diterima sesuai hasil penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan serat pelepah kelapa sawit yang berasal dari kabupaten Kampar dalam pembuatan batako. Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Penambahan serat pelepah kelapa sawit 1% dapat meningkatkan nilai kuat tekan batako-serat; dengan nilai rata-rata kuat tekan 111,34 kg/cm2 di atas nilai batako-normal dengan rata-rata 104,28 kg/cm2. 2. Penambahan serat pelepah kelapa

sawit 3% dan 5% menurunkan nilai kuat tekan di bawah batako-normal dengan nilai kuat tekan rata-rata 70,61 kg/cm2 dan 68,98 kg/cm2.

5. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada DRPM Dikti, LPPM Unilak atas penyediaan dana penelitian dan tim teknisi Laboratorium Beton Prodi Teknik Sipil Unilak, PT. Riau Mas Bersaudara serta Laboratorium Pengujian Tekstil Bandung atas bantuan yang telah diberikan.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. Adibroto, F. (2014) Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis Serat Pada Kuat Tekan Paving Block. Jurnal Rekayasa Sipil.Vol. 10, No. 1, 1-11.

2. Andriyani, Y. dan Nursyamsi(2014) Pemanfaatan Serbuk Kaca Sebagai Bahan Tambah Dalam Pembuatan Batako. Jurnal Teknik Sipil USU. Vol.

3, No. 2.

3. Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (2014)Luas Areal Perkebunan Menurut Jenis tanaman. Pekanbaru.

4. Fauzi, Y.(2006)Kelapa Sawit : Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran.Jakarta: Penebar Swadaya.

5. Hadi, M. M.(2004)Teknik Berkebun Kelapa Sawit.cet. I, Yogyakarta:

Adicita Karya Nusa.

6. Hermanto, D., Supardi dan Edy Purwanto (2014) Kuat Tekan Batako Dengan Variasi Bahan Tambah Serat Ijuk. e-Jurnal Matriks Teknik Sipil.

491-497.

7. Intara, Y. I. dan Banun Diah P. (2012) Studi Sifat Fisik dan Mekanik Parenkhim Pelepah Daun Kelapa Sawit Untuk Pemanfaatan Sebagai Bahan Anyaman. Jurnal Agrointek.

Vol. 6 No. 1, 36-44.

8. Kristiawan, A. dan Putri Anggi Permata Suwandi(2015) Pengaruh Penambahan Kapur dan Sabut Kelapa Terhadap Bobot dan Daya Serap Air Batako. Jurnal Ilmiah Teknosains.

Vol. 1,No.1, 29-35.

9. Multazzam, K. A. dan Priyanto Saelan(2014) Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan Dalam Campuran Mortar Untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block). Jurnal Online Teknik Sipil Itenas. Vol. xx, No. x, 1-12.

10. Mulyono, T.(2005)Teknologi Beton.

ed. II.Yogyakarta: Andi.

11. Suhardiman, M. (2011) Kajian Pengaruh Penambahan serat Bambu Ori Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton. Jurnal teknik.Vol. 1, No.

2, 88-95.

12. T. Sofyan, B.(2011)Pengantar Material Teknik.Jakarta: Salemba Teknika.

13. Widiastuti, R. dan Dana Kurnia Syabana(2015) Serat Pelepah Kelapa Sawit (Sepawit) Untuk Bahan Baku Produk Kerajinan. Prosiding Seminar Nasional 4th UNS SME’s Summit &

Awards, 7-14.

(9)

[14] Zainuri, Gusneli Yanti dan Shanti Wahyuni Megasari (2015) Analisis Beton Ringan Tanpa Agregat Kasar Dengan Penambahan Polymer Concrete. Jurnal Sainstek. Vol. 3, No. 1, 1-9.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Atas rodho dan kehendak- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK DAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT

Dilihat dari Gambar V.2. di atas penambahan serat kelapa akan menaikan kuat tarik belah batako sampai pada presentase 0,15 % dan akan mengurangi kuat tarik belah batako pada

Kandungan nutrisi yang terdapat pada pelepah daun kelapa sawit seperti bahan organik sebesar 16,6% serat deterjen netral sebesar 78,7% dan serat deterjen asam sebesar 55,6%

Kuat tekan maksimum adalah pada beton dengan mix design metode Dreux dengan kadar penambahan serat sebesar 1 %, menghasilkan kuat tekan sebesar 44,07 MPa atau terjadi kenaikan

Dari hasil penelitian studi eksperimental kuat tekan beton geopolymer dengan pemanfaatan limbah fly ash, kuat tekan rata-rata tertinggi pada beton geopolimer diperoleh dari

Kuat Tekan Batako Keseluruhan Latrit sebagai bahan pengganti sebagian pasir (50%) dapat mempengaruhi nilai kuat tekan dengan penambahan sebesar 3.47 kg/cm².Hasil pengujian

Hasil pengujian menunjukkan penambahan serat sabut kelapa sebesar 0,5% dengan perlakuan alkali merupakan komposisi yang optimum, dimana mampu meningkatkan nilai

Kesimpulan yang diperoleh adalah semakin banyak konsentrasi penambahan serbuk serasah lamun semakin rendah nilai kuat tekan eco-batako dan sebaliknya semakin sedikit