• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of SIMULASI PENERAPAN MEDIA MANIPULATIF JARING-JARING KUBUS UNTUK PESERTA DIDIK SMP KELAS VIII

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of SIMULASI PENERAPAN MEDIA MANIPULATIF JARING-JARING KUBUS UNTUK PESERTA DIDIK SMP KELAS VIII"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

e-ISSN: 2745-9241

https://jurnal.fkip.untad.ac.id/index.php/jax ACCESS SIMULASI PENERAPAN MEDIA MANIPULATIF JARING-JARING KUBUS

UNTUK PESERTA DIDIK SMP KELAS VIII

Simulation of the Aplication of Manipulative Media of Cube Nets for 8th Grade Students

Varetha Lisarani1*)

Pendidikan dan Pengajaran Agama Katolik/Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak, Indonesia 1)

Abstrak

Media manipulatif memiliki peran memberikan pengalaman konkret pada peserta didik mengenai suatu konsep yang abstrak. Media manipulatif jaring-jaring kubus yang kerap digunakan dalam pembelajaran masih memberikan kebebasan terbatas pada peserta didik untuk mengeksplorasi konsep abstrak bangun ruang khususnya kubus. Dalam penelitian kualitatif ini dideskripsikan mengenai simulasi penerapan media manipulatif jaring-jaring kubus yang terbentuk dari potongan persegi yang dapat direkatkan satu sama lain beserta masukan dari observer dan peserta simulasi. Dari hasil observasi dan angket diperoleh bahwa media ini antara lain memiliki unsur novelty dan mengajarkan konsep kubus secara tepat. Perbaikan yang bisa dilakukan untuk mengembangkan media ini adalah mempertimbangkan bahan perekat yang lebih baik, memberikan warna yang menarik, serta memperbaiki Lembar Kerja Peserta Didik penyerta media.

Kata Kunci: Simulasi, Media Manipulasi, Jaring-Jaring Kubus

Abstract

Manipulative media has a role in providing students with concrete experiences of an abstract concept. The manipulative media of cube nets that are often used in schools only gives students limited freedom to explore abstract concepts of cubes. This study described about the simulation of the application of manipulative media of cube nets which are formed from square pieces that can be affixed to each other along with input from observers and simulation participants. From the results of observations and questionnaires, it was obtained that this media, among others, has novelty elements and able to help teaches the appropriate concept of cubes. Improvements that can be made to develop this media are considering better adhesive materials, providing attractive colors, and revising the worksheet accompanying the media.

Keywords: Simulation, Manipulative Media, Cube Nets Correspondence*

[email protected]

Received 01 September 2022, Revised 17 September 2022, Accepted 30 September 2022

PENDAHULUAN

Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan pada individu yang dipengaruhi oleh serangkaian kegiatan yang dialami individu tersebut (Driscoll, 2000;

Hamdani, 2011). Perubahan yang dimaksud dapat diartikan berkembangnya pengetahuan, keahlian, atau sikap baru yang terjadi selama individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan (Heinich dkk., 2002). Dengan demikian, proses belajar melibatkan pemilihan, penyusunan, dan penyampaian informasi dalam lingkungan yang tepat serta bagaimana peserta didik berinteraksi dengan informasi tersebut. Terkait dengan hal tersebut, diperlukan medium (jamak: media) yang merupakan saluran komunikasi. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Hamdani, 2011).

Istilah „medium‟ berakar dari bahasa Latin yang berarti „di antara‟, yaitu merujuk pada segala hal yang membawa informasi dari sumber ke penerima. Media disebut media pendidikan apabila memiliki tujuan membantu proses pembelajaran (Heinich dkk. 2002).

Heinich lebih lanjut menjelaskan bahwa media pendidikan dibagi menjadi dua kategori mayor: media digital dan media non-digital. Media manipulatif adalah salah satu contoh media non-digital; disebut „manipulatif‟ karena merupakan benda nyata/konkret yang bisa

(2)

disentuh dan dimanipulasi oleh peserta didik. Media ini sangat cocok untuk peserta didik yang hanya memiliki sedikit kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dengan konsep abstrak tertentu. Perlu diperhatikan bahwa konsep dan prinsip abstrak seharusnya dibangun dengan pondasi pengalaman konkret, sehingga peserta didik dapat membentuk skemata yang bermakna dan relevan dengan kehidupan mereka.

