• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMINAR NASIONAL Pembangunan Pertanian III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SEMINAR NASIONAL Pembangunan Pertanian III"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

2018

(2)
(3)

2018

S E M I N A R N A S I O N A L

P e m b a n g u n a n P e r t a n i a n I I I

Sumberdaya dan Kebijakan Pembangunan Pertanian di

Era Revolosi Industri 4.0

(4)

2018

S E M I N A R N A S I O N A L P e m b a n g u n a n P e r t a n i a n I I I

B U K U P R O S I D I N G 2 0 1 8 : S E M I N A R N A S I O N A L P e m b a n g u n a n P e r t a n i a n I I I S u m b e r d a y a dan Kebijakan Pembangunan Pertanian diEra Revolosi Industri 4.0 496 hlm, 18 x 24 cm

Sumberdaya dan Kebijakan Pembangunan Pertanian di Era Revolosi Industri 4.0

ISBN : 978-602-60456-6-9 Penerbit :

Badan Penerbitan Fakultas Pertanian UB Redaksi :

Jl. Veteran Malang - 65145 Tel / Fax : +62341 580054 Email : [email protected]

SEMINAR NASIONAL PEMBANGUNAN

PERTANIAN III

XXI

Hak cipta dilindungi undang - undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit

(5)

| i

KATA PENGANTAR

Puji syukur pertama-tama kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya Seminar Nasional Pembangunan Pertanian III bertema: “Sumberdaya dan Kebijakan Pembangunan Pertanian di Era Revolusi Industri 4.0” dapat dilaksanakan dengan baik dan membawa kemanfaatan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 01 Desember 2018 di Gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, dalam rangka DIES NATALIS Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ke-58.

Pentingnya Seminar Nasional ini berangkat dari kesadaran pentingnya sektor pertanian sebagai kunci keberhasilan pembangunan Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam mensuplai kebutuhan pangan dan bahan baku industri akan mampu mendorong pertumbuhan kekuatan ekonomi sektor lain dan menyebabkan fundamental ekonomi negara semakin kokoh.

Pembangunan Pertanian di era Revolusi Industri 4.0 membutuhkan perhatian semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun petani sebagai ujung tombaknya. Kemajuan infrastruktur, teknologi, kelembagaan, dan juga serangkaian program kebijakan pemerintah yang kondusif diperlukan dalam menjawab tantangan pembangunan pertanian yang semakin kompleks. Teknologi dan kemampuan manajerial perlu ditingkatkan secara terus-menerus untuk mengantisipasi berbagai perubahan yang selalu ada sebagai respon dari cepatnya perkembangan inovasi di era Revolusi Industri 4.0. Outputnya adalah peningkatan efisiensi dan daya saing di sektor pertanian, sedangkan outcomenya adalah tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Harapan besar masyarakat untuk peran Perguruan Tinggi yang lebih signifikan akan diwujudkan selangkah demi selangkah ke depan, diantaranya melalui Seminar Nasional Pembangunan Pertanian III ini. Semoga DIES NATALIS Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ke-58 ini menjadi titik awal menuju Fakultas Pertanian yang semakin maju dan berkontribusi yang lebih signifikan dalam pengembangan ilmu, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat baik dalam lingkup regional, nasional, maupun internasional.

Malang, Desember 2018 Dekan FP UB

Dr. Ir. Damanhuri, MS

(6)

ii |

(7)

| iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI ... vi

EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI (Oryza sativa) DI DESA KLUWUT KECAMATAN WONOREJO KABUPATEN PASURUAN, JAWA TIMUR

Tatang Suryadi dan Ratna Dewi Mulyaningtiyas ... 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN MULTIDIMENSIONAL ATAU KEMISKINAN MONETER (STUDI KASUS DI YOGYAKARTA)

Khalista Arkania H dan Robert Kurniawan ... 8 KETERKAITAN KEANGGOTAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH (SEKRETARIAT BERSAMA) DAN SARANA PRODUKSI PADI TERHADAP KETERSEDIAAN PANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN D.I. YOGYAKARTA

Sri Maya Juliani Hasibuan dan Robert Kurniawan ... 16 EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN HULU SUNGAI

TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Yusuf Azis, Nuhfil Hanani, Syafrial, dan A.Wahib Muhaimin ... 23 PERUBAHAN KESEJAHTERAAN DAN POLA KONSUMSI BERAS SEBAGAI KOMODITAS PANGAN POKOK DI INDONESIA

Fitrotul Laili, Ratya Anindita, Agnes Q.P, dan I Wayan.S

...

