• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ada hubungan signifikan antara Pola Komunikasi Organisasi dengan Karakteristik Pegawai Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (p = 0,000 dan r = 0,966)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Ada hubungan signifikan antara Pola Komunikasi Organisasi dengan Karakteristik Pegawai Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (p = 0,000 dan r = 0,966)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KARAKTERISTIK PEGAWAI BALAI PELATIHAN KESEHATAN

KALIMANTAN SELATAN

Kemal Muhammad Juanda Program Studi Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Email : kemaljuanda@gmail.com ABSTRAK

Kemal Muhammad Juanda 16110097, Hubungan Pola Komunikasi Organisasi terhadap Karakteristik Pegawai Balai Pelatihan Kesehatan Kalimantan Selatan”. Bimbingan Bapak Mohammad Ali Wafa, S.Sos., M.Si, sebagai pembimbing Utama dan Ibu Laila Qadariah, S.Sos., M.I.Kom, sebagai Co Pembimbing.

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan Pola Komunikasi Organisasi Terhadap Karakteristik Pegawai Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan.

Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif Korelatif. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner kepada 84 orang karyawan BAPELKES Provinsi Kalimantan Selatan. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik simple random sampling.

Analisis data univariat dengan distribusi frekuensi dan proporsi dan bivariat dengan uji statistik spearman rank.

Hasil : Gambaran pola komunikasi organisasi pegawai Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 56 (67%) responden.

Gambaran karakteristik pegawai karyawan Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar dengan kategori cukup yaitu sebanyak 55 (65%) responden. Ada hubungan signifikan antara Pola Komunikasi Organisasi dengan Karakteristik Pegawai Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (p = 0,000 dan r = 0,966).

Kata kunci : Karakteristik pegawai, Pola komunikasi organisasi

(2)

Komunikasi organisasi dapat membentuk karakteristik pegawai. Mathias (2002) mengatakan bahwa karakteristik individu sebagai pegawai merupakan gambaran suatu keadaan dari pribadi seseorang yang dibawa dalam tatanan organisasi, ke dalam dunia kerja, dan memiliki kecenderungan untuk selalu berkembang dan mempengaruhi dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan sehingga kinerja dapat dicapai. Karakteristik pegawai meliputi karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan kinerja. Karakteristik individu meliputi minat, sikap, kebutuhan, pendidikan dan motif berprestasi (Wahida, 2014).

Karakteristik pekerjaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai atau karyawan. Karakteristik pekerjaan menentukan kesesuaian orang dengan suatu bidang pekerjaan tertentu dan memungkinkan seseorang untuk lebih berhasil dalam bidang yang ditekuni, sehingga akan lebih termotivasi dan terpuaskan dan lebih produktif (Robbins &

Judge, 2015). Wahida (2014) menyatakan karakteristik pekerjaan meliputi keahlian, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pola Komunikasi Organisasi Terhadap Karakteristik Pegawai Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

1. Mengetahui gambaran pola komunikasi organisasi pegawai Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan.

2. Mengetahui gambaran karakteristik pegawai karyawan Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan.

3. Menganalisis hubungan Pola Komunikasi Organisasi Terhadap Karakteristik Pegawai Balai Pelatihan

Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

Alat dan Metode

Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data dalam bentuk kuesioner yang diisi oleh responden.

Kuesioner penelitian sbb:

1. Kuesioner Pola Komunikasi Organisasi Kuesioner pola komunikasi organisasi meliputi Komunikasi ke atas, Komunikasi ke bawah, Komunikasi horizontal dan Komunikasi Diagonal.

2. Kuesioner Karakteristik Pegawai Kuesioner pola komunikasi terdiri dari 12

item soal

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram, 2008)

Jenis penelitian menggunakan Deskriptif Korelatif yaitu penelitian untuk menguji hubungan dua variabel atau lebih. Masing- masing variabel penelitian dilakukan pengukuran secara Cross Sectional.

Penelitian deskriptif korelatif yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat dan pendekatan Cross Sectional adalah mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmojdo, 2010). Pengukuran dilakukan pada variabel independen yaitu pola komunikasi organisasi terhadap variabel dependen yaitu karakteristik pegawai Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan.

Penelitan dilakukan di Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Jl.

(3)

Mistar Tjokrokusomo Kelurahan Sei Besar Banjarbaru.

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan untuk dilakukan penelitian (Kasiram, 2008).

Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 105 orang.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel penelitian ini adalah pegawai Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan berjumlah 84 orang. Sampel dihitung dengan rumus Slovin sebagai berikut:

𝒏 =

𝑵

𝟏 (𝒅)𝟐

=

𝟏𝟎𝟓

𝟏 (𝟎,𝟓)𝟐

=

84 orang

Keterangan :

n : Besar sampel N : Besar populasi

d : Presentasi kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan sampel (0,5 dan 0,1)

Sampling diambil dengan teknik simple random sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel atau elemen secara acak, dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

Hasil dan Pembahasan

Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, masa kerja, pendidikan dan usia yang bekerja di Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan.

Responden penelitian berjumlah 84 orang.

Data yang didapat kemudian dianalisa secara deskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan proporsi.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Proporsi Responden Menurut Jenis Kelamin

No .

Jenis Kelamin

Frekuens i (f)

Persentas i (%)

1. Laki-laki 43 51

2. Perempua

n 41 49

Jumlah 84 100 %

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, sebagian besar responden dengan jenis kelamin Laki-laki yaitu sebanyak 43 (51%) responden.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa kerja responden penelitian dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2 Proporsi Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Frekuensi (f)

Persen (%) 1. > 5 Tahun 43 51 2. < 5 Tahun 41 49

Jumlah 84 100%

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, sebagian besar responden dengan masa kerja > 5 tahun yaitu sebanyak 43 (51%) responden.

c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Pendidikan responden penelitian dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3 Proporsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

No Pendidikan Frekuensi

(f) Persen (%)

1. SD 3 4

2. SLTP 5 6

3. SLTA 34 40

No Pendidikan Frekuensi

(f) Persen (%)

(4)

4. D3 8 10

5. D4 1 1

6. S1 28 33

7. S2 2 2

Jumlah 84 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, sebagian besar responden dengan pendidikan terakhir pada kategori SLTA yaitu sebanyak 34 (40%) responden.

d. Karakteristik responden berdasarkan Usia

Usia responden penelitian dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4 Proporsi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi (f)

Persen (%)

1. 20-30 33 39

2. 31-40 16 19

3. 41-50 21 25

4. >50 14 17

Jumlah 84 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, sebagian besar responden berusia antara 20-30 tahun yaitu sebanyak 33 (39%) responden.

Gambaran pola komunikasi organisasi disajikan dalam tabel 5 berikut:

Tabel 5 Gambaran pola komunikasi organisasi

No Pola Komunikasi

Organisasi

Frekuensi

(f) Proporsi (%)

1. Baik 28 33

2. Cukup 56 67

3. Kurang 0 0

Jumlah 84 100

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, sebagian besar responden Pola Komunikasi Organisasi berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 56 (67%) responden.

Analisis lebih lanjut terkait pola komunikasi organisasi berdasarkan karakteristik individu responden sbb:

1. Gambaran Pola Komunikasi Organisasi berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil analisis gambaran Pola Komunikasi Organisasi berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat pada table 6 berikut:

Tabel 6 Gambaran Pola Komunikasi Organisasi berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin

Pola Komunikasi

Organisasi Total Baik Cukup

f % f % f %

1. Laki-laki 12 27,9 31 72,1 43 100 2. Perempuan 16 39,0 25 61,0 41 100 Jumlah 28 33,3 56 667 84 100 Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, sebagian besar responden dengan pola komunikasi organisasi cukup berjenis kelamin Laki-laki yaitu sebanyak 31 (72,1%) responden.

2. Gambaran Pola Komunikasi Organisasi berdasarkan Masa Kerja

Hasil analisis gambaran Pola Komunikasi Organisasi berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel 7 berikut:

Tabel 7 Gambaran Pola Komunikasi Organisasi berdasarkan Masa Kerja

N o

Masa Kerj

a

Pola Komunikasi

Organisasi Total Baik Cukup

f % f % f %

1. <5 1 4

34, 1

2 7

65, 9

4 1

10 0 2. ≥5 1

4 32, 6 2

9 67,

4 4 3 10

0 Jumlah 2

8 33,

3 5 6

667 8 4

Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, sebagian besar pola komunikasi organisasi cukup dengan masa

(5)

kerja ≥5 yaitu sebanyak 29 (67,4%) responden.

3. Gambaran Pola Komunikasi Organisasi berdasarkan Pendidikan Hasil analisis gambaran Pola Komunikasi Organisasi berdasarkan Pendidikan dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Tabel 8 Gambaran Pola Komunikasi Organisasi berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan

Pola Komunikasi

Organisasi Total Baik Cukup

f % f % f % 1. SD 1 33,3 2 66,7 3 100 2. SLTP 1 16,7 5 83,3 6 100 3. SLTA 13 38,2 21 61,8 34 100 4. D3 3 37,5 5 62,5 8 100

5. D4 0 0 1 100 1 100

6. S1 9 32,1 19 67,9 28 100

7. S2 1 50 1 50 2 100

Jumlah 28 33,3 56 66,7 84 100 Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar pola komunikasi organisasi cukup dengan pendidikan SLTA yaitu sebanyak 21 (61,8%) responden.

4. Gambaran Pola Komunikasi Organisasi berdasarkan Usia

Gambaran pola komunikasi organisasi berdasarkan usia seerti table 9 berikut:

Tabel 9. Gambaran Pola Komunikasi Organisasi berdasarkan Usia

No Usia (Tahun)

Pola Komunikasi

Organisasi Total Baik Cukup

f % f % f %

1. 20 - 30 12 36,4 21 63,6 33 100 2. 31 - 40 3 18,8 13 81,3 16 100 3. 41 – 40 9 42,9 12 57,1 21 100 4. > 50 4 28,6 10 71,4 14 100 Jumlah 28 33,3 56 66,7 84 100 Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar pola komunikasi organisasi cukup

dengan rentang usia 20-30 tahun sebanyak 21 (63,6%) responden.