Salah satu konsep abstrak dalam pembelajaran matematika adalah bangun ruang yang diajarkan pada peserta didik SMP kelas VIII. Dalam pembelajaran ini peserta didik memerlukan media untuk mendapatkan pengalaman konkret terkait konsep-konsep abstrak seperti kubus, balok, prisma, dan limas. Berdasarkan observasi peneliti, umumnya peserta didik tidak bisa membayangkan bangun ruang tertentu, tidak bisa membayangkan bentuk jaring-jaringnya, dan apakah suatu susunan gabungan persegi yang diberikan akan bisa membentuk jaring-jaring bangun ruang tertentu. Untuk menjadi perhatian, saat ini media jaring-jaring bangun ruang yang banyak digunakan adalah media yang kurang fleksibel; misalnya diberikan susunan gabungan persegi tertentu dan peserta didik menentukan apakah jaring-jaring tersebut bisa dibentuk menjadi suatu kubus utuh (Edy, Anggraini, dan N. D. 2022; Rohim 2016; Widjayanto 2014). Media tersebut memang cukup membantu dalam pembelajaran bangun ruang, namun masih belum memungkinkan peserta didik untuk secara praktis dan fleksibel membangun jaring-jaring dan menentukan sendiri apakah jaring-jaring tersebut bisa dibentuk menjadi bangun ruang tertentu. Untuk itu, penulis mengembangkan suatu media manipulatif yang praktis dan fleksibel yang memungkinkan peserta didik untuk memperoleh pengalaman konkret terkait jaring-jaring bangun ruang, khususnya jaring-jaring kubus.

Materi bangun ruang sisi datar merupakan salah satu materi dalam ruang lingkup Geometri dan Pengukuran yang diajarkan di kelas VIII SMP menurut silabus mata pelajaran matematika Kurikulum 2013 revisi tahun 2020 (Anon, 2020). Kutipan silabus mata pelajaran matematika kelas VIII materi bangun ruang sisi datar dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kutipan Silabus Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

Peserta didik mampu:

3.9 Membedakan dan menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas)

4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas) serta gabungannya.

Bangun ruang sisi datar

Kubus, balok, prisma, dan limas

Jaring-jaring: kubus, balok, prisma, dan limas

Luas permukaan: kubus, balok, prisma, dan limas

Volume: kubus, balok, prisma, dan limas

Menaksir volume bangun ruang tak beraturan

Mencermati model atau benda

di sekitar yang

merepresentasikan bangun ruang sisi datar

Melakukan percobaan untuk menemukan jari-jari bangun ruang sisi datar

Melakukan percobaan untuk menemukan rumus luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar

Menyajikan hasil

pembelajaran tentang bangun ruang sisi datar

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang sisi datar

Media manipulatif jaring-jaring kubus yang dikembangkan akan membantu peserta didik dalam mempelajari kubus dan jaring-jaringnya dengan memungkinkan peserta didik mencermati model atau benda di sekitar yang merepresentasikan kubus serta

(3)

dapat diperluas untuk menemukan rumus luas permukaan kubus. Media ini kemudian akan dilakukan simulasi penerapannya untuk memperoleh gambaran penerapan dan juga masukan perbaikan dari peserta maupun observer.

Dalam artikel ini, akan dideskripsikan mengenai proses simulasi penerapan media manipulatif jaring-jaring kubus untuk peserta didik SMP. Simulasi dilakukan dengan menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya (Hamdani, 2011; Lisarani, 2021). Simulasi penerapan media manipulatif jaring-jaring kubus ini dipandang penting karena dengan diadakannya simulasi ini maka peneliti akan memperoleh gambaran mengenai bagaimana media jaring-jaring kubus yang dikembangkan akan digunakan dalam setting pembelajaran matematika dan juga memperoleh masukan, kritik, serta saran perbaikan dari para peserta dan juga observer. Masukan, kritik, serta saran perbaikan ini akan menjadi dasar untuk melakukan penyempurnaan media sehingga ke depannya akan dapat dikembangkan lebih lanjut dan dilakukan diseminasi media dalam lingkup yang lebih luas baik oleh peneliti maupun oleh peneliti selanjutnya.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan hanya menggambarkan variabel, gejala, atau keadaan secara apa adanya (Arikunto, 2013). Sedangkan menurut Creswell (2012), penelitian kualitatif bertujuan mengeksplorasi suatu masalah dan mengembangkan pemahaman mendetail mengenai suatu fenomena sentral. Dalam penelitian ini akan dieksplorasi dan dideskripsikan mengenai media manipulatif jaring-jaring kubus serta proses simulasi penggunaannya dalam kelompok kecil.

Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan dengan detail 3 minggu pengembangan media dan 1 minggu persiapan serta pelaksanaan simulasi. Simulasi dilaksanakan dalam kelompok kecil beranggotakan 10 orang. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan instrumen berupa: 1) pedoman observasi proses simulasi yang diisi oleh 2 orang observer, dan 2) angket mengenai penerapan dan saran perbaikan media manipulatif jaring-jaring kubus yang diisi oleh 8 orang peserta simulasi. Observer 1 memiliki kualifikasi doktor Pendidikan Matematika, sedangkan observer 2 dan peserta simulasi memiliki kualifikasi sarjana Matematika atau Pendidikan Matematika. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif untuk membantu mendeskripsikan mengenai proses simulasi media manipulatif jaring-jaring kubus untuk peserta didik kelas VIII serta masukan perbaikannya.

Gambar 1. Alat dan Bahan Media

Media manipulatif jaring-jaring kubus yang digunakan dalam simulasi ini berbeda

(4)

dengan media sejenis yang umum digunakan karena media ini dapat dibentuk dengan bebas oleh peserta didik menjadi beragam bentuk jaring-jaring kubus dikarenakan media ini berupa persegi-persegi terpisah yang dapat saling dihubungkan satu sama lain. Adapun rincian media manipulatif jaring-jaring kubus yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Alat dan Bahan Pembuatan Media

Alat dan bahan pembuatan media manipulatif jaring-jaring kubus ini adalah sebagai berikut:

 Karton duplex atau bahan kertas lain yang cukup tebal sehingga tidak mudah sobek

Hook and loop fasteners (biasa dikenal dengan velcro) dengan lebar 1 cm

 Stapler dan isinya

 Lem

 Gunting, cutter

 Mistar & alat tulis b) Langkah Pembuatan Media

Langkah pembuatan media manipulatif jaring-jaring kubus ini adalah sebagai berikut:

1. Gambar persegi dengan panjang sisi 10 cm pada karton. Jangan lupa tambahkan bagian untuk merekatkan velcro di sekeliling persegi yang sudah digambar dengan lebar 1,5-2 cm. Sketsa dapat dilihat pada Gambar 2.

2. Gunting sketsa yang sudah digambar. Ulangi langkah (a) hingga banyaknya piece sesuai keinginan.

Gambar 2. Sketsa Media

3. Rekatkan velcro pada bagian yang sudah direncanakan. Penyusunan velcro dilakukan secara selang-seling antara velcro kasar (warna jingga) dan velcro halus (warna hijau) untuk memungkinkan semua piece saling terkait saat media dimanipulasi oleh peserta didik. Ilustrasi peletakan velcro bisa dilihat pada Gambar 3.

4. Velcro-velcro yang sudah direkatkan pada tiap piece tersebut kemudian di- staple untuk memastikan kekuatan rekatan velcro agar tidak mudah terlepas

Gambar 3. Ilustrasi Peletakan Velcro

(5)

c) Cara Penggunaan Media

Media jaring-jaring kubus ini dapat dimanipulasi secara praktis dan fleksibel oleh peserta didik untuk menentukan apakah suatu susunan gabungan persegi dapat dibentuk menjadi kubus atau tidak. Misalnya, susunan pada Gambar 4 merupakan jaring-jaring kubus karena dapat membentuk kubus saat semua sisinya direkatkan, seperti pada Gambar 5. Sedangkan susunan gabungan persegi yang gagal membentuk kubus (misalnya terdapat sisi yang overlap atau banyak persegi kurang dari maupun lebih dari banyak sisi kubus seharusnya), bukan merupakan jaring-jaring kubus.

Gambar 4. Contoh Penyusunan Jaring-Jaring Kubus

Gambar 5. Contoh Jaring-Jaring yang Membentuk Bangun Kubus

HASIL PENELITIAN

Simulasi Pembelajaran dengan Penerapan Media Manipulatif Jaring-jaring Kubus Simulasi pembelajaran dengan penerapan media jaring-jaring kubus untuk peserta didik kelas VIII diikuti oleh 10 orang dengan rincian 2 orang observer, 1 orang berperan sebagai guru, dan 7 orang peserta simulasi berperan sebagai peserta didik.

Total simulasi berlangsung kurang lebih selama 60 menit, dengan rincian 40 menit simulasi pembelajaran berbantuan media manipulatif dan 20 menit sesi tanya jawab terkait media yang disimulasikan.

Secara garis besar, skenario pembelajaran dengan penerapan media jaring- jaring kubus ini adalah sebagai berikut

1. Guru memberikan apersepsi mengenai persegi dan kubus

2. Guru memberikan penjelasan mengenai jaring-jaring bangun ruang

3. Guru mengenalkan media manipulatif jaring-jaring kubus serta menjelaskan secara terperinci cara penggunaannya

4. Guru membagi kelas menjadi kelompok heterogen beranggotakan 3-4 orang kemudian membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

(6)

5. Peserta didik berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk menyelesaikan masalah pada LKPD dengan bantuan media manipulatif jaring-jaring kubus

6. Peserta didik diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas

7. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan saling memberikan masukan terkait hasil presentasi teman sejawatnya

8. Guru memberikan penguatan terkait jaring-jaring kubus

9. Guru memberikan projek kelompok untuk menemukan 11 jaring-jaring kubus yang berbeda yang dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya

Secara umum simulasi berjalan lancar dengan pemeran peserta didik secara aktif melakukan diskusi dan manipulasi media, serta sesi tanya jawab berlangsung dengan interaktif dan penuh saran yang membangun terkait media manipulatif jaring- jaring kubus yang sudah digunakan.

Komentar dan Saran Mengenai Media Manipulatif Jaring-jaring Kubus

Berdasarkan lembar observasi yang diisi oleh observer dan angket yang diisi oleh peserta simulasi, diperoleh catatan dan masukan sebagai berikut:

Dari pengamat:

1. Media yang dikembangkan merupakan media yang memiliki unsur novelty karena berbeda dengan media manipulatif jaring-jaring kubus yang banyak digunakan dalam pembelajaran

2. Media yang dikembangkan memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan aktivitas dan kreativitas

3. Media yang dikembangkan memungkinkan peserta didik untuk memeriksa secara langsung apakah suatu susunan gabungan persegi merupakan jaring-jaring kubus atau bukan

4. Dengan bantuan LKPD, media yang dikembangkan memungkinkan peserta didik untuk menyusun sendiri jaring-jaring kubus

5. Kegiatan-kegiatan pada LKPD pendukung media bagus karena soal-soal yang termuat bersifat nonrutin dan kreatif

6. Pada LKPD sebaiknya tidak perlu dijelaskan bahwa sisi kubus ada 6, karena pada soal diberikan kasus di mana sisi kubus bukan 6

7. Sebaiknya tugas rumah berupa projek tidak perlu diberikan, 11 jaring-jaring kubus dapat ditemukan pada 1 pertemuan saja

8. Media sebaiknya diperluas tidak hanya untuk menyelesaikan masalah pada LKPD semata

9. Bahan perekat velcro sebaiknya dipertimbangkan lagi karena cukup sulit untuk melekatkannya pada bahan karton duplex

Dari peserta:

1. Media mengenalkan konsep kubus dengan tepat, yaitu berupa bangun ruang, bukan hanya rusuk-rusuknya

2. Untuk mempermudah perujukan, sebaiknya pada setiap persegi pada media manipulatif diberi nomor

(7)

3. Sebaiknya bagian staples yang membahayakan diberi lakban untuk meminimalisir resiko terluka selama peserta didik memanipulasi media

4. Media sebaiknya diberi warna yang menarik khususnya untuk penerapan di tingkat sekolah dasar

PEMBAHASAN

Secara umum simulasi dilakukan dengan harapan peserta simulasi memperoleh pengalaman seperti pada kondisi nyata (Hamdani, 2011). Simulasi yang dilakukan dalam penelitian ini telah dapat memberikan gambaran mengenai penerapan media manipulatif jaring-jaring kubus dalam pembelajaran matematika khususnya untuk materi bangun ruang sisi datar. Dalam simulasi ini juga diperoleh masukan perbaikan media yang diberikan baik oleh observer maupun oleh peserta simulasi.

Media manipulatif jaring-jaring kubus secara umum dapat membantu peserta didik memahami konsep bangun ruang khususnya kubus sehingga akan meningkatkan hasil belajar dalam materi tersebut (Rohim 2016; Widjayanto 2014). Sifat manipulatif media ini memungkinkan peserta didik untuk secara langsung menyentuh dan memeriksa apakah kombinasi persegi yang dibuat akan membentuk jaring-jaring kubus. Perbedaan antara media dalam penelitian ini dengan media serupa adalah bahwa media manipulatif jaring-jaring kubus yang digunakan berbentuk potongan persegi yang dapat direkatkan satu sama lain sehingga peserta didik dapat dengan bebas membentuk sendiri jaring-jaring yang diinginkan, sedangkan media jaring-jaring kubus lain biasanya berupa jaring-jaring paten yang tidak bisa diubah bentuknya.

