• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIFAT-SIFAT BV-ALJABAR DAN HUBUNGAN DENGAN ALJABAR LAINNYA, SERTA SIFAT IDEAL PADA BV-ALJABAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SIFAT-SIFAT BV-ALJABAR DAN HUBUNGAN DENGAN ALJABAR LAINNYA, SERTA SIFAT IDEAL PADA BV-ALJABAR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SIFAT-SIFAT BV -ALJABAR DAN HUBUNGAN DENGAN ALJABAR LAINNYA, SERTA SIFAT

IDEAL PADA BV -ALJABAR

KARYA ILMIAH

OLEH

M. FADHIL RAMADHAN NIM. 1803112873

PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU 2023

(2)

SIFAT-SIFAT BV-ALJABAR DAN HUBUNGAN DENGAN ALJABAR LAINNYA, SERTA SIFAT

IDEAL PADA BV-ALJABAR

M. Fadhil Ramadhan

Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya, Pekanbaru 28293

[email protected]

ABSTRACT

This article discusses the properties of BV-algebras, the relationship between BV- algebras with B-algebras, BF-algebras, and Coxeter-algebras, the relationship is proven through the properties possessed by BV-algebras with B-algebras, BF- algebras, BM-algebras, and Coxeter algebras are interrelated. Then, by using ideal properties of other algebras, the ideal properties of BV-algebras obtained. This article is a review and development of article of Hwang et al. [Mathematics MDPI, 8 (2020), 1779].

Keywords: BV-algebras, B-algebras, BF-algebras, Coxeter-algebras, ideal ABSTRAK

Artikel ini membahas tentang sifat-sifat BV-aljabar, hubungan antara BV-aljabar dengan B-aljabar, BF-aljabar, dan Coxeter-aljabar. Hubungannya dibuktikan me- lalui sifat-sifat yang dimiliki oleh BV-aljabar, B-aljabar, BF-aljabar, dan Coxeter- aljabar adalah saling berkaitan. Selanjutnya, dengan menggunakan sifat-sifat ideal pada aljabar lainnya, diperoleh sifat-sifat ideal pada BV-aljabar. Artikel ini meru- pakan review dan pengembangan dari artikel Hwang et al. [Mathematics MDPI, 8 (2020), 1779].

Kata kunci: BV-aljabar, B-aljabar, BF-aljabar, Coxeter-aljabar, ideal 1. PENDAHULUAN

Aljabar abstrak adalah bidang subjek matematika yang mempelajari struktur alja- bar. Pada perkembangan aljabar abstrak banyak ditemukan aljabar-aljabar baru.

Imai dan Is´eki [6] memperkenalkan dua konsep dari aljabar abstrak, yaitu BCK dan BCI-aljabar sebagai aljabar yang terhubung dengan beberapa logika. Neggers dan Kim [9] memperkenalkan gagasanB-aljabar yang memenuhi aksioma (B1)x∗x= 0, (B2) x∗0 = x, dan (B) (x∗y)∗z = x∗(z ∗(0∗y)) untuk setiap x, y, z ∈ X.

(3)

Walendziak [10] memperkenalkan BF-aljabar yang merupakan generalisasi dari B- aljabar, dan menyelidiki beberapa sifat ideal dalam BF-aljabar, Walendziak juga memperkenalkan gagasan BF1/BF2/BF3-aljabar.

Berdasarkan konsep BV-aljabar yang telah dibahas oleh Hwang et al. [5]. Pe- nulis tertarik membahas beberapa pembahasan seperti sifat-sifat BV-aljabar, dan hubungan BV-aljabar dengan aljabar lainnya. Selain itu penulis juga membahas sifat-sifat ideal pada BV-aljabar.

Adapun struktur penulisan artikel ini adalah dibagian kedua dibahas kajian teori, di bagian ketiga dibahas sifat-sifatBV-aljabar, kemudian di bagian keempat dibahas hubungan BV-aljabar dengan beberapa aljabar abstrak lainnya, selanjutnya pada bagian kelima dibahas sifat-sifat ideal pada BV-aljabar.

2. KAJIAN TEORI

Pada bagian ini diberikan definisi grup, B-aljabar, BF-aljabar,Coxeter-aljabar dan BV-aljabar.

Gilbert dan Gilbert [3, h. 137] menyatakan bahwa struktur aljabar atau sistem aljabar adalah suatu himpunan tak kosong yang dimana setidaknya terdapat satu atau lebih operasi biner. Kemudian Fraleight [2, h. 20] menyatakan bahwa operasi biner ”∗” pada himpunan S adalah pemetaan fungsi dariS×S keS. Untuk setiap (a, b)∈S×S, kita akan menyatakan elemen ∗((a, b)) dari S dengana∗b.

Definisi 1 [4] Grup adalah suatu himpunan tak kosong G yang dilengkapi dengan operasi biner, yang memenuhi sifat berikut:

(i) Tertutup : Jika a∈G dan b∈G maka a∗b ∈G.

(ii) Asosiatif : a∗(b∗c) = (a∗b)∗c. Untuk setiapa, b, c∈G.

(iii) Terdapat elemene∈G(disebut elemen identitas) sedemikian hingga sehingga a∗e =a=e∗a untuk setiap a∈G.

(iv) Untuk setiapa∈G, terdapat elemend∈G(disebut invers daria) sedemikian sehingga a∗d=e=d∗a.

Sebuah grup dikatakan abelian jika memenuhi aksioma berikut:

(v) Komutatif : a∗b=b∗a untuk semua a, b∈G.

Neggers dan Kim [9] memperkenalkan sebuah aljabar abstrak yang dinamakan B-aljabar.

Definisi 2 [9] B-aljabar adalah suatu himpunan tidak kosong X dengan operasi biner ”∗” dan konstanta 0 yang memenuhi aksioma berikut:

(B1) x∗x= 0, (B2) x∗0 =x,

(4)

(B) (x∗y)∗z =x∗(z∗(0∗y)), untuk setiap x, y, z ∈X.

Walendziak [10] memperkenalkan BF-aljabar yang merupakan generalisasi dari B-aljabar, dan menyelidiki beberapa sifat ideal pada BF-aljabar.

Definisi 3 [10] BF-aljabar adalah suatu himpunan tak kosong X dengan operasi biner ”∗” dan konstanta 0 yang memenuhi aksioma (B1), (B2), dan aksioma berikut:

(BF) 0∗(x∗y) = y∗x.

untuk setiap x, y ∈X.

Definisi 4 [8]Coxeter-aljabar adalah suatu himpunan tak kosongXdengan operasi biner ”∗” dan konstanta 0 yang memenuhi aksioma (B1), (B2), dan aksioma berikut:

(C) (x∗y)∗z =x∗(y∗z), untuk setiap x, y, z ∈X.

Hwang et al. [5] memperkenalkan gagasan tentangBV-aljabar yang terdiri dari 3 aksioma sederhana.

Definisi 5 [5] BV-aljabar adalah suatu himpunan tak kosong X dengan operasi biner ”∗” dan konstanta 0 yang memenuhi aksioma (B1), (B2), dan aksioma berikut:

(BV) (x∗y)∗z = (0∗y)∗(x∗z), untuk setiap x, y, z ∈X.

3. SIFAT-SIFAT BV-ALJABAR

Pada bagian ini dibahas sifat-sifat BV-aljabar yang ditunjukkan melalui proposisi berikut.

Proposisi 6 [5] Jika (X;∗,0) adalahBV-aljabar, maka memenuhi sifat-sifat berikut:

(i) x∗y= (0∗y)∗(0∗x), (ii) 0∗(0∗x) =x,

(iii) x∗z = 0∗(z∗x), (iv) (x∗y)∗x= 0∗y, (v) x∗(0∗y) =y∗(0∗x), (vi) (x∗z)∗y = (x∗y)∗z,

(5)

(vii) x∗y= 0 =⇒x=y, (viii) 0∗x= 0∗y=⇒x=y, (ix) (x∗(0∗x))∗x=x, (x) x∗y=x∗z =⇒y=z, (xi) x∗y=z∗y=⇒x=z, untuk setiap x, y, z ∈X.

Bukti.

(i) Berdasarkan Definisi 5 aksioma (BV), jika z = 0 maka diperoleh (x∗y)∗0 = (0∗y)∗(0∗x), [(BV)]

x∗y = (0∗y)∗(0∗x). [(B2)]

Dengan demikian, poin (i) terbukti.

(ii) Berdasarkan Proposisi 6 poin (i), jika y = 0 dengan menggunakan Definisi 2 aksioma (B2) dan (B1) maka diperoleh

x∗0 = (0∗0)∗(0∗x), [(B2)]

x= 0∗(0∗x). [(B1)]

Dengan demikian, poin (ii) terbukti.

(iii) Berdasarkan Definisi 5 aksioma (BV), jika y= 0 maka diperoleh (x∗0)∗z = (0∗0)∗(z∗x), [(BV)]

x∗z = 0∗(z∗x). [(B2)]

Dengan demikian, poin (iii) terbukti

(iv) Berdasarkan Definisi 5 aksioma (BV), jika z = x dan dengan menggunakan aksioma (B1) dan (B2) maka diperoleh

(x∗y)∗x= (0∗y)∗(x∗x), [(BV)]

= (0∗y)∗0, [(B1)]

= (0∗y). [(B2)]

Dengan demikian, poin (iv) terbukti.

(v) Berdasarkan Proposisi 6 poin (i), jika y = 0 ∗y dan dengan menggunakan Proposisi 6 poin (ii) maka diperoleh

x∗(0∗y) = [0∗(0∗y)]∗(0∗x), [Proposisi 6 poin (i)]

x∗(0∗y) =y∗(0∗x). [Proposisi 6 poin (ii)]

Dengan demikian, poin (v) terbukti.

(6)

(vi) Berdasarkan Definisi 5 aksioma (BV), jika y = z, z = y maka dengan meng- gunakan Proposisi 6 poin (iii) dan (i) diperoleh

(x∗z)∗y= (0∗z)∗(y∗x), [(BV)]

= (0∗z)∗[0∗(x∗y)], [Proposisi 6 poin (iii)]

= (x∗y)∗z. [Proposisi 6 poin (i)]

Dengan demikian, poin (vi) terbukti.

(vii) Berdasarkan Proposisi 6 poin (iv), jika x∗y = 0 maka diperoleh 0∗x= 0∗y=⇒0∗(0∗x) = 0∗(0∗y).

Mengikuti Proposisi 6 poin (ii) bahwa x = y. Dengan demikian, poin (vii) terbukti.

(viii) Berdasarkan Proposisi 6 poin (vii), jika 0∗x= 0∗ymaka 0∗(0∗x) = 0∗(0∗y) dan kemuadian berdasarkan Proposisi 6 poin (ii) diperoleh

0∗x= 0∗y =⇒x=y.

Dengan demikian, poin (viii) terbukti.

(ix) Berdasarkan Proposisi 6 poin (iv), jika y = 0∗x dan dengan menggunakan Proposisi 6 poin (ii) maka diperoleh

[x∗(0∗x)]∗x= 0∗(0∗x), [Proposisi 6 poin (iv)]

[x∗(0∗x)]∗x=x. [Proposisi 6 poin (ii)]

Dengan demikian, poin (ix) terbukti.

(x) Berdasarkan Proposisi 6 poin (iv), jika kita asumsikan x∗y=x∗z maka 0∗y = (x∗y)∗x,

= (x∗z)∗x,

= (0∗z).

Berdasarkan Proposisi 6 poin (viii) diperoleh y =z.

