• Tidak ada hasil yang ditemukan

silampari jurnal pendidikan ilmu fisika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "silampari jurnal pendidikan ilmu fisika"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

Ringkasan: E-modul merupakan bagian dari bahan ajar yang dapat diterapkan siswa dalam proses pembelajaran. Kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran adalah kesulitan dalam mempelajari dan memahami materi fisika (66,7%).

Tabel 1. Analisis Kebutuhan Peserta Didik E-module
Tabel 1. Analisis Kebutuhan Peserta Didik E-module

PERBANDINGAN SELF-EFFICACY DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA BERBANTUAN

EDMODO DAN LINE

Perbedaan Self- Efficacy siswa antara pembelajaran berbantuan Edmodo dan pembelajaran berbantuan Line pada materi Usaha dan Energi

Setelah dilakukan pengujian, terlihat terdapat perbedaan yang signifikan antara self-eficacy pada kelas Edmodo dan kelas Line. Namun jika diuji secara menyeluruh, terdapat perbedaan peningkatan self efikasi yang signifikan antara kelas Edmodo dan Line.

Tabel 1. Data hasil penelitian self-efficacy
Tabel 1. Data hasil penelitian self-efficacy

Perbedaan hasil belajar kognitif siswa antara pembelajaran berbantuan Edmodo dan pembelajaran berbantuan Line pada materi Usaha dan Energi

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis data dan pembahasan antara lain: pertama, terdapat perbedaan efikasi diri siswa yang signifikan antara pembelajaran berbantuan Edmod dengan pembelajaran berbantuan online pada materi Bisnis dan Energi. Pengaruh Penggunaan Mobile Instant Messaging Terhadap Self-Efficacy Dan Kemampuan Kognitif Mahasiswa Pada Materi Hukum Newton.

Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika

ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA TERHADAP PENGOLAAN SAMPAH MENJADI

REFUSE DERIVED FUEL (RDF) DENGAN PERLAKUAN BIODRYING

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan rerata skor hasil kemampuan berpikir kritis siswa pendidikan fisika antara Angkatan 2019, Angkatan 2020 dan Angkatan 2021. Dan jika signifikan < 0,05 maka berarti ditolak yang berarti terdapat perbedaan nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis antara siswa Angkatan 2019, Angkatan 2020, dan Angkatan 2021.

Tabel 1. Populasi Penelitian  Mahasiswa Prodi
Tabel 1. Populasi Penelitian Mahasiswa Prodi

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA

BERBANTUAN EDUGAME UNTUK MENINGKATKANCRITICAL THINKING SKILLS PESERTA DIDIK

Keterampilan berpikir kritis siswa dapat dilatih dengan menggunakan media pembelajaran yang dapat mendorong siswa berdiskusi atau sekedar menjawab pertanyaan. Berdasarkan permasalahan yang terdapat di MAN 3 Kebumen, peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis edugame untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran fisika berbantuan edugame untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, dan efektivitas media pembelajaran yang digunakan.

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran fisika berbantuan edugames untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tahap pengembangan selanjutnya adalah pembuatan media pembelajaran menggunakan edugames untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan memvalidasi produk yang dikembangkan. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran fisika berbantuan edugames dapat digunakan untuk menguji siswa di kelas.

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbantuan edugame, peneliti memperoleh hasil penelitian berdasarkan angket respon siswa terhadap media pembelajaran berbantuan edugame dan tes kemampuan berpikir kritis. Keefektifan media pembelajaran fisika berbantuan edugame terhadap keterampilan berpikir kritis dapat dilihat dari pre-test dan post-test. Setelah menggunakan media pembelajaran berbantuan edugame, kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dan termasuk dalam kategori peningkatan sedang.

Tabel 3. Kriteria Peningkatan Critical Thinking Skills  Gain Ternomalisasi  Kriteria
Tabel 3. Kriteria Peningkatan Critical Thinking Skills Gain Ternomalisasi Kriteria

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SIMULATOR KOLIMATOR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TOPIK SINAR-X

Indikator penilaian baik tidaknya penggunaan simulator kolimator sebagai media pembelajaran sinar-X didasarkan pada interpretasi skor pada skala likert yang disajikan pada Tabel 1. Dari pengujian yang telah dilakukan maka simulator kolimator siap digunakan sebagai alat pengajaran dalam proses pembelajaran. Simulator kolimator dibuat dengan tujuan agar siswa dapat memahami penjelasan dengan lebih jelas dan mudah.

