• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIDANG PLENO 11 SENAT AKADEMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SIDANG PLENO 11 SENAT AKADEMIK "

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Rapat / Sidang Sidang SENAT AKADEMIK No: 11/RSSA/19082016 Hari / Tanggal Jumat/ 19 Agustus 2016 Waktu Pukul 14.00 – 16.00

Tempat Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB Jalan Dipati Ukur No. 4 Bandung

Peserta Anggota SA = 35 orang (dari 54 orang) Ex-officio = 13 orang (dari 19 orang)

Tidak Hadir = 25 orang (termasuk 12 orang ijin tidak hadir) Catatan: Daftar hadir ada pada lampiran

Agenda Sidang 1. Pengesahan Agenda Sidang

2. Laporan Pimpinan Senat Akademik 3. Laporan Komisi :

Komisi I :

- Persiapan Pembentukan Fakultas yang Akan Menaungi Program Studi dalam Bidang Ilmu Sosial, Humaniora dan Ekonomi di Institut Teknologi Bandung (Pengantar oleh Ketua Komisi I dan Presentasi oleh Prof. Adang Suwandi Ahmad)

Komisi IV :

- Presentasi Draft Peraturan Monitoring dan Evaluasi Penelitian ITB (Prof. Johnner Sitompul)

Komisi II :

- Pengesahan Draft Peraturan Kebijakan Pengembangan Multi- Kampus ITB (Ketua Komisi II dan Prof. Ricky Tawekal)

4. Lain-lain

Catatan Sidang

1. PENGESAHAN AGENDA SIDANG

Mengingat bahwa acara Pengesahan Draft Peraturan Kebijakan Pengembangan Multi-Kampus ITB sudah tertunda lama dan perlu segera dituntaskan, maka urutan agenda sidang diusulkan untuk diubah sebagai berikut:

1. Pengesahan Agenda Sidang

2. Laporan Pimpinan Senat Akademik 3. Laporan Komisi :

Komisi II :

- Pengesahan Draft Peraturan Kebijakan Pengembangan Multi- Kampus ITB (Ketua Komisi II dan Prof. Ricky Tawekal)

Komisi I :

- Persiapan Pembentukan Fakultas yang Akan Menaungi Program Studi dalam Bidang Ilmu Sosial, Humaniora dan

(2)

Ekonomi di Institut Teknologi Bandung (Pengantar oleh Ketua Komisi I dan Presentasi oleh Prof. Adang Suwandi Ahmad) Komisi IV :

- Presentasi Draft Peraturan Monitoring dan Evaluasi Penelitian ITB (Prof. Johnner Sitompul)

4. Lain-lain Keputusan:

Agenda sidang disetujui untuk dilaksanakan 2. LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK

1. Merespon surat dari Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB, pada tanggal 8 Agustus 2016 telah dilakukan diskusi antara perwakilan dari Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB dengan Pimpinan SA, Ketua Komisi II dan Panitia Adhoc Kebijakan Pengembangan Multi- kampus ITB. Dalam diskusi dibahas asas pengembangan multi- kampus ITB serta peran mahasiswa sebagai pemangku kepentingan dalam pengembangan multi-kampus ITB. Pada akhir 2016 UNS Solo akan menjadi PTNbh. Jumlah PTNbh akan bertambah menjadi 12.

2. Telah terbit Peraturan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung No. 17 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi di Institut Teknologi Bandung.

3. Peraturan tentang Penyelenggaraan Program Profesi Insinyur di ITB sedang dalam tahap finalisasi, akan segera terbit dalam waktu yang tidak terlalu lama.

4. Dalam rapat BKSA tanggal 19 Agustus 2016 disepakati tahapan prosedur pengesahan draft Peraturan SA sebagai berikut:

1) Penyusunan dan pembahasan draft dalam rapat panitia adhoc;

2) Pembahasan draft dalam rapat Komisi, sampai dicapai kesepakatan bersama;

3) Pembahasan draft dalam rapat Pleno (maksimum 2 kali);

4) Pengesahan draft menjadi Peraturan SA.

Catatan:

- Apabila dalam tahap pembahasan draft yang diusulkan sudah dapat disetujui oleh Sidang Pleno, maka draft dapat disahkan pada kesempatan sidang pleno yang sama.

- Bila Ketua Adhoc presentasi, Ketua Komisi berperan sebagai moderator. Bila Ketua Komisi presentasi, Ketua Senat berperan sebagai moderator.

3. LAPORAN KOMISI-KOMISI:

KOMISI II:

PENGESAHAN DRAFT PERATURAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MULTI-KAMPUS ITB

 Pengantar disampaikan oleh Prof. M. Salman selaku Ketua Komisi II.

 Naskah peraturan dibacakan oleh Prof. M. Salman untuk mendapatkan masukan dan saran terakhir, sebelum disahkan oleh

(3)

Sidang Senat.

Masukan:

Rektor:

Usulan tambahan untuk Pasal 9: tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku.. serta dengan wewenang penuh ... dst.

Yasraf Piliang:

Pada pasal 2 : ilmu humaniora diubah menjadi humaniora ... juga di bagian lainnya

Roos Akbar:

Pasal 8 Ayat(1): Pengembangan multikampus harus mencakup …..

Keputusan:

Draft Peraturan Kebijakan Pengembangan Multi-Kampus ITB disetujui oleh sidang pleno.

KOMISI I:

PERSIAPAN PEMBENTUKAN FAKULTAS YANG AKAN MENAUNGI PROGRAM STUDI DALAM BIDANG ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN EKONOMI DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

 Pengantar disampaikan oleh Prof. Widyo Nugroho selaku Ketua Komisi I, berisi uraian tentang payung hukum yang berlaku. Materi penjelasan terlampir

 Presentasi disampaikan oleh Prof Adang Suwandi selaku Ketua Panitian Adhoc, didampingi oleh Prof Yasraf Piliang. Materi presentasi terlampir

Diskusi:

Widyo Nugroho:

Bounded rationality tetap ada... kesempurnaan tidak mudah dicapai Jann Hidayat:

Ada ilmu dasar tentang alam dan sosial. Engineering = ilmu penerapan ilmu alam; FISH (Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora) = ilmu dasar sosial dan terapannya (basic social science and applied social science)

Tutus Gusdinar:

FISH menandai lahirnya pilar keilmuan baru, di mana pilar lama juga harus mencari positioning terhadap pilar baru. FISH mempelajari interaksi antara manusia sebagai individu dan kelompok.

Karakteristik sosial masyarakat Indonesia belum dipahami, seringkali dibaca dengan model barat. Contoh: dimensi farmasi sosial, dalam bidang olahraga juga berkembang sport management, health management.

