• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM DRAINASE BERKELANJUTAN

N/A
N/A
Andi Kurniawan

Academic year: 2023

Membagikan "SISTEM DRAINASE BERKELANJUTAN "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas II

SISTEM DRAINASE BERKELANJUTAN

Dosen Pengampu : Ir. Safrudin, S.T.,M.T.

Di Susun Oleh : Nama : RISMAWATI NIM : 4042022036 Kelas : A

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

POLITEKNIK BOMBANA

2023

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang

Sistem Drainase Berkelanjutan”.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan ini bisa teratasi. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan yang Maha Esa.

Apabila ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf sebab makalah ini tidak sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada penulis.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Bombana,13 Agustus 2023 Penulis

RISMAWATI Nim. 4042022036

(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1 Konsep dan Prinsip Dasar Drainase Berkelanjutan ... 3

2.2 Perubahan Paradigma dalam Pengelolaan Drainase ... 4

2.3 Sistem Drainase Dataran Rendah dalam Konteks Perkotaan ... 5

2.4 Pengelolaan Banjir dalam Sistem Drainase Berkelanjutan ... 6

2.5 Konsep Sistem Drainase Dataran Rendah Berkelanjutan ... 7

2.6 Pertimbangan Dasar dalam Sistem Flood-Folder ... 8

2.7 Dampak Positif Sistem Drainase Berkelanjutan ... 10

BAB III PENUTUP ... 12

3.1 Kesimpulan ... 12

3.2 Saran ... 13 DAFTAR PUSTAKA

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menghadapi pertumbuhan perkotaan yang pesat dan perubahan iklim yang semakin nyata, masalah pengelolaan air hujan dan risiko banjir telah menjadi tantangan utama dalam pengembangan perkotaan yang berkelanjutan.

Sistem drainase konvensional yang berfokus pada pengalihan air hujan secara cepat ke saluran pembuangan tidak lagi efektif dalam mengatasi dampak banjir dan pencemaran lingkungan yang semakin memburuk. Oleh karena itu, konsep sistem drainase berkelanjutan telah muncul sebagai solusi yang inovatif dan holistik untuk mengatasi tantangan ini.

Perubahan paradigma dalam pengelolaan air hujan perkotaan dari pendekatan konvensional menuju sistem drainase berkelanjutan didorong oleh pemahaman akan dampak negatif dari praktik-praktik lama. Banjir yang lebih sering, pencemaran air, degradasi ekosistem, dan kerugian ekonomi telah mendorong para ahli dan praktisi untuk mencari pendekatan baru yang lebih sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan perkotaan saat ini.

Sistem drainase berkelanjutan adalah pendekatan yang memadukan prinsip-prinsip pengelolaan air hujan yang berkelanjutan dengan konsep teknologi hijau. Dengan mengintegrasikan taman hujan, atap hijau, lahan basah buatan, dan elemen alami lainnya, sistem ini bertujuan untuk mengurangi risiko banjir, meningkatkan kualitas air, dan memperbaiki ekosistem perkotaan. Konsep flood- folder juga menjadi bagian penting dari pendekatan ini, di mana dataran rendah dimanfaatkan sebagai tempat penampungan alami saat banjir.

Sistem drainase berkelanjutan melibatkan pemahaman tentang dampak negatif praktik-praktik konvensional dan kebutuhan akan pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan dalam mengelola air hujan. Penerapan konsep ini melibatkan integrasi teknologi hijau, partisipasi masyarakat, dan perubahan dalam perencanaan perkotaan. Dengan menggabungkan berbagai aspek ini, perkotaan

(5)

2 dapat beradaptasi dengan perubahan iklim, mengurangi risiko banjir, dan membangun lingkungan yang lebih seimbang dan lestari.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

a. Sistem drainase dataran rendah drainase perkotaan?

b. Perubahan paradigma dalam pengelolaan drainase?

c. Pengelolaan banjir dalam sistem drainase berkelanjutan?

d. Sistem drainase dataran rendah?

e. Pertimbangan dasar sistem flood-folder?

f. Dampak positif sistem drainase berkelanjutan?