Media manipulatif jaring-jaring kubus yang digunakan dalam simulasi memiliki keunggulan antara lain:

1. Media memiliki unsur novelty

2. Media mendorong peserta didik untuk aktif dan kreatif

3. Media memungkinkan guru untuk mengenalkan konsep kubus secara tepat

4. Media memudahkan peserta didik untuk langsung memeriksa apakah suatu susunan gabungan persegi merupakan jaring-jaring kubus atau bukan

5. Media memungkinkan peserta didik untuk menyusun sendiri jaring-jaring kubus 6. Media sangat membantu peserta didik yang memiliki tipe belajar kinestetik

Sedangkan kekurangan dari media ini adalah:

1. Staples perekat velcro bisa jadi membahayakan siswa 2. Warna media kurang menarik bagi siswa

3. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang menyertai media masih memerlukan perbaikan

Perbaikan yang bisa dilakukan untuk mengembangkan media manipulatif jaring-jaring kubus antara lain adalah sebagai berikut:

1. Melapisi lakban pada bagian belakang staples yang berbahaya atau mencari alternatif bahan perekat selain velcro yang lebih aman

2. Menggunakan warna karton yang cerah sehingga menarik minat peserta didik.

Salah satu alternatif yang bisa diambil adalah melapisi kertas warna pada media yang sudah dibuat

(8)

3. Memberikan nomor pada potongan persegi untuk memudahkan perujukan

4. Melakukan perbaikan pada LKPD sehingga memungkinkan bagi peserta didik untuk menemukan 11 jaring-jaring kubus dalam satu pertemuan

KESIMPULAN

Media manipulatif jaring-jaring kubus yang banyak dipakai dalam pembelajaran masih belum memungkinkan untuk secara bebas digunakan peserta didik mengeksplorasi beragam bentuk jaring-jaring kubus. Dalam penelitian ini dilakukan simulasi penggunaan media manipulatif jaring-jaring kubus yang disusun dari persegi-persegi tunggal yang dapat direkatkan satu sama lain. Media manipulatif ini memungkinkan peserta didik untuk secara bebas membentuk beragam jenis jaring-jaring kubus dan menginvestigasi apakah suatu rangkaian persegi akan membentuk kubus jika disusun sedemikian rupa.

Berdasarkan hasil simulasi penerapan media manipulatif jaring-jaring kubus yang telah dilaksanakan diperoleh beberapa masukan untuk perbaikan antara lain memastikan keamanan media, memberikan warna yang menarik bagi peserta didik, memberikan nomor pada potongan persegi untuk mempermudah perujukan sisi kubus, serta memperbaiki LKPD penyerta media.

Terkait hasil dan pembahasan penelitian ini, maka saran dan rekomendasi untuk peneliti selanjutnya yaitu sebaiknya dikembangkan media manipulatif jaring-jaring kubus bertolak pada penelitian ini serta masukan perbaikannya, kemudian melakukan penelitian pengembangan yang mendalam serta melakukan uji coba serta revisi produk. Diharapkan dengan demikian akan diperoleh produk media manipulatif jaring-jaring kubus yang dapat dilakukan diseminasi, direplikasi, dan digunakan secara luas oleh peserta didik.

REFERENSI

Anon. 2020. “Silabus Matematika Kelas VIII.”

Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Creswell, John W. 2012. Educational Research. Boston: Pearson Education, Inc.

Driscoll, M. P. 2000. Psychology of Learning for Instruction. 2nd ed. Boston: Allyn &

Bacon.

Edy, Sarwo, Novi Nur, Anggraini, dan Robiatun Jahwaro N. D. 2022. “Proses

Pembelajaran Matematika Menggunakan Media Jaring-Jaring Kubus Dan Balok.”

Journal of Community Service 4(1).

Hamdani, Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Heinich, Robert, Michael Molenda, James D. Russel, dan Sharon E. Smaldino. 2002.

Instructional Media and Technologies for Learning. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Lisarani, Varetha. 2021. “Metode Pembelajaran Online.” dalam Dilema Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19, disunting oleh R. Risnawati. Bandung: CV. Media Sains Indonesia.

Rohim, Abdur. 2016. “Desain Pembelajaran Jaring-Jaring Dan Luas Permukaan Kubus

(9)

Menggunakan Media Kubus Guling Berwarna (Meku-Guwa).” Hlm. 325–38 dalam Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya.

Widjayanto, Dwi. 2014. “Meningkatkan Hasil Belajar Materi Jaring-Jaring Balok Dan Kubus Menggunakan Media Karton Berpetak Pada Siswa Kelas IV SDN

Bandung 2, Kab. Mojokerto.” Dissertation, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

SH S2 010 S : Iya kak sudah tahu, kesalahannya saya tidak menyelesaikan jawabanku, saya hanya menuliskan diketahui dan ditanyakan saja. SH S2 017 P : Kenapa meski malu?