• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LINE BALANCING UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TENGTENG CITRA DI TASIKMALAYA

N/A
N/A
20@247 Rika Nabila Rahmah

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS LINE BALANCING UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TENGTENG CITRA DI TASIKMALAYA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LINE BALANCING UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TENGTENG CITRA DI TASIKMALAYA

Digunakan sebagai bentuk pemenuhan salah satu tugas mata kuliah Seminar Manajemen Operasional yang diampu oleh Prof. Dr. H. Kartawan

Oleh :

Rika Nabila Rahmah 203402247 Mochamad Asep Sidiq 213402557

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANALISIS LINE BALANCING UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TENGTENG CITRA DI TASIKMALAYA”

Penulisan makalah ini guna melengkapi salah satu syarat dalam pemenuhan salah satu tugas mata kuliah Seminar Manajemen Operasional pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi. Berbagai kesulitan, rintangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penulisan makalah ini, namun berkat bimbingan, petunjuk serta dorongan dari dosen pengampu mata kuliah Seminar Manajemen Operasional, doa dan semangat Kerjasama antara kedua penulis, serta dukungan dari teman-teman sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu dosen selaku dosen pengampu mata kuliah Seminar Manajemen Operasional. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, September 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

DAFTAR TABEL...4

DAFTAR GAMBAR...5

BAB I PENDAHULUAN...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS...7

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...9

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...10

DAFTAR PUSTAKA...11

LAMPIRAN-LAMPIRAN...12

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...13

(4)

DAFTAR TABEL

(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan sektor industri di Indonesia mengalami kemajuan pesat. Ketatnya persaingan di dunia industri menuntut perusahaan untuk lebih meningkatkan performance untuk dapat be rsaing dengan kompetitor. Perusahaan perlu menyesuaikan tingkat kebutuhan konsumen terha dap kapasitas produksi yang tersedia untuk dapat menghasilkan tingkat produksi yang optimu m. Permasalahan Perkembangan zaman yang modern seiring dengan perkembangan ilmu pen getahuan dan teknologi yang cukup pesat, memaksa perusahaan agar dapat menghasilkan ting kat produktivitas yang tinggi. Produktivitas yang tinggi dapat dicapai apabila proses produksi berjalan secara efektif dan efisien. Line balancing merupakan bagian dari proses produksi yan g dimana materialnya bergerak melewati stasiun kerja dan bertujuan mengolah material menj adi sub assembly untuk kemudian menjadi sebuah produk jadi. Waktu untuk menyelesaikan s uatu produk itu ditentukan oleh kecepatan lintasan pengolahan. Semua stasiun kerja sebisa m ungkin harus memiliki waktu kerja yang seimbang. Bila terjadi kesenjangan waktu kerja yang cukup besar antara masing masing stasiun kerja, maka dapat dikatakan bahwa lintasan produk si tersebut belum seimbang sehingga menyebabkan proses produksi kurang optimal.

Tengteng Citra merupakan pabrik rumahan yang bergerak dibidang pembuatan makanan tradisional. Untuk mempertahankan usahanya dari para pesaing, maka perusahaan harus menggunakan bahan yang berkualitas baik dengan harga yang terjangkau.

Dalam mencapai target produksi, ketepatan waktu proses produksi tengteng sangatlah penting sehingga perusahaan dapat memenuhi target yang diinginkantepat pada waktunya. Hambatan yang dihadapi oleh tengteng citra adalah hambatan dalam lintasan proses produksi, hambatan tersebut disebabkan oleh ketidak seimbangan lintasan produksi di antara stasiun kerja pada proses produksi.

Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah penyeimbangan lini pada proses produksi tengteng citra. Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat menemukan potensi – potensi perbaikan yang akan membantu pabrik tengteng citra dalam meningkatkan produksi tengteng.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian masalah yang disampaikan pada latar belakang di atas, maka dapat di buat rumus an masalah penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana line balancing di pabrik Tengteng Citra ?

2. Bagaimana meningkatkan produksi di pabrik Tengteng Citra ?

3. Bagaimana analisis line balancing untuk meningkatkan produksi Tengteng Citra di Tasikmalaya

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui line balancing di pabrik Tengteng Citra di Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui peningkatan produksi di pabrik Tengteng Citra di Tasikmalaya.

