• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING Seminar Nasional Fakultas Pertanian Universitas Jambi tahun 2018 Tema: Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Sumberdaya Lokal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROSIDING Seminar Nasional Fakultas Pertanian Universitas Jambi tahun 2018 Tema: Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Sumberdaya Lokal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :

DOI :

278 POTENSI PUPUK ORGANIK CAIR YANG MENGANDUNG

MIKROORGANISME LOKAL SEBAGAI BIOPESTISIDA TERHADAP SERANGGA HAMA PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L)

Novalina*), Wilyus, Hanibal, Sakrani Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Kampus Pinang Masak, Jalan Raya Jambi-Muara Bulian Km 15 Mendalo Darat Jambi

*Penulis untuk korespondensi :082272047459 Email: nova_lina@unja.ac.id

Penggunaan pupuk organik cair yang mengandung mikroorganisme lokal (MOL) telah banyak diinformasikan dapat meningkatkan produksi padi sawah, serta mempunyai efek antagonis terhadap beberapa jenis patogen. Namun masih sedikit laporan tentang penggunaan larutan MOL untuk mengendalikan hama, khususnya pada tanaman padi termasuk padi gogo. Sehingga penelitian ini didesain dan dilakukan untuk mengetahui pengaruh (efek antibiosis dan efek antisenosis) beberapa jenis MOL terhadap serangga hama pada tanaman padi. Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) dipilih sebagai serangga uji. Pupuk organik cair diformulasikan dari bahan utama tunggal, pencampuran dua atau tiga jenis bahan utama. Bahan-bahan utama yang digunakan dalam pembuatan MOL yaitu rebung bambu, bonggol pisang, buah-buahan, buah maja, daun kirinyuh, dan tembakau. Pupuk organik cair MOL yang diuji terdiri dari beberapa jenis formulasi campuran, dan beberapa jenis formulasi tunggal. Sebagai kontrol negatif digunakan air, dan sebagai kontrol positif digunakan pestisida nabati segar (ekstrak tembakau, ekstrak kirinyuh). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Uji antibiosis pupuk cair MOL terhadap serangga uji dilakukan melalui uji celup pakan dan celup serangga. Uji antisenosis dilakukan untuk mengetahui preferensi serangga uji terhadap tanaman padi yang diberi perlakuan dan ditempatkan dalam stoples yang sama. Variabel pengamatan pada uji antibiosis adalah jumlah serangga uji yang mati, sedangkan pada uji antisenosis adalah jumlah serangga uji yang hinggap. Data diolah dengan ANOVA, dilanjutkan dengan uji DUNCAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan. Larutan MOL yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap serangga uji. Beberapa jenis larutan MOL mempunyai efek antibiosis dan atau efek antisenosis terhadap serangga uji.

Kata kunci: Pupuk organik cair, MOL, antibiosis, antisenosis, N. Lugens

(2)

ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :

DOI :

279 PENDAHULUAN

Salah satu upaya yang dapatdilakukanuntuk meningkatkan produktivitas padi gogo diantaranya adalah penggunaan varietas unggul serta pemberian pupuk organik.Salah satu jenis pupuk organik yang dapat digunakan adalah pupuk organik cair yang mengandung mikroorganisme lokal, biasa disebut dengan MOL. MOL dapat dibuat dengan mudah dari bahan-bahan yang terdapat di sekitar petani, seperti bonggol pisang, rebung bambu, keong mas, limbah buah-buahan.

Menurut Purwasasmita (2009), MOL mengandung unsur hara makro dan mikro, zat pengatur tumbuh, mikroorganisme antagonis serta mikroba pengurai bahan organik.

Larutan MOL juga telah diketahui mengandung isolate bakteri antara lain Bacillus sp, Sacharomycessp, Azotobacter, Azospirillumsp, Pseudomonas, Aspergillusspdan Lactobacillus (Kurniaet al 2003).Beberapa jenis MOL diketahui mengandung isolat bakteri yang mempunyai kemampuan sebagai agen antagonis. Isolat bakteri asal MOL bonggol pisang mempunyai kemampuan sebagai agen antagonis untuk Rhizoctoniaoryzae.Isolat bakteri asal MOL daun cebreng mempunyai kemampuan sebagai agen antagonis untuk Rhizoctoniaoryzae, Cercosporaoryzae (Purwasasmita, 2009).

Keuntungan lain yang diperoleh dari MOL adalah dapat disimpan lama, sehingga dapat dibuat sekaligus untuk beberapa kali pengaplikasian. Disamping itu pupuk organik cair (MOL) diharapkan dapat berperan sebagai biopestisida. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada tanaman sawi, ternyata MOL yang dibuat dari campuran bonggol pisang dan kirinyuh (Eupatorium sp) serta MOL dari campuran rebung bambu apus dan buah-buahan mempunyai intensitas serangan hama serta persentase tanaman terserang yang lebih rendah dibandingkan dengan yang diaplikasikan dengan pupuk sintetik (Novalina dan Yunita, 2012). Namun sejauh ini belum diketahui bagaimana mekanisme kerja MOL sehingga dapat mengurangi intensitas dan persentase tanaman terserang.

Penggunaan MOL pada tanaman padi telah banyak dilaporkan baik untuk pertumbuhan vegetatif maupun generatif, terutama pada budidaya padi sawah secara organik (Purwasasmita, 2009; Pusat Pelatihan dan Kewirausahaan Sampoerna, 2009).Namun masih sedikit laporan tentang penggunaan MOL untuk padi gogo terutama MOL yang dibuat dari pencampuran beberapa bahan utama. Selain itu belum adanya

(3)

ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :

DOI :

280 laporan tentang penggunaan MOL untuk mengendalikan hama pada tanaman padi termasuk padi gogo.

Berdasarkan hal tersebut diatas, dilakukan serangkaian penelitian, dimana salah satu tahapan penelitian didesain untuk mengetahui pengaruh (efek antibiosis dan efek antisenosis) beberapa jenis MOL terhadap serangga hama pada tanaman padi. Serangga uji yang dipilih adalah wereng batang coklat (N. lugens).

BAHAN DAN METODE 2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Semua rangkaian penelitian dilaksanakan di Jambi, dari bulan Mei hingga September 2014. Perbanyakan masal wereng batang coklat dilaksanakan dengan menggunakan jasa tenaga teknis (laboran) Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

2.2 BahandanAlat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah benih padi, buah- buahan yang tidak layak dikonsumsi, bonggol pisang, rebung bambu, daun kirinyuh, tembakau, buah maja, air kelapa, gula, air, wereng batang coklat (N. lugens), kain kasa, karet gelang, kertas label.

Alat-alat yang digunakan adalah pisau, lesung-alu, timbangan, blender, stoples plastik, selang plastik bening, pengaduk, botol plastik, gelas plastik, hand sprayer, jirigen, aspirator serangga, kamera, alat tulis.

2.3 MetodePenelitian

Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan yaitu: pembuatan pupuk organik cair (MOL), pengujian pengaruh antibiosis dan antisenosis beberapa jenis MOL (formulasi tunggal, formulasi campuran) terhadap serangga uji (N. lugens).

2.3.1. Pembuatan PupukOrganik Cair (MOL)

Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan MOL yaitu bahan-bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan MOL yaitu rebung bambu, buah maja, bonggol pisang, dan limbah buah-buahan, serta tembakau dan daun kirinyuh yang biasa digunakan dalam pembuatan pestisida nabati. Cara pembuatan pupuk organik cair (MOL) dan jenis MOL yang dihasilkan seperti yang dilaporkan pada tulisan sebelumnya (Novalina et al, 2017).

(4)

ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :

DOI :

281 Jenis larutan MOL yang dihasilkan yaitu formulasi tunggal (terbuat dari satu jenis bahan utama) dan formulasi campuran (terbuat dari campuran dua atau tiga jenis bahan utama).

2.3.2. Uji pengaruh antibiosis beberapa jenis MOL terhadap serangga uji

Untuk mengetahui pengaruh antibiosis beberapa jenis MOL terhadap serangga uji dilakukan dengan dua cara yaitu celup pakan dan celup serangga. Celup pakan dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan MOL (10%) secara langsung pada 10 tanaman padi umur ± 2 minggu setelah semai (dalam stoples). Beberapa jam setelah itu, 5 pasang imago N. lugens diinfestasikan pada tanaman padi tersebut. Pupuk cair MOL yang diuji terdiri dari 6 jenis formulasi campuran, dan 3 jenis formulasi tunggal. Sebagai kontrol negatif digunakan air, dan sebagai kontrol positif digunakan pestisida nabati segar, yaitu ekstrak tembakau (10%) dan ekstrak daun kirinyuh (10%). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap. Pengamatan dilakukan pada 2 dan 8 hari setelah aplikasi (hsa). Variabel yang diamati adalah jumlahN. lugens yang mati.

Celup serangga dilakukan dengan cara menyemprotkan secara langsung larutan MOL (10%) pada 10 ekor N. lugensdalam gelas plastik. Selanjutnya N. lugenstersebut dipindahkan ke dalam stoples yang berisi 10 tanaman padi. Pada tahapan penelitian ini terdiri dari 9 perlakuan, yaitu 4 jenis MOL formulasi tunggal, 2 jenis MOL formulasi campuran, air sebagai kontrol negatif, dan ekstrak tembakau 10% dan 1% sebagai kontrol positif. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok karena stadia N. lugenstidak seragam. Dua kelompok menggunakan stadia nimfa instar akhir, dan satu kelompok menggunakan stadia imago.

Pengamatan dilakukan pada 2 dan 8 hsa. Variabel yang diamati adalah jumlah N.

lugensyang mati.

2.3.3. Uji pengaruh antisenosis beberapa jenis MOL terhadap serangga uji

Tahapan penelitian ini terdiri dari dua seri penelitian yang paralel, yaitu A dan B.

Teknik pelaksanaan seri penelitian A dan B sama, yang berbeda adalah perlakuan yang digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan stoples besar. Masing-masing seri penelitian A dan B mempunyai tiga ulangan sehingga diperlukan 6 stoples.

Rancangan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Penelitian seri A menggunakan 10 macam perlakuan yaitu 5 jenis MOL formulasi tunggal, 3 jenis MOL

(5)

ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :

DOI :

282 formulasi campuran, air sebagai kontrol negatif, ekstrak tembakau 5 % sebagai kontrol positif. Penelitian seri B menggunakan 9 macam perlakuan yaitu 7 jenis MOL formulasi campuran, air sebagai kontrol negatif, ekstrak tembakau 2.5.% sebagai kontrol positif.

Tanaman padi yang diberi perlakuan yang berbeda ditempatkan dalam stoples yang sama, selanjutnya 18 ekor imago N. lugensdiinfestasi kedalam stoples tersebut, dan dibiarkan makan. Masing-masing perlakuan terdiri dari 5 batang tanaman padi.

Pengamatan dilakukan pada 1, 3, 4, 5, dan 8 hsa. Variabel yang diamati adalah jumlah N.

lugensyang hinggap pada masing-masing perlakuan, dan jumlah N. lugens yang mati pada masing-masing stoples.

2.4 Analisis Data

Analisis Ragam (ANOVA) dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap variabel pengamatan. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan, digunakan uji Duncan pada α 5%. Analisis dilakukan menggunakan program SPSS.

(6)

ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :

DOI :

283 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan berbagai jenis MOL dan kontrol berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan. Hasil uji penyemprotan langsung berbagai perlakuan pada tanaman padi sebagai pakan N. lugensdisajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah N. Lugens yang mati pada uji celup pakan dengan pestisida nabati dan larutan MOL

Perlakuan Rata-rata pada setiap pengamatan

2 hsa 8 hsa

Kontrol (air)

Ekstraktembakau 10%

Ekstrakkirinyuh 10%

MOL Tembakau MOL Buah MOL Maja MOL Rebutem MOL Rebukir MOL Mabutem MOL Mabukir MOL Bobutem MOL Bobukir

0,00 a 9,67 d 3,00 c 0,67 ab 0,67 ab 8,67 d 2,67bc 0,00a 3,00 c 0,67ab 1,33abc 1,00 abc

3,00 ab 10,00 e 6,00 cd 2,33 a 3,67 abc 10,00e 4,00 abc 8,00 de 6,00 cd 5,67bcd 5,33 bcd 3,00 ab

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf α 5%

Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa jumlah N. lugensyang mati tertinggi terdapat pada perlakuan ekstrak tembakau 10% dengan tingkat mortalitas hampir 100% pada 2 hsa, dan 100% pada 8 hsa. Selanjutnya jumlah N. lugens yang mati tertinggi kedua terdapat pada perlakuan MOL Maja. Maja diketahui mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder, salah satu diantaranya bersifat toksik serhadap hama. Daging buah maja mengandung tanin, yang bersifat zat antifeedant bagi serangga herbivora (Nadiah, 2014). Ekstrak daging buah maja juga mempunyai efek racun dan

dapat menekan serangan penggerek buah kakao

Conophomorphacramerelladenganintensitasseranganhanyasebesar2,85% (Asmaliyahet al. 2010).

(7)

ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :

DOI :

284 Jumlah N. lugens yang mati pada perlakuan ekstrak kirinyuh juga tergolong tinggi dan berbeda nyata dengan kontrol. MOL lain yang mempunyai efek racun sistemik terdapat pada MOL Mabutem yang dibuat dari campuran 3 bahan utama yaitu maja,buah dan tembakau. MOL Rebukir yang terbuat dari campuran 3 bahan utama yaitu rebung, buah dan kirinyuh menunjukkan adanya efek racun sistemik pada pengamatan 8 hsa.

Tembakau yang dibuat dalam bentuk pupuk cair MOL tidak terlihat mempunyai efek racun sistemik. Hal ini terlihat dari jumlah N. lugens yang padi pada perlakuan MOL Tembakau tidak berbeda nyata dengan kontrol.

Hasil uji penyemprotan langsung berbagai jenis perlakuan larutan MOL dan kontrol pada N. lugens disajikan pada Tabel 2. Uji ini dilakukan untuk mengetahui efek racun kontak larutan MOL terhadap N. lugens.

Tabel 2.Jumlah N. Lugens yang mati setelah disemprot dengan perlakuan

Perlakuan Rata-rata pada setiap pengamatan

2 hsa 8 hsa

Kontrol

Ekstraktembakau 10%

Ekstraktembakau 1%

MOL Tembakau MOL Buah MOL Maja MOL Rebung MOL Mabutem MOL Mabukir

6,00 a 9,33 b 7,67 ab 9,33 b 9,33 b 7,67 ab 9,33 b 8,67 b 7,67 ab

7,00 a 9,33 a 9,33 a 9,33 a 9,33 a 9,67 a 9,67 a 8,67 a 8,67 a

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf α 5%

Hasil uji semprot N. lugens dengan larutan MOL maupun kontrol menunjukkan tingkat mortalitas N. lugens yangtinggi termasuk pada kontrol. Hal ini diduga bahwa N.

lugens agak “rentan” terhadap tekanan semprotan yang dapat menyebabkan sayapnya rusak. Meskipun tingkat mortalitas N. lugens tergolong tinggi untuk semua perlakuan termasuk pada kontrol, namun dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan jumlah N. lugens yang mati antar perlakuan MOL yang berbeda. Jumlah N. lugens yang mati pada perlakuan MOL tembakau, MOL buah, MOL Mabutem dan MOL rebung berbeda nyata dengan kontrol pada 2 hsa. Sedangkan MOL maja, MOL Mabukir tidak berbeda nyata

(8)

ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :

DOI :

285 dengan kontrol. Jumlah N. lugens yang mati pada perlakuan ekstrak tembakau 10%

paling tinggi dengan tingkat mortalitas hampir 100%. Hal ini dapat membuktikan bahwa ekstrak tembakau bersifat racun sistemik dan racun kontak terhadapN. lugens. Ekstrak tembakau 1% tidak berbeda nyata dengan kontrol.

Hasil uji antisenosis disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Jumlah N. lugensyang hinggap pada uji antisenosis percobaan A Pengamatan

Perlakuan 1 hsa 3 hsa 4 hsa 5 hsa 8 hsa

Kontrol tem5%

MOL Tem MOLmaja MOLbuah MOLrebung MOLbonggol MOLmabu MOLrebu MOL bobu

1.33 ab 0.67 ab 0.33 ab 0.00 a 0.33 a 0.67 ab 1.00 ab 0.00 a 2.33 b 0.00 a

1.67 a 1.67 a 0.33 a 0.67 a 1.67 a 0.67 a 1.00 a 1.00 a 1.33 a 1.33 a

1.67 ab 2.33 b 1.00 ab 0.33 ab 0.33 ab 0.00 a 2.33 b 0.67 ab 0.33 ab 0.33 ab

1.00 ab 1.67 ab 2.33 b 0.67 ab 0.33 a 0.67 ab 0.67 ab 0.33 a 0.00 a 1.33 ab

0.00 a 0.33 a 0.33 a 1.33 a 1.00 a 0.67 a 0.67 a 0.00 a 0.00 a 1.00 a

Mati 0.00 2.67 3.67 4.00 7.33

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf α 5%

Tabel 4. Jumlah N. lugensyang hinggap pada uji antisenosis percobaan B Pengamatan

Perlakuan 1 hsa 3 hsa 4 hsa 5 hsa 8 hsa

Kontrol Tem 2.5%

MOL butem MOLmabutem MOLmabukir MOLrebutem MOLrebukir MOLbobutem MOLbobukir

0.33 a 2.33 b 0.33 a 0.33 a 0.67 a 0.33 a 0.33 a 0.00 a 1.00 ab

2.33 a 2.33 a 2.33 a 1.00 a 1.00 a 1.33 a 0.00 a 0.00 a 0.67 a

2.00 a 1.33 a 2.00 a 1.33 a 0.67 a 0.67 a 0.67 a 0.67 a 1.33 a

1.00 abc 0.67 ab 0.00 a 1.67 bc 0.33 ab 0.67 ab 1.00 abc 2.33 c 1.67 bc

1.00 a 1.33 a 0.67 a 0.67 a 0.00 a 0.33 a 0.67 a 1.00 a 0.33 a

Mati 0.00 2.00 2.33 3.33 5.00

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf α 5%

(9)

ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :

DOI :

286 Berdasarkan data pada Tabel 3 terlihat bahwa N. lugenskurang menyukai tanaman padi yang disemprot dengan MOL maja dan MOL maja buah. Sedangkan preferensi yang tinggi terdapat pada tanaman kontrol dan pada tanaman yang diberi ekstrak tembakau, dan MOL bonggol pisang. Sedangkan hasil uji antisenosis pada percobaan B yang menggunakan MOL kombinasi 3 bahan utama (Tabel 4), terlihat bahwa N.

lugensmempunyai preferensi yang tinggi terhadap tanaman padi yang diberi ekstrak tembakau, dan MOL butem, MOL bobutem dan pada kontrol (air).Preferensi yang paling rendah terdapat pada tanaman padi yang diberi MOL Mabukir dan rebukir.

Berdasarkan hasil uji antibiosis dan antisenosis terhadap N. lugensterlihat bahwa MOL Maja mempunyai efek repellent atau antifeedant serta juga berfungsi sebagai racun sistemik, dan tidak terlihat efeknya sebagai racun kontak. Sedangkan MOL tembakau tidak terlihat efeknya sebagai racun sistemik tetapi terlihat efeknya sebagai racun kontak terhadapN. lugens. Berbeda dengan MOL yang dibuat melalui proses fermentasi, ekstrak tembakau yang dibuat segar pada konsentrasi 10% memiliki efek sebagai racun sistemik dan racun kontak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Sholehah (2011) menunjukkan bahwa estrak tembakau juga mempunyai efekanti rayap.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa MOL Maja mempunyai efek repellent atau antifeedant serta juga berfungsi sebagai racun sistemik, tetapi tidak terlihat efeknya sebagai racun kontak terhadap N. lugens. Sedangkan MOL tembakau tidak terlihat efeknya sebagai racun sistemik tetapi terlihat efeknya sebagai racun kontak terhadapN. lugens. Ekstrak tembakau yang dibuat segar pada konsentrasi 10% memiliki efek sebagai racun sistemik dan racun kontak terhadap N. lugens.Ekstrak kirinyuh juga bersifat toksik terhadap N. lugens.

(10)

ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :

DOI :

287 DAFTAR PUSTAKA

Asmaliyah, E Ernawati, S Utami, K Mulyadi, Yudhistira, FW Sari. 2010.

Pengenalantumbuhanpenghasilpestisidanabatidanpemanfaatannyasecaratradision al. BadanPenelitiandan PengembanganKehutanan.PusatPenelitian Dan PengembanganProduktivitasHutan.

Kurnia K, P Arbiantoro, INP Aryantha. 2003. Studi patogenisitas bakteri entomopathogenik local pada larva Hyposidratalaca Wlk dan optimasi medium pertumbuhannya. Seminar bulanan bioteknologi PPAU Bioteknologi ITB..

Bandung.15 September 2004

Nadiah A. 2014. Buah maja mengandung anti feedant sebagai pengendali serangga herbivora. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya.ditjenbun.pertanian.go.id/.../file/Buah%200Maja.pdf.

Novalina, W Yunita. 2012. Pengaruh beberapa Jenis Pupuk Organik Cair (MOL) terhadap hama Perusak Daun pada Tanaman Sawi. Di dalam: Bakti Det al. (eds.), Peningkatan Presisi menuju PertanianBerkelanjutan.Prosiding Seminar Nasionaldan Rapat Tahunan Bidang Ilmu-Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat tahun 2012.p475-480.

Novalina, Wilyus, Hanibal. 2017. The effect of different liquid organic fertilizers on seedling growth of six upland rice varieties. Proceedings of International Conference on Biology and Environmental Science (ICOBES). Applied Science and Technology. 1(2) : 52-58.

Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna. 2009. Tehnik dan Budidaya Penanaman Padi

System of Rice Intensification (SRI).

http://sri.ciifad.cornell.edu/countries/indonesia/extmats/indoSampoernaManual0 9.pdf.

Purwasasmita, M. 2009. Mikroorganisme local sebagai pemicu siklus kehidupan bioreactor dalam bioreactor tanaman.Seminar nasional teknik kimia Indonesia.

Bandung. 19-20 Oktober 2009.

Sholehah DN. 2011. Ujiaktivitas anti rayap tembakau dan salak Madura. Agrovigor.

4(1):38-42.

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan nilai random pada bobot awal algoritma Backpropagation sangat mempengaruhi proses pembelajaran algoritma, dengan penambahan algoritma Nguyen Widraw dan penambahan

Terkait dengan hal tersebut diatas, perlu dilakukan Kajian Beban Ijin Total Pesawat (Pta) Dari Nilai PCN (Pavement Classification Number ) Di Bandar udara

Hasil analisis efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi yang belum efisien pada usahatani padi sawah organik yaitu luas lahan, dan benih oleh karena itu perlu

Saat ini sudah banyak koleksi digital dikembangkan orang dan ditempatkan dalam suatu jaringan yang dapat diakses secara global oleh pengguna perpustakaan.. Hal

(4) Kepala desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 202 ayat (1) dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga negara Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara

Rumus yang digunakan untuk penaksiran risiko di Kabupaten Padang Pariaman adalah seperti berikut.. Pada dasarnya, wilayah dengan populasi dan bangunan yang padat dianggap

Langkah-langkah praktikum diberikan dengan jelas sehingga para praktikan, dibantu oleh asisten mata kuliah Elektronika Daya, dapat semakin memahami karakteristik

Dalam rangka mencari solusi permasalahan para anggota jam’iyyahnya, Persatuan Islam memiliki lembaga Majlis Ulama yang bertugas memberi fatwa-fatwa hukum. Lembaga ini