• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINERGITAS PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SINERGITAS PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

Buku ini merupakan kelanjutan dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama tiga tahun, dimana sebelumnya juga telah diterbitkan buku yang berjudul Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Pelayanan Pendidikan Dasar, yang juga merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk melihat kondisi yang ada. pelayanan pendidikan di Entikong dan Sekayam, Kabupaten Sanggau. Buku lanjutan ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya untuk melihat dan menganalisis pemangku kepentingan yang berperan baik secara langsung maupun tidak langsung, serta melihat hubungan koordinasi dan komunikasi dalam layanan pendidikan dasar. Sebagai rekomendasi, akan dilengkapi dengan Model Layanan Pendidikan Dasar yang dibantu oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

PENDAHULUAN

Hal ini menunjukkan bahwa peran sarana dan prasarana sangat penting dalam menunjang kualitas pembelajaran siswa. Manajemen dimaksudkan untuk menjamin penggunaan sarana dan prasarana di sekolah dapat efektif dan efisien. Apa yang dibutuhkan sekolah harus direncanakan secara matang baik dari segi sarana dan prasarana yang menunjang seluruh proses pembelajaran.

KAJIAN KELEMBAGAAN

Hubungan Pemerintah Pusat dengan Daerah

Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan

Jenis hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang akan kita bahas terlebih dahulu adalah hubungan struktural. Otonomi daerah menggunakan tiga prinsip yang sebenarnya merupakan bentuk hubungan struktural antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hubungan struktural antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah ini telah banyak memberikan dampak positif terhadap kemajuan pembangunan di daerah dan negara.

Hubungan Fungsional Pemerintah Pusat dan

Fungsi wajib pemerintahan ini merupakan wujud hubungan struktural antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, yaitu desentralisasi dan dekonsentrasi. Fungsi pemerintahan tersebut juga merupakan wujud dari hubungan struktural antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, yaitu desentralisasi. Contoh fungsi pemerintahan umum ini adalah mengatasi konflik sosial yang timbul di masyarakat, melakukan koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memperjuangkan persatuan dan kesatuan Indonesia, dan lain-lain. .

PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR

Pelayanan

Menurut Sinambela dkk, pelayanan publik adalah setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah terhadap sejumlah masyarakat yang mempunyai suatu kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kelompok atau unit dan memberikan kepuasan walaupun hasilnya tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. Pelayanan publik menurut Roth (1926:1) adalah sebagai berikut: Pelayanan publik diartikan sebagai pelayanan yang tersedia bagi masyarakat, baik secara umum (seperti di museum) maupun secara khusus (seperti di restoran makanan). Karena pelayanan publik yang diberikan terfokus pada masyarakat, oleh masyarakat dan oleh masyarakat (Retnowati WD Tuti, 2014).

Pendidikan Dasar

Dari kutipan undang-undang di atas dan landasannya, maka tujuan pendidikan dan pelatihan di sekolah dasar dapat digambarkan meliputi beberapa hal, yaitu (1). Dalam prakteknya, pendidikan di sekolah dasar diperuntukkan bagi siswa dengan banyak mata pelajaran atau mata pelajaran yang harus dikuasainya. Jadi konseling siswa di sekolah dasar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terencana.

Isu-Isu Strategis Pelayanan Pendidikan Dasar

Lahan satuan pendidikan SD/MI memenuhi rasio minimum luas lahan terhadap siswa sebagaimana tercantum pada Tabel 2.1. Untuk unit belajar dengan kelompok belajar yang kapasitas mengajarnya kurang maksimal, lahannya juga memenuhi syarat permukaan minimum sebagaimana tercantum pada Tabel 2.2. Bangunan satuan pendidikan dasar/MI memenuhi luas lantai minimal/rasio siswa sebagaimana tercantum pada Tabel 2.3.

Panitia Pembinaan Satuan Pendidikan (P2S). A. menyiapkan dokumen perencanaan kegiatan perbaikan, pembangunan prasarana pendidikan, dan/atau pembangunan rumah. Penyediaan dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan melalui program DAK Jurusan Pendidikan Jasmani yang telah berjalan sejak tahun 2003, namun sampai saat ini baru menjangkau sebagian dari satuan pendidikan yang ada. DAK Jasmani Pendidikan merupakan pedoman bagi pemerintah daerah, dinas pendidikan provinsi atau kabupaten/kota, satuan pendidikan, dan pihak terkait lainnya dalam rangka penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada satuan pendidikan.

Sasaran DAK fisik bidang pendidikan adalah satuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan mekanisme yang sah sebagai penerima bantuan sarana dan prasarana pendidikan. Satuan pendidikan yang diutamakan sebagai sasaran penerima program DAK Jurusan Pendidikan Jasmani adalah satuan pendidikan yang memenuhi kriteria sebagai berikut. A. Kriteria umum satuan pendidikan yang diprioritaskan sebagai sasaran Program DAK Bidang Pendidikan Jasmani adalah sebagai berikut.