3. Untuk mengetahui analisis line balancing untuk meningkatkan produksi Tengteng Citra di Tasikmalaya.

(7)

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

1.4.1 Pengembangan Ilmu Pengetahuan Diharapkan

1.4.2Terapan Ilmu Pengetahuan a.Bagi Penulis

Dapat memperdalam akan pemahaman tentang permasalahan yang diteliti yaitu mengenai penerapan konsep penyeimbangan lini (Line Balancing) pada produksi Tenteng Citra di Tasikmalaya.

b.Bagi Lembaga

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang baik dan informasi mengenai penyeimbangan lini atau line balancing.

c.Bagi Perusahaan/Objek yang diteliti

Dapat dijadikan sebagai acuan perbaikan maupun saran dan masukan mengenai penyeimbang lini pada produksi Tengteng Citra di Tasikmalaya.

d.Bagi akademisi dan Pihak lain

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan dan bahan masukan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai topik yang berhubungan. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan pembanding bagi mahasiswa yang akan mempelajari masalah yang sama dikemudian hari

1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pabrik Tengteng Citra yang berlokasi di Jalan Sukajadi, Kec.

Cisayong, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat, 46153.

1.5.2 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksakan selama pembelajaran Mata Kuliah Seminar Proposal.

(8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka

Menurut Purnomo (2004), line balancing merupakan sekelompok orang atau mesin yang mel akukan tugas-tugas sekuensial dalam merakit suatu produk yang diberikan kepada masing-ma sing sumber daya secara seimbangdalam setiap lintasan produksi, sehingga di capai efisiensi kerja yang tinggi di setiap stasiun kerja. Line balancing adalah suatu penugasan sejumlah pek erjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lintasan atau lini produ ksi. Stasiun kerja tersebut memiliki waktu yang tidak melebihi waktu siklus dan stasiun kerja.

Fungsi dari Line balancing adalah membuat suatu lintasan yang seimbang. Tujuan pokok dari penyeimbangan lintasan adalah meminimumkan waktu menganggur (idle time) pada lintasan yang ditentukan oleh operasi yang paling lambat (Baroto,2002).

Manajemen industri dalam menyelesaikan masalah line balancing harus mengetahui tentang metode kerja, peralatan-peralatan, mesin-mesin, dan personil yang digunakan dalam proses k erja. Data yang diperlukan adalah informasi tentang waktu yang dibutuhkan untuk setiap asse mbly line dan precedence relation ship. Aktivitas-aktivitas yang merupakan susunan dan urut an dari berbagai tugas yang perlu dilakukan, manajemen industri perlu menetapkan tingkat pr oduksi per hari yang disesuaikan dengan tingkat permintaan total, kemudian membaginya ke dalam waktu produktif yang tersedia per hari. Hasil ini adalah cycle time yang merupakan wa ktu dari produk yang tersedia pada setiap stasiun kerja (work station) (Baroto,2002).

Hubungan atau saling keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya digambarka n dalam suatu diagram yang di sebut precedence diagram atau diagram pendahuluan. Dalam suatu perusahaan yang memiliki tipe produksi massal, yang melibatkan sejumlah besar komp onen yang harus di rakit, perencanaan produksi memegang peranan yang penting dalam mem buat penjadwalan produksi (production schedule) terutama dalam masalah pengaturan operas i-operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan.

Keseimbangan lini sangat penting karena akan menentukan aspek-aspek lain dalam sistem pr oduksi dalam jangka waktu yang cukup lama. Beberapa aspek yang terpengaruh antara lain bi aya, keuntungan, tenaga kerja, peralatan, dan sebagainya. Keseimbangan lini ini digunakan u ntuk mendapatkan lintasan perakitan yang memenuhi tingkat produksi tertentu. Demikian pen yeimbangan lini harus dilakukan dengan metode yang tepat sehingga menghasilkan keluaran berupa keseimbangan lini yang terbaik. Tujuan akhir pada line balancing adalah memaksimas i kecepatan ditiap stasiun kerja sehingga dicapai efisiensi kerja yang tinggi di tiap stasiun (Ku suma,1999).

