ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN, AKAD, HARGA RUMAH, KETERSEDIAAN INFORMASI DAN
PELAYANAN BANK TERHADAP KEPUTUSAN MENGAMBIL KPR SYARIAH
(Studi pada Dosen dan Karyawan Universitas Brawijaya)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN, AKAD, HARGA RUMAH, KETERSEDIAAN INFORMASI DAN
PELAYANAN BANK TERHADAP KEPUTUSAN MENGAMBIL KPR SYARIAH
(Studi pada Dosen dan Karyawan Universitas Brawijaya)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Elly Rahmawati 155020500111006
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2019
ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN, AKAD, HARGA RUMAH, KETERSEDIAAN INFORMASI DAN
PELAYANAN BANK TERHADAP KEPUTUSAN
(Studi pada Dosen dan Karyawan Universitas Brawijaya)
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul:
ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN, AKAD, HARGA RUMAH, KETERSEDIAAN INFORMASI DAN PELAYANAN BANK TERHADAP
KEPUTUSAN MENGAMBIL KPR SYARIAH (Studi pada Dosen dan Karyawan Universitas Brawijaya)
Yang disusun oleh :
Nama : Elly Rahmawati
NIM : 155020500111006
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 27 Agustus 2019
Malang, 27 Agustus 2019 Dosen Pembimbing,
Anas Budiharjo, SH.I., MA.
NIP. 2016078505091001
Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan, Akad, Harga Rumah, Ketersediaan Informasi dan Pelayanan Bank Terhadap Keputusan Mengambil KPR Syariah
(Studi pada Dosen dan Karyawan Universitas Brawijaya) Elly Rahmawati#, Anas Budiharjo SH.I., MA.* Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya#
Email: [email protected]
ABSTRACT
This research was conducted at Brawijaya University Malang with the aim of finding out the reasons of respondents choosing Sharia Mortgages for Lecturers and Employees. Respondents in this study were 33 people. The data collection method was carried out by questionnaire and interview. This study uses Kendall's W Test non-parametric statistical analysis techniques accompanied by descriptive analysis with SPSS calculation followed by an explanation of interview data. The results of this study indicate that the level of income, house prices, availability of information and bank services influence the decision to take Sharia mortgages. While the contract variable does not affect the decision to take Sharia Mortgages.
Keywords: Sharia Mortgages , Descriptive Statistics, Kendall's W Test
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Universitas Brawijaya Malang dengan tujuan untuk mengetahui alasan responden memilih KPR Syariah pada Dosen dan Karyawan. Responden pada penelitian ini sebanyak 33 orang. Metode pengambilan data dilakukan dengan kuisioner dan wawancara. Penelitian ini menggunakan teknik analisisstatistik non-parametrik Kendall’s W Test disertai dengan analisis deskriptif dengan penghitungan SPSS diikuti penjelasan data hasil wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan, harga rumah, ketersediaan informasi dan pelayanan Bank berpengaruh terhadap keputusan mengambil KPR Syariah.
Sedangkan varibel akad tidak berpengaruh terhadap keputusan mengambil KPR Syariah.
Kata kunci: KPR Syariah, Statistik Deskriptif, Kendall’s W Test
A. PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia. Dalam hierarki kebutuhan muslim ada tiga kelompok kebutuhan manusia yaitu kebutuhan dharuriyat, hajiyat, dan tahsiniyat. Rumah adalah kebutuhan dharuriyat yang tingkatan maslahat yang paling tinggi sehingga harus dijaga dari dua sisi yaitu realisasi dan perwujudannya serta memelihara kelestariannya (Shidiq, 2009).Memiliki rumah adalah idaman semua orang, bahkan menjadi kebutuhan bagi orang yang sudah berkeluarga. Berdasarkan Pusat Studi Properti Indonesia (2017), disebutkan bahwa setiap tahun ada 875.000 unit permintaan rumah baru dan masih sangat mungkin untuk meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Dengan semakin banyaknya permintaan rumah oleh masyarakat menyebabkan harga tanah dan harga rumah mengalami kenaikan. Untuk mengatasi banyaknya kebutuhan masyarakat terhadap rumah, membuat bank menawarkan berbagai produk pembiayaan yang lebih dikenal dengan istilah Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Fasilitas KPR ini dikelola oleh bank konvensional dan bank syariah. Umumnya perbankan konvensional menggunakan sistem bunga dalam mekanismenya. Padahal bunga identik dengan riba yang jelas kerahamannya dalam Islam. Munculnya produk KPR syariah telah menjadi alternatif pembiayaan perumahan yang bebas dari riba. Sehingga menggunakan KPR syariah dinilai lebih aman dan menentramkan. Menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), segmen pembiayaan perumahan memiliki rasio non performing financegrosssebesar 2,45% pada Agustus 2017. Hal ini memberikan sinyal positif bahwa pembiayaan sektor perumahan syariah masih memiliki ruang besar untuk terus berkembang. Untuk mencapai perkembangan tersebut perlu dilakukan beberapa evaluasi dan persiapan yang matang untuk mengelola KPR syariah secara baik dan konsisten.
