Sensor Digital dan Analog yang Terhubung ke PLC (Programmable Logic Control)
Aufa Huaida Rizkillah
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi Mugarsari, Kec, Tamansari, Tasikmalaya, Jawa Barat
Abstrak – Sensor analog dan sistem digital memiliki peran kursial dalam otomasi yang efisien dan akurat. Sensor
1. PENDAHULUAN
2. PEMBAHASAN
2.1 Sensor Analog 2.1.1 Pengertian
Sensor analog adalah perangkat atau alat yang mengubah parameter fisik (seperti suhu, tekanan, atau level) menjadi sinyal listrik yang dapat bervariasi secara kontinu seiring dengan perubahan parameter tersebut.
Sinyal ini dapat berada dalam bentuk tegangan atau arus yang menggambarkan nilai fisik dari parameter yang diukur. Sebagai contoh, sensor suhu analog akan menghasilkan sinyal yang bervariasi secara terus menerus seiring dengan perubahan suhu.
2.1.2 Cara Kerja Sensor Analog Sensor analog mengukur variabel kontinu dengan mengubah nilai variabel fisik yang kontinu (seperti suhu, tekanan, atau level) menjadi sinyal listrik analog yang dapat bervariasi seiring dengan perubahan variabel tersebut. Sensor analog adalah sensor yang hasil pendeteksiannya dikeluarkan berupa rentang nilai tertentu dalam bentuk
tegangan dan arus listrik, untuk tegangan 0 – 5 V, 1 – 5 V, 0 – 10 V, -10 – +10 V sedangkan untuk arus adalah 4 mA hingga 20 mA.
Cara penyambungan sensor analog pada PLC adalah melalui modul Analog to Digital Converter (ADC).
Yaitu perangkat pengubah sinyal input analog menjadi kode – kode digital.
Nilai yang digital yang dihasilkan akan sesuai dengan resolusi yang dimiliki oleh modul DAC tersebut, contohnya :
ADC 8 bit, maka akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dicuplik dalam 255 (2n – 1) nilai diskrit.
ADC 12 bit, maka akan memiliki 12 output bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dicuplik dalam 4096 nilai diskrit.
Berikut contoh sensor analog pada PLC :
Bimetallic Temperature Sensor Bimetal adalah jenis sensor suhu atau saklar (switch) elektro mekanis yang terbuat dari dua buah lempengan logam yang berbeda koefisien muainya (α) yang direkatkan menjadi satu. Tingkat pemuaian yang berbeda dari dua logam tersebut akan menghasilkan gerakan mekanis melengkung ketika strip atau
lempengan bimetal tersebut terkena panas.
Bimetallic Temperature Sensor memiliki prinsip kerja ketika bimetal dipanaskan, maka logam yang memiliki koefisien muai lebih tinggi akan memuai lebih panjang, sedangkan yang memiliki koefisien muai lebih rendah akan memuai lebih pendek, Oleh karena perbedaan reaksi muai tersebut maka bimetal akan melengkung kearah logam yang muainya lebih rendah. Pada gambar diatas, bimetal memuai keatas ketika dipanaskan, sehingga kontak saklar membuka dan memutus aliran arus.
Dan ketika dingin, kontak saklar akan menutup kembali dan memungkinkan arus listik mengalir melaluinya.
Dalam aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi saklar Normally Closed (NC) atau Normally Open (NO).
2.1.3 Spesifikasi Teknis Sensor Analog
2.2 Sensor Digital 2.2.1 Pengertian
Sensor digital adalah perangkat atau alat yang menghasilkan sinyal yang hanya memiliki dua kondisi diskrit atau status, yaitu "on" atau
"off", juga dikenal sebagai "1" atau
"0". Sensor digital bekerja dengan cara mendeteksi apakah parameter fisik telah melewati ambang batas tertentu. Sebagai contoh, saklar limit adalah jenis sensor digital yang akan
memberikan sinyal "on" ketika objek mencapai titik tertentu dan "off"
ketika objek bergerak keluar dari titik tersebut.
2.2.2 Cara Kerja Sensor Digital 2.2.3
2.2.4
3. KESIMPUALAN