Tubagus Furqon:

Perlu ada interaksi antar bidang keilmuan. Penyelesaian masalah melalui interaksi antar disiplin. Saran: kembangkan dahulu ilmu sosial

(4)

pada umumnya, baru setelah itu dikembangkan yg lain setelah ada pengalaman. Body of knowledge untuk fakultas terlalu luas, cukup untuk tiap bidang keilmuan saja. Pembukaan prodi dilakukan sesuai prosedur yg telah ada. SDM harus yang berkualitas, bisa transfer dari luar. Pokja di eksekutif juga diperlukan untuk membahas pembukaan fakultas baru ini.

Adang Suwandi:

Ilmu dasar diperlukan untuk mengembangkan ilmu terapan. Prodi akan didirikan menurut proses yang baik.

Yasraf Piliang:

Yang disampaikan perlu penyempurnaan berlanjut. Selalu ada ilmu dasar sosial dan humaniora. Terapan lebih bersifat transdisiplin.

Roos Akbar:

Kebijakan nuansa sosialnya banyak sekali. Contoh: tanah ulayat, terorisme, dll. Nuansa transdisiplin sudah tercermin dalam berbagai bidang ilmu. Kalau dikembangkan sebagai ilmu dasar ok, tapi hati- hati untuk pengembangan terapannya. Pengelompokan prodi ekonomi (yang basis matematikanya harus kuat) juga perlu hati-hati.

Perlu peninjauan kembali pengelompokan bidang-bidang ilmu di ITB.

Adang Suwandi:

Yang disampaikan adalah pemikiran holistik, grand design. Perlu menguraian lebih rinci. Sudah dilakukan pendekatan ke World Bank (untuk penyediaan bangunan 3 lantai beserta peralatannya).

Yasraf:

Kehadiran prodi sosiologi misalnya tidak dimaksudkan untuk mengubah apa yang sudah berjalan dan ada di prodi lain. FISH menyiapkan ilmu dasar sosial dan humaniora, sementara terapannya yang bersifat transdisiplin bisa berkembang sesuai dengan kebutuhan.

Nyoman:

Saran agar biologi dicantumkan pada cabang ilmu sosial dan humaniora.

Rektor:

FISH sangat relevan bagi ITB. Kasus jatigede, jalan tol, ternyata bukan sekedar masalah engineering, tapi juga masalah sosial. Kebijakan diserahkan sepenuhnya kepada SA. Pihak eksekutif akan melihat bagaimana implementasinya. Perlu segera dibentuk tim Adhoc gabungan dari SA, MWA, Eksekutif.

Keputusan:

Konsep umum disetujui oleh Sidang Senat. Tim Adhoc agar segera menyampaikan laporan lengkap /naskah akademik kepada Ketua SA, untuk diteruskan kepada MWA dan Rektor. Selanjutnya dibentuk tim Adhoc gabungan dari SA, MWA, Eksekutif.

4. LAIN-LAIN

 Karena keterbatasan waktu, agenda Komisi IV Presentasi Draft

(5)

Peraturan Monitoring dan Evaluasi Penelitian ITB (Prof. Johnner Sitompul) ditunda sampai sidang Senat Akademik berikutnya.

Sidang ditutup pk 16.00

Jadwal Sidang Pleno Berikut: 02 September 2016 Bandung, 19 Agustus 2016

Senat Akademik ITB Menyetujui

Sekretaris, Ketua Sidang,

(Iwan Sudradjat) (Indratmo Sukarno)

(6)

30/08/2016

SIDANG PLENO 11 SENAT AKADEMIK

Institut Teknologi Bandung

19 Agustus 2016

AGENDA SIDANG PLENO 19 Agustus 2016

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 1

AGENDA SIDANG 19 Agustus 2016

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 2

1. Pengesahan Agenda Sidang 2. Laporan Pimpinan Senat Akademik 3. Laporan Komisi

- Komisi I : Persiapan Pembentukan Fakultas yang Akan Menaungi Program Studi dalam Bidang Ilmu Sosial, Humaniora dan Ekonomi di Institut Teknologi Bandung (Pengantar oleh Ketua Komisi I dan Presentasi oleh Prof. Adang Suwandi Ahmad) - Komisi IV : Pembahasan Draft Peraturan Monitoring dan

Evaluasi Penelitian ITB (Prof. Johnner Sitompul) - Komisi II :

Pengesahan Draft Peraturan Kebijakan Pengembangan Multi-Kampus ITB (Ketua Komisi II dan Prof. Ricky Tawekal)

4. Lain-lain

LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 3

LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK 1. Merespon surat dari Kabinet Keluarga

Mahasiswa ITB, pada tanggal 8 Agustus 2016 telah dilakukan diskusi antara perwakilan dari Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB dengan Pimpinan SA, Ketua Komisi II dan Panitia Adhoc Kebijakan Pengembangan Multi-kampus ITB.

Dalam diskusi dibahas asas pengembangan multi-kampus ITB serta peran mahasiswa sebagai pemangku kepentingan dalam pengembangan multi-kampus ITB.

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 4

LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 5 2. Telah terbit Peraturan Senat Akademik

Institut Teknologi Bandung No. 17 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi di Institut Teknologi Bandung.

3. Peraturan tentang Penyelenggaraan Program Profesi Insinyur di ITB sedang dalam tahap finalisasi, akan segera terbit dalam waktu yang tidak terlalu lama

(7)

30/08/2016

2

LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 6 4. Pada tanggal 27 Agustus 2016, 2 Tim Adhoc

SA akan presentasi dalam rapat MWA, yaitu tentang:

Kebijakan Pengembangan Multi-Kampus ITB

( Ketua Komisi II dan Prof. Ricky Tawekal)

Kebijakan Akademik ITB (Prof. Tutus Gusdinar)

LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 7 5. Dalam rapat BKSA tanggal 19 Agustus 2016

disepakati tahapan prosedur pengesahan draft Peraturan SA sebagai berikut:

1) Penyusunan dan pembahasan draft dalam rapat panitia adhoc

2) Pembahasan draft dalam rapat Komisi, sampai dicapai kesepakatan bersama 3) Pembahasan draft dalam rapat Pleno

(maksimum 2 kali) *)

4) Pengesahan draft menjadi Peraturan SA

LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 8 Catatan:

Apabila dalam tahap pembahasan draft yang diusulkan sudah dapat disetujui oleh Sidang Pleno, maka draft dapat disahkan pada kesempatan sidang pleno yang sama.

Bila Ketua Adhoc presentasi, Ketua Komisi berperan sebagai moderator. Bila Ketua Komisi presentasi, Ketua Senat berperan sebagai moderator.

LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK

Laporan Kesekretariatan :

 Surat/SK masuk dan keluar (12 - 18 Agustus 2016) Surat Masuk : 4

Surat Keluar : -

SK Masuk : 2

SK Keluar : 1

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 9

RENCANA

SIDANG PLENO BERIKUTNYA

Jumat, 02 September 2016

pk. 14.00 – 16.00

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 10

(8)

PERATURAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Nomor: 22/SK/I1-SA/OT/2016

TENTANG

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MULTI-KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Menimbang: a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 tentang Statuta Institut Teknologi Bandung, Pasal 3 butir (3), dinyatakan: Tujuan ITB adalah memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan humaniora untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap menjunjung tinggi nilai- nilai kemanusiaan, sosial, dan lingkungan melalui kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi;

b. bahwa Institut Teknologi Bandung harus selalu mengembangkan dirinya secara berkesinambungan sebagai universitas berbasis riset, mengembangkan dan menjaga kesinambungan bidang-bidang ilmu, tanggap terhadap masalah serta kebutuhan masyarakat, memperluas akses dan pengembangan masyarakat lokal dalam berbagai bidang, serta terus meningkatkan kualitas kompetensi maupun daya saingnya seiring dengan semakin ketatnya persaingan global;

c. bahwa ITB berkewajiban untuk senantiasa meningkatkan karyanya, baik dalam kuantitas dan kualitas lulusan; hasil-hasil penelitian; kekayaan intelektual (paten, desain industri, rancangan sirkuit terpadu, hak cipta, rahasia dagang, perlindungan varietas), maupun gagasan orisinal dan nyata dalam membantu memecahkan masalah yang ada di masyarakat, sesuai dengan dinamika yang terus berkembang;

d. bahwa untuk melaksanakan Visi dan Misinya dengan infrastruktur yang sudah sangat terbatas, ITB perlu memiliki beberapa lokasi kampus untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;

e. bahwa untuk dapat merencanakan, mengembangkan, dan mengelola lokasi- lokasi kampus tersebut secara terpadu, tepat sasaran, dan efisien, ITB perlu merumuskan Kebijakan Pengembangan Multi-kampus ITB yang sejalan dengan RENIP yang berlaku;

f. bahwa Keputusan Senat Akademik Nomor 46/SK/K01-SA/2008 tentang Norma Pengembangan Multi-kampus ITB sudah tidak sesuai lagi dengan status ITB sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-bh) dan konteks pengembangan ITB sebagai perguruan tinggi riset, sehingga perlu disempurnakan;

(9)

2 g. bahwa Sidang Senat akademik ITB pada tanggal 19 Agustus 2016 telah

menyetujui Peraturan Senat Akademik tentang Kebijakan Pengembangan Multi-kampus Institut Teknologi Bandung;

h. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a sampai dengan huruf g perlu diterbitkan Peraturan Senat Akademik tentang Kebijakan Pengembangan Multi-kampus Institut Teknologi Bandung.

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 tentang Statuta Institut Teknologi Bandung;

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Program Studi di Luar Domisili Perguruan Tinggi;

5. Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor 01/SK/K01-SA/2003 tentang Kebijakan Pengembangan Ilmu

Pengetahuan, Teknologi, dan Seni di Institut Teknologi Bandung;

6. Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor 34/SK/K01-SA/2003 tentang Kebijakan Organisasi dan Manajemen

Satuan Akademik di Institut Teknologi Bandung;

7. Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor 18/SK/K01-SA/2007 tentang Kriteria, Persyaratan, Tata Cara pembentukan, pengelolaan, Penggabungan, Penutupan, dan Evaluasi Fakultas/Sekolah di Institut Teknologi Bandung;

8. Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor 22/SK/K01-SA/2007 tentang Kriteria, Persyaratan, dan Prosedur Penyelenggaraan Program-Program Pendidikan Khusus;

9. Surat Keputusan Majelis Wali Amanat 1TB Nomor 015/SK/K01- MWA/2007 tentang Penetapan Rencana Induk Pengembangan ITB 2006- 2025;

10. Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor 20/SK/K01-SA/2010 tentang Fokus Riset Institut Teknologi Bandung;

11. Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor 09/SK/I1- SA/OT/2011 tentang Visi dan Misi Institut Teknologi Bandung;

12. Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor 10/SK/I1- SA/OT/2012 tentang Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung;

13. Keputusan Rektor Institut Teknologi Bandung Nomor 320/SK/I1.A/KP/2013 tentang Pemberhentian Anggota Senat Akademik ITB PT BHMN dan Pengangkatan Anggota Senat Akademik ITB PTN Badan Hukum Periode 2014-2019;

14. Peraturan Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung Nomor 001/P/I1-MWA/2015 Tentang Kebijakan Umum Institut Teknologi

Bandung Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum;

15. Peraturan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor 32/SK/I1-SA/OT/2015 Tentang Kebijakan Akademik

Pengembangan Ilmu Sosial dan Humaniora di Institut Teknologi Bandung;

16. Surat Keputusan Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung Nomor 030/SK/I1.A-MWA/2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua Senat Akademik ITB Periode 2014-2019; dan

(10)

17. Surat Keputusan Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung Nomor 001/SK/I1-MWA/2016 tentang Penambahan Anggota Tetap Senat Akademik Wakil Fakultas/Sekolah Institut Teknologi Bandung Periode 2014-2019.

MEMUTUSKAN : Menetapkan

PERTAMA

KEDUA

KETIGA

:

:

:

:

Mencabut Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 46/SK/K01-SA/2008 tentang Norma Pengembangan Multi-kampus Institut Teknologi Bandung.

Memberlakukan Peraturan Senat Akademik tentang Kebijakan Pengembangan Multi-kampus Institut Teknologi Bandung, sebagaimana tercantum pada lampiran peraturan ini.

Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan akan diperbaiki apabila di kemudian hari ditemukan kekeliruan dalam penetapannya.

Ditetapkan di Bandung

Pada tanggal 26 Agustus 2016 Ketua,

Prof.Dr.Ir. Indratmo Soekarno, M.Sc.

NIP. 195709201984031001 Tembusan Yth. :

1. Ketua Majelis Wali Amanat;

2. Rektor;

3. Para Dekan Fakultas/Sekolah.

(11)

4 Lampiran Peraturan Senat Akademik

Nomor : 22/SK/I1-SA/OT/2016 Tanggal : 26 Agustus 2016

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MULTI-KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam peraturan Senat Akademik ini, yang dimaksud dengan:

a. MWA adalah Majelis Wali Amanat ITB;

b. Rektor adalah Rektor ITB;

c. SA adalah Senat Akademik ITB;

d. RENIP adalah Rencana Induk Pengembangan ITB yang merupakan dokumen perencanaan jangka panjang ITB;

e. Kampus adalah daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi tempat semua kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat) serta administrasi berlangsung;

f. Multi-kampus adalah ITB sebagai perguruan tinggi yang mengelola lebih dari satu kampus dengan setiap kampus menjalankan semua komponen Tridharma Perguruan Tinggi, meskipun fokusnya bisa berbeda-beda;

g. Kampus Utama adalah Kampus ITB Ganesha yang berlokasi di Bandung, tempat kedudukan pimpinan ITB.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Bagian Kesatu

Maksud Pengembangan Multi-kampus Pasal 2

Maksud pengembangan Multi-kampus adalah untuk mengantisipasi dan memenuhi tuntutan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan humaniora yang sesuai dengan jati diri ITB dan sejalan dengan RENIP untuk menghasilkan sumber daya insani yang unggul sesuai kebutuhan masyarakat untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik.