B. KAJIAN PUSTAKA Teori Permintaan
Definisi permintaan terhadap barang dan jasa adalah kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk membelinya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain, orang bersedia untuk
membeli yang dipengaruhi oleh tingkat harga (Nasution, 2006). Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga yang dibuat grafik permintaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan barang adalah (a) harga, (b) pendapatan, (c) harga barang lain yang berkaitan, (d) selera, (e) ekspektasi atau perkiraan mengenai masa mendatang, (f) jumlah penduduk. Hukum permintaan yaitu semakin tinggi harga suatu barang, cateris paribus, semakin kecil permintaan terhadap barang tersebut, begitupun sebaliknya.
Teori Konsumsi dalam Perspektif Islam
Teorikonsumsi Islami tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesejahteraan, maximize, dan fungsi utilitas (kepuasan).
Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan atau maslahah dari suatu masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar: (1) agama, (2) hidup atau jiwa, (3) keluarga atau keturunan, (4) harta atau kekayaan, dan (5) intelek atau akal. Karim (2014) menjelaskan bahwa aspek ekonomi dari fungsi kesejahteraan sosialnya dalam kerangka sebuah hierarki utilitas individu dan sosial yang tripartit meliputi: kebutuhan (dharuriat), kesenangan atau kenyamanan (hajiat), dan kemewahan (tahsiniat). Kebutuhan dasar (dharuriyat) merupakan maslahat yang bersifat primer yang merupakan tingkatan maslahat yang paling tinggi. Di dalam Islam, maslahat dharuriyat dijaga dari dua sisi yaitu realisasi dan perwujudannya serta memelihara kelestariannya (Shidiq, 2009). Hajiyat terdiri dari semua kegiatan dan hal-hal yang tidak vital bagi lima maqashid syariah, tetapi dibutuhkan untuk menghilangkan rintangan dan kesukaran dalam hidup. Jika tidak ada, akan terjadi kesulitan dan kesempitan implikasinya tidak sampai merusak kehidupan (Shidiq, 2009). Sedangkan tahsiniyat mencakup kagiatan-kegiatan dan hal-hal yang lebih jauh dari sekedar kenyamanan saja meliputi hal- hal yang melengkapi, menerangi dan menghiasi hidup. Tahsiniyat merupakan maslahat yang merupakan tuntutan muru’ah (moral) dan dimaksudkan untuk kebaikan dan kemuliaan. Jika tidak ada, maka tidak sampai merusak ataupun menyulitkan kehidupan manusia. Menurut Al-Ghazali konsumsi adalah (al-hajah) penggunaan barang atau jasa dalam upaya pemenuhan kebutuhan melalui bekerja (al-iktisab) yang wajib dituntut berlandaskan etika dalam rangka menuju kemaslahatan menuju akhirat. Prinsip ekonomi dalam Islam yang disyariatkan adalah agar tidak hidup bermewah-mewahan, tidak berusaha pada pekerjaan yang dilarang, membayar zakat dan menjauhi riba. Menurut Karim (2014), dalam bukunya Ekonomi Mikro Islami beliau menukil pendapat Imam Al-Ghazali terkait tiga alasan pentingnya aktivitas ekonomi adalah sebagai berikut: (1) mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan, (2) mensejahterakan keluarga, (3) membantu orang lain yang membutuhkan. Dalam konsep Islam, konsumsi dimaknai bahwasannya pendapatan yang dimiliki tidak hanya dibelanjakan untuk hal-hal yang sifatnya konsumtif namun ada pendapatan yang dibelanjakan untuk perjuangan di jalan Allah atau yang lebih dikenal dengan infak. Sehingga persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
Y= (C+ Infak) + S
Persamaan ini disederhanakan menjadi Y= FS + S
Keterangan:
Y= Pendapatan C= Konsumsi
FS= final spending (konsumsi yang dibelanjakan untuk keperluan konsumtif ditambah dengan pembelanjaan untuk infak)
Teori Perilaku Konsumen Islami
Beberapa karakteristik konsumsi dalam perspektif ekonomi Islam, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Konsumsi bukanlah aktifitas tanpa batas, melainkan juga terbatasi oleh kehalalan dan keharaman yang telah digariskan oleh syara’.
b. Konsumen yang rasional senantiasa membelanjakan pendapatan pada berbagai jenis barang yang sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohaninya.