1.3 Tujuan Penulisan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang drainase berkelanjutan, perubahan paradigma, pengelolaan banjir, sistem drainase dataran rendah, pertimbangan dasar sistem flood-folder, dan dampak positif sistem drainase berkelanjutan.

(6)

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dan Prinsip Dasar Drainase Berkelanjutan 2.1.1 Definisi Sistem Drainase Berkelanjutan

Sistem drainase berkelanjutan mengatur air hujan yang jatuh di suatu wilayah DAS dengan menyerupai apa yang terjadi secara alami dan ramah lingkungan. Sistem ini mencegah banyak masalah dari limpasan air permukaan dengan mengurangi dampak dari kuantitas aliran air berlebih. Sistem drainase berkelanjutan adalah pendekatan yang mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam perencanaan, desain, dan operasi sistem pengelolaan air di perkotaan. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi dampak negatif dari urbanisasi dan perubahan iklim terhadap lingkungan, serta meningkatkan efisiensi pengelolaan air dalam rangka mendukung kualitas hidup dan keberlanjutan jangka panjang.

2.1.2 Pentingnya Keberlanjutan Dalam Sistem Drainase

Perlindungan lingkungan, sistem drainase berkelanjutan berfokus pada konservasi dan pemulihan lingkungan alami, dengan tujuan mengurangi erosi tanah, menangani pencemaran air, dan memelihara ekosistem air. Penanganan air limbah, konsep ini menitikberatkan pada pengolahan air limbah secara efisien sebelum dilepaskan ke lingkungan, mengurangi dampak negatif terhadap sungai dan laut.

Manajemen air hujan, sistem berkelanjutan mencakup infrastruktur yang dirancang untuk menyerap, menyimpan, dan mengalirkan air hujan dengan cara yang lebih alami, mencegah banjir dan peningkatan aliran permukaan.

(7)

4 2.1.3 Prinsip-Prinsip Utama Sistem Drainase Berkelanjutan

Pemanfaatan teknologi hijau, menggunakan elemen alami seperti vegetasi, tanah, dan batuan untuk mengolah dan menyaring air secara alami sebelum mencapai sumber air.

Manajemen terpadu air, mengintegrasikan pengelolaan air minum, air hujan, dan air limbah dalam satu sistem yang efisien dan berkelanjutan.

Desain berbasis lingkungan, merancang infrastruktur yang mempertimbangkan karakteristik lingkungan setempat, seperti vegetasi asli dan topografi.

2.2 Perubahan Paradigma Dalam Pengelolaan Drainase 2.2.1 Paradigma Konvensional Dan Paradigma Berkelanjutan

- Paradigma konvensional, mengalirkan cepat, buang jauh

Fokus pada mengalirkan air permukaan secara cepat melalui saluran beton atau drainase terbuka. Minimalkan kontak dengan lingkungan permukaan untuk menghindari banjir. Air hujan dan limbah cepat dibuang ke saluran pembuangan.

- Paradigma berkelanjutan, menahan, menyerap, mengolah

Menerapkan pendekatan berbasis alam, membiarkan air hujan meresap ke dalam tanah dan diserap oleh vegetasi. Menggunakan teknik hijau seperti taman hujan, atap hijau, dan lahan basah buatan untuk menahan dan mengolah air. Mendorong siklus air alami dan meminimalkan dampak banjir.

(8)

5 2.2.2 Dampak Perubahan Iklim Dan Urbanisasi Terhadap Sistem Drainase

Perubahan iklim, peningkatan intensitas hujan dan perubahan pola cuaca meningkatkan risiko banjir. Sistem drainase konvensional tidak lagi efektif dalam menangani lonjakan air hujan yang tiba-tiba dan berlebih.

Urbanisasi, pertumbuhan perkotaan mengurangi lahan terbuka dan penyerapan alami air. Permukaan yang keras (seperti beton dan aspal) meningkatkan aliran permukaan, meningkatkan risiko banjir dan pencemaran air.

2.2.3 Integrasi Teknologi Hijau Dalam Paradigma Berkelanjutan

Desain kota berbasis tanaman, penggunaan vegetasi alami untuk menyerap air, mengurangi aliran permukaan, dan memberikan peningkatan kualitas udara.