Dengan demikian, poin (x) terbukti.

(xi) Misalkan x∗y =z∗y. Berdasarkan Proposisi 6 poin (iii) dan (viii) diperoleh 0∗(y∗x) = 0∗(y∗z), [Proposisi 6 poin (iii)]

y∗x=y∗z. [Proposisi 6 poin (viii)]

Berdasarkan Proposisi 6 poin (x) diperoleh x=z.

Dengan demikian, poin (xi) terbukti. 2

(7)

4. HUBUNGAN BV-ALJABAR DENGAN ALJABAR ABSTRAK LAINNYA

Pada bagian ini dibahas hubungan BV-aljabar dengan B-aljabar, BF-aljabar, dan Coxeter-aljabar yang ditunjukkan melalui teorema-teorema berikut.

Teorema 7 Jika (X;∗,0) adalah BV-aljabar, maka (X;∗,0) adalah B-aljabar.

Bukti. Misalkan (X;∗,0) adalah BV-aljabar. Berdasarkan Definisi 5 BV-aljabar memenuhi aksioma (B1), (B2), dan (BV). Kemudian berdasarkan Definisi 2 B- aljabar memenuhi aksioma (B1), (B2), dan (B). Selanjutnya ditunjukkan bahwa sifat BV-aljabar memenuhi sifat B-aljabar untuk setiapx, y, z ∈X.

x∗[z∗(0∗y)] = [0∗(0∗x)]∗[z∗(0∗y)], [Proposisi 6 poin (ii)]

= [(0∗y)∗(0∗x)]∗z, [(BV)]

= (x∗y)∗z. [Proposisi 6 poin (i)]

Dengan demikian sifat B-aljabar terpenuhi, jadi terbukti jika (X;∗,0) adalah BV-

aljabar, maka (X;∗,0) adalah B-aljabar. 2

Teorema 8 Jika (X;∗,0) adalah BV-aljabar, maka (X;∗,0) adalah BF-aljabar.

Bukti. Misal (X;∗,0) adalah BV-aljabar, berdasarkan Definisi 5 BV-aljabar me- menuhi sifat (B1), (B2), dan (BV). Kemudian berdasarkan Definisi 3 BF-aljabar memenuhi sifat (B1), (B2), dan (BF). Selanjutnya ditunjukkan bahwa sifat BV- aljabar memenuhi sifat BF-aljabar untuk setiapx, y, z ∈X.

Berdasarkan Definisi 5 aksioma (BV), jika y= 0, maka

(x∗0)∗z = (0∗0)∗(z∗x), [(BV)]

x∗z = 0∗(z∗x). [Proposisi 6 poin (iii)]

Dengan demikian sifat BF-aljabar terpenuhi, jadi terbukti jika (X;∗,0) adalahBV-

aljabar, maka (X;∗,0) adalah BF-aljabar. 2

Proposisi 9 [8] Jika (X;∗,0) adalah Coxeter-aljabar, maka (X;∗,0) memenuhi sifat berikut:

(i) 0∗x=x.

(ii) x∗y =y∗x, untuk setiap x, y ∈X.

Bukti.

(i) Berdasarkan Definisi 4 untuk x∈X diperoleh

x=x∗0, [(B2)]

=x∗(x∗x), [(B1)]

= (x∗x)∗x, [(C)]

x= 0∗x. [(B1)]

Jadi terbukti bahwa 0∗x=x.

(8)

(ii) Berdasarkan Proposisi 9 poin (i) dan Definisi 4 diperoleh

y= 0∗y, [Proposisi 9 poin (i)]

= [(x∗y)∗(x∗y)]∗y,

= (x∗y)∗[(x∗y)∗y], [(C)]

= (x∗y)∗[x∗(y∗y)], [(C)]

= (x∗y)∗(x∗0), [(B1)]

y= (x∗y)∗x.

Kemudian dengan mengalikan x terhadap kedua ruas diperoleh y∗x= [(x∗y)∗x]∗x,

= (x∗y)∗(x∗x),

y∗x=x∗y. [(B1), (B2)]

Jadi terbukti bahwa x∗y=y∗x. 2

Teorema 10 Jika (X;∗,0) adalahCoxeter-aljabar, maka (X;∗,0) adalahBV-aljabar.

Bukti. Berdasarkan Definisi 4, Coxeter-aljabar adalah memenuhi sifat (B1), (B2), dan (C). Kemudian berdasarkan Definisi 5,BV-aljabar adalah memenuhi sifat (B1), (B2), dan (BV). Selanjutnya ditunjukkan bahwa sifat Coxeter-aljabar berlaku da- lam BV-aljabar (X;∗,0) untuk setiap x, y, z∈X.

(0∗y)∗(z∗x) =y∗(z∗x), [(BV)]

=y∗(x∗z), [Proposisi 9 poin (i)]

= (y∗x)∗z, [(C)]

= (x∗y)∗z. [Proposisi 9 poin (ii)]

Dengan demikian sifat BV-aljabar terpenuhi, jadi terbukti bahwa setiap Coxeter-

aljabar adalah BV-aljabar. 2

5. SIFAT-SIFAT IDEAL PADA BV-ALJABAR

Pada bagian ini diberikan definisi ideal dan sifat-sifat ideal pada BV-aljabar yang ditunjukkan melalui beberapa lema berikut.

Definisi 11 [1] Suatu himpunan bagian I dari X dikatakan Ideal pada BV-aljabar X, jika memenuhi aksioma-aksioma berikut:

(I1) 0∈I,

(I2) Jikax∗y∈I dan y ∈I, maka x∈I untuk setiapx, y ∈X.

IdealI dikatakan Ideal Normal dariX, jika untuk setiapx, y, z ∈Xdenganx∗y∈I, maka berlaku (z∗x)∗(z∗y)∈I.

(9)

Lema 12 Misalkan (X;∗,0) adalah BV-aljabar dan I adalah ideal dari (X;∗,0).

Jika x, y ∈X dan y∈I sedemikian sehingga x∗y= 0, maka x∈I.

Bukti. Misalkan x, y ∈X dan y∈I. Berdasarkan Definsi 11 dan Proposisi 6 point (vii) x∗y= 0 =⇒x=y, karena y∈I dan I ideal, sehingga x∈I.

Jadi terbukti bahwa jika I adalah ideal dari X maka x∈I. 2 Lema 13 Jika I adalah ideal dari BV-aljabar dan x∈I, maka x∗(0∗x)∈I.

Bukti. Misalkan I ideal dan x∈I, maka dari Definisi 5 aksioma (BV) diperoleh (x∗(0∗x))∗x= (0∗(0∗x))∗(x∗x).

Berdasarkan Proposisi 6 point (ii), aksioma (B1) dan (B2) pada Definisi 2 diperoleh (x∗(0∗x))∗x=x∗0,

=x.

Karena I ideal danx∈I, sehinggax∗(0∗x)∈I. Jadi terbukti bahwa jika I ideal

di BV-aljabar, maka x∗(0∗x)∈I. 2

Lema 14 Jika I adalah ideal normal dari sebuah BV-aljabar dan x, y ∈X, maka:

(a) x∈I =⇒0∗x∈I, (b) x∗y ∈I =⇒y∗x∈I.

Bukti.

(a) Misalkan x∈I, jelas bahwa x=x∗0∈I. Karena I adalah ideal normal dari BV-aljabar, maka berdasarkan Definisi 11 untuk setiap x, y, z ∈ X berlaku (z∗x)∗(z∗y)∈I. Selanjutnya dengan menggunakan aksioma (B2), dan (B2) pada Definisi 2 diperoleh :

(0∗x)∗(0∗0)∈I. (1)

Kemudian, dengan menggunakan aksioma (B1) dan (B2) dari Definisi 2 pada persamaan (1) diperoleh

(0∗x)∗(0∗0)∈I,

(0∗x)∗0∈I, [(B1)]

(0∗x)∈I. [(B2)]

Dengan demikian, poin (a) terbukti.

(b) Misalkan (x∗y)∈ I, berdasarkan Lema 14 poin (a) diketahui bahwa (0∗x)∗ (0∗y)∈I untukz = 0. Kemudian dengan menggunakan Proposisi 6 poin (i) diperoleh

(0∗y)∗(0∗x) = (y∗x)∈I.

Dengan demikian, poin (b) terbukti. 2

(10)

6. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa BV-aljabar memiliki beberapa sifat-sifat, keterhubungan dengan aljabar ab- strak lainnya seperti B-aljabar, BF-aljabar, dan Coxeter-aljabar. serta juga terda- pat beberapa sifat-sifat ideal pada BV-aljabar.

Pada hubungan BV-aljabar dengan B-aljabar terdapat beberapa sifat seperti setiap BV-aljabar adalah B-aljabar. BV-aljabar juga mempunyai hubungan de- ngan BF-aljabar, terdapat juga beberapa sifat seperti setiap BV-aljabar adalah BF-aljabar. Kemudian pada hubungan BV-aljabar dengan Coxeter-aljabar juga terdapat beberapa sifat seperti setiap Coxeter-aljabar adalah BV-aljabar. Namun ada beberapa hubungan yang tidak berlaku timbal balik seperti setiap B-aljabar tidak merupakan BV-aljabar, setiapBF-aljabar tidak merupakanBV-aljabar, dan setiap BV-aljabar tidak merupakanCoxeter-aljabar.

Selanjutnya terdapat juga beberapa sifat-sifat ideal pada BV-aljabar. I adalah ideal pada X jika x, y ∈X dan y∈I sedemikian sehingga x∗y= 0, maka x∈I.

Ucapan terima kasih Ucapan terima kasih kepada Dr. Sri Gemawati, M.Si.

yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] H. K. Abdullah, Complete Ideal and n-Ideal of B-Algebra, Applied Mathemat- ical Sciences, Vol.11 2007, no.35, 1705-1713.

[2] J. B. Fraleight, A First Course in Abstract Algebra, Fifth Edition, Addison Wesley Publishing Company, New York, 2004.

[3] L. Gilbert dan J. Gilbert, Elements of Modern Algebra, Seventh Edition, Brooks/Cole Cengage Learning, Belmont, 2009.

[4] T. W. Hungerford, Abstract Algebra, Brooks/Cole Cengage Learning, Boston, 2014.

[5] I. H. Hwang, Y. L. Liu, dan H. S. Kim, On BV-Algebras, Mathematics MDPI, 8 (2020), 1779.

[6] Y. Imai dan K. Iseki, On axiom system of propositional calculi, Scientic Math- ematics Japonica, 42 (1966), 19-22.

[7] Y. B. Jun dan H. S. Kim, On ideals in subtraction algebras, Scientiae Mathe- maticae Japonicae, 65 (2007), 129-134.

[8] H. S. Kim, Y. H. Kim, dan J. Neggers,Coxeter algebras and pre-coxeter algebras in samarandache setting, Honam Mathematics Japoica, 26 (2004), 471-481.

[9] J. Neggers dan H. S. Kim, On B-Algebras, Mathematics Vesnik, 54 (2002), 21-29.

(11)

[10] A. Walendziak, On BF-Algebras, Mathematica Slovaca, 57 (2011), 119-128.

Referensi

Dokumen terkait

ROSALIE MAY G 17 CREDO JESSA E 18 AQUINO CHERRYLYN U 19 LOZANO MARY JULIANE U 20 ADINA ARISSA V 21 BAKUNAWA APRIL JOY R 22 CASAIS MARK LAUREN C 23 BISLUMBRE MARY ROSE E 24 CO