Perilaku konsumen Islami didasarkan atas rasionalitas yang disempurnakan dan mengintegrasikan keyakinan dan kebenaran yang melampaui rasionalitas manusia yang sangat terbatas berdasarkan Al-Quran dan Sunnah.
Adi Warman dalam bukunya Ekonomi Mikro Islami menyebutkan bahwa perilaku rasional mempunyai dua makna yaitu tindakan yang dipilih berdasarkan pikiran yang beralasan, bukan didasarkan kebiasaan, prasangka atau emosi serta tindakan yang benar-benar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai (Karim, 2014). Perilaku konsumen muslim, maka dia komitmen dengan kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang disampaikan dalam syariat untuk mengatur konsumsi agar mencapai kemanfaatan konsumsi seoptimal mungkin dan mencegah penyelewengan dari jalan kebenaran dan dampak mudharatnya baik bagi konsumen sendiri maupun selainnya
(Madnasir, 2012). Dalam Islam, tambahan prinsip dalam menentukan pilihan rasional adalah (1) obyek barang dan jasa tersebut harus halal dan thayyib, (2) kemanfaatan atau kegunaan barang dan jasa yang dikonsumsi, (3) kuantitas barang dan jasa yang dikonsumsi tidak berlebihan dan tidak terlalu sedikit. Perilaku konsumen dalam Islam dikaji dimana seseorang dalam menggunakan kekayaan harus berhati-hati, yang terpenting dalam hal ini adalah cara penggunaan yang harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang mengandung maslahah.
Teori Pengambilan Keputusan
pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi.
Dikatakan lebih lanjut bahwa masalah tersebut menyangkut pengetahuan tentang hakikat dari masalah yang dihadapi. Menurut Schiffman dan Kanuk pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Oleh sebab itu, pengambilan keputusan dari seorang konsumen senantiasa didasarkan pada perbandingan berbagai preferensi, peluang dan manfaat serta mudharat yang ada. Dalam Islam, proses pengambilan keputusan ini diterangkan dalam beberapa ayat Al-Quran yang bersifat lebih umum.
Artinya dapat diterapkan dalam segala aktivitas. Selain itu konsep pengambilan keputusan lebih ditekankan pada sikap adil dan prinsip kehati-hatian. Sebagaimana diterangkan dalam QS. Ali-Imran:159 dan QS. Al- Hujurat:6. Selain itu diterangkan dalam Al-Quran untuk memilih produk halal yang diterangkan dalam QS. Al- Baqarah:168. Selain itu dengan memperhatikan konsep maqashid syariah, maka pengambilan keputusan dalam Islam juga harus tetap berpegang pada pencapaian maqashid syariah baik secara individu maupun secara kolektif.
Pembiayaan Pemilikan Rumah Syariah
Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) adalah sebuah istilah dalam ekonomi Islam yang mirip dengan KPR merupakan produk kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah untuk pembelian rumah. KPR Syariah berbeda dengan KPR konvensional. Ketentuan perjanjian KPR dengan sistem syariah selain didasarkan pada ketentuan terkait perjanjian di dalam KUHPerdata, juga didasarkan pada prinsip yang telah diatur di dalam fatwa MUI terkait perjanjian pembiayaan. Perjanjian yang digunakan untuk KPR Syariah diantaranya adalah murabahah, istishna, mudharabah, dan musyarakah mutanaqisah (Haris, 2007).
a. Perjanjian PPR dengan skema jual-beli (murabahah, istishna)
Secara umum, akad yang sering digunakan dalam PPR adalah murabahah (jual beli dengan marjin profit), terutama untuk rumah yang telah dibangun. PPR dengan perjanjian murabahah adalah perjanjian jual beli antar bank dan nasabah dimana bank membeli rumah yang diperlukan nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah sebesar harga beli ditambah dengan marjin keuntungan yang disepakati oleh bank dan nasabah. Selain perjanjian murabahah ada juga skema perjanjian istishna. Perjanjian istishna yaitu pemesanan barang (rumah) dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati serta pembayaran dengan nilai tertentu yang disepakati pula
b. Perjanjian PPR dengan skema sewa (ijarah)
Skema ini memberi pilihan kepada nasabah untuk menyewa rumah yang akhirnya dapat dimiliki hingga akhir masa sewa. Dalam skema ini, harga sewa ditentukan secraa berkala berdasarkan kesepakatan antara bank dengan nasabah. Pada umumnya skema ini digunakan untuk PPR dengan jangka waktu yang panjang misalnya 15 tahun. Pada akhir tahun jatuh tempo, nasabah dapat membeli rumah yang disewa.