Bagian Kedua

Tujuan Pengembangan Multi-kampus Pasal 3

Pengembangan Multi-kampus bertujuan untuk:

(12)

a. meningkatkan kapasitas kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;

b. memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan humaniora untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan lingkungan melalui kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi;

c. menjadi perguruan tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia, serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia;

d. meningkatkan karya ITB, dalam kuantitas lulusan; karya teknologi; hasil-hasil penelitian;

paten; maupun gagasan-gagasan baru yang orisinal dan nyata untuk membantu memecahkan masalah yang ada di masyarakat, sesuai dengan dinamika yang berkembang serta pemikiran ITB ke depan; dan

e. membantu memajukan kemaslahatan masyarakat dan meningkatkan pelayanan ITB kepada masyarakat, khususnya meningkatkan akses kepada pendidikan tinggi dan mendorong perkembangan ekonomi lokal dan global, dalam rangka pengembangan kehidupan umat manusia yang berbudaya luhur.

BAB III

ASAS PENGEMBANGAN MULTI-KAMPUS Pasal 4

Pengembangan Multi-kampus harus mengacu pada asas-asas sebagai berikut:

a. asas keunggulan, pengembangan Multi-kampus merupakan bagian dari upaya memperkuat peran ITB dalam mendukung terciptanya pendidikan tinggi yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial dan humaniora, serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik;

b. asas relevansi, pengembangan Multi-kampus merupakan bagian dari realisasi cita-cita jangka panjang dan jangka menengah ITB yang tertuang dalam dokumen RENIP dan Rencana Strategis (RENSTRA) ITB, serta tidak lepas dari kebutuhan pengembangan pendidikan tinggi di tingkat nasional;

c. asas integrasi, kampus baru dipimpin oleh pejabat setara wakil rektor;

d. asas sinergi, kampus Utama dan kampus-kampus lain ITB harus terintegrasi dan bersinergi walaupun fokus kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dan fokus keilmuan di berbagai kampus bisa berbeda-beda;

e. asas kesetaraan, harus ada kesetaraan antara Kampus Utama dengan lokasi-lokasi lain yang akan menjadi bagian dari Multi-kampus, mencakup kesetaraan pada aspek kualitas infrastuktur dan atmosfer akademik, juga kualitas sistem layanan kepakaran maupun manajemen bagi pemangku kepentingan (stakeholders), serta kesediaan fasilitas pendukung yang memadai bagi kegiatan akademik dan kegiatan pendukungnya;

f. asas efektivitas dan efisiensi, dalam pengelolaan dan pengembangan Multi-kampus diterapkan prinsip efektivitas dan efisiensi pada aspek infrastruktur fisik dan aspek-aspek lainnya, terutama sarana, sumber daya insani, finansial, dan atmosfer akademik yang berkualitas; dan

g. asas inklusi, pengembangan Multi-kampus harus bermakna sebagai upaya untuk memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial dan humaniora, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan dengan

(13)

6 dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sosial, budaya dan lingkungan, serta mempertimbangkan kebutuhan masyarakat setempat serta dampak sosialnya.

BAB IV

SIFAT DAN FUNGSI PENGEMBANGANMULTI-KAMPUS Bagian Kesatu

Sifat Pasal 5 Multi-kampus yang dikembangkan bersifat:

a. satu kesatuan dalam visi, misi, dan pengelolaannya; dan

b. saling melengkapi (komplementaritas dan sinergitas) antara Kampus Utama dengan kampus lainnya.

Bagian Kedua Fungsi Pasal 6 Pengembangan Multi-kampus berfungsi sebagai:

a. simpul kerjasama ITB dengan kekuatan akademik nasional dan/atau internasional; dan b. model budaya akademik yang ingin dibangun dalam pembentukan sosok karakter insan

Perguruan Tinggi yang sarat dengan nilai-nilai sebagai universitas berkelas dunia.

BAB V

PRINSIP PENGEMBANGAN MULTI-KAMPUS

Pasal 7

Pengembangan Multi-kampus berdasarkan pada prinsip kebutuhan pengembangan ITB sejalan dengan RENIP.

BAB VI

FOKUS PENGEMBANGAN MULTI-KAMPUS Pasal 8

(1) Pengembangan Multi-kampus harus mencakup semua komponen Tridharma Perguruan Tinggi.

(2) Fokus pengembangan masing-masing kampus dapat berbeda-beda.

(14)

BAB VII

KERJA SAMA PENGEMBANGAN MULTI-KAMPUS Pasal 9

(1) Pengembangan Multi-kampus dapat mengikuti skenario sebagai berikut:

a. menggunakan sepenuhnya sumber daya ITB dan pemerintah baik pusat maupun daerah; atau

b. kerjasama ITB dengan Perguruan Tinggi dan/atau pihak lainnya dengan menerapkan standar operasional ITB yang berkualitas dan tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang berlaku, dan hasil pengembangan Multi-kampus melalui kerjasama sepenuhnya menjadi milik ITB.

(2) Kerjasama pengembangan Multi-kampus mencakupi:

a. peningkatan pendidikan mahasiswa;

b. peningkatan sumber daya manusia;

c. peningkatan kualitas penelitian; dan d. peningkatan pengabdian masyarakat.

BAB VIII

PROSEDUR PENGAJUAN USULAN Pasal 10

(1) Usulan pengembangan kampus baru sebagai bagian dari Multi-kampus diajukan oleh Rektor kepada SA dengan suatu proposal.

(2) SA akan menetapkan persetujuan atau penolakan atas usulan tersebut kepada Rektor, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akademik.

(3) Bila usulan tersebut secara akademik disetujui oleh SA, selanjutnya Rektor mengajukannya kepada MWA untuk mendapatkan pertimbangan non-akademik.

(4) Usulan pengembangan kampus baru disusun untuk periode perencanaan minimum 5 (lima) tahun, mencakup paling sedikit hal-hal berikut.

a. Rencana program akademik yang akan dilaksanakan dan dikembangkan di kampus baru tersebut, berikut dasar-dasar pertimbangannya yang sejalan dengan Peraturan SA ini.

b. Rencana pendukung program akademik, mencakup paling sedikit hal-hal berikut:

i) analisis kelayakan, termasuk kelayakan ekonomi;

ii) rencana pengembangan infrastruktur, baik fisik maupun telekomunikasi dan informasi, serta gedung dan peralatan untuk kampus baru, dan rencana untuk menjaga keterpaduan dan sinergitasnya dengan kampus-kampus lain ITB yang telah ada;

iii) rencana pengembangan dan penugasan sumber daya insani, baik tenaga dosen maupun tenaga kependidikan, untuk operasi dan pengembangan kampus baru, dan

iv) rencana investasi, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan, serta proyeksi pemasukan dari pelaksanaan kegiatan di kampus baru.

(15)

8 BAB IX

EVALUASI DAN PENUTUPAN KAMPUS BARU Bagian Kesatu

Evaluasi Pasal 11

Implementasi pengembangan kampus baru dalam rangka pengembangan Multi-kampus dapat dievaluasi sesuai usulan yang disetujui setiap lima tahun sekali, untuk mengetahui dan memastikan sejauh mana kampus baru tersebut sejalan dengan Peraturan SA ini.

Bagian Kedua Penutupan

Pasal 12

Jika hasil evaluasi dinilai belum mampu memenuhi persyaratan sesuai dengan Proposal Pengembangan Kampus Baru yang diajukan, maka:

a. Rektor dapat mengajukan usulan evaluasi kedua lima tahun berikutnya;

b. SA dapat mengajukan penutupan kampus tersebut jika setelah evaluasi kedua dinilai tidak mampu memenuhi persyaratan.

Pasal 13

Prosedur dan penyelesaian proses penutupan kampus dilakukan secara bertanggungjawab dan mengikuti ketentuan yang berlaku.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14

Pada saat Peraturan SA ini mulai efektif diberlakukan,

a. kegiatan Kampus ITB di luar Kampus Utama tetap berjalan, selanjutnya pengelolaannya disesuaikan dengan peraturan SA ini;

b. kepanitiaan yang terkait dengan Multi-kampus dan dibentuk Rektor tetap menjalankan tugasnya, dengan mengacu pada peraturan SA ini;

c. kegiatan dan langkah-langkah yang terkait dengan Multi-kampus dan telah dilakukan oleh Rektor, Organisasi dan Kepanitiaan yang telah dibentuk oleh Rektor terus berlanjut dan menyesuaikan dengan Peraturan SA ini.

(16)

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 15

Pada saat Peraturan SA ini mulai berlaku, semua aturan terkait Multi-kampus yang bertentangan dengan Peraturan SA ini dinyatakan tidak berlaku.

Ketua,

Prof.Dr.Ir. Indratmo Soekarno, M.Sc.

NIP. 195709201984031001

(17)

30/08/2016

1

1

Payung Hukum

(1)SK.SA.Nomor : 34/SK/K01-SA/2003 : Kebijakan Organisasi dan Manajemen Satuan Akademik (UKS: satuan keilmuan serumpun)

(2)SK.SA.Nomor: 18/SK/K01-SA/2007: Kriteria, Persyaratan, Tata-Cara Pembentukan, Pengelolaan, Penggabungan, Penutupan, dan Evaluasi Fakultas/Sekolah di Institut Teknologi Bandung.

Ilmu

Pengetahuan, Seni, Teknologi

Telah berbentuk:

Fakultas/

Sekolah

Ilmu Sosial dan Humaniora

Akan berbentuk:

Fakultas.

( Inisiatif Senat Akademik )

2

3

(1) Dasar Hukum

Keputusan Senat Akademik, Institut Teknologi Bandung, Nomor:18/SK/K01-SA/2007

Tentang

Kriteria, Persyaratan, Tata-Cara Pembentukan, Pengelolaan, Penggabungan, Institut

Teknologi Bandung

(2) ITB kelas dunia

Diakui oleh Academic Society (principle of compatibility), usaha (bench-marking).

4

Padanan Identitas

Massachusetts Institute of Technology

SCHOOLS

(1)School of Archtecture and Planning (2) School of Engineering

(3)School of Humanities, Arts, and Social Sciences

(4) Sloan School of Management (5)School of Science

5

Undang-Undang Pendidikan Tinggi Pasal 10

Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah :

(a). Rumpun ilmu agama (b). Rumpun ilmu humaniora (c). Rumpun ilmu sosial (d).Rumpun ilmu alam (e).Rumpun ilmu formal; dan (f). Rumpun ilmu terapan.

6

(1) Rumpun Ilmu Humaniora

Mengkaji dan mendalami nilai kemanusiaan dan pemikiran manusia, antara lain filsafat, ilmu sejarah, ilmu bahasa, ilmu satra, ilmu seni panggung, dan ilmu seni rupa.

(2) Rumpun Ilmu Sosial

Mengkaji dan mendalami hubungan antar manusia dan berbagai fenomana Masyarakat antara lain: sosiologi, psikologi, antropologi, ilmu politik, arkeologi, ilmu wilayah, ilmu budaya, ilmu ekonomi, dan geografi.

(18)

30/08/2016

7

Pendirian Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

Tahap (1)

Aspek akademik, oleh Senat Akademik

Tahap (2) Aspek Nonakademik Realisasi FISH, Tim Adhoc gabungan antara

eksekutif dan SA.

( organisasi, keuangan, kemahasiswaan, ketenagaan, sarana prasarana)

(19)

30/08/2016

1

Panitia Ad-hoc Senat Akademik Institut Teknologi Bandung

Mei – Juli 2016

Persiapan

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISH) Institut Teknologi Bandung

1/48

Laporan Kegiatan Tim Perumus 12 kali pertemuan

1. Diskusi ttg konseptualisasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISH): definisi dan deskripsi Ilmu Sosial dan Humaniora; keberadaan, kemanfaatan utk institusi ITB dan Masyarakat serta Bangsa dan Negara; Deskripsi Struktur Keilmuan dan Keilmuan FISH; Kemungkinan kegiatan riset dan prodi FISH; Laboratoria FISH.

2. Usulan Grand Design FISH.

Grand Design

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Institut Teknologi Bandung

2/48

Tim Adhoc Persiapan Pembentukan Fakultas Yang Akan Menaungi Program Studi Dalam Bidang Ilmu Sosial, Humaniora dan Ekonomi di Institut Teknologi Bandung, dengan susunan sebagai berikut :

SK SA ITB No : 12/SK/II-SA/OT/2016, 25 April 2016 Nara Sumber : 1. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

2. Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Organisasi 3. Ketua Senat Akademik

4. Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain 5. Prof. Dr. Widyo Nugroho SULASDI 6. Prof. Imam Buchori Zainuddin 7. Prof. Dr. M. Sahari Besari 8. Prof. Dr. Rizal Z. Tamin Ketua : Prof. Dr. Ir. Adang Suwandi Ahmad Wakil Ketua : Prof. Dr. Yasraf Amir Piliang, MA Sekretaris : Dr. Ir. Dicky Rezady Munaf, MS, MSCE Anggota : 1. Dr. Ir. Richard Karel Willem Mengko 2. Prof. Dr. Ir. Rochim Suratman 3. Prof. Dr. Dipl-Ing. Reynaldo Zoro 4. Dr. Achmad Sjarmidi

5. Dr. Tisna Sanjaya, M.Sch 3/48

Jadwal Persiapan Mei – Juli 2016

NO KEGIATAN MEI JUNI JULI

I II III IV I II III IV I II III IV

1 Inisiasi 2 Formulasi Dasar 3 Konseptual 4 Organisasi 5 Kerangka Kurikulum 6 Kurikulum Dasar 7 Konsolidasi Dosen 7 Review 8 Laporan

Panitia Perumus Panitia Lengkap Panitia Perumus

Jadwal

4/48

KESESUAIAN DENGAN SK SA NO : 18/SK/K01-SA/2007

Kriteria, Persyaratan, Tata-Cara Pembentukan, Pengelolaan, Penggabungan, Penutupan, dan Evaluasi Fakultas/Sekolah di ITB.

NO

PRINSIP DASAR FAKULTAS YANG DIPENUHI FISH

KRITERIA DASAR FAKULTAS YANG DIPENUHI FISH

PERSYARATAN FAKULTAS YANG DIPENUHI FISH 1 Prinsip-prinsip dasar FISH yang telah sesuai dengan aturan-aturan yang

berlaku di ITB Kriteria dasar FISH sejalan dengan kriteria dasar fakultas sesuai aturan ITB Persyaratan dasar FISH sejalan dengan persyaratan dasar fakultas sesuai aturan ITB 2 Prinsip kesamaan visi FISH dengan visi ITB sudah terpenuhi: menjadi

Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia

Kriteria kelengkapan dan kejelasan sebagai organisasi sumber, yaitu kejelasan visi dan sudah memiliki lingkup keilmuan spesifik, strategi menjalankan, dan penjaminan kualitas telah dipenuhi oleh FISH: Ilmu Sosial dan Humaniora.

Persyaratan visi FISH yang mendukung visi ITB terpenuhi: menjadi Fakultas yg unggul, bermartabat, mandiri berkualitas dunia serta memandu perubahan yang meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dan dunia.

3 Prinsip kesamaan misi dengan misi ITB: menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan kemanusiaan serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik.

Kriteria kejelasan misi dan menjalankan misi dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam pengembangan dan penerapan Ilmu Sosial dan Humaniora telah dipenuhi FISH: instasi pemerintah (Bapenas, Bakamla, Pemda) dan internasional (World Bank, NTU)

Persyaratan misi FISH yang mendukung misi ITB terpenuhi: menciptakan, berbagi dan menerapkan Ilmu dan teknologi Sosial dan Kemanusiaan seiring dihasilkannya sumber daya insani unggul berintegritas tinggi, kreatif, pelopor dan pejuang untuk terwujudnya Indonesia dan dunia yang lebih baik.

4 Prinsip kontribusi FISH ditunjukkan melalui peran dan kapasitas dalam

pengembangan dimensi sosial dan humaniora dalam pengembangan sains dan teknologi

Kriteria sudah memiliki rencana dan kerjasama dalam program penelitian untuk mendukung Renstra sudah dipenuhi FISH: kerjasama dengan pemerintah (Bapenas, Bakamla, Ristek-Dikti) dan luar negeri (World Bank, NTU)

Persyaratan sudah memiliki Research Roadmap berdasarkan bidang keilmuan, pusat penelitian dan kelompok keahlian yang ada terpenuhi dan akan disempurnakan oleh FISH.

Persyaratan sudah memiliki program mendatangkan dana melalui sumber ITB, pemerintah dan internasional untuk menjalankan misi ITB (Bappenas, Ristek-Dikti, World Bank)

5 Prinsip transdisiplin FISH diwujudkan melalui pengembangan berbagai Program Studi bersifat lintas-keilmuan, seperti Teknokultur, dan Studi Sosial dan Teknologi (STS)

Kriteria sudah membangun jejaring kerjasama penelitian dan pendidikan di dalam dan luar ITB sudah dipenuhi FISH: (FSRD, STEI), pemerintah (Bakamla, Pemerintah Daerah, Ristek-Dikti) dan luar negeri (NTU, Singapura)

Persyaratan Program Penelitian dan Pendidikan yang terintegrasi sudah dipenuhi FISH:

program penelitian yang telah dan akan dilakukan (Roadmap) disesuaikan dengan bidang-bidang pendidikan yang ada: Linguistik, Sosiologi, Psikologi, Pertahanan dan Kemaritiman.

6 Prinsip Komunitas FISH diwujudkan melalui pengembangan jejaring kerjasama dengan komunitas keilmuan lain, elemen masyarakat (masyarakat pesisir, pesantren) dan media (Pikiran Rakyat, Kompas)

Kriteria tanggungjawab sosial dan pemberdayaan masyarakat telah dipenuhi FISH: pemberdayaan masyarakat pesisir melalui bantuan alat dan teknologi oleh FISH, pemberdayaan pesantren melalui bansos,

Persyaratan sudah mempunyai Program Pengembangan sumberdaya manusia, keilmuan, sarana dan praasarana sudah dipenuhi FISH: Program kerjasama beasiswa S3 dengan Ristek-Dikti, kerjasama pengembangan Lab dengan World Bank, kerjasama pembangunan prasarana dengan Bapenas.

7 Prinsip keunggulan FISH diwujudkan melalui cara berpikir kritis dan kreatif,

design thinking, yang tidak ada di fakultas ilmu-sosial dan humaniora lainnya di Indonesia, sehingga menjadikan ITB unggul dalam menghasilkan gagasan penyelesaian masalah.

Kriteria kelengkapan dalam penyelenggaraan pendidikan sudah dipenuhi FISH:

kurikulum berbasis kreativitas dan design thinking, dengan tolak ukur, pengukuran, sistem implementasi dan evaluasi yang sedang dikembangkan

Persyaratan mempunyai Rencana Strategis akan dipenuhi oleh FISH pada akhir tahun 2016, sebelum deklarasi Acting FISH

8 Prinsip keberdayaan FISH ditunjukkan oleh daya kreativitas dan inovasi di semua sektor (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat), sehingga mampu membangun daya tahan dalam segala situasi.

Kriteria telah memiliki tata pamong (governance) dan potensi fakultas yang baik telah dipenuhi oleh FISH dan akan terus ditingkatkan sebelum Acting FISH 2016

Persyaratan mempunyai Struktur Manajemen Efektif akan dikembangkan oleh FISH berdasarkan pengalaman pengelolaan Ilmu Kemanusiaan

5/48

I.