31

THE IMPACT OF UNCERTAINTY SHOCKS ON THE VOLATILITY OF STRATEGIC COMMODITY PRICES IN INDONESIA

Fitrotul Laili, Nur Baladina,Putri Budi S, dan Wiwit Widyawati ... 42 ANALISIS EFEKTIFITAS PENETAPAN KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET)

TERHADAP STABILITAS HARGA BERAS

Yati Nuryati dan Muhammad Rizal Taufikurahman ... 55

(8)

iv |

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI DESA BANYUBANG KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

Wiwit Widyawati dan M. Rofiq Sa‟dullah ... 64 APLIKASI GAME THEORY DALAM ANALISIS PERILAKU PETANI TERHADAPRISIKO

USAHATANI PADI DI DESA KEDUNGPEDARINGAN, KECAMATANKEPANJEN, KABUPATEN MALANG

Riski Amelia, Putri Budi Setyowati, Sujarwo, dan Nuhfil Hanani ... 69 TANTANGAN PASAR BENIH JAGUNG MANIS HIBRIDA MELALUI IDENTIFIKASI TINGKAT KEPUASAN PETANI

Nur Baladina, Arifin Noor Sugiharto, Anisa Aprilia, dan Tatiek Koerniawati Andajani ... 76 PERKEMBANGAN KINERJA PASAR KOMODITAS KENTANG DI SENTRA PRODUKSI KOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR

Rini Dwiastuti, Vetty Seily Kurnia Dessy, dan Ridayati ... 87 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS BUDIDAYA TAMBAK BANDENG PADA TEKNOLOGI

TRADISIONAL DAN SEMI-INTENSIF DI JAWA BARAT

Mahfudlotul „Ula, dan Suprehatin ... 98 PENGARUH VOLATILITAS NILAI TUKAR TERHADAP KINERJA EKSPOR UDANG

INDONESIA

Eka Dewi Satriana, Harianto, dan Dominicus Savio Privarsono ... 104 AKSESIBILITAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP STATUS KETAHANAN PANGAN DI

WILAYAH GUGUS KEPULAUAN HALMAHERA SELATAN

Ahmad Yunan Arifin ... 112 KAJIAN POLA PRODUKSI DAN KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA DALAM

PERENCANAAN PENYEDIAAN PANGAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

Yopi Saleh dan Ahmad Yunan Arifin ... 119 ANALISIS SITUASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM INSEMINASI BUATAN UNTUK

PERUMUSAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG DI MALUKU UTARA

Heru Ponco Wardono

1

dan Ahmad Yunan Arifin... 128

(9)

| v

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI BAWANG MERAH

Rini Mutisari dan Deny Meitasari

...

136

ADOPTION OF TECHNOLOGY AND INSTITUTION OF PRODUCTION AND INCOME OF

WOODEN FARMERS IN MALANG DISTRICT

Tri Wahyu Nugroho

1

, Novil Dedy Andriatmoko ... 142

AGRIBISNIS DAN MANAJEMEN PERTANIAN

PENERAPAN POLA REGROUPING LAHAN MEKANISASI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI TEBU DI KECAMATAN JATIREJO KABUPATEN MOJOKERTO

Mashudiana... 152 IMPLEMENTASI PERTANIAN BERKELANJUTAN DI PTPN X UNTUK MENJAGA

KESEIMBANGAN EKOSISTEM DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

Dita Widi Atmaja ... 159 ANALISIS KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

(STUDI KASUS PROVINSI DI YOGYAKARTA)

Nurmawiya dan Robert Kurniawan ... 165 POLA KONSUMSI PANGAN IDEAL PETANI SAYUR DI KECAMATAN DAMPIT, KABUPATEN MALANG