Lintasan produksi adalah penempatan area-area kerja di mana operasi-operasi diatur secara b erurutan dan material bergerak secara kontinu melalui operasi yang terangkai seimbang. Men urut karakteristik proses produksinya, lini produksi dibagi menjadi dua (Baroto. 2002)

1. Lini pabrikasi, yaitu lintasan produksi yang terdiri dari sejumlah operasi yang bersifat me mbentuk atau mengubah bentuk benda kerja.

2. Lini perakitan, yaitu lintasan produksi yang terdiri dari sejumlah operasi perakitan yang di kerjakan pada beberapa stasiun kerja dan digabungkan menjadi benda assembly atau sub a ssembly

(9)

Persyaratan yang harus diperhatikan untuk menunjang kelangsungan lintasan produksi antara lain sebagai berikut.

1. Pemerataan distribusi kerja yang seimbang di setiap stasiun kerja yang terdapat di dalam s uatu lintasan produksi pabrikasi atau suatu lintasan perakitan yang bersifat manual.

2. Pergerakan aliran benda kerja yang kontinu pada kecepatan yang seragam, Alirannya terga ntung pada waktu operasi.

3. Arah aliran material harus tetap sehingga memperkecil daerah penyebaran dan mengurang i waktu menunggu karena keterlambatan benda kerja.

Dalam lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacture dengan produksi massal, perana n perencanaan produksi sangat penting, terutama dalam penugasan kerja pada lintas perakitan (assembly line). Pengaturan dan perencanaan yang tidak tepat akan mengakibatkan setiap stas iun kerja di lintas perakitan mempunyai kecepatan produksi yang berbeda. Akibat selanjutnya adalah terjadi penumpukan material diantara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan pr oduksinya. Lini perakitan dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang atau mesin yang mel akukan tugas-tugas sekuensial dalam merakit suatu produk. Lini perakitan merupakan lini pro duksi di mana material melewati stasiun kerja yang mengerjakan perakitan.

Pada lini perakitan, secara garis besar, ada dua tujuan yang harus di capai, yaitu:

1. Menyeimbang stasiun kerja

2. Menjaga lini perakitan secara kontinu

Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menyeimbangkan lintas an (line balancing) Keseimbangan lintasan (line balancing) merupakan penentuan jumlah pek erjaan yang akan dibebankan pada setiap stasiun kerja, termasuk penentuan jumlah setiap me sin yang harus ditempatkan pada setiap pusat kerja dengan tujuan agar setiap stasiun kerja me mpunyai kapasitas yang benar-benar sama. Penyeimbangan ini dilakukan berdasarkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap jenis pekerjaan, kapasitas mesin, dan ten aga kerja yang digunakan (M. Pardede, 2007).

Sedangkan tujuan dari lintasan produksi yang seimbang adalah sebagai berikut (Gaspersz, 19 98).

1. Menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada setiap work station sehingga setia p work station selesai pada waktu yang seimbang dan mencegah terjadinya bottle neck.

(bottle neck adalah suatu operasi yang membatasi output dan frekuensi produksi.) 2. Menjaga agar pelintasan perakitan tetap lancar dan berlangsung terus menerus.

3. Meningkatkan efisiensi atau produktivitas.

2.1.1 Penyeimbangan Lini (Line Balancing)

Penyeimbangan lini adalah proses pengelompokan tugas-tugas kerja dalam suatu lini produksi ke dalam beberapa stasiun kerja dengan memerhatikan keseimbangan waktu dan beban di antara setiap stasiun kerja agar tercipta suatu proses produksi yang halus dan lancar.

Selain itu, Heizer dan Render (2006:472) menyebutkan:

“Lini perakitan yang seimbang memiliki keunggulan dari utilisasi karyawan dan fasilitas yang tinggi dan kesamaan beban kerja antar-karyawan. Beberapa kontrak dari serikat pekerja mensyaratkan bahwa beban kerja harus sama atau hampir sama di antara pekerja yang sama.

(10)

Istilah yang paling sering digunakan untuk menerangkan proses ini adalah penyeimbangan lini perakitan (assembly-line balancing).”