Taman hujan dan bioinfiltrasi, membangun infrastruktur hijau seperti taman hujan dan tempat bioinfiltrasi yang memperlambat aliran air, mengurangi risiko banjir, dan memperbaiki kualitas air. Atap hijau dan dinding vertikal, menggunakan permukaan bangunan untuk menanam tanaman, membantu menyerap air hujan dan menyediakan habitat bagi flora dan fauna perkotaan.

2.2.4 Manfaat Paradigma Berkelanjutan

Pengurangan banjir, pendekatan berkelanjutan mampu menangani air hujan lebih efektif, mengurangi risiko banjir, dan meredam dampak perubahan iklim. Konservasi lingkungan, penggunaan teknologi hijau mendukung konservasi alam, meningkatkan keragaman hayati, dan merawat ekosistem air. Kualitas hidup masyarakat, lingkungan yang lebih bersih, peningkatan kualitas udara, dan ruang terbuka yang hijau memberikan manfaat langsung bagi kesejahteraan warga perkotaan. Melalui perubahan paradigma ini, pengelolaan drainase dapat lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan perkotaan.

(9)

6 2.3 Sistem Drainase Dataran Rendah Dalam Konteks Perkotaan

2.3.1 Karakteristik Dataran Rendah Dalam Perkotaan

Topografi rendah, dataran rendah memiliki ketinggian yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah sekitarnya, membuatnya rentan terhadap genangan air dan banjir saat curah hujan tinggi. Tanah yang kurang permeabel, tanah di dataran rendah cenderung memiliki kemampuan penyerapan air yang lebih rendah, meningkatkan risiko permukaan air yang tinggi saat hujan deras.

Peningkatan urbanisasi, pertumbuhan kota dan pembangunan infrastruktur keras mengurangi lahan terbuka dan meningkatkan aliran permukaan, memperburuk masalah genangan air dan banjir. Tekanan ekosistem, pembangunan di dataran rendah sering mengancam ekosistem alami dan mengurangi lahan basah yang berperan penting dalam penyerapan air.

2.3.2 Tantangan Dalam Mengelola Sistem Drainase Dataran Rendah

Banjir, tanah dataran rendah yang rendah dan kurang permeabel menyebabkan risiko banjir lebih tinggi saat hujan deras, terutama dalam kondisi sistem drainase konvensional yang tidak mampu menangani aliran air yang cepat.

Pencemaran air, air hujan yang mengalir di permukaan dapat membawa polutan dari jalan, bangunan, dan area perkotaan lainnya ke dalam sistem drainase, meningkatkan risiko pencemaran air. Kekeringan, kualitas tanah yang kurang baik dalam menahan air dapat menyebabkan dataran rendah lebih rentan terhadap kekeringan saat musim kering. Penurunan kualitas lingkungan, pembangunan di dataran rendah dapat mengganggu ekosistem alami, mengakibatkan penurunan kualitas air dan habitat alami. Dalam menghadapi tantangan ini, diperlukan pendekatan pengelolaan air yang berfokus pada pemulihan alam, pencegahan banjir, dan pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan dataran rendah perkotaan. Salah satu pendekatan yang semakin diadopsi adalah pengembangan sistem flood-folder, yang memanfaatkan karakteristik dataran rendah untuk mengurangi risiko banjir dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan perkotaan.

2.4 Pengelolaan Banjir Dalam Sistem Drainase Berkelanjutan 2.4.1 Keterkaitan Antara Pengelolaan Banjir Dan Keberlanjutan

(10)

7 Keberlanjutan lingkungan, pengelolaan banjir yang efektif dapat mencegah kerusakan lingkungan, seperti erosi tanah, degradasi ekosistem, dan hilangnya habitat alami. Kualitas hidup masyarakat, banjir yang sering terjadi dapat merusak properti dan infrastruktur, mengganggu kehidupan sehari-hari, serta mengancam keselamatan penduduk. Perubahan iklim, perubahan iklim berkontribusi pada intensitas dan frekuensi banjir. Pengelolaan banjir yang berkelanjutan juga berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim dengan mengurangi dampaknya.