Despa Siswanti, Sugiyanto, Mas Ayu Ambayoen ... 173 KONDISI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) MAKANAN RINGAN MENGHADAPI

ERA INDUSTRI 4.0 DI KOTA PAYAKUMBUH PROPINSI SUMATERA BARAT

Rian Hidayat, Rika Hariance ... 180 ENTREPRENEURIAL MARKETING PADA INDUSTRI KRIPIK TEMPE SANAN DI KOTA

MALANG

Novi Haryat, Miftakhurrizal Kurniawan, Faizatul Amalia

,

, dan M. Adi Surahman ... 185 MOTIVASI PELAYANAN PUBLIK DAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI PREDIKTOR

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DALAM ORGANISASI PUBLIK SEKTOR PERTANIAN

Hary Sastrya Wanto dan Endang Siswati ... 192

(10)

vi |

STRATEGI INDUSTRIALISASI PERTANIAN DALAM BENTUKPEMBANGUNAN AGRIBISNIS MERUPAKAN SOLUSI MENSEJAHTERAKAN RAKYAT

Markus Patiung ... 201 STRATEGI PEDAGANG SAYUR DALAM MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN PASAR

Sugeng Riyanto ... 206 PENINGKATAN DAYA SAING AGRIBISNIS JAMBU KRISTAL DENGAN OPTIMALISASI

BUILDING BLOCKS

Heptari Elita Dewi dan Bondan Setyawan ... 210 ANALISIS MODEL BISNIS KELOMPOK USAHA PETANI KENTANG DI KOTA BATU

Dwi Retnoningsih dan Neza Fadia Rayesa ... 214 PREFERENSI PETANI PADI TERHADAP KEBIJAKAN PERTANIAN DI DESA MALASAN,

KECAMATAN DURENAN, KABUPATEN TRENGGALEK, JAWA TIMUR

Ina Queen Dia Ayu Sari, Novil Dedy Andriatmoko, dan Sujarwo ... 223 ANALISIS PENETAPAN HARGA BERAS SEMI ORGANIK KELOMPOK TANI MAKMUR

DI DESA PAMOTAN, KABUPATEN MALANG

Ivon Cladiya Martha, Dina Novia Priminingtyas ... 231 VALUE CHAIN ANALYSIS OF CHILI COMMODITY IN MALANG

Novil Dedy Andriatmoko dan Febriananda Faizal ... 237 ANALISIS PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBJEKTIF TERHADAP NIAT BELI SAYUR

ORGANIK DI KOTA MALANG

Rika Ismania Susanti, Abdul Wahib Muhaimin dan Hery Toiba ... 245

KOMUNIKASI DAN PEMBERDAYAAN PERTANIAN

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN BERBASIS SPASIAL (KASUS DI KABUPATEN KEDIRI)

Bayu Rahayudi

1

, Muh. Arif Rahman

2

, Agus Wahyu Widodo ... 251 PERSEPSI TENTANG KARAKTERISTIK TEKNIS INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA INOVATIF DALAM TRANSAKSI SAYURAN SECARA ONLINE

Edi Dwi Cahyono, Reza Safitri

dan Eka Pradesti ... 259

(11)

| vii

NAPAK TILAS KEJAYAAN BAWANG PUTIH SEMBALUN NUSA TENGGARA BARAT

Mardiana, Sylvia Kusumaputri Utami , Baiq Nurul Hidaya dan M Saleh Mokhtar ... 267 EVALUASI PENDAMPINGAN PETANI ETNIS MADURA TERHADAP KEBERLANJUTAN

PENERAPAN INOVASI (KASUS DI KABUPATEN SUMENEP)

Tini Siniati Koesno,Suryadi,Nasimun dan Achmad Syarif Fajrullah ... 272 PERSEPSI PETANI TEBU TERHADAP POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA

(Studi Kasus Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Petani Tebu Di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang)

Sugiyanto ... 282 STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DALAM MENGANTISIPASI PERUBAHAN FUNGSI LAHAN PERTANIAN