Setelah dilakukan pengolahan data maka didapatkan hasil uji statistik hubungan pola komunikasi organisasi dengan karakteristik pegawai Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat pada table 10 berikut:

Tabel 10. Hubungan Pola komunikasi organisasi terhadap Karakteristik Pegawai

No Pola Komunikasi Organisasi

Karakteristik

Pegawai Total ρ r

Baik Cukup

f % f % f %

1. Baik 12 42,9 16 57,1 28 100

0,000 0,966 2. Cukup 30 53,6 26 46,4 56 100

Jumlah 42 50 42 50 84 100 Tabel 10 menunjukkan dari 84 responden sebagian besar mempersepsikan pola komunikasi organisasi dan memiliki karakteristik pegawai dengan kategori baik berjumlah 30 (53,6%) responden. Hasil penelitian menunjukkan p (0,000) < α (0,05), hal ini menunjukkan bahwa hipotesis gagal ditolak, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pola komunikasi organisasi dengan karakteristik pegawai Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan. Nilai koefisien korelasi 0,966 menunjukkan kekuatan hubungan sangat kuat (kategori Colton) dan arah hubungan kedua variabel positif dengan perubahan yang sama dimana variabel pola komunikasi organisasi semakin baik maka variabel karakteristik pegawai semakin baik.

Sebanyak 84 responden sebagian besar mempersepsikan pola komunikasi organisasi dan memiliki karakteristik pegawai baik berjumlah 30 (53,6%) responden. Hasil penelitian menunjukkan p (0,000) < α (0,05), hal ini menunjukkan bahwa hipotesis gagal ditolak, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pola komunikasi organisasi dengan karakteristik pegawai Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan. Nilai koefisien korelasi 0,966 menunjukkan kekuatan hubungan sangat

(6)

kuat (kategori Colton) dan arah hubungan kedua variabel positif dengan perubahan yang sama dimana variabel pola komunikasi organisasi semakin baik maka variabel karakteristik pegawai semakin baik. Karakteristik pegawai dapat ditingkatkan melalui peningkatan pola komunikasi organisasi dalam hal ini dilakukan secara lebih sederhana dan lebih mudah di pahami karyawan yang rata-rata dengan pendidikan SLTA.

Kesimpulan

1. Hubungan signifikan antara pola komunikasi organisasi dengan karakteristik pegawai Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan bersifat sangat kuat dan arah hubungan positif (p = 0,000 dan r = 0,966).

2. Pola komunikasi organisasi (proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian). Komunikasi ke atas, Komunikasi ke bawah, Komunikasi horizontal, Komunikasi diagonal berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 56 (67%) responden.

3. Karakteristik pegawai Bapelkes Kalsel meliputi karakteristik individu (minat, nilai, sikap, kemampuan). Karakteristik pekerjaan (keanekaragaman keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik). Kinerja (hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya) sebagian besar dengan kategori cukup yaitu sebanyak 55 (65%) responden.

Daftar Pustaka

Abdullah, M. (2014) Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan.

Yogyakarta: Penerbit swaja Pressindo

Azwar, S (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Benny, S. (2013). Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT Setiawan Sedjati. Bogor: IPB (Skripsi).

Fahm, I. (2013) Manajemen Kinerja, Teori dan Apliksinya. Alfabeta Bandung

Gibson & Ivancevich & Donnely.

1994. Organisasi dan manajemen.

Perilaku, struktur, proses. Edisi keempat. Jakart : Erlangga.

Martin, Judith N. and Thomas K.

Nakayama., 2003. Intercultural Communication in Contexts., United States: The McGraw-Hill Companies.

Moenir, A.S. (2008). Manajemen

Pelayanan Umum di

Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.

Muchlas, M (2005). Perilaku Organisasi.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Muhammad, A (2009), Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta Mulyana, D (2004). Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan Lintas budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pace, R. W. Faules, D.F.

(1998). Organizational Communication (dalam bahasa

Inggris). Prentice

Hall. ISBN 9780136438007. p.18 4

jihadi.staff.umm.ac.id/files/2010/

01/2_komunikasi_organisasi.pdf.

Teori-teori komunikasi pusat penerbitan universitas terbuka Porter, Richard E. dan Larry A. Samovar.,

1993. Suatu Pendekatan terhadap KAB., dalam buku Komunikasi Antarbudaya, Penyunting: Deddy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat., PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993

Robbins, Stephen P. Judge & Judge, Timothy A. 2015. Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta : Salemba Empat.

(7)

Romli, K. (2011). Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: Grasindo.

Supratiknya, A, 1995, Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi, Kanisius,

Thoha (2010). Perilaku Organisasi. Jakarta : CV Rajawali.

Wahida. (2014). Kajian Tentang Karakteristik Pegawai Negeri Sipil Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Korpri Kabupaten Kutai Timur.

Administrative Reform, 910-921.

Wiryanto, (2006) Ilmu

Komunikasi, Grasindo: Jakarta

(8)

Referensi

Dokumen terkait

This research used an experimental study with a quasi-experimental method which was analyzed with distributive analysis and inferential analysis which aims to