c. Perjanjian PPR dengan skema sewa beli (Ijarah Muntahia Bittamlik/IMBT)
Skema lain yang saat ini banyak diminati adalah skema PPR kepemilikan bertahap. Bank dan nasabah berserikat dalam kepemilikan rumah. Secara bertahap nasabah akan menambah porsi kepemilikannya melalui angsuran setiap bulannya, sementara bank secara bertahap mengurangi porsi kepemilikannya sehingga di akhir periode rumah menjadi milik nasabah.
d. Perjanjian PPR dengan skema kepemilikan bertahap (musyarakah mutanaqishah/MMQ)
Pada akad ini, bank syariah dan nasabah berkontribusi modal dengan prosentase tertentu dan nasabah kemudian membeli bagian yang menjadi milik bank secara bertahap sampai kepenuhan kepemilikan sepenuhnya berada di tangan nasabah.
Manfaat Pembiayaan Pemilikan Rumah, antara lain sebagai berikut:
a. Tidak mengenal bunga
b. Mekanisme pembayaran angsuran yang lebih menghargai nasabah c. Kepemilikan rumah sesuai akad lebih dapat dinegosiasikan
d. Dapat melakukan perencanaan keuangan bagi keluarga karena sifat cicilannya tetap e. Saat ini, uang muka lebih ringan dibandingkan KPR konvensional
f. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai prinsip syariah g. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 15 tahun
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory research yaitu penelitian yang menyoroti hubungan antara variabel penelitian dan pengujian hipotesis yang dirumuskan sebelumnya dengan menggunakan analisis non parametrik berupa statistic deskriptif dan uji kendall’s w. Responden pada penelitian ini adalah semua dosen dan karyawan Universitas Brawijaya yang menggunakan KPR Syariah dengan jumlah responden sebesar 33 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan kuisioner dan wawancara. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan mengambil KPR Syariah , sedangkan variabel independennya adalah tingkat pendapatan, akad, harga, ketersediaan informasi, dan pelayanan bank.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Rumah merupakan salah satu aset termahal yang dapat dimiliki oleh masyarakat terutama untuk masyarakat perkotaan karena semakin mahalnya harga tanah dan harga rumah. Kebutuhan terhadap rumah sendiri menjadi lebih besar terutama untuk masyarakat pendatang yang memutuskan menetap di kota rantau. Salah satunya adalah Kota Malang. Malang merupakan salah satu kota dengan tingkat pembangunan rumah baru oleh pengembang yang cukup tinggi peningkatannya. Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2019 menunjukkan bahwa dosen dan karyawan dalam menggunakan KPR syariah memiliki beragam alasan. Sehingga tidak dapat disamakan antara satu dengan yang lainnya. Untuk mengetahui lebih jelas pengaruh variabel pendapatan, akad, harga rumah, ketersediaan informasi, dan pelayanan bank dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendapatan terhadap keputusan mengambil KPR syariah
Sumber: Peneliti, 2019
Gambar di atas menunjukkan data pendapatan rumah tangga dalam pembelian KPR Syariah. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga berpengaruh terhadap permintaan dan pembelian suatu barang seperti rumah. Setelah melakukan penelitian dan wawancara dengan responden dijelaskan bahwa walaupun pendapatan mereka rata-rata sedang atau rendah, tapi mereka masih tetap membeli rumah dengan melalui pembiayaan KPR syariah. karena KPR syariah ini adalah salah satu produk pembiayaan yang dilakukan secara kredit artinya didukung oleh angsuran dan jangka waktu pembayaran KPR. Mereka berpendapat bahwa angsuran setiap bulan yang harus dibayarkan dan jangka waktu pembiayaan yang telah disepakati masih sesuai dengan harapan pendapatan di masa yang akan datang. Oleh karena jumlah yang dibayarkan masih sesuai dengan kemampuan tingkat pendapatan yang diterima, akhirnya memutuskan untuk melakukan pembiayaan KPR rumah syariah.
“walaupun pendapatan saya tidak seberapa banyak mbak, tapi insya Allah angsuran setiap bulan yang harus saya bayar cukup mbak. Kalau nggak gini kalau harus terus-terusan ngontrak sayang mbak.