2.4.2 Strategi Pengurangan Risiko Banjir Dalam Sistem Drainase Berkelanjutan

Penggunaan ruang terbuka alami, mempertahankan dan memulihkan lahan basah, hutan, dan area alami lainnya sebagai resapan air alami, yang membantu mengurangi aliran permukaan dan meredam aliran air hujan. Pembangunan taman hujan, merancang taman-taman hujan yang berfungsi sebagai resapan air, menyerap air hujan, dan mengurangi aliran permukaan yang memicu banjir.

Penyerapan air pada lahan hijau, menggunakan taman-taman, taman-taman vertikal, dan atap hijau untuk menyerap air hujan dan mengurangi aliran permukaan. Penggunaan teknologi penahan air, menerapkan teknologi penahan air seperti embung, waduk, dan reservoir untuk menyimpan air hujan berlebih saat curah hujan tinggi. Sistem Drainase berbasis teknologi hijau, merancang sistem drainase berkelanjutan dengan aliran air yang dikelola melalui saluran terbuka yang alami dan infrastruktur hijau yang dapat menyerap dan menyaring air.

(11)

8 2.4.3 Penerapan Teknologi Hijau Dalam Pengelolaan Banjir

Taman hujan, desain taman dengan penampungan air yang dapat mengatur aliran air hujan dan membiarkan air meresap ke dalam tanah. Penerapan green roof, penggunaan atap hijau yang mampu menyerap dan menahan air hujan, serta mengurangi aliran permukaan. Bioinfiltrasi dan lahan basah buatan, membangun area bioinfiltrasi dan lahan basah buatan yang mampu menahan air hujan dan memperbaiki kualitas air. Pemulihan daerah aliran sungai, mengembalikan vegetasi alami dan mengurangi aktivitas manusia di sepanjang aliran sungai untuk mengurangi risiko banjir.

Pengelolaan banjir dalam konteks sistem drainase berkelanjutan melibatkan berbagai strategi yang mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan teknologi hijau untuk mengurangi risiko banjir, menjaga lingkungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan.

2.5 Konsep Sistem Drainase Dataran Rendah Berkelanjutan 2.5.1 Peranan Vegetasi Dalam Penyerapan Air

Vegetasi sebagai penyerap air, seperti tanaman hias, rumput, dan pohon, memiliki kemampuan untuk menyerap air melalui akar dan meresapkannya ke dalam tanah. Reduksi aliran permukaan, tanaman dapat mengurangi aliran permukaan dengan menyerap dan mengurangi kecepatan aliran air hujan.

2.5.2 Desain Green Infrastruktur Untuk SA Drainase Berkelanjutan

Taman hujan, pembuatan area penampungan air dengan vegetasi yang dirancang untuk menahan dan mengolah air hujan. Atap hijau, penggunaan tanaman di atas atap bangunan untuk menyerap air hujan dan mengurangi aliran permukaan. Lahan basah buatan, menciptakan area yang berperan sebagai resapan air alami dengan vegetasi air.

(12)

9 2.5.3 Integrasi Sistem Drainase Dengan Lingkungan Sekitar

Penyesuaian dengan topografi, merancang sistem drainase yang mengikuti topografi dataran rendah untuk memanfaatkan lahan alami dalam menahan dan mengalirkan air. Mengembalikan ekosistem alami, memulihkan dan menjaga ekosistem alami seperti lahan basah, sungai, dan danau yang dapat membantu menyerap air hujan dan memperlambat aliran permukaan.

2.5.4 Manfaat Lingkungan Dan Sosial Dari Sistem Drainase Dataran Rendah Berkelanjutan

Pengurangan banjir, sistem ini membantu mengurangi risiko banjir dengan menahan dan mengolah air hujan sebelum mencapai saluran pembuangan.

Peningkatan kualitas air, vegetasi dan proses alami dalam sistem mengurangi pencemaran air dan memperbaiki kualitas air. Peningkatan estetika kota, penggunaan vegetasi dan elemen alami dalam desain infrastruktur hijau memberikan keindahan visual bagi kota. Kehidupan ekosistem, menciptakan habitat bagi flora dan fauna perkotaan, memperkaya biodiversitas dan mendukung ekosistem lokal.

Melalui penerapan konsep sistem drainase dataran rendah berkelanjutan, perkotaan dapat memanfaatkan fitur alami dan vegetasi untuk mengurangi risiko banjir, meningkatkan kualitas lingkungan, dan membangun lingkungan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

2.6 Pertimbangan Dasar Dalam Sistem Flood-Folder 2.6.1 Pertimbangan Dasar Dalam Sistem Flood-Folder

Konsep dasar flood-folder pendekatan integratif, flood-folder adalah pendekatan yang mengintegrasikan pengelolaan banjir dengan pengelolaan lahan basah (folder), memanfaatkan dataran rendah sebagai tempat penampungan alami saat banjir. Pemberdayaan dataran rendah, konsep ini memaksimalkan peran dataran rendah dalam menyerap air hujan berlebih dan mengurangi aliran permukaan, membantu mengurangi risiko banjir.

(13)

10 2.6.2 Keuntungan Dan Tantangan Dalam Mengimplementasikan Konsep

Flood-Folder - Keuntungan:

Pengurangan risiko banjir, dataran rendah berperan sebagai tempat penampungan alami, mengurangi volume air yang mencapai sistem drainase. Pemulihan ekosistem, sistem flood-folder mendukung pembentukan lahan basah buatan yang berperan penting dalam pemulihan ekosistem. Peningkatan kualitas air, air yang tertampung di dataran rendah dapat mengalami filtrasi alami, meningkatkan kualitas air. Pengembangan ruang terbuka, dataran rendah yang terintegrasi dengan konsep ini dapat berfungsi sebagai ruang terbuka hijau yang bermanfaat bagi masyarakat.

- Tantangan:

Pembebasan lahan, implementasi flood-folder memerlukan lahan dataran rendah yang cukup, yang mungkin bersaing dengan kebutuhan pembangunan perkotaan. Perencanaan dan desain, merancang sistem yang efektif dan berkelanjutan membutuhkan perencanaan yang cermat dan pemilihan teknik yang sesuai. Manajemen dan pemeliharaan, pemeliharaan lahan basah buatan dan sistem flood-folder memerlukan komitmen jangka panjang dan manajemen yang baik.

2.6.3 Studi Kasus Implementasi Flood-Folder

- Studi Kasus A: Rotterdam, Belanda: Rotterdam mengembangkan lahan basah buatan dan taman banjir di dataran rendah untuk menyerap air hujan dan melindungi kota dari banjir.

- Studi Kasus B: Tokyo, Jepang: Proyek "Kasukabe Fudoson Water Detention Basin" mengubah lahan basah menjadi waduk penampungan alami untuk mengurangi risiko banjir di Tokyo.

(14)

11 2.6.4 Kontribusi Terhadap Keberlanjutan Kota

Pengurangan risiko bencana, sistem flood-folder membantu mengurangi risiko banjir, melindungi penduduk dan aset kota. Konservasi lingkungan, memulihkan dan melestarikan lahan basah serta ekosistem alami, membantu meningkatkan biodiversitas dan kualitas lingkungan. Pengembangan ruang terbuka, menyediakan ruang terbuka hijau untuk masyarakat, meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan warga kota. Dengan memahami konsep dan pertimbangan dasar dalam sistem flood-folder, perkotaan dapat mengambil langkah-langkah yang lebih baik dalam mengurangi risiko banjir, melindungi lingkungan, dan menciptakan kota yang lebih berkelanjutan.

2.7 Dampak Positif Sistem Drainase Berkelanjutan

Dampak positif yang dihasilkan oleh penerapan sistem drainase berkelanjutan, termasuk pengurangan banjir, peningkatan kualitas air, kontribusi terhadap penyediaan ruang hijau, dan kesejahteraan kota secara keseluruhan.

2.7.1 Pengurangan Banjir Dan Risiko Erosi

Reduksi banjir, sistem drainase berkelanjutan membantu mengurangi risiko banjir dengan mengurangi aliran permukaan dan meningkatkan kapasitas penampungan air. Pencegahan erosi, dengan menyerap air hujan melalui vegetasi dan teknologi hijau, sistem ini mencegah erosi tanah yang dapat terjadi akibat aliran permukaan yang kuat.

2.7.2 Peningkatan Kualitas Air Dan Ekosistem

Filtrasi alami, vegetasi dan tanah yang terlibat dalam sistem berkelanjutan menyaring air hujan dan air limbah, meningkatkan kualitas air sebelum mencapai saluran pembuangan. Habitat ekosistem, pembentukan taman hujan dan lahan basah buatan menciptakan habitat bagi beragam flora dan fauna, meningkatkan keanekaragaman hayati.

(15)

12 2.7.3 Kontribusi Terhadap Penyediaan Ruang Hijau Dan Kesejahteraan

Kota

Ruang terbuka hijau, implementasi teknologi hijau seperti taman hujan dan atap hijau menyediakan ruang terbuka hijau yang bermanfaat bagi warga kota.Peningkatan kualitas hidup, lingkungan yang lebih bersih, udara yang lebih segar, dan keindahan alam memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan penduduk kota.

2.7.4 Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim

Mitigasi perubahan iklim, penyerapan air hujan oleh vegetasi dan tanah membantu mengurangi aliran permukaan yang berkontribusi pada banjir dan pencemaran, mengurangi dampak perubahan iklim. Adaptasi iklim, sistem drainase berkelanjutan mempersiapkan perkotaan menghadapi perubahan iklim, terutama dalam menghadapi cuaca ekstrem dan peningkatan intensitas hujan.

2.7.5 Kontribusi Terhadap Keselarasan Lingkungan Dan Pembangunan Keberlanjutan kota, sistem drainase berkelanjutan mendukung pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, mengintegrasikan aspek lingkungan dan sosial. Pemberdayaan Masyarakat, melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pemeliharaan sistem, menciptakan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan air dan lingkungan. Melalui dampak-dampak positif ini, sistem drainase berkelanjutan bukan hanya mengurangi risiko banjir, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi kualitas lingkungan dan kesejahteraan warga kota.

Ini adalah langkah penting menuju perkotaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

(16)

13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem drainase berkelanjutan adalah pendekatan yang mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam perencanaan, desain, dan operasi sistem pengelolaan air di perkotaan. Adopsi sistem drainase dataran rendah di lingkungan perkotaan membuktikan pentingnya pendekatan yang berfokus pada pengelolaan air secara terintegrasi. Dengan memanfaatkan teknologi permeabel dan solusi alami seperti lahan basah buatan, kita dapat mengurangi risiko banjir, memperbaiki kualitas air, dan menciptakan ruang hijau yang bermanfaat bagi masyarakat. Perubahan paradigma menuju sistem drainase berkelanjutan adalah langkah maju dalam menghadapi tantangan lingkungan di perkotaan. Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, masyarakat, dan para profesional, kita bisa merancang lingkungan yang lebih adaptif, hijau, dan berkelanjutan.

Pengelolaan banjir melalui sistem drainase berkelanjutan membawa manfaat nyata dalam mengurangi risiko banjir dan merawat aliran air. Teknik kolam retensi, lahan basah buatan, dan penggunaan teknologi sensor memungkinkan respons yang cepat terhadap perubahan kondisi lingkungan. Sistem drainase dataran rendah memberikan solusi yang efektif dalam menghadapi tantangan perkotaan terkait air. Dengan mengintegrasikan konsep alami dan teknologi modern, kita bisa menciptakan infrastruktur yang berfungsi secara harmonis dengan lingkungan sekitar. Dalam merancang sistem flood-folder, aspek kritis seperti penilaian topografi, analisis hidrologi, dan integrasi dalam tata ruang kota adalah kunci kesuksesan. Pertimbangan yang cermat akan membantu menciptakan solusi yang adaptif dan efisien. Dampak ini juga menciptakan kesempatan untuk menggabungkan prinsip ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pengelolaan air yang berkelanjutan. Kesimpulannya, sistem drainase berkelanjutan adalah jawaban terhadap tantangan dataran rendah dan banjir di lingkungan perkotaan.

Dengan mengintegrasikan konsep alami, teknologi canggih, dan partisipasi

(17)

14 masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih tangguh, berkelanjutan, dan nyaman untuk generasi mendatang.

3.2 Saran

Sebagai penutup dari makalah ini penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

a. Sebagai mahasiswa Teknologi Rekayasa Kontruksi Bangunan Gedung (TRKBG), kita harus lebih memperhatikan semua aspek-aspek yang berhubungan dengan pembangunan. Namun tak hanya pembangunannya saja yang harus diperhatikan, pemeliharaan juga tak kalah pentingnya pembenahan sistem drainase berkelanjutan perlu dilakukan karena terbukti sistem drainase drainase ini memiliki kontribusi yang paling besar terhadap kerusakan jalan, pembenahan sistem drainase ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan tingkat kebersihan saluran drainase tersebut sehingga tidak mengganggu aliran air ataupun dengan memperhitungkan dimensi saluran drainase tersebut.

b. Mengembangkan strategi komunikasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membuang sampah dengan benar demi mengurangi pencemaran aliran air.

c. Membangun kerjasama antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk mengembangkan proyek pengelolaan banjir yang terintegrasi.

d. Melakukan survei dan analisis menyeluruh tentang aliran air, tanah, dan vegetasi sebelum merancang sistem flood-folder.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Ashley, R. M., Ashley, W. S., & Brown, B. G. (2014). Floodplain Management:

A New Approach for a New Era. Springer.

Brown, R. A., & Keath, N. (2010). The Role of Urban Green Space in Climate and Air Quality in Sydney, Australia. Sustainable Cities and Society, 1(2), 109-124.

Brown, R. A., & Matos, M. A. (2014). Low Impact Development and Sustainable Stormwater Management. John Wiley & Sons.

Dottori, F., Szewczyk, W., Ciscar, J. C., Zhao, F., Alfieri, L., Hirabayashi, Y., ...

& Feyen, L. (2018). Increased human and economic losses from river flooding with anthropogenic warming. Nature Climate Change, 8(9), 781- 786.

Escarameia, M., & Guymer, I. (2016). Best Practice in Sustainable Urban Drainage Systems. IWA Publishing.

Nagare, S. K., & Deshpande, A. W. (2017). Sustainable Urban Drainage System–

A Solution to Urban Flooding in Smart City. Procedia Engineering, 198, 498-505.

Rahman, A., & Welty, C. (2016). Understanding the Potential for Sustainable Urban Stormwater Management. Sustainability, 8(9), 918.

Thaler, R. H., & Sunstein, C. R. (2008). Nudge: Improving Decisions about Health, Wealth, and Happiness. Yale University Press.

Tidwell, V. C., & Bruss, P. J. (2017). The Need for a Paradigm Shift in Water Resources Management. Environmental Science & Policy, 75, 23-27.

Urich, C., Schonfeld, F., Stamm, C., & Scharun, H. (2017). Design of Sustainable Rainwater Management Systems – Potentials and Challenges. Water Science and Technology, 75(3), 634-641.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengetahui apa saja metode-metode sistem drainase berkelanjutan di negara- negara maju dan metode yang telah dikembangkan di Indonesia khususnya di Kota Bandung

Dari hasil evaluasi analisa sistem drainase, debit banjir rencana kondisi ke 3 adalah debit banjir terbesar dan melebihi kapasitas saluran primer, sehingga

Sistem drainase merupakan bagian dari infrastruktur perkotaan yang sangat penting, sehingga sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan air hujan,

(2) Sistem teknis drainase perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan jaringan drainase perkotaan yang terdiri dari saluran induk/primer,

Permasalahan banjir atau genangan serta segala akibat yang timbul karena sistem drainase yang kurang baik di Kelurahan Bugis perlu dilakukannya “ Evaluasi Sistem

Hal ini bisa berlangsung diakibatkan belum adanya saluran drainase yang memadai (masih berupa saluran alami). Tujuan Penelitian ini adalah 1) Merencanakan sistem

SARAN Perlu dilakukan pengelolaan kawasan daerah aliran sungai yang tangguh dan berkelanjutan melalui interkonektivitas sungai perkotaan, pengelolaan banjir alami, menghubungkan

1 Juni 2023 263 penyebab terjadinya banjir di ruas jalan abri sampai jalan utama salah satunya karena saluran drainase yang tidak di rawat dengan baik sehingga saluran drainase