Hal ini membuktikan bahwa simulator kolimator sinar-X sesuai dengan materi fisika medis dan layak digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran simulator kolimator sangat baik dan layak digunakan sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran fisika kedokteran. Siswa setuju bahwa media pembelajaran simulator kolimator memenuhi kebutuhan siswa setelah pengenalan sinar X, simulator ini memudahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran simulator kolimator sesuai dengan materi yang disampaikan, memudahkan siswa dalam mengaplikasikan materi, dan media pembelajaran ini mudah digunakan. Media pembelajaran berupa simulator kolimator akan paling optimal jika dilengkapi dengan simulator mesin sinar X. Perancangan dan implementasi simulator kolimator telah berhasil digunakan sebagai alat pembelajaran untuk memberikan pemahaman tentang cara membatasi luas bidang. ​​bidang radiasi sinar-X.

Gambar 1. Kolimator
Gambar 1. Kolimator

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM FISIKA DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN MAROS

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka tujuan penelitian adalah menganalisis pelaksanaan praktikum fisika di sekolah menengah negeri se-Kabupaten Maros pada tahun 2022. Data observasi laboratorium dan hasil wawancara dengan guru IPA di sekolah menengah negeri se-Kabupaten Maros dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil observasi laboratorium fisika dan hasil wawancara dengan guru fisika SMA Negeri 1 Maros maka pelaksanaan praktikum fisika di SMA Negeri 1 Maros dapat terlaksana.

Berdasarkan hasil observasi laboratorium fisika dan hasil wawancara dengan guru fisika SMA Negeri 2 Maros dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktikum fisika di SMA Negeri 2 Maros terlaksana secara maksimal (Bakri & Aminuddin, 2022). Berdasarkan hasil observasi laboratorium fisika dan hasil wawancara dengan guru fisika SMA Negeri 3 Maros dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktikum fisika di SMA Negeri 3 Maros terlaksana secara maksimal (Sari & Putri, 2022). Berdasarkan hasil observasi laboratorium fisika dan hasil wawancara dengan guru fisika SMA Negeri 4 Maros dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktikum fisika di SMA Negeri 4 Maros terlaksana secara maksimal (Setiawati & Namang, 2022).

Berdasarkan hasil observasi laboratorium fisika dan hasil wawancara kepada guru fisika SMA Negeri 6 Maros dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktikum fisika di SMA Negeri 6 Maros terlaksana secara maksimal karena waktu yang tersedia tidak mencukupi. melaksanakan latihan. (Burhanuddin & Fauziah, 2022). Berdasarkan hasil observasi laboratorium fisika dan hasil wawancara dengan guru fisika SMA Negeri 9 Maros dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktikum fisika di SMA Negeri 9 Maros berhasil. Berdasarkan hasil observasi laboratorium fisika dan hasil wawancara dengan guru fisika SMA Negeri 10 Maros dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktikum fisika di SMA Negeri 10 Maros belum maksimal karena waktu yang tersedia untuk melaksanakan praktik tidak mencukupi ( Akbar & Mirnawati, 2022).

Tabel 1. Populasi Penelitian
Tabel 1. Populasi Penelitian

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA

Analisis angket respon peserta didik

Dampak dari model pembelajaran flipped classage juga didukung oleh respon siswa setelah pembelajaran menggunakan sintaks model pembelajaran flipped classage. Siswa menyikapi secara positif model pembelajaran dan mudah memahami komponen-komponen model pembelajaran flippedclassroom, merasa tertarik dan jelas terhadap model dalam proses pembelajaran, merasa jelas terhadap penyajian model pembelajaran flippedclassroom dan memiliki suasana belajar yang aktif.

Analisis lembar pengamatan guru

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, kelayakan model pembelajaran flipped classage dapat ditunjukkan dari hasil analisis menggunakan lembar observasi guru dengan dua orang pengamat dalam setiap tiga kali pertemuan. Dimana pada pertemuan pertama persentase pengamat 1 sebesar 77,5% dan persentase pengamat 2 sebesar 80%, sehingga nilai rata-rata persentase sebesar 78,75% berada pada kategori baik, sedangkan pada pertemuan II persentase pengamat 1 sebesar 80% dan persentase pengamat ke-2 sebesar 80%, sehingga nilai rata-rata persentase sebesar 80% berada pada kategori baik, dan pada pertemuan III persentase pengamat ke-1 sebesar 86,3% dan persentase pengamat ke-2 sebesar 100%. Jadi rata-rata persentase skor hasil yang dicapai sebesar 93,15% dengan kategori sangat baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah model flipped classage telah dilaksanakan dengan sangat baik. Berdasarkan hasil survei dan diskusi, rata-rata nilai post-test pada kelas eksperimen sebesar 84,75 dibandingkan dengan rata-rata nilai post-test pada kelas kontrol sebesar 72,75.

Sedangkan nilai rata-rata pada uji N-Gain kelas eksperimen sebesar 87 dan rata-rata nilai N-Gain kelas kontrol sebesar 72,75. Dan model pembelajaran flipped classage layak digunakan, dimana hasil observasi dua kali sangat baik dan siswa memberikan respon positif. Melihat dampak model pembelajaran Flipped Classroom pada mahasiswa sarjana multimedia di CSUN.

Pengaruh model Discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada materi utama suhu dan kalor. Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas X AP 5 SMK Negeri 1 Amalapura Tahun Pelajaran. Keefektifan model flipped class dalam pembelajaran fisika berkaitan dengan efikasi diri dan penguasaan konsep siswa.

Grafik 4. Hasil lembar pengamatan guru
Grafik 4. Hasil lembar pengamatan guru

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR DISKUSI PESERTA DIDIK BERBASIS JEJARING PERTANYAAN TERHADAP HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH

Simatupang (2018) menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi dasar suhu dan kalor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan lembar diskusi siswa berbasis jaringan soal terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan fisika di SMA Negeri 5 Banda Aceh. O4 : Post test siswa dari kelas kontrol setelah mengikuti proses pembelajaran biasa X : Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan LDPD berbasis jaringan.

Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan 24 siswa pada setiap kelas untuk mengetahui pengaruh penggunaan LDPD berbasis jaringan pertanyaan tentang hasil belajar melalui model pembelajaran berbasis masalah. Uji t dilakukan dengan menganalisis hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui pengaruh penggunaan LDPD berbasis jaringan pertanyaan terhadap hasil belajar siswa. Diterbitkan di https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF. pada hasil belajar siswa).

LDPD berbasis jaringan soal ini tidak hanya membantu siswa dalam bertanya tetapi juga meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran berbasis masalah digunakan dalam penelitian ini karena model tersebut mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan LDPD berbasis jaringan soal lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan yang tidak menggunakan LDPD berbasis jaringan soal yang sudah teruji datanya.

Gambar 1. Ketuntasan Hasil Pretest
Gambar 1. Ketuntasan Hasil Pretest

DAMPAK PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA PADA

METERI MOMENTUM & IMPULS

Siswa hanya menerima materi saja, tanpa mencari dan menemukan konsep dari materi yang diberikan, sehingga menyebabkan kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa. Upaya yang dapat dilakukan dimulai dengan perbaikan proses pembelajaran fisika yang diterapkan di sekolah dengan memilih model pembelajaran yang tepat agar kemampuan berpikir kreatif siswa optimal (Trisna & Ariani, 2019). Salah satu model yang dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran fisika adalah model pembelajaran berbasis masalah, yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa itu sendiri.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat dampak positif terhadap peningkatan berpikir kreatif siswa setelah menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Penelitian lain yang dilakukan (Husen, 2015) “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Penerapan Model Problem Based Learning” memberikan dampak yang sangat baik terhadap peningkatan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi momentum dan impuls.”

Berdasarkan uraian di atas dijelaskan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, karena model pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menemukan solusi suatu masalah dan menyelesaikannya sendiri. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menerapkan hal tersebut. Penelitian bertajuk “Dampak Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah” Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Momentum dan Impuls Berdasarkan skor kemampuan berpikir kreatif siswa antara pretest dan posttest diatas terlihat bahwa siswa Nilai pretest dan posttest berdasarkan indikator yang dipelajari dengan menggunakan model PBL meningkat.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan diperkuat dengan penelitian yang relevan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran PBL dalam pendidikan fisika dapat memberikan dampak terhadap kemampuan belajar siswa. pemikiran kreatif siswa.

Tabel 3. Skor Rata-rata Siswa Berdasarkan IndiKator Berfikir Kreatif
Tabel 3. Skor Rata-rata Siswa Berdasarkan IndiKator Berfikir Kreatif

Gambar

Gambar 3. Persentase bahan ajar yang digunakan peserta didik
Gambar 6. Persentase kebutuhan peserta didik terhadap E-module berbasis PjBL
Gambar 5. Persentase respons peserta didik terhadap materi gelombang bunyi  Gambar  5
Gambar 1. Prosedur pelaksanaan penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Moreover, the transformation of thoughts (knowledge), feelings (attitude), and actions (practices) of the library interns in university libraries had rarely been taken into