Walaupun rumah masih nyicil setidaknya sudah punyanya sendiri”
Karena didukung juga oleh alasan jumlah angsuran yang harus dibayarkan dan jangka waktu pembayaran yang masih sesuai dengan pendapatan yang diterima, sehingga hipotesis pada variabel pendapatan (X1) diterima, artinya pendapatan berpengaruh terhadap keputusan mengambil KPR Syariah. Pendapatan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam proses pengajuan KPR karena pendapatan merupakan cerminan kemampuan dalam membayar angsuran. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan seseorang berpengaruh terhadap keputusan mengambil KPR syariah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Elrangga (2016) yang juga menyebutkan hasil bahwa pendapatan berpengaruh terhadap permintaan KPR Bank BTN Malang. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Riandi (2015) yang menyebutkan bahwa faktor ekonomi berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam pemilihan KPR Syariah.
Rp0 Rp5,000,000 Rp10,000,000 Rp15,000,000 Rp20,000,000 Rp25,000,000 Rp30,000,000 Rp35,000,000 Rp40,000,000
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
b. Akad terhadap keputusan mengambil KPR syariah
Sumber: Peneliti, 2019
Dari 33 responden yang menggunakan KPR Syariah ada 21 yang menggunakan Murabahah dan 12 responden lainnya tidak mengetahui akad apa yang digunakan. Berikut ini adalah grafik responden terka
digunakan dalam penggunaan KPR Syariah.
wawancarakepada responden terkait alasan mendasar menggunakan KPR Syariah adalah sebagai berikut:
Sumber: Peneliti, 2019
Pada grafik pertama sebesar 12 responden atau 36,36% tidak mengetahui dan pada grafik kedua untuk alasan syari sebesar 20 responden atau 60.6%. sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk jenis akad tidak berpengaruh terhadap permintaan KPR syariah. Hal ini dik
digunakan dalam pembiayaan rumah syariah. Sedangkan alasan syari berpengaruh terhadap permintaan KPR Syariah. Hal ini bisa terjadi karena masyarakat masih belum banyak tahu terkait akad
walaupun untuk kesadaran untuk memulai menggunakan sistem syariah semakin meningkat.
“saya ndak tahu e mbak akadnya di bank untuk KPR itu apa saja, saya juga ndak terlalu ngeh waktu itu.
Kayaknya ada sih nanti saya coba cek kan mbak di do
hanya sekedar berusaha untuk menghindari riba saja makanya saya memilih di syariah”.
c. Harga Rumah terhadap keputusan mengambil KPR Syariah
Sumber: Peneliti, 2019
Gambar diatas menunjukkan pergerakan harga rumah responden dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Artinya KPR Syariah tidak hanya untuk harga rumah yang kecil saja. Lembaga keuangan khususnya perbankan syariah juga menyediakan pembiayaan rumah
Rumah merupakan kebutuhan. Artinya masyarakat akan tetap membeli rumah walaupun harga yang ditawarkan tinggi karena memang rumah adalah kebutuhkan pokok. Sehingga penelitian ini menunjukkan bahwa harga rumah berpengaruh terhadap permintaan KPR Syariah. Hal ini dikuatkan oleh hasil wawancara dari beberapa responden mengatakan bahwa harga rumah mahal maka keputusan menggunakan KPR Syariah meningkat pula.
10 15 20 25
Rp500,000,000 Rp1,000,000,000 Rp1,500,000,000
erhadap keputusan mengambil KPR syariah
Sumber: Peneliti, 2019
Dari 33 responden yang menggunakan KPR Syariah ada 21 yang menggunakan Murabahah dan 12 responden lainnya tidak mengetahui akad apa yang digunakan. Berikut ini adalah grafik responden terka
digunakan dalam penggunaan KPR Syariah. Selain itu data pendukung dari hasil penelitian melalui kepada responden terkait alasan mendasar menggunakan KPR Syariah adalah sebagai berikut:
Sumber: Peneliti, 2019
Pada grafik pertama sebesar 12 responden atau 36,36% tidak mengetahui dan pada grafik kedua untuk alasan syari sebesar 20 responden atau 60.6%. sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk jenis akad tidak berpengaruh terhadap permintaan KPR syariah. Hal ini diketahu dari 12 responden yang tidak mengetahui apakah akad yang digunakan dalam pembiayaan rumah syariah. Sedangkan alasan syari berpengaruh terhadap permintaan KPR Syariah. Hal ini bisa terjadi karena masyarakat masih belum banyak tahu terkait akad-akad d
walaupun untuk kesadaran untuk memulai menggunakan sistem syariah semakin meningkat.
“saya ndak tahu e mbak akadnya di bank untuk KPR itu apa saja, saya juga ndak terlalu ngeh waktu itu.
Kayaknya ada sih nanti saya coba cek kan mbak di dokumennya. Karena pada waktu itu bagi saya hanya sekedar berusaha untuk menghindari riba saja makanya saya memilih di syariah”.
Harga Rumah terhadap keputusan mengambil KPR Syariah
Sumber: Peneliti, 2019
Gambar diatas menunjukkan pergerakan harga rumah responden dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Artinya KPR Syariah tidak hanya untuk harga rumah yang kecil saja. Lembaga keuangan khususnya perbankan syariah juga menyediakan pembiayaan rumah untuk harga rumah sampai 1 Milyar.
Rumah merupakan kebutuhan. Artinya masyarakat akan tetap membeli rumah walaupun harga yang ditawarkan tinggi karena memang rumah adalah kebutuhkan pokok. Sehingga penelitian ini menunjukkan bahwa harga terhadap permintaan KPR Syariah. Hal ini dikuatkan oleh hasil wawancara dari beberapa responden mengatakan bahwa harga rumah mahal maka keputusan menggunakan KPR Syariah meningkat pula.
0 10 20 30
tidak tahu murabahah
0 5 10 15 20 25
Rp0 Rp500,000,000 Rp1,000,000,000 Rp1,500,000,000
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
Dari 33 responden yang menggunakan KPR Syariah ada 21 yang menggunakan Murabahah dan 12 responden lainnya tidak mengetahui akad apa yang digunakan. Berikut ini adalah grafik responden terkait akad yang
il penelitian melalui kepada responden terkait alasan mendasar menggunakan KPR Syariah adalah sebagai berikut:
Pada grafik pertama sebesar 12 responden atau 36,36% tidak mengetahui dan pada grafik kedua untuk alasan syari sebesar 20 responden atau 60.6%. sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk jenis akad tidak berpengaruh etahu dari 12 responden yang tidak mengetahui apakah akad yang digunakan dalam pembiayaan rumah syariah. Sedangkan alasan syari berpengaruh terhadap permintaan KPR akad dalam KPR syariah walaupun untuk kesadaran untuk memulai menggunakan sistem syariah semakin meningkat.
“saya ndak tahu e mbak akadnya di bank untuk KPR itu apa saja, saya juga ndak terlalu ngeh waktu itu.
kumennya. Karena pada waktu itu bagi saya hanya sekedar berusaha untuk menghindari riba saja makanya saya memilih di syariah”.
Gambar diatas menunjukkan pergerakan harga rumah responden dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Artinya KPR Syariah tidak hanya untuk harga rumah yang kecil saja. Lembaga keuangan untuk harga rumah sampai 1 Milyar.
Rumah merupakan kebutuhan. Artinya masyarakat akan tetap membeli rumah walaupun harga yang ditawarkan tinggi karena memang rumah adalah kebutuhkan pokok. Sehingga penelitian ini menunjukkan bahwa harga terhadap permintaan KPR Syariah. Hal ini dikuatkan oleh hasil wawancara dari beberapa responden mengatakan bahwa harga rumah mahal maka keputusan menggunakan KPR Syariah meningkat pula.
“saya dari dulu pengen mbak setelah nikah nggak ikut orang tua jadi kepengen langsung punya rumah sendiri biar ndak ngerepotin orang tua. Harga rumah kan mahal to mbak. Jadi kalau misalnya saya harus beli tunai saya harus ngumpulin uang berapa lama mbak biar bisa beli tunai. Jadi saya pakai KPR. Tapi ini saya juga beberapa persennya aja mbak yang di KPR kan jadi nggak harga rumah secara keseluruhan”
d. Ketersediaan Informasi dan Pelayanan Bank terhadap keputusan mengambil KPR Syariah Test Statistics
N 33
Kendall's Wa .162 Chi-Square 5.333
Df 1
Asymp. Sig. .021 a. Kendall's Coefficient of Concordance
Pada hasil uji Kendalls W disebutkan bahwa nilai asymp sig variabel ketersediaan informasi sebesar 0.021 yang menunjukkan nilai < 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa varaiabel ketersediaan informasi berpengaruh terhadap keputusan mengambil KPR Syariah. Teori pengambilan keputusan menyebutkan bahwa faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan selain karena faktor dalam diri individu yang bersangkutan juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti informasi yang beredar di masyarakat atau dunia internet. Begitu pula dengan penelitian ini selain menggunakan kuisioner yang menjadikan alternatif jawaban responden sangat terbatas, akhirnya untuk mendukung dan mendalami juga peneliti melakukan wawancara mendalam kepada responden untuk melakukan pendalaman.
“iya, awalnya saya baca-baca di internet banyak tentang KPR syariah. saya tertarik karena sepertinya bagus. Saya tanya juga ke temen yang dia udah pakai duluan KPR syariah”
Selain itu informasi juga disampaikan oleh pihak pengembang terkait penggunakan KPR syariah.
karena proses pengajuan yang dinilai lebih mudah dan lebih cepat untuk deal pengajuan. Karena untuk KPR konvensional dianggap lebih ketat dalam proses pengajuan.