Penyediaan prasarana dan sarana pendidikan melalui program DAK Jasmani Bidang Pendidikan menjadi prioritas satuan pendidikan dengan kriteria sebagai berikut: a) Rehabilitasi prasarana pengajaran sebagai berikut :.

Tabel 1.3 Persentase SD/MI berakreditasi minimal B
Tabel 1.3 Persentase SD/MI berakreditasi minimal B

Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar

MEKANISME PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR

Indikator Capaian Bantuan Pendidikan Dasar

Jenis-Jenis Bantuan Sarana Prasaran Pendidikan Dasar

Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa kondisi gedung sekolah dasar yang telah direnovasi menunjukkan adanya peningkatan kualitas fungsi dan tampilan sekolah, serta mendukung peningkatan kualitas dan standar pembelajaran ruang kelas dan area penunjang di sekolah tersebut. lingkungan. Program ini dilaksanakan dengan mengutamakan identifikasi dan pemenuhan persyaratan teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan renovasi di sekolah binaan. Pada saat renovasi sekolah dasar, ruang kelas dan ruang penunjang lainnya ditambah dan/atau direhabilitasi, serta lingkungan dirancang sedemikian rupa agar sekolah menjadi lebih berkualitas.

83. fasilitas penunjang sekolah secara bertahap dengan proses pembangunan, peningkatan, perbaikan, renovasi, pemugaran dan/atau pembangunan prasarana baru, disesuaikan dengan rencana induk pengembangan sekolah, berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Bantuan Renovasi Sekolah Dasar Tahun 2019. Lembaga penerima dan penanggung jawab bantuan pemerintah untuk renovasi sekolah dasar tahun anggaran 2019 adalah Sekolah Dasar (SD). Hingga saat ini belum semua sekolah menerapkan program STC dengan baik, oleh karena itu Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar sesuai tugas pokok dan fungsinya mempunyai kewajiban untuk memastikan seluruh sekolah dasar di Indonesia menerapkan STC dengan baik.

Data Kementerian Pendidikan Nasional menunjukkan bahwa pada tahun 2009, hanya 50% sekolah dasar (SD) yang melaksanakan MBS dengan baik (rencana strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Sekolah dasar yang dinilai telah melaksanakan MBS dengan baik dinilai berdasarkan kinerjanya berdasarkan Indikator Implementasi program. Ketersediaan sanitasi sekolah yang meliputi sumber air bersih yang cukup, toilet yang baik, sarana cuci tangan dan fasilitas pendukung lainnya merupakan prasyarat yang harus dipenuhi setiap sekolah guna mengembangkan kehidupan bersih dan sehat bagi siswa. program peningkatan gizi anak, sejak tahun 2016 Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar telah memperkenalkan kegiatan Program Gizi Anak Sekolah (Progas) di 2 (dua) provinsi, 4 (empat) kabupaten dengan sasaran 38.500 siswa di berupa pemberian sarapan pagi untuk 96 hari makan anak ( HMA).

Meskipun proporsi anak sekolah dasar pendek di Indonesia mengalami penurunan dari 35,8% (Riskesdas 2010) menjadi 30,7% (Riskesdas 2013), namun persentase tersebut masih dinilai sangat tinggi dan menjadi permasalahan gizi bagi masyarakat.

Organisasi, tugas dan tanggung jawab

Mekanisme Pemberian Bantuan

Monitoring dan pelaporan

SINERGITAS PUSAT DAN DAERAH

Sinergitas

Sinergi berasal dari kata sinergi, sinergi dalam pembangunan berarti keterpaduan berbagai unsur pembangunan sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik dan lebih besar. Silalahi menegaskan, sinergi juga memerlukan koordinasi untuk menyesuaikan kegiatan, baik yang dilakukan individu maupun unit-unit dalam kelompok, untuk mencapai arah yang sama. Senada dengan itu, Pandu Dwinugraha menyatakan bahwa berdasarkan konsep keilmuan administrasi publik, konsep sinergi merupakan suatu cara yang dilakukan pemerintah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

Sebab sinergi dapat terjadi apabila adanya koordinasi dan komunikasi antara dua aktor atau lebih dalam mewujudkan tujuan bersama. Jenis-Jenis Koordinasi Menurut Hasibuan, ada 2 (dua) jenis koordinasi, yaitu: Pertama; Koordinasi vertikal merupakan kegiatan pemersatu, memimpin yang dilakukan oleh atasan sehubungan dengan kegiatan satuan dan satuan kerja yang berada di bawah kewenangan dan tanggung jawabnya. Koordinasi horizontal adalah pengkoordinasian tindakan atau pemersatu kegiatan, pengarahan yang dilakukan dalam pemersatu kegiatan, pengarahan yang dilakukan dalam kegiatan dalam satu tingkat organisasi (aparatur).