PENDAHULUAN

6/48

(20)

30/08/2016

• Di abad informasi, teknologi kini menjadi kekuatan determinan kebudayaan yang menentukan bentuk, arah, dan orientasinya. Akan tetapi, teknologi dapat memberikan efek positif dan konstruktif bagi kehidupan sosial dan kebudayaan.

• Di Indonesia, kehidupan berbangsa dan bernegara didominasi kepentingan politik. Teknologi dianggap tidak penting. Padahal, teknologi sangat menentukan masa depan peradaban manusia. Dalam kondisi masyarakat yang tidak mementingkan teknologi, peran ITB juga terlihat tidak signifikan secara nasional.

• Untuk meningkatkan peran ITB, diperlukan politik teknologi yaitu membangun kekuatan sains dan teknologi sebagai penggerak kebudayaan dan peradaban Abad 21. ITB sendiri telah mencanangkan diri sebagai “PUSAT KEBUDAYAAN” Indonesia. Visi ini sangat visioner karena ITB memiliki otoritas alamiah untuk memahami kebudayaan yang kini didominasi teknologi.

1.1

Paradigma ITB abad 21

7/48

• Pemahaman manusia dan kebudayaan di abad informasi harus melalui pemahaman peran teknologi sebagai enjin penggerak kebudayaan. Dalam transformasi ITB menjadi Pusat Kebudayaan di Abad 21, peran Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora menjadi sangat penting karena keberadaan fakultas ini akan mengubah postur dan memberi warna baru pada ITB sebagai Perguruan Tinggi Teknologi pembentuk (shaping) masa depan.

• Institut Teknologi Bandung telah berupaya mengembangkan sains, teknologi dan seni untuk memandu perubahan yang menghadirkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia lebih baik dan dalam abad 21 awal ini memberikan perhatian lebih kepada kemanusiaan

8/48

1.2

Struktur Keilmuan ITB Abad 21

Berdasarkan Paradigma ITB abad 21

FUNDAMENTAL

SISTEM KEILMUAN FAKULTAS TERSTRUKTUR

Arts

Science Sosio- Humanity

Enjinering

Logos, Ethos, Pathos

( (FUNDAMENTAL KEILMUAN FAKULTAS)

PLATFORM: TECHNOLOGY

GREEK, TECHNE 9/48

Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora:

Menciptakan, berbagi dan menerapkan Ilmu dan teknologi Sosial dan Kemanusiaan seiring dihasilkannya sumber daya insani unggul berintegritas tinggi, kreatif, pelopor dan pejuang untuk terwujudnya Indonesia dan dunia yang lebih baik.

Visi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora:

Menjadi Fakultas yg unggul, bermartabat, mandiri berkualitas dunia serta memandu perubahan yg meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dan dunia

Visi & Misi

1.3.

10/48

1 II.

KONSEP DAN BANGUN KEILMUAN

11/48

Definisi

2.1

‘Ilmu sosial’ adalah ilmu yang berkaitan dengan pemahaman dan pengonstruksian sosial (bentuk, struktur, relasi sosial) sebagai sebuah proses dinamis di atas platform teknologi (techne) melalui pendekatan transdisiplin, dalam melihat keberkaitan antara dimensi-dimensi logika (logos), etika (ethos) dan estetika (pathos), untuk menghasilkan gagasan inovatif tentang masyarakat”.

ILMU SOSIAL

‘Humaniora’ adalah ilmu yang berkaitan dengan pemahaman dan pengonstruksian sistem-sistem budaya manusia (bahasa, nilai, perilaku, artifak) sebagai sebuah proses dinamis di atas platform teknologi (techne) melalui pendekatan transdisiplin, dalam melihat keberkaitan antara dimensi-dimensi logika (logos), etika (ethos) dan estetika (pathos), untuk menghasilkan gagasan inovatif tentang kebudayaan.

HUMANIORA

12/48

(21)

30/08/2016

3

Ilmu sosial-humaniora adalah ilmu yang berkaitan dengan pemahaman dan konstruksi sosial-kebudayaan sebagai sebuah proses dinamis di atas platform sains, teknologi dan seni melalui pendekatan transdisiplin, untuk melihat kesalingberkaitan antara sains, teknologi, seni, masyarakat dan kebudayaan serta manifestasinya dalam dinamika kehidupan sosial, ekonomi, politik dan seni untuk menghasilkan gagasan inovatif tentang masyarakat dan kebudayaan.

5.

1 2

Kelompok keilmuan dasar (basic), yang diperlukan bagi pemahaman filosofis tentang konsep-konsep dasar dalam bidang sosial- humaniora.

Kelompok lintas keilmuan (transdisiplin), yang diperlukan bagi pengembangan gagasan sosial-humaniora terkait sains, teknologi dan seni.

KEILMUAN DASAR KEILMUAN

TRANSDISIPLIN (sistem keilmuan)

13/48

2.2

SOSIAL HUMANIORA BIDANG LAIN

Kelompok Keilmuan Dasar yang mutlak harus ada sebagai fundamen

Dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan ciri khas ITB

Fondasi Keilmuan

14/48

ANTROPOLOGI SOSIO-

ANTROPOLOGI ANTROPOLOGI

BUDAYA ILMU BUDAYA (THE SCIENCE OF CULTURE)

LEBIH FILOSOFIS LEBIH EMPIRIS

SOSIOLOGI CULTURAL

STUDIES

15/48

9

Body of Knowledge Fakultas

2.3

16/48 FUNGSIONAL DESKRIPSI KEILMUAN SIFAT KEILMUAN CAPAIAN PEMBELAJARAN PLATFORM Tatanan Pijakan

pikir dan Penjiwaan

Teknologi (Techne) Tatanan Fundamental Pemikiran

Puan Berfikir Terstruktur, Berjiwa Kreatif dlm Desain dan Komposisi, Puan Skil Pemodelan dan Komputasi FUNDAMENTAL Tatanan

Fundamental Konseptual dan Teknikal

Logika (Logos), karakter (Ethos), dan estetika (Pathos)

Sains Terpadu (bhs Math), Enjinering Terpadu dan Seni Terpadu

Wawasan dan Pola Fikir Holistik ttg Sains, enjinering dan Seni

SISTEM Sistem Keilmuan yg dibentuk

Ilmu Sosial dan Humaniora

Sifat Keilmuan Transdisiplin

Keilmuan Sosial, Keilmuan Kemanusiaan

Struktur Keilmuan

TEKNOLOGI (TECHNE) PLATFORM

SYSTEM Arts

Science Sosio- Humanity

Enjinering

LOGOS ETHOS PATHOS FUNDAMENTAL

SISTEM

17/48

Peta Attitude & Struktur Keilmuan FISH

2.4

FUNDAMENTAL SISTEM KEILMUAN TERSTRUKTUR SOSIAL-HUMANIORA EDUCATION

asacairg@stei.itb.ac.id

Creative Thinking

& Integrity Design &

Composition

Extraction & Formulation the Problems and Solutions

Structured Design &

Implementation actions

High Qulity Conceptual &

Actions Performance

FUNDAMENTAL FUNDAMENTAL TECHNOLOGY LOGOS

PLATFORM

ETHOS PATHOS

18/48

(22)

30/08/2016

Pohon Keilmuan

2.5

HUKUM TEKNOLOGI

ILMU SOSIAL

STS

HUMANIORA

FILEM & TEKNOLOGI KREATIF TEKNOKULTUR MUSIK & TEKNOLOGI KREATIF

TEKNOLOGI

SAINS DAN ENJINERING KOGNITIF ARTIFISAL

SAINS

STUDI PEMBANGUNAN

SENI

M E T O D E P E M O D E L A N D A N K O M P U T A S I

POHON KEILMUAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

OLAH RAGA & TEKNOLOGI KREATIF

STUDI PERTAHANAN DESIGN THINKING DESIGN THINKING DESIGN THINKING DESIGN THINKING

19/48

PRODI DAN PENGEMBANGAN SDM

III.

20/48

JENIS PROGRAM STUDI

KELOMPOK PROGRAM STUDI

PROGRAM STUDI JENJANG KETERANGAN

I BASIC ILMU SOSIAL Sosiologi S1, S2

Psikologi S1, S2

Ekonomika S1, S2 Sudah ada SK

ILMU KEMANUSIAAN Linguistik S1, S2

Ilmu Budaya S1, S2

II TRANSDISIPLIN ILMU SOSIAL Studi Pembangunan S2, S3 Sudah ada

Studi Pertahanan S2, S3 Sudah ada

Studi Teknologi dan Sosial (STS) S2, S3

Hukum Teknologi S2, S3

ILMU KEMANUSIAAN Teknokultur S2, S3 Sdg diproses

Musik dan Teknologi Kreatif S2, S3 Filem dan Teknologi Kreatif S2, S3 Sains dan Teknologi Olah Raga S2, S3 Sains dan Teknologi Kognitif Artifisial S2, S3

Program Studi & Jenjang Pendidikan

3.1

21/48

Milestone Pendirian Prodi

3.2.

Sept 2016 Jan

2017 JUNI

2017 JUNI

2018 2019

STUDI PEMBANGUNAN (S2) Sudah berdiri sejak tahun 1970 di SAPPK, dan sudah terakreditasi STUDI PERTAHANAN (S2) Sudah berdiri sejak tahun 2003, tapi perlu reaktifikasi, krn sudah bbrp tahun tdk ada intake mhs

EKONOMIKA (S1) Sudah ada SK Senat.

Dapat menerima mhs tahun ini.

TEKNOKULTUR (S2) Dalam proses SK Senat. Dapat menerima mhs tahun ini.

SAINS & TEKNOLOGI OLAH RAGA (S2) Sdh berjalan dititipkan di SF. Didirikan untuk memperkuat kajian Teknologi dan Humaniora

FILEM & TEKNOLOGI KREATIF (S1) Didirikan untuk mulai membangun ruang kreativitas MUSIK & TEKNOLOGI KREATIF (S1) Didirikan untuk memperkuat cara kerja kreativitas SOSIOLOGI (S1) Didirikan untuk membangun keilmuan dasar Ilmu-ilmu Sosial & Ilmu Politik

STUDI BUDAYA (S2) Didirikan untuk mulai membangun kajian advanced tentang manusia LINGUISTIK (S1)

Didirikan untuk membangun keilmuan dasar Humaniora

STUDI TEKNOLOGI &

SOSIAL (S2) Didirikan sebagai kajian advanced tentang masyarakat dan teknologi SAINS & TEKNOLOGI KOGNITIF ARTIFISIAL (S2) Didirikan untuk mengembangkan kajian advanced tentang Psikologi, Sains dan Teknologi

HUKUM TEKNOLOGI (S2) Didirikan untuk membangun keilmuan lanjut sosial dan teknologi PSIKOLOGI (S1)

Didirikan untuk memperkuat keilmuan dasar Humaniora KONSOLIDASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA PENDIRIAN ACTING FAKULTAS FISH

22/48

NO. KELOMPOK KEAHLIAN 1 KK ILMU-ILMU SOSIAL 2 KK ILMU KEMANUSIAAN 3 KK EKONOMIKA 4 KK STUDI BUDAYA 5 KK BUDAYA DAN TEKNOLOGI 6 KK SENI DAN TEKNOLOGI KREATIF 7 KK PSIKOLOGI DAN SAINS KOGNITIF

Kelompok Keahlian

3.3

23/48

Metoda Pendidikan (Konsep KHDewantara):

Ing Ngarsa Sun Tulada, Ing Madya Mangun Karsa,

Tut Wuri Handayani

Pembelajaran:

Penumbuhan Scholarship (Sikap KESKOLARAN).

DISCOVERY, INTEGRATION, APPLICATION, SHARING OF KNOWLEDGE

Metode Pembelajaran

3.4

24/48

(23)

30/08/2016

5 Profil Lulusan

KEILMUAN PROFIL

PLATFORM FUNDAMENTAL SISTEM

SIKAP PROFESIONAL Identitas Profesional Kemampuan Pengembangan Diri Etika Profesional KOMPETENSI PROFESIONAL Kompetensi Konseptual Kompetensi Teknikal Kompetensi Integratif

3.5

25/48

2016 2017 2025

Penguatan dan peningkatan kapasitas dosen Ilmu Kemanusiaan , Studi Pembangunan, Ekonomika,

& Studi pertahanan melalui Program Pascasarjana dan Profesorship

Pemberdayaan dosen-dosen internal ITB yang relevan dgn program FISH, seperti:

FSRD, SAPPK, SBM

Pengembangan pola kemitraan dengan para profesional di bidang Musik, Filem dan Seni untuk dijadikan sebagai dosen tamu/tidak tetap di FISH

Kemandirian sumberdaya manusia dengan memaksimalkan para lulusan FISH sebagai tenaga pengajar

Strategi Pengembangan SDM

3.6

26/48

INFRASTURUKTUR & LABORATORIUM

IV.

27/48

Pengembangan Infrastruktur

4.1

28/48

29/48

Kecepatan:

10 Petaflop

Memory Acces:

270 Terrabytes

Memori Penyimpanan:

14 Petabytes

30/48

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Pusat/Pusat Penelitian Institut Teknologi Bandung Dalam rangka meningkatkan intensitas kegiatan pengabdian masyarakat, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya ITB melalui LPPM