Bayu Adi Kusuma dan Medea Rahmadhani Utomo ... 285 PENGARUH MODAL PENGHIDUPAN (LIVELIHOODS ASSET) TERHADAP ADAPTASI

NELAYAN DALAM PERUBAHAN IKLIM DI KECAMATAN PAITON KABUPATEN PROBOLINGGO

Moh. Shadiqur Rahman dan Hery Toiba ... 291 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS SOCIOPRENEUR DI PAGUYUBAN

MAHAMERU, DESA TULUSBESAR, KEC. TUMPANG, KAB. MALANG

Setiyo Yuli Handono ... 303 PERANAN PEDAGANG PENGUMPUL DALAM PENGEMBANGAN USAHATANI CABAI

BESAR MELALUI KEMITRAAN PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DI KELURAHAN MERJOSARI, KOTA MALANG

Kliwon Hidayat ... 312

KOPERASI DAN KELEMBAGAAN PERTANIAN

KEMITRAAN PABRIK GULA GEMPOLKREP DAN KOPERASI PETANI TEBU RAKYAT

“ROSAN MAKMUR” DALAM PENGEMBANGAN TEBU DI KECAMATAN MANTUP, KABUPATEN LAMONGAN

Sabar Dwi Komarrudin ... 324 DAMPAK MEKANISASI PERTANIAN PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 TERHADAP

POLA PEMBAGIAN KERJA SEKSUAL PETANI PADI DI KABUPATEN BLITAR

Lintar Brillian Pintakami

dan Ulyan Khalif ... 331

(12)

| 443

EVALUASI FORMULASI PAKAN DAN JAMU TERNAK PADA AYAM JAWA SUPER FASE GROWER

Dewi Ratih Ayu Daning1, Novita Dewi Kristanti2

1Program Studi Agribisnis Peternakan Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

2Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Corresponding author: [email protected]

Abstract. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian formulasi pakan dan jamu ternak selama 35 hari terhadap konsumsi, konversi pakan, dan feed cost ayam jawa super. Penelitian dilaksanakan selama 35 hari dikandang Instalasi Ternak Unggas, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang. Ternak yang digunakan adalah Ayam Jawa Super sebanyak 200 ekor doc dengan kisaran bobot awal 50 gram.

Formulasi ransum yang teridiri dari bahan Jagung giling 54%, Bungkil Kacang Kedelai 17%, Tepung Ikan 11%, Pollard 12%, premix 2%, dan dicalcium phosphate 2% berdasarkan metode trial dan error. Komposisi bahan jamu terdiri dari bawang putih, kencur, lengkuas, kunyit, temulawak, kayu manis, siirh, mahkota dewa, molasses, dan mikroba. Data yang dikoleksi meliputi konsumsi, konversi pakan, dan feed cost per gain. Data dianalisis untuk diambil rata-rata dan standard deviasi yang selanjutnya disajikan secara deskriptif kuantitatif.

Formulasi pakan sebelum diaplikasikan sebagai pakan ayam diujikan terlebih dahulu komposisi nutrientnya dengan metode analisis proksimat. Hasil pengamatan dapat diketahui bahawa Bahan kering 90,40%, Bahan organik (21,38%), Protein Kasar (16,94), Lemak kasar (2,13), dan serat kasar (18,855), selanjutnya diperoleh rata-rata bobot badan 600 gram, konsumsi 1668 gram/ekor/35hari, FCR 3,94, feed cost/gain/35 hari sebanyak dan mortalitas 11%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa formulasi pakan dan jamu ternak memiliki pengaruh sesuai standar terhadap performa produksi ayam jawa super, sehingga dapat digunakan sebagai rekomendasi formulasi pakan dan jamu secara mandiri untuk peternak ayam jawa super.

Keywords: Formulasi pakan, Jamu Ternak, Produksi Ternak, Ayam Jawa Super

(13)

444 |

PENDAHULUAN

Ayam kampung super adalah persilangan antara ayam kampung pejantan dan ayam ras petelur betina (Salim 2013). Ayam kampung super saat ini banyak di budidayakan di ndonesia sebagai alternatif ayam broiler. Dibandingkan ayam broiler, ayam kampung super memiliki tekstur daging yang lebih padat sehingga memberikan rasa daging yang khas (Hartatik, 2014). Untuk melindungi kesehatan ayam kampung super, antibiotik telah lazim digunakan dalam pakan. Namun, penggunaan antibiotik dalam jangka waktu yang lama telah diketahui membahayakan kesehatan manusia sebagai konsumen, sehingga penggunaan antibiotik perlu dihindari. Berdasarkan hal tersebut, Penggunaan feed additive sebagai alternatif pengganti antibiotik pada pakan sangat berguna untuk menjaga peforma kesehatan ayam kampung super (Wicaksono, 2015). Produksi ayam kampung super yang tinggi ini menyebabkan beberapa peternak tidak memperhatikan kualitas pakan yang digunakan untuk memacu pertumbuhan ayam kampung super menjadi optimal, sehingga perlu adanya penyuluhan terkait pembuatan pakan yang berkualitas.

Banyak hal-hal yang harus diperhitungkan untuk peningkatan populasi ayam lokal, diantaranya yaitu pakan. Dalam pemeliharaan ayam lokal pedaging, konsumsi ransum merupakan hal dasar yang harus diperhatikan karena merupakan kebutuhan pokok akan berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan.

FCR (Feed Conversion Ratio) atau konversi ransum merupakan acuan dari tingkat efisiensi ransum yang dikonsumsi selama pemeliharaan. Jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak digunakan untuk mencukupi hidup pokok dan untuk produksi hewan tersebut (Tilman et al., 1998). Faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum antara lain besar tubuh ayam, aktifitas sehari-hari, suhu lingkungan, kualitas dan kuantitas ransum (NRC, 1994). Penimbangan bobot badan hendaknya dilakukan setiap minggu dengan mengambil contoh acak dari kelompok. Kecepatan pertumbuhan dapat diukur melalui pertambahan bobot badan pada saat tertentu, terhadap bobot badan pada minggu sebelumnya (Charles dan Spackman, 1985). Konversi ransum merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi penggunaan dan kualitas ransum. Konversi ransum adalah perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan dalam jangka waktu tertentu. Salah satu ukuran efisiensi adalah dengan membandingkan antara jumlah ransum yang diberikan (input) dengan hasil yang diperoleh baik itu daging atau telur (output) (Rasyaf, 1995).

Pakan yang diberikan untuk ayam buras biasanya menggunakan sisa makanan dan nasi aking. Pakan merupakan unsur yang pentng dalam peningkatan produktivitas ayam buras, sehingga perlu adanya teknologi pembuatan pakan secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan ternak. Selain itu, permasalahan utama yang dialami peternak ketika musim pancaroba banyak penyakit yang sering menyerang unggas seperti Avian Influenza (AI) dan New Castle Diseases (ND), sehingga salah satu alternative untuk menghindari penyakit adalah menjaga agar ayam buras memiliki kondisi dan daya tahan tubuh yang baik, salah satunya adalah dengan memberi jamu herbal. Berdasarkan kaji literature dan beberapa permasalahan peternak ayam jawa super perlu adanya kajian evaluasi formulasi pakan dan penggunaan jamu herbal untuk efisiensi produksi.

(14)

| 445 METODOLOGI

Penelitian dilaksanakan selama 35 hari dikandang Instalasi Ternak Unggas, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang. Ternak yang digunakan adalah Ayam Jawa Super sebanyak 200 ekor doc dengan kisaran bobot awal 50 gram. Formulasi ransum yang teridiri dari bahan Jagung giling 54%, Bungkil Kacang Kedelai 17%, Tepung Ikan 11%, Pollard 12%, premix 2%, dan dicalcium phosphate 2% berdasarkan metode trial dan error dapat dilihat pada tabel 1. Komposisi bahan jamu terdiri dari bawang putih, kencur, lengkuas, kunyit, temulawak, kayu manis, sirih, mahkota dewa, molasses, dan mikroba dapat dilihat pada tabel 2. Data yang dikoleksi meliputi konsumsi, konversi pakan, dan feed cost per gain. Data dianalisis untuk diambil rata-rata dan standard deviasi yang selanjutnya disajikan secara deskriptif kuantitatif. Formulasi pakan sebelum diaplikasikan sebagai pakan ayam diujikan terlebih dahulu komposisi nutrientnya dengan metode analisis proksimat

(15)

446 |

Tabel 1. Formulasi Pakan Berdasarkan Metode Trial and error Bahan

baku

Prop

% PK (%)

ME (Kcal/kg)

Ca (%)

Pav (%)

Methionin (%)

Lysin (%)

Tryptophan (%)

Harga (Rp)

Jagung 54 4.644 1819.8 0.0108 0.054 0.0972 0.108 0.054 2484

Polar 12 1.8 156 0.0168 0.0384 0.0204 0.036 0.012 432

Tepung

Ikan 11 5.5 290.4 0.22 0.165 0.22 0.704 0.099 935

Bungkil

Kedelai 17 7.14 380.8 0.0493 0.1105 0.1105 0.493 0.102 1190

Minyak

Goreng 2 0 172 0 0 0 0 0 80

Premix 2 0 0 0.5 0 0 0 0 100

Dicalsium

Phospat 2 0 0 0.373 0.002 0 0 0 80

Jumlah 100 19.084 2819 1.1699 0.3699 0.4481 1.341 0.267 5301

Tabel 2. Komposisi bahan jamu ternak untuk pembuatan 10 liter.

No. Bahan tanaman obat dan rempah Bagian yang

digunakan Jumlah 1. Bawang putih (Allium sativum. L) Umbi akar 250 gram 2. Kencur (Kaempferia galangal L) Rimpang 250 gram 3. Jahe (Gingeber officinale Rosc) Rimpang 125 gram 4. Lengkuas (Langkuas galangal Stunz) Rimpang 125 gram 5. Kunyit (Curcuma domestica Vahl) Rimpang 125 gram 6. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Rimpang 125 gram 7. Kayu manis (Cinnamomum burmanii B) Kulit batang 62,5 gram

8. Sirih (Piper betle L) Daun 62,5 gram

9. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Boerl) Daun 62,5 gram

10. Molasses Larutan 250 ml

11. EM4 (efektif mikroba) atau M-Bio Larutan 250 ml Sumber: Zainuddin dan Wakradihardja (2002) dalam Zainuddin (2006: 203).

Variabel yang Diamati

Variabel yang diamati atau diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini :

1. Konsumsi ransum : konsumsi ransum diukur setiap minggu sekali, yaitu selisih antara jumlah ransum yang diberikan dengan sisa ransum.

2. Pertambahan berat badan : pertambahan berat badan diperoleh dengan mengurangi berat badan akhir dengan berat badan pada minggu sebelumnya. Sebelum penimbangan terlebih dahulu ayam dipuasakan selama kurang lebih 12 jam.

3. Feed Conversion Ratio (FCR) : merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertambahan berat badan. Ini merupakan tolok ukur untuk menilai tingkat efisiensi penggunaan ransum. Semakin rendah nilai FCR, semakin tinggi efisiensi penggunaan ransumnya, demikian sebaliknya.

(16)

| 447 4. Feed cost/gain: merupakan perbandingan antara biaya konsumsi ransum dengan pertambahan berat badan. Ini untuk menetukan total biaya yang diperlukan untuk menghasilkan bobot badan tertentu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimasukkan kedalam tubuh ternak. Pakan yang dikonsumsi tersebut digunakan ayam untuk pemenuhan kebutuhan energi pemeliharaan organ dalam (body maintenance) dan kebutuhan produksi terutama untuk proses pembentukan daging (meat production).

Konsumsi pakan ayam kampung super sangat perlu diperhatikan untuk menjaga agar produktivitas yang dihasilkan dapat maksimal. Rata-rata nilai konsumsi pakan ayam kampung super pada penelitian Widodo et al. (2018) berkisar antara 42-43 g/ekor/hari atau setara 294 g/ekor/minggu. Nilai konsumsi ayam kampung super tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Munira et al (2016) yang menunjukkan bahwa konsumsi pakan ayam kampung super berkisar antara 42,49 – 44,31 g/ekor/hari. Rataan hasil konsumsi pakan diketahui untuk setiap minggunya sebesar 880, 1505. 2058, dan 2891 gram/ekor/minggu dengan total konsumsi salaam fase grower sebanyak 7,34 kg/ekor/28 hari dengan kenaikan bobot badan sebesar 342 gram, dengan total biaya pakan sebesar Rp.15,324/ekor/28 hari, data dapat dilihat pada tabel 3.

Data hasil penelitian menunjukkan jumlah konsumsi yang lebih rendah dibandingkan dari beberapa penelitian tentang evaluasi produksi ayam jawa super seperti yang sudah dijelaskan Widodo et al. (2017) tentang penambahan lempuyang pada pakan ayam jawa super bahwa konsumsi selama 7 minggu pemeliharaan sebanyak 42,52/gram/ekor/hari,sedangkan penelitian formulasi pakan dan formulasi jamu pada penelitian ini diperoleh total konsum sebanyak 37,42 gram//ekor/hari. Dalam penelitian ini, pemberian pakan dan kondisi ayam dianggap sama dengan perlakuan yang sama. Pemberian pakan dilakukan secara ad libitum sesuai standard kebutuhan efisiensi pakan untuk ayam jawa super. Besarnya konsumsi pakan dipengaruhi oleh palatabilitas pakan (rasa, bau, dan bentuk), cara pemberian pakan dan kondisi ayam (Wahyu, J, 2004), selanjutnya untuk pertambahan bobot badan tersebut diatas sangat erat kaitannya dengan pola tingkah laku ayam terhadap pakan perlakuan. Sidadolog dan Yuwanta, 2009 menyatakan bahwa semakin rendah kandungan protein energi pakan, maka konsumsi pakan akan lebih tinggi, agar kebutuhan protein energi untuk pertumbuhan dapat tercapai.

Tabel 3. Konsumsi ransum, PBB dan FCR pada fase grower

Nilai Konsumsi

Pakan(g/ekor)

PBB (g/ekor)

FCR Feed Cost/Gain (Rp/ekor/minggu)

Minggu ke-4 880 50 2.51 4667

Minggu ke-5 1505 96 2,24 7978

Minggu ke-6 2058 57 5,16 1090

Minggu ke-7 2891 139 2,974 15324

Rasio konversi pakan (feed Conversi Ratio) adalah perbandingan jumlah pakan yang dikonsumsi dengan kenaikan berat badan pada waktu tertentu, sehingga rasio konversi pakan menunjukkan efisiensi penggunaan pakan pada pemeliharaan ayam. Pakan yang diberikan memebrikan output sebagai pertambahan bobot

(17)

448 |

badan yang sesuai dengan standar produksi bibit ayam yang digunakan. Nilai konversi pakan akan semakin baik jika memiliki nilai yang lebih kecil.

Rata-rata rasio konversi pakan ayam selama pemeliharaan (7 minggu) sebesar 2,97. Dari data hasil penelitian Akhadiarto, 2017 tentang pertumbuhan ayam jawa super yang diberikan pakan pabrik memiliki FCR sebesar 2,77. Dengan nilai seperti itu maka pakan yang digunakan tidak efisien karena banyak pakan terbuang, sehingga berakibat penurunan berat badan. Menurut Penelitin Wijayanti, 2011, bahwa tinggi rendahnya angka konversi pakan disebabkan oleh adanya selisih yang semakin besar atau kecil pada perbandingan antara pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan yang dicapai. Ditambahkan Siregar dan Sabrani (2005) bahwa konversi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu genetik, bentuk pakan, temperatur, lingkungan, konsumsi pakan, berat badan, dan jenis kelamin

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa diatas formulasi pakan yang terdiri dari jagung, pollard, tepung ikan, bungkil kacang kedelai, minyak, dan premix meimilik performance produksi ayam jawa super sesuai standard ayam jawa super yang dipelihara dengan menggunakan pakan pabrik/pakan komersil, sehingga dapat dijadikan rekomendasi atau alternative formula pakan secara mandiri dengan biaya produksi pakan/kg sebesar Rp.5301.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiarto, S. 2017. Kajian Pembuatan Pakan Lokal dibanding Pakan Pabrik terhadap Performan Ayam Kampung di Gorontalo. Pusat Teknoprener dan Kluster Industri, BPPT. P-ISSN 1410-3680 / E-ISSN 2541-1233

Hartatik, D. S. 2014. Pengaruh penambahan serbuk daun sirsak (annona muricata linn) super periode grower.

Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. terhadap pemanfaatan protein, massa protein dan massa kalsium daging ayam kampung

Munira, S., L.O Nafiu., A.M. Tasse. 2016. Performans Ayam Kampung Super pada Pakan yang Disubtitusi Dedak Padi Fermentasi dengan Fermentor Berbeda. JITRO.Vol 3 (2): 21-29.

National Research Council (NRC). Nutrients Requairement for Poultry. Washington, DC. USA, 1994.

Rasyaf, M. 1994.Beternak Itik Komersial.Yogyakarta : Kanisus

Salim, E. 2013. Empat Puluh Lima Hari Siap Panen Ayam Kampung Super. Lily Publisher. Yogyakarta Sidadolog JHP dan T. Yuwanta. Pengaruh Konsentrasi Protein-Energi Pakan terhadap Pertambahan Berat

Badan, Efisiensi Energi dan Efisiensi Protein pada Masa Pertumbuhan Ayam Merawang. Animal Production 11 (1) :15-22, 2009.

Siregar, A.P., dan Sabrani. Teknik Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Magie Group. Jakarta, 2005.

Wahyu, J. Ilmu Nutrien Unggas. Cetakan ke 3. Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2004.

(18)

| 449 Wijayanti, R.P. Pengaruh Suhu Kandang yang Berbeda terhadap Performans Ayam Pedaging periode Starter.

Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang, 2011.

Zainuddin, D. 2006. Tanaman Obat meningkatkan Efisiensi Pakan dan Kesehatan Ternak Unggas. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdaya Saing. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Tillman, A. D. H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Yogyakarta.

Charles, D. and D. Spackman. 1995. Back to Basic. Agricultural Development and Advisory. Word Poultry Sci.

49 : 11-25.

Wicaksono, S. 2015. Pengaruh durasi pemberian tepung jahe emprit (zingiber officinale var. amarum) terhadap performa ayam kampung super. Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi Sarjana Peternakan)

Widodo, W., D.R, Imbang, A. Sutanto, A.D. Anggraini. 2017. Penmabahan Lemouyang dalam Pakan Ayam Kampung Super yang Menggunakan Campuran Jamu. Seminar Nasional dan Gelar Produk. UMM- Malang.17-18 Oktober 2017. (Skripsi Sarjana Peternakan)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata konsumsi pakan, konsumsi air minum, pertambahan bobot badan, mortalitas dan konversi pakan ayam pedaging umur 30

Pemberian tepung tomat dan ampas tahu tidak berpengaruh terhadap konsumsi pakan, bobot telur, konversi pakan, deplesi, dan produksi telur puyuh periode layer.. Kata kunci :

Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan yaitu: pembuatan pupuk organik cair (MOL), pengujian pengaruh antibiosis dan antisenosis beberapa jenis MOL (formulasi

Data konsumsi air minum, konsumsi pakan, bobot hidup, konversi pakan, bobot relatif dan panjang relatif saluran pencernaan ayam broiler umur 35 hari dengan pemberian air

Penelitian pengaruh pemberian susu skim dalam pakan terhadap konsumsi pakan, konversi pakan dan IOFC ayam broiler dilakukan dengan 3 tahapan meliputi tahap persiapan, tahap

Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam Pedaging dan Konversi

Namun hingga saat ini belum tercatat data mengenai jumlah ternak kelinci secara keseluruhan, tingkat konsumsi daging kelinci serta jumlah pemotongan ternak kelinci

Grafik Konsumsi Pakan Puyuh yang Diberi Pakan Ayam Petelur Konsumsi pakan pada hasil penelitian ini lebih tinggi daripada rataan konsumsi pakan 20,83g ± 0,65 pada puyuh berumur 35 – 67