SILABUS-AKPD-WALID.docx

(1)

UNIVERSITAS MEDAN AREA

FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI : ILMU PEMERINTAHAN

SILABUS

MATA KULIAH KODE BEBAN STUDI (SKS) SEMESTER TGL PENYUSUNAN Analisa Kekuatan Politik

Daerah

3 VII (Ganjil) 30 September 2018

DOSEN PENGAMPU :

Walid Musthafa S, S.Sos, M.IP

DESKRIPSI MATAKULIAH

Mata kuliah Analisa Kekuatan Politik Daerah membahas mengenai kekuatan-kekuatan politik yang berada pada tingkat lokal (daerah). Secara spesifik mata kuliah ini membahas mengenai kelompok-kelompok formal maupun informal yang memiliki sumber daya sebagai basis kekuatan politik di tingkat lokal. Partai politik, organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, lembaga legislatif (tingkat lokal) dan individu-individu yang mampu mempengaruhi keputusan-keputusan politik, atau bahkan melakukan perubahan politik kepemimpinan dalam konteks politik elektoral, merupakan bagian yang dibahas dan dianalisis pada mata kuliah ini. Pada mata kuliah ini, kekuatan politik dilihat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kekuasaan politik dalam dimensi elektoral maupun kebijakan dan keputusan-keputusan politik.

CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN (CPL) PRODI

1. Mampu berkomunikasi secara aktif dalam mengemukakan pendapat.

2. Terampil dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, mengarsipkan data, menganalisis data, menyiapkan persentase.

3. Mampu mencermati berbagai isu dan dimensi kebijakan.

4. Mampu berkomunikasi dalam forum ilmiah bidang ilmu Kepemerintahan 5. Mampu menjadi konsultan Kepemerintahan.

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK)

1. Mampu memahami ruang dan aktifitas politik, formal maupun informal di tingkat lokal..

2. Mampu menjelaskan dan mengidentifikasi pentingnya kekuatan-kekuatan politik di tingkat lokal sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari politik nasional.

3. Mampu mengidentifikasi bagian-bagian yang disebut sebagai kekuatan politik di daerah.

4. Mampu mengidentifikasi bagaimana kekuatan-kekuatan politik tersebut bekerja dalam praktik- praktik politik lokal.

5. Mampu mengidentifikasi actor-aktor dominan yang menjadi pengendali kekuatan-kekuatan politik di daerah.

6. Mampu memahami dan menjelaskan secara komprehensif, baik secara akademik maupun praktis seluruh aktifitas politik di daerah, dari proses hingga output dari aktifitas politik tersebut.

(2)

POKOK BAHASAN Pertemuan

ke

Meteri DaftarPustaka

I Kontrak kuliah dan silabus, Pendahuluan. Defenisi umum dan khusus politik. Defenisi dan makna politik lokal. Ruang lingkup politik lokal

1. Miriam Budiardjo, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Edisi Revisi, cet ke IV

2. SP. Varma, 1999. Teori Politik Modern, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 3. Nordholt Henk Schulte & Gerry Van

Klinken(eds.), Renegotiating Boundaries: Local Politicsin Post- Soeharto Indonesia, (Leiden: KITLV, 2007)

II Politik Lokal dan Kekuasaan Politik Lokal 1. Miriam Budiardjo, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Edisi Revisi, cet ke IV

Klinken(eds.), Renegotiating Boundaries: Local Politics in Post- Soeharto Indonesia, (Leiden: KITLV, 2007

4. Laswell, Harold D and Abraham Kaplan. Power and Society; A Framework for Political Inquiry.

Yale University Press.

5. Deliar Noer (1983) Pengantar ke Pemikiran Politik. Rajawali, Jakarta 6. Dahl, Robert A. 1957. The Concept of

Power. Behavioral Science. p201-215.

III dan IV Partai Politik, Non Government Organization (NGO), Tokoh Politik dan Pengaruh politik.

(3)

5. Deliar Noer (1983) Pengantar ke Pemikiran Politik. Rajawali, Jakarta 6. Ichlasul Amal, Teori-Teori Mutakhir

Partai Politik, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1996)

7. Dahl, Robert A. 1957. The Concept of Power. Behavioral Science.

8. Gabriel Almond and Bingham Powell,JR, Political Culture and Political Socialization, dalam Comparative Politics Today, (Harper Colins: Stanford University,1996).

9. Arend Lijphart, Electoral System and Party System, (Oxford:Oxford University Press, 1995).

V dan VI Partai Politik di daerah, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Pemilihan Legislatif Daerah.

5. Deliar Noer (1983) Pengantar ke

(4)

Pemikiran Politik. Rajawali, Jakarta 6. Ichlasul Amal, Teori-Teori Mutakhir

8. Gabriel Almond and Bingham Powell,JR, Political Culture and Political Socialization, dalam Comparative Politics Today, (Harper Colins: Stanford University,1996) 9. Arend Lijphart, Electoral System and

Party System, (Oxford:Oxford University Press, 1995).

10. Toni Andrianus Pito, Mengenal Teori- Teori Politik, Depok, 2005

11. Benyamin Ginsberg, The

Consequences of consent: Elections, Citizen control and Popular Acquisecence, (Massachuset:

Addison-Wesley Publishing, 1982) 12. Hanna F Pitikin, The Concept of

Representation, ( Berkeley and Los Angeles, California University Press, 1967)

13. Firmanzah, Mengelola Partai politik:

Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Era Demokrasi, Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2008

14. Patrick J Sellers, Strategy and Bacground In Congressional Campaigns, (American Political Science Review, Vol. 92, No.1 Maret 1998)

VII Kelompok Kepentingan dan kebijakan politik lokal 1. Miriam Budiardjo, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Edisi Revisi, cet ke IV

2. SP. Varma, 1999. Teori Politik Modern, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

(5)

3. Nordholt Henk Schulte & Gerry Van Klinken(eds.), Renegotiating Boundaries: Local Politics in Post- Soeharto Indonesia, (Leiden: KITLV, 2007

(6)

15. Scarrow, S. E. (2009). Political Activism and Party Members. In The Oxford Handbook of Political Behavior.

16. Ufen, A. (2008). Political party and party system institutionalization in Southeast Asia: lessons for democratic consolidation in Indonesia, the Philippines and Thailand. The Pacific Review

17. Fukuoka, Y. (2013). Democratization Indonesia ’ s “ democratic transition ” revisited : a clientelist model of political transition. Democratization

VIII MID TEST

IX Kelompok Penekan dan kebijakan politik lokal 1. Miriam Budiardjo, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Edisi Revisi, cet ke IV

(7)

17. Fukuoka, Y. (2013). Democratization

(8)

Indonesia ’ s “ democratic transition ” revisited : a clientelist model of political transition. Democratization

X Tokoh politik, elit politik, kebijakan politik lokal dan politik elektoral

(9)

XI dan XII Tutorial Partai Politik dan Elit Politik Lokal 1. Miriam Budiardjo, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Edisi Revisi, cet ke IV

(10)

15. Scarrow, S. E. (2009). Political Activism and Party Members. In The Oxford

(11)

Handbook of Political Behavior.

XIII dan XIV Tutorial kelompok kepentingan dan kelompok penekan

Party System, (Oxford:Oxford

(12)

University Press, 1995).

XV Resume seluruh materi pembelajaran 1. Miriam Budiardjo, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Edisi Revisi, cet ke IV

(13)

(14)

XVI UAS

PRASYARAT ---

PUSTAKA/ REFERENSI

 Miriam Budiardjo, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Edisi Revisi, cet ke IV

 SP. Varma, 1999. Teori Politik Modern, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

 Nordholt Henk Schulte & Gerry Van Klinken(eds.), Renegotiating Boundaries: Local Politics in Post- Soeharto Indonesia, (Leiden: KITLV, 2007

 Laswell, Harold D and Abraham Kaplan. Power and Society; A Framework for Political Inquiry. Yale University Press.

 Deliar Noer (1983) Pengantar ke Pemikiran Politik. Rajawali, Jakarta

 Ichlasul Amal, Teori-Teori Mutakhir Partai Politik, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1996)

 Dahl, Robert A. 1957. The Concept of Power. Behavioral Science.

 Gabriel Almond and Bingham Powell,JR, Political Culture and Political Socialization, dalam Comparative Politics Today, (Harper Colins: Stanford University,1996)

 Arend Lijphart, Electoral System and Party System, (Oxford:Oxford University Press, 1995).

 Toni Andrianus Pito, Mengenal Teori-Teori Politik, Depok, 2005

(15)

 Benyamin Ginsberg, The Consequences of consent: Elections, Citizen control and Popular Acquisecence, (Massachuset: Addison-Wesley Publishing, 1982)

 Hanna F Pitikin, The Concept of Representation, ( Berkeley and Los Angeles, California University Press, 1967)

 Firmanzah, Mengelola Partai politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Era Demokrasi, Jakarta:

 Patrick J Sellers, Strategy and Bacground In Congressional Campaigns, (American Political Science Review, Vol. 92, No.1 Maret 1998)

 Scarrow, S. E. (2009). Political Activism and Party Members. In The Oxford Handbook of Political Behavior.

 Ufen, A. (2008). Political party and party system institutionalization in Southeast Asia: lessons for democratic consolidation in Indonesia, the Philippines and Thailand. The Pacific Review

 Fukuoka, Y. (2013). Democratization Indonesia ’ s “ democratic transition ” revisited : a clientelist model of political transition. Democratization