“kalau saya jujur karena informasi pengembang sih mbak buat ambil KPR Syariah. waktu itu developer bilang wes KPR Bank Syariah aja lebih mudah deal prosesnya. Karena waktu itu saya mikir ndak pengen ribet akhirnya saya ke KPR Syariah saja mengikuti saran pengembang”
Dalam teori pemasaran, dikenal dengan istilah bauran pemasaran yang mempengaruhi penjualan diantaranya adalah sarana fisik dan proses. Sarana fisik merupakan hal yang tutur mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya. sedangkan proses adalah semua prosedur actual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa dan barang. Pada penelitian ini terfokus pada pelayanan bank dalam melayani nasabahnya.
Pelayanan bank meliputi tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.Pelayanan terhadap nasabah adalah salah satu faktor yang harus diutamakan. Semakin baik pelayanan, maka masyarakat akan semakin senang untuk datang kembali. Oleh karena itu, hipotesis pada penelitian adalah pelayanan bank berpengaruh terhadap keputusan mengambil KPR syariah. Berdasarkan hasil uji Kendall’s W Test diperoleh hasil asymp sig variabel pelayanan bank sebesar 0.021 yang menunjukkan nilai < 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel pelayanan bank berpengaruh terhadap keputusan mengambil KPR Syariah. Untuk menguatkan hasil uji Kendall’s W adalah pendapat responden sebagai berikut:
“Saya percaya ambil rumah lewat bank BTN Syariah. jadi saya nabung juga pakai bank ini.
pelayanannya bagus sekali. Jadi saya KPR rumah juga lewat bank ini karena udah percaya di awal sih….”
“pelayanan banknya bagus, petugasnya ramah sekali. Bangunannya juga bersih. Jadi nyaman jika saya ambil KPR syariah disini. Mudah juga proses pengajuannya, nggak ribet”.
Yahya (2016) menjelaskan bahwa faktor pelayanan bank berpengaruh terhadap keputusan nasabah memilih KPR Syariah. Oktavianingrum (2018) juga menjalaskan bahwa pelayanan berpengaruh signifikan terhadap preferensi nasabah pembiayaan KPR Syariah.
E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dapat dikemukakan beberapa kesimpulan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Variabel pendapatan rumah tangga (X1) berpengaruh terhadap keputusan mengambil KPR Syariah.
Harapan pendapatan di masa depan yang sesuai dengan kemungkinan pelunasan pembiayaan sehingga menyebabkan keberanian untuk mengunakan KPR Syariah dengan jangka waktu tertentu
2. Variabel akad (X2) dalam hal ini adalah jenis akad tidak berpengaruh terhadap keputusan mengambil KPR Syariah.
3. Variabel harga rumah (X3) berpengaruh terhadap keputusan mengambil KPR Syariah. Semakin tinggi harga rumah maka kecenderungan untuk mengajukan pembiayaan akan semakin besar pula
4. Variabel ketersediaan infromasi (X4) berpengaruh terhadap keputusan mengambil KPR Syariah.
Semakin banyak Informasi pencerdasan mengenai KPR Syariah maka permintaan KPR Syariah akan semakin meningkat.
5. Variabel Pelayanan Bank (X5) berpengaruh terhadap keputusan mengambil KPR Syariah. Semakin baik pihak perbankan syariah melayani setiap nasabahnya, maka akan semakin meningkat pula jumlah permintaan KPR di bank syariah.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka terdapat beberapa hal yang dapat disarankan untuk meningkatkan probabilitas masyarakat dalam menggunakan KPR Syariah sebagai alternatif pembiayaan dalam membeli rumah. Beberapa hal tersebut antara lain:
1. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pendapatan seseorang berpengaruh terhadap keputusan membeli rumah dengan KPR Syariah. Pendapatan disini berhubungan dengan jumlah angsuran yang harus dibayarkan setiap bulan dengan tenor yang telah disepakati bersama. Sehingga pendapatan masyarakat harus menjadi perhatian bersama agar kesejahteraan masyarakat meningkat terutama dalam pemenuhan kebutuhan dharuriyat secara layak. Oleh karena itu disarankan untuk para developer untuk memprioritaskan pembangunan perumahan Islami dengan harga terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah. Sehingga pertumbuhan hunian islami dapat merata di kalangan masyarakat.
2. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa akad berpengaruh terhadap keputusan membeli rumah dengan KPR Syariah. Akad disini adalah untuk alasan syariah dalam pemilihan KPR syariah. Akan tetapi untuk jenis akad dalam KPR Syariah tidak berpengaruh terhadap keputusan mengambil KPR Syariah.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat mengenai KPR Syariah yang masih belum merata. Sehingga jika hal ini dibiarkan berlanjut tanpa adanya upaya pemahaman masyarakat tentang syariah menyebabkan adanya kesenjangan antara perkembangan syariah dengan tingkat pemahaman masyarakat. Hal ini juga berhubungan terhadap peningkatan kualitas informasi dan pelayanan bank syariah dalam menjelaskan dan memahamkan kepada nasabah sebelum deal akad pembiayaan.
Peningkatan kualitas informasi melalui media dan melalui tatap muka.
DAFTAR PUSTAKA Al Arif, Nur Rianto. 2010. Teori Mikroekonomi. Jakarta: Kencana.
Agrestic, A. 2002. Categorical Data Analysis (2nd ed). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Anto, Hendri. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro Islami. Yogyakarta: Ekononisia.
Bank Indonesia. 2018. Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia Triwulan III. Jakarta: Bank Indonesia.
Buchari, Alma. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV Alfabeta.
Davis, Gordon B. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1. Jakarta: PT Pustaka Binamas Pressindo.
Elrangga, Gibran Baradi. 2016. Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Tingkat Pendidikan, Usia, dan Lokasi Perumahan terhadap Permintaan Kredit Pemilikan Rumah Bank BTN (studi kasus Kota Malang 2014). Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya: Malang.
Engel JF ct al. 1994. Perilaku Konsumen. Alih Bahasa oleh FX. Budyanto. Jakarta: Binarupa Aksara.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: Universitas Diponegoro
Gudono. 2012. Analisis Data Multivariat. Yogyakarta: BPFE.
Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Alih bahasa oleh Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga.
Haris, Helmi. 2007. Pembiayaan Kepemilikan Rumah (Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syariah). La Riba Jurnal Ekonomi Islam, Vol.1, (No.1).
Hasan, M.Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalla Indonesia.
Heryanto, Imam. 2015. Analisis Pengaruh Produk, Harga, Distribusi, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Serta Implikasinya pada Kepuasan Pelanggan. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Entrepreneurship, Vol. 9, (No. 2): 80-101. ISSN 2443-2121.
Karim, Adiwarman. 2014. Ekonomi Mikro islami. 5th. Jakarta: Rajawali Pers.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. 10th. Jakarta: Prehalindo.
Mankiw, N.Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Marwan, Asri. 1990. Marketing. 2nd. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajahmada.
Mughniyah, Muhammad Jawad. 2009. Fiqh al-Imam Ja’far Ash-Shadiq Juz 3&4.Jakarta: Lentera.
Nasution, Mustafa Edwin dkk. 2006. Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana Media Group.
Oktavianingrum, Yesi. 2016. Analaisis Preferensi Nasabah Terhadap Pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Antara Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional (Studi Kasus di Kota Malang).
Skripsi. Tidak Diterbitkan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya: Malang.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 2017. Kajian Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan: Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Jakarta: Departemen Perlindungan Konsumen.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Riandi, Kevin Pri. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah dalam Pemilihan KPR Syariah (Studi Kasus pada Bank BTN Syariah Yogyakarta). Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta.
Paul Samuel Son dan William D Nor Hans. 1993. Ekonomi. Jilid 1. Jakarta: Airlangga.
Sabri, Ahmad. 2013. Kebijakan dan Pengambilan Keputusan dalam Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Al- Ta’lim, Jilid 1 No.5.
Sapi’i dan Agus Setiawan. 2016. Pemilihan Pembiayaan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Akad Murabahah (Studi Kasus di Bank Muamalat Tbk Cabang Pembantu Samarinda Seberang). Al-Tijary Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol.2, No.1, Hal:17-24. P-ISSN: 2460-9404, E-ISSN: 2460-9412.
Shidiq, Ghofar. 2009. Teori Maqashid Al-Syari’ah dalam Hukum Islam. Sultan Agung. Vol XLIV No. 118 Juni - Agustus 2009. https://media.neliti.com/media/publications/220106-none.pdf diakses pada 26 Desember 2018.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Soeratno, Lincolin Arsyad. 1993. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Unit Penerbit dan percetakan (UPP) Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Sudjana. 2000. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alphabeta.
Sumarni, Murti. 1997. Pemasaran. Yogyakarta: Liberty.
Suryani, Tatik. 2013. Perilaku Konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YPKN.
Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yahya, Adi. 2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Memilih Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah (Studi pada KPR Syariah Bank BTN Syariah Cabang Malang). Skripsi. Tidak Diterbitkan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya: Malang.