Najiyati dalam Rahmawati et al., 2014), mengartikan sinergi sebagai gabungan atau kombinasi unsur-unsur atau bagian-bagian yang dapat menghasilkan output yang lebih baik dan lebih besar. Silalahi (2011) dalam bukunya yang berjudul Prinsip Manajemen menjelaskan bahwa koordinasi adalah pengintegrasian kegiatan-kegiatan individu dan unit-unit ke dalam satu usaha bersama, yaitu bekerja menuju tujuan bersama.” Sedangkan Moekijat dalam Rahmawati dkk. 2014) menyatakan bahwa ada 9 (sembilan) syarat tercapainya koordinasi yang efektif, yaitu:

Kepemimpinan yang efektif menjamin koordinasi kegiatan masyarakat baik pada tingkat perencanaan maupun pelaksanaan.

Sinergitas Aktor Kepentingan (Stakeholders)

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan mengatur pembagian tanggung jawab pendanaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat, termasuk satuan pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan adalah dengan memenuhi prasarana dan sarana pembelajaran di setiap satuan pendidikan hingga secara bertahap mencapai standar nasional. Dilaksanakan secara swakelola oleh Panitia Pembinaan pada Satuan Pendidikan (P2S) yang merupakan bagian dari kelompok masyarakat;

Satuan pendidikan dasar yang menerima salah satu atau seluruh jenis pembangunan prasarana pendidikan adalah sekolah dasar tersebut harus mempunyai tanah yang luasnya minimal sesuai dengan standar luas bangunan yang bersangkutan dikalikan dengan jumlah ruangan yang ada. dibangun. Entikong dan Sekayam, sebagaimana disampaikan Kemendikbud, bahwa selain asesmen, melalui AKN, survei pembelajaran, survei karakter akan menjadi gambaran kualitas pendidikan yang ada pada setiap satuan pendidikan di wilayah Kabupaten/Kota. . 43 Tahun 2019 untuk pembangunan, rehabilitasi atau renovasi pasar rakyat, prasarana perguruan tinggi, perguruan tinggi agama pulau dan satuan pendidikan dasar dan menengah.

Tabel 5.1 Kewenangan Tingkatan Pemerintahan dan Bidang yang  Dikelola
Tabel 5.1 Kewenangan Tingkatan Pemerintahan dan Bidang yang Dikelola

Sinergitas Anggaran

Sinergitas Regulasi dan Kebijakan

Sedangkan komunikasi dan koordinasi tingkat negara bagian dalam pelayanan pendidikan dasar ditangani oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dalam hal ini Direktorat. 43 Tahun 2019, terdapat pembagian kompetensi dalam penyaluran bantuan pendidikan dasar, yaitu antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian PUPR. Namun sejauh ini alokasi APBD untuk layanan pendidikan dasar di kabupaten tersebut masih sangat rendah.

Sanggau mendukung pemantauan langsung ke sekolah, namun pemantauan dan evaluasi tidak dilakukan bersama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) yang bergerak di bidang layanan pendidikan dasar. Belum disusun standar operasional prosedur mengenai sinergitas hubungan kelembagaan dalam pelayanan dasar pendidikan khususnya sarana dan prasarana (renovasi sekolah) yang mengacu pada Perpres Nomor 43 Tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian PUPR. Pentingnya sinergi kelembagaan antara pemerintah pusat dan daerah dalam penyelenggaraan pendidikan dasar akan tergambar pada rekomendasi model hubungan kelembagaan di bawah ini.

Berdasarkan rekomendasi mekanisme bantuan infrastruktur pendidikan dasar, kemudian dirumuskan model hubungan kelembagaan dalam layanan pendidikan dasar seperti di bawah ini. Selain itu, PUPR merupakan salah satu penggagas layanan pendidikan dasar kategori luka berat melalui dana APBN dan koordinasi melalui satuan kerja PUPR dan layanan PUPR di daerah. 2017, Inovasi Tata Kelola Sekolah Dasar, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017.

Dokumen program kerja Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Tahun 2019, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Pemuda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Gambar  model  tata  hubungan  kelembagaan  pelayanan  pendidikan  dasar pada kawasan perbatasan Negara diatas menjelaskan bahwa proses  perumusan  atau  penyusunan  kebijakan  atau  program  khusus  dalam  memenuhi  pelayanan  pendidikan  dasar  dimulai
Gambar model tata hubungan kelembagaan pelayanan pendidikan dasar pada kawasan perbatasan Negara diatas menjelaskan bahwa proses perumusan atau penyusunan kebijakan atau program khusus dalam memenuhi pelayanan pendidikan dasar dimulai

Gambar

Tabel 1.3 Persentase SD/MI berakreditasi minimal B
Tabel 2.1 Rasio Minimum Luas Lahan terhadap Peserta Didik  No  Banyak
Tabel 2.2 Luas Minimum Lahan  No  Banyak
Tabel 2.3 Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan terhadap Peserta  Didik
+7

Referensi

Dokumen terkait

v KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis