• Tidak ada hasil yang ditemukan

simakip - laporan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "simakip - laporan"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

Pendahuluan

Rumusan Masalah

Bagaimana pengembangan model pendidikan kewirausahaan dapat meningkatkan keterampilan, menumbuhkan jiwa kemandirian, kreativitas, keterampilan dan sikap kewirausahaan bagi siswa sekolah dasar? Bagaimana perubahan sikap siswa setelah mengembangkan model pendidikan kewirausahaan melalui keterampilan menjadi mandiri, kreatif, cakap dan kompeten.

Tujuan Penelitian

Urgensi Penelitian

Kajian Pustaka

  • Indikator Penilaian Hasil Keterampilan
  • Indikator Pengalaman Keterampilan di SD
  • Konsep Pendidikan Kewirausahaan
  • Penelitian yang Relevan
  • Roadmap Penelitian

Pendidikan kewirausahaan merupakan pembentukan kecakapan hidup bagi peserta didik melalui kurikulum terpadu yang dikembangkan di sekolah. Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya, sebagai manusia yang memiliki karakter, pemahaman dan keterampilan sebagai wirausaha.Banyak keterampilan dan kemampuan kewirausahaan yang diperoleh dari pendidikan kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang mendapat perhatian, baik dari kalangan pendidikan maupun masyarakat, banyak guru yang kurang memperhatikan pengembangan karakter dan perilaku kewirausahaan siswa, baik di pendidikan kejuruan maupun pendidikan kejuruan.

Model pendidikan keterampilan kewirausahaan dalam pengembangan kerajinan tenun merupakan keterampilan masyarakat berupa kerajinan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun sebagai warisan budaya. Terciptanya model kriya dan kewirausahaan berbasis ekonomi kreatif, dengan dimensi keunggulan lokal, bahwa pendidikan kewirausahaan berdasarkan hasil analisis kebutuhan menempatkan keterampilan produksi unggulan lokal dalam industri, seperti makanan khas daerah, sebagai muatannya. kriya dan kewirausahaan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berorientasi rekonstruksi sosial.

Metode Penelitian

Metode Penelitian

Khusus keterampilan produksi meliputi pembuatan kantong plastik lunak daur ulang, fokus utamanya adalah memberikan keterampilan dasar kepada anak-anak usia sekolah dasar beserta gambar-gambar plastik bekas. 1 Tujuan Utama Rumusan tujuan meliputi keterampilan pembuatan tas anyaman dari plastik daur ulang yang ditujukan untuk produksi kantong plastik. Plan Learn Plan dengan membuat silabus, RPP, alat dan alat penilaian yang mengacu pada tujuan pembelajaran kreatif menganyam kantong plastik.

Penyusunan materi disusun secara sistematis sesuai dengan KD dan indikator silabus, dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan pembelajaran dalam kreativitas kerajinan anyaman plastik, (1) terkait praktik penggunaan alat dan bahan plastik daur ulang plastik, ( 2) terkait praktik keterampilan menenun dengan berbagai produk tas, dompet, dll. Pelaksanaan pengembangan model pendidikan kewirausahaan dilaksanakan secara partisipatif dengan praktik langsung, sehingga anak merasa senang belajar memfasilitasi pencapaian kompetensi utama berupa penguasaan keterampilan, dengan alokasi waktu 20% untuk teori dan 80% untuk praktek menenun.

Tabel 3. Pengembangan Model Pendidikan Kewirausahaan dalam Meningkatkan  Keterampilan
Tabel 3. Pengembangan Model Pendidikan Kewirausahaan dalam Meningkatkan Keterampilan

Langkah-langkah Pengembangan Model

Telah dilakukan penelitian pengembangan model desain pembelajaran pendidikan kewirausahaan dalam perbaikan, dengan obyek penelitian di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 5 Jalan Limau II. Pengembangan Model pendidikan kewirausahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Pengujian hasil percobaan dilakukan oleh ahli atau pakar untuk mengimplementasikan komponen pendidikan kewirausahaan melalui keterampilan industri kreatif, berupa buku ajar pendidikan keterampilan kreatif, keterampilan menenun secara berkelompok.

Setelah dilakukan analisis, skor rata-rata penilaian ahli model desain pembelajaran Model Buku Teks Pendidikan Kewirausahaan adalah 36. Dan pada kesimpulan akhir, ahli desain model Buku Teks Pendidikan Kewirausahaan memenuhi persyaratan dan layak untuk diuji setelah dilakukan perbaikan. sesuai dengan saran. Setelah dilakukan analisis, diperoleh skor rata-rata penilaian ahli terhadap model desain pembelajaran pada Buku Teks Pendidikan Kewirausahaan Model sebesar 65.

Dan kesimpulan akhir, model rancangan ahli guru model buku ajar pendidikan kewirausahaan memenuhi syarat dan dapat diuji setelah dilakukan perbaikan sesuai saran. Tujuan pengembangan model pendidikan kewirausahaan adalah untuk mengetahui seberapa tinggi persetujuan model produk di kalangan pakar. Penelitian pengembangan model pendidikan kewirausahaan dalam peningkatan industri kreatif di SD Muhammadiyah 5 (SD) Jakarta Selatan meliputi mata pelajaran kelas atas yaitu kelas 5/A dan B, dengan menggunakan metode expert judgment atau (uji ahli untuk desain produk).

Penelitian pengembangan model pendidikan kewirausahaan untuk peningkatan keterampilan di SD Muhammadiyah 5 (SD) Jakarta Selatan meliputi mata pelajaran kelas atas dengan menggunakan metode expert judgment atau (tes ahli untuk desain produk). Pengujian hasil percobaan yang dilakukan oleh pakar atau ahli dalam pelaksanaan komponen pendidikan kewirausahaan melalui keterampilan industri kreatif, berupa buku ajar untuk pembelajaran keterampilan menenun kreatif dalam bentuk kelompok. Dan kesimpulan akhir, model desain model buku ajar pendidikan bisnis memenuhi persyaratan dan dapat diuji setelah dilakukan perbaikan sesuai saran.

Pembahasan Hasil Penelitian

Kelayakan Model

  • Uji Coba Instrumen
  • Pelaksanaan Pree-Tes
  • Pelaksanaan Post-tes
  • Pakar yang terlibat dalam validasi Model
  • Praktisi Yang Terlibat dalam Validasi model
  • Penilaian Pakar terhadap Model (validasi II)
  • Penilaian Praktisi Terhadap Disain Model
  • Validasi Model oleh Pakar
  • Observasi Pengamatan Proses Model

Validasi terhadap rancangan asli dilakukan dengan bertanya kepada ahli di luar Universitas Negeri Jakarta yang telah berpengalaman dalam mengevaluasi produk berupa buku ajar pendidikan kewirausahaan yang dirancang (Sugiyono. Evaluasi terhadap tiga responden dimana hasil jawaban responden sebanyak 15 soal, model pendidikan kewirausahaan dalam peningkatan keterampilan Sebelum mengembangkan pendidikan kewirausahaan dalam peningkatan keterampilan industri kreatif, perlu dilakukan Pre-Test yang dilakukan oleh tiga guru kelas praktisi yaitu: Akbar, M.Pd.

Dan pada kesimpulan akhir, ahli model model keterampilan belajar menyatakan nomor 88, Model Pendidikan Kewirausahaan dalam Peningkatan Industri Kreatif, memenuhi persyaratan dan dimungkinkan untuk dicoba setelah dilakukan perbaikan sesuai saran. Data evaluasi ahli untuk model berupa data kualitatif, yang ditangkap melalui Evaluasi desain awal dilakukan dengan meminta pakar/ahli yang berpengalaman untuk mengevaluasi produk berupa buku teks pendidikan kewirausahaan yang dirancang (Sugiyono. Ahli yang terlibat dalam evaluasi dari model pendidikan kewirausahaan dalam peningkatan keterampilan industri kreatif, dikembangkan pada tabel 4.29, selain validasi ahli, konsultasi juga dilakukan dengan promotor selama penyusunan proyek penelitian.

Kajian model konseptual pendidikan kewirausahaan dalam peningkatan keterampilan industri kreatif yang telah divalidasi, diimplementasikan atau diujicobakan pada kelompok eksperimen, harus direview terlebih dahulu setelah model. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pendidikan Kewirausahaan dalam peningkatan keterampilan di sekolah dasar, dengan mengembangkan langkah-langkah Model Desain Keterampilan, mengetahui seberapa tinggi tingkat validitas produk model keterampilan. Data validasi ahli, yaitu data yang diperoleh berdasarkan penilaian ahli model desain pembelajaran pendidikan kewirausahaan melalui lembar penilaian.

Pengujian hasil uji coba yang dilakukan oleh pakar atau pakar dalam mengimplementasikan komponen pendidikan kewirausahaan melalui keterampilan industri kreatif, berupa buku teks pendidikan kewirausahaan, dimana pembelajaran di kelas dilakukan dalam bentuk keterampilan menenun kreatif. Model pendidikan kewirausahaan di sekolah dasar harus benar-benar diterapkan sebagai muatan lokal atau mata pelajaran umum dan menjadi mata pelajaran wajib. Bagaimana pengembangan model pendidikan kewirausahaan dapat meningkatkan keterampilan industri kreatif dan mengubah sikap siswa menjadi mahir dalam segala hal.

ilustrasi gambar-gambar agar lebih  menarik.
ilustrasi gambar-gambar agar lebih menarik.

Efektifitas Model

Revisi Model

Tata bahasa dan isi materi telah direvisi sesuai dengan usia anak sekolah dasar. Sebaiknya buku teks ini diperbanyak gambarnya agar siswa SD tertarik membaca dan tampilan gambar dibuat semenarik mungkin. Komponen yang paling menonjol yang disorot oleh praktisi adalah terkait dengan komponen prinsip pengembangan produk berupa buku ajar, dalam hal ini keterbatasan kemampuan peneliti dalam menulis buku ajar pendidikan kewirausahaan perlu ditingkatkan dengan mengidentifikasi kebutuhan pembaca, dengan menyesuaikan usia pembaca anak-anak di dasar sekolah, tabel.4.33.

Lebih banyak gambar dipasang untuk menarik minat membaca siswa sekolah dasar dan diadakan pameran gambar.

Pembahasan

Materi yang dikembangkan dikumpulkan dalam sebuah buku ajar, sehingga perlu disusun sebuah buku ajar mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan. 78,89 persen dengan standar kesempurnaan 50 persen, maka kesempurnaan diperoleh dari 3 orang ahli yang berarti hasil dianggap dapat diterima. 76,67 persen dengan standar kesempurnaan 50 persen, maka kesempurnaan diperoleh dari 3 kontraktor yang berarti hasilnya dianggap dapat diterima.

Dari hasil rangkuman penilaian ketuntasan Tes dengan instrumen yang dilakukan oleh tiga guru praktik, yaitu: Guru Diana meraih nilai 62,22 persen, dan Eviyanti mendapat nilai 77,78 persen dan Ibu Nurdin. Mita mendapat nilai 68,89 persen dengan standar ketuntasan 50 persen, maka diperoleh ketuntasan guru peserta pelatihan sebanyak 3 orang yang berarti hasilnya dinyatakan dapat diterima. Produk pembelajaran pendidikan kewirausahaan yang baik harus memenuhi kriteria ilmu kewirausahaan, sikap kewirausahaan, dan keterampilan kewirausahaan agar menarik. Model pendidikan kewirausahaan melalui keterampilan belum pernah ada di sekolah dasar, permasalahannya pendidikan dan pembelajaran di sekolah dasar lebih bersifat teoretis, memaksa siswa untuk dapat belajar dengan hati tanpa mempraktekkan produk mana yang dapat dihasilkannya, sehingga siswa di sekolah dasar sekolah mudah bosan, dimana hasil akhirnya hanya berupa penilaian numerik, hanya angka tanpa perubahan sikap yang berarti.

Dari hasil rangkuman penilaian ketuntasan Tes dengan instrumen yang dilakukan oleh tiga guru praktik, yaitu: Guru Diana meraih nilai 62,22 persen, dan Eviyanti mendapat nilai 77,78 persen dan Ibu Nurdin. Mita mendapat nilai 68,89 persen dengan standar ketuntasan 50 persen, maka diperoleh ketuntasan guru peserta pelatihan sebanyak 3 orang yang berarti hasilnya dinyatakan dapat diterima. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai pendidikan. Kewirausahaan menunjukkan perubahan sikap anak. Hasil rekapitulasi penilaian ketuntasan hasil observasi, dari tiga praktisi yaitu praktisi Ali Yusuf memberikan 60 persen, Amrillah 71,11 persen, dan Juza 80 persen dengan standar ketuntasan 50 persen, maka ketuntasan diterima dari 3 praktisi, yang berarti bahwa hasil dianggap dapat diterima.

Dari hasil rekapitulasi penilaian ketuntasan Uji Coba Instrumen, dari ketiga praktisi guru yaitu: Guru Diana memperoleh nilai 62,22 persen, dan Eviyanti nilai 77,78 persen, dan Ibu Mita nilai 68,89 persen dengan standar ketuntasan 50 persen, kemudian ketuntasan didapatkan dari 3 orang guru praktik yang berarti hasil dinyatakan dapat diterima. Dari hasil rekapitulasi penilaian ketuntasan hasil observasi, ketiga praktisi yaitu praktisi Akbar menghasilkan 60 persen, Hujaimah 71,11 persen, dan Siti Uswatun 80 persen dengan standar ketuntasan 50 persen, maka diperoleh ketuntasan sebanyak 3 orang praktisi, artinya hasil dinyatakan dapat dicapai dan diterima. 78,89 persen dengan standar ketuntasan 50 persen, maka ketuntasan didapat dari 3 orang ahli, artinya hasil dianggap dapat diterima.

Saran

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Implikasi

Hasil validasi model oleh praktisi adalah 66,7% dalam kategori “tinggi”, validasi model oleh praktisi model teks adalah 72% dalam kategori “tinggi”. Hasil rekapitulasi evaluasi kelengkapan hasil validasi standar model buku ajar oleh ketiga ahli yaitu Prof. Hasil rangkuman penilaian ketuntasan pretest yang dilakukan oleh tiga orang praktisi yaitu Ika Novayanti, S.Pd., memberikan hasil sebesar 51,11 persen, Ms. Ririn menghasilkan 55,56 persen, Noval menghasilkan 46,67 persen dinyatakan dengan standar ketuntasan 50 persen. , maka kelengkapan yang didapatkan dari 2 praktisi, dan 1 praktisi tidak lengkap, berarti hasilnya dapat diterima.

Dari rekapitulasi hasil evaluasi kelengkapan standar validasi model buku ajar oleh tiga ahli yaitu Prof.

Gambar

Tabel 3. Pengembangan Model Pendidikan Kewirausahaan dalam Meningkatkan  Keterampilan
ilustrasi gambar-gambar agar lebih  menarik.
ilustrasi gambar-gambar agar lebih  menarik.
Gambar dapat menarik  perhatian
+3

Referensi