2.1.2 Tujuan Line Balancing

Adapun tujuan utama dalam menyusun Line Balancing adalah untuk membentuk dan menyei mbangkan beban kerja yang dialokasikan pada tiap tiap stasiun kerja. Jika tidak dilakukan kes eimbangan seperti ini maka akan mengakibatkan ketidak-efiesienan kerja di beberapa stasiun kerja, dimana antara stasiun kerja yang satu dengan yang lain memiliki beban kerja yang tida k seimbang.

2.1.3 Masalah Line Balancing

Permasalahan Line Balancing paling banyak terjadi pada lini perakitan dibandingkan lini-lini lainnya. Penggerakan yang terus menerus kemungkinan besar akan dicapai dengan operasi-op erasi perakitan yang dibentuk secara manual ketika beberapa operasi dapat dibagi menjadi tug as-tugas kecil dengan durasi waktu yang pendek. Semakin besar fleksibilitas dalam mengkom binasi kan beberapa tugas, maka semakin tinggi pula tingkat keseimbangan yang dapat dicapa i. Hal ini akan membuat aliran yang mulus dengan utilitas tenaga kerja dan perakitan yang tin ggi.

Adapun masalah yang dihadapi dalam lintasan produksi adalah:

1. Kendala sistem, yang erat kaitannya dengan maintenance.

2. Menyeimbangkan beban kerja pada beberapa stasiun kerja, untuk:

a. Mencapai suatu efisiensi yang tinggi.

b. Memenuhi rencana produksi yang telah dibuat.

Sedangkan hal-hal yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan pada lintasan produksi anta ra lain:

1. Rancangan lintasan yang salah

2. Peralatan atau mesin sudah tua sehingga seringkali breakdown dan perlu di set-up ulang 3. Metode kerja yang kurang baik.

Pada umumnya, merencanakan suatu keseimbangan di dalam sebuah lintas perakitan meliputi usaha yang bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas optimal, dimana tidak terjadi penghamb uran fasilitas. Tujuan tersebut dapat tercapai bila:

1. Lintas perakitan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapat tugas yang sama nilain ya bila diukur dengan waktu.

2. Stasiun-stasiun kerja berjumlah minimum.

3. Jumlah waktu menganggur disetiap stasiun kerja sepanjang lintas perakitan minimum.

Dengan demikian, kriteria yang umum digunakan dalam keseimbangan lini perakitan adalah:

1. Minimum waktu menganggur

2. Minimum keseimbangan waktu senggang

(11)

2.1.2 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Line Balancing

Jika melihat pabrik, apakah proses produksinya kontinyu atau assembling dan sub assemblin g, banyak sekali masalah yang terkait dengan masalah keseimbangan lintasan. Agar tingkat k eseimbangan dalam proses produksi dapat tercapai, maka perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan lintasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbanga n lintasan meliputi:

1. Bahan baku terlambat 2. Terjadinya kerusakan mesin

3. Akumulasi pekerjaan yang sedang berjalan pada tingkat proses tertentu 4. Kelemahan perencanaan kapasitas mesin

5. Tata letaknya tidak bagus

6. Kualitas tenaga kerja kurang baik

Faktor lain yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan adalah pengalaman, semakin bany ak pengalaman bekerja di bidang yang dikerjakan maka semakin baik pula kemampuan yang dimiliki oleh seorang operator. Ketidakmampuan seorang karyawan dapat mengakibatkan pe numpukan material dalam proses produksi yang dilakukannya karena waktu pengerjaan yang lebih lama dibandingkan karyawan lainnya.

Agar tingkat keseimbangan dapat dicapai maka faktor-faktor yang mempengaruhinya harus d iminimalisir, agar tidak ada hambatan dalam mencapai tingkat keseimbangan tersebut.

2.1.3 Teknik Line Balancing

Untuk penyeimbangan lintasan produksi ada beberapa teori yang dikemukakan para ahli yang meneliti bidang ini. Metode ini secara garis besar dibagi dalam dua bagian, yaitu:

1. Pendekatan analitis 2. Pendekatan heuristik

Pada awalnya teori-teori line balancing dikembangkan dengan pendekatan matematis/ analiti s yaitu pendekatan dengan simbol simbol matematis berupa persamaan dan pertidaksamaan y ang kemudian hasilnya akan memberikan solusi optimal, tapi lambat laun akhirnya para penel iti menyadari bahwa pendekatan secara matematis tidak ekonomis. Memang semua problem dapat dipecahkan secara matematis, tetapi usaha yang dilakukan untuk perhitungan terlalu be sar. Sudah banyak alternatif baru, tetapi tidak ada yang dapat mengurangi jumlah perhitungan pada tingkat yang dapat diterima (Halim, A.H. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi:

Keseimbangan Lintasan. Institut Teknologi Bandung).

Batasan heuristik menyatakan pendekatan trial dan error dan teknik ini memberikan hasil ya ng secara matematis belum optimal tetapi cukup mudah memakainya. Usaha yang dikeluarka n untuk perhitungan agar mendapatkan solusi yang optimal seringkali sangat besar dan sangat riskan apabila data yang dimasukkan tidak akurat. Pendekatan heuristik digunakan untuk me mperoleh solusi yang lebih baik daripada solusi yang telah ada sebelumnya. Pendekatan heuri stik merupakan suatu cara yang praktis, dan mudah diterapkan.

(12)

2.1.4 Langkah Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data akan diolah dengan mengikuti tahapan-tahapan s ebagai berikut:

a. Melakukan uji kecukupan data

b. Uji keseragaman data dilakukan dengan menggunakan BKA dan BKB.

c. Menghitung waktu baku

d. Menghitung waktu siklus work station yang dibutuhkan, dan menghitung juml ah work station minimun teoritis.

e. Menghitung balance delay dan efisiensi 2.1.5 Keseimbangan Lintasan

Kriteria umum keseimbangan lintasan produksi adalah memaksimumkan efisiensi atau memi nimumkan balance delay. Tujuan pokok dari penggunaan metode ini adalah untuk meminimu mkan waktu menganggur (idle time) pada lintasan yang ditentukan oleh operasi yang paling l ambat. Tujuan perencanaan keseimbangan lintasan adalah mendistribusikan unit-unit kerja at au elemen - elemen kerja pada setiap stasiun kerja agar waktu menganggur dari stasiun kerja pada suatu lintasan produksi dapat di tekan seminimal mungkin sehingga pemanfaatan peralat an maupun operator semaksimal mungkin. Pengaturan kerja sepanjang lini produksi akan ber variasi sesuai ukuran produk yang akan diproduksi, kebutuhan proses pendahuluan, ketersedi aan ruang, elemen pengerjaan dan kondisi pengerjaan yang akan dikenakan pada job. Adapun dua permasalahan penting dalam penyeimbangan lini adalah penyeimbangan antara stasiun k erja dan menjaga kelangsungan produksi di dalam lini.

2.1.6 Penelitian Terdahulu

Sebelum peneliti melakukan penelitian ini, telah ada penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dan bahan perbandingan bagi peneliti dalam menulis karya tulis ini. Selain itu, demi menghindari anggapan adanya kesamaan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai perbandingan bagi peneliti tidak terlepas dari topik penelitian mengenai ANALISIS LINE BALANCING UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TENGTENG CITRA DI TASIKMALAYA.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir pada penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1. sebagai berikut:

Gambar 3.1. Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan lintasan produksi, maka permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian sebagai variabel bebas atau variabel independen yaitu Idle Time pada el emen kerja, sedangkan variabel terikat atau variabel dependen yaitu keseimbangan lintasan.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka pemikiran di atas, maka dapat diambil suatu hipotesis sebagai ber ikut: “ANALISIS LINE BALANCING UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TENGTE NG CITRA DI TASIKMALAYA”

(13)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah sistem produksi 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah berdirinya Pabrik Teng-teng dimulai pada tahun 2012 ketika Pak Nanang memiliki w aktu luang setelah kerja membuat cemilan manis, terpikirlah untuk membuat makanan jadul y aitu Teng-teng manis.

Tenteng adalah makanan khas yang berasal dari Tasikmalaya Jawabarat yang mana makana n ini sangatlah sederhana. Bahan dasar dari Makanan ini adalah Gula merah dan Beras. Pemb uatan makanan ini dimulai dari mencairkan gula merah pada wajan atau panci sampai menge ntal lalu dicampurkannya Beras ke dalam lumeran Gula merah. Diaduk hingga mulai mendin gin dan dicetak sesuai ukuran dan dikemas dengan plastik.

Tahun 2013 Teng-teng resmi diberi nama Teng-teng Citra. Dari segi pemasaran, Teng-teng di pasarkan di perkampungan dan pasar – pasar tradisional di sekitar wilayah Tasikmalaya. Seiri ng dengan berjalannya waktu, teng-teng menjadi digemari oleh banyak orang sehingga produ ksi teng-teng dilakukan dengan Jumlah yang banyak. Ketika diperjualbelikan, peminat teng-t eng berasal dari dalam kota hingga seluruh Jawa.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan ya ng mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alf abeta). Pada penelitian ini telah ditentukan variabel yang digunakan, yaitu variabel independe n dan dependen.

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen

Variabel independe atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi dan m enjadi sebab perusahaan atau timbulnya variable terikat. Variabel bebas yang digunaka n dalam penelitian ini adalah Idle Time pada elemen kerja.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variable terikat (variable yang dipengaruhi) dalam penelitian in i adalah lintasan produksi yang efektif dan efisien.

3.2.2 Pengumpulan Data 3.2.2.1 Jenis Data

3.2.2.2 Populasi Sasaran

3.2.2.3 Penentuan Sample

3.2.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(14)

a. Observasi:

Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan dan pengumpulan data secara langsung di perusahaan yang dijadikan tempat penelitian.

b. Studi Pustaka:

Metode ini dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan data berdasarkan dari referensi atau literatur yang berhubungan dengan pembahasan masalah.

c. Wawancara:

Dalam metode ini pengumpulan data diperoleh lewat tanya jawab secara langsung kepada pihak perusahaan.

d. Dokumentasi

Dalam metode ini pengumpulan data diperoleh dari hasil situasi secara langsung di lapangan melalui gambar dan foto

3.3 Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey, dimana penulis membagikan kuesioner untuk pe ngumpulan data. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitati f. Menurut Sugiyono (2019:17) penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yan g berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantita tif /statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah digunakan.

3.4 Teknik Analisis Data

(15)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian

4.1.1 Variabel Bebas 4.1.2 Variabel Terikat 4.2 Pembahasan

(16)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

5.2 Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

(18)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Keseimbangan lini adalah suatu penugasan sejumlah pekerjaan kedalam stasiun-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam suatu lintasan atau lini produksi dengan

Sebelum line balancing beban kerja manpower stasiun C lebih berat atau overload sehingga target yang direncanakan perusahaan tidak pernah tercapai dan sering diperlukan overtime

Pada tabel di atas, diperoleh bahwa penurunan biaya perakitan dengan metode Assembly Analysis and Line Balancing Spreadsheet hampir 2,5 kali lebih besar dari pada hasil yang

Kemudian bagian kedua merupakan langkah penerapan konsep penyeimbangan lini (line balancing) pada sistem produksi tersebut. Objek utama dari penelitian adalah proses produksi

Hasil penyelesaian model MIP keseimbangan lintasan U-line dan straight line balancing pada permasalahan perakitan pompa air menujukkan bahwa U-line assembly membutuhkan

Setiap proses kerja yang dilakukan setiap divisi memiliki beban kerja yang tidak berimbang, oleh karena itu perlu adanya penyeimbangan lintasan perakitan kembali untuk mencapai target

Djunaidi, dkk 2017 Judul = Analisis Keseimbangan Lintasan Line Balancing pada Proses Perakitan Body Bus pada Karoseri Guna Meningkatkan Efisiensi Lintasan Metode = Heuristic, Rangked

Dokumen ini membahas tentang line balancing atau penyeimbangan lini produksi sebagai metode untuk meningkatkan efisiensi dalam proses manufaktur dengan mengatur aktivitas kerja pada setiap stasiun agar beban kerja